NovelToon NovelToon
Aku Dia Dan Dirimu

Aku Dia Dan Dirimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Nikah Kontrak
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

"Aku tidak pernah memaksa siapapun untuk mencintai ku, dan jika pun cinta segitiga ini tetap harus berlanjut maka aku akan pastikan bahwa aku akan menjadi pemenang nya. apapun yang terjadi nantinya." ucap Daisy yang sudah putus asa karena tidak bisa melepaskan diri dari cinta yang terus membelenggu nya.

Dengan luka dan tetes air mata gadis cantik itu melanjutkan langkahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Sampai saat sebuah pesan masuk setelah hampir tiga jam Aksa pergi,"Honey maaf aku tidak bisa kembali, aku langsung berangkat karena ada urusan yang tidak bisa ditunda sebentar lagi Kris akan datang untuk mengambil barang-barang ku."Aksa.

Daisy pun hanya bisa menghela nafas berat, dia pun bangkit dari ranjang dengan hati-hati dia merapihkan barang-barang Aksa kedalam koper nya dan memisahkan pakaian kotor milik Aksa kedalam paperbag sebelum akhirnya ia pun membawa nya ke luar kamarnya.

Bersamaan dengan itu suara bel pintu terdengar nyaring, Daisy pun langsung bergegas turun ke lantai bawah, tapi dengan senjata ditangan nya untuk berjaga-jaga jika yang datang adalah orang jahat.

Daisy mungkin terlihat konyol tapi itu untuk keselamatan dirinya, dia yang sampai di depan pintu pun membuka pintu perlahan dan Daisy pun menghela nafas lega karena ternyata Kris yang datang.

"Nona saya datang diperintahkan oleh tuan Aksa untuk mengantar ini, dan juga untuk mengambil barang-barang nya. Besok pagi akan ada orang yang datang untuk mengganti seluruh kunci rumah dan juga pintu gerbang dan memasang cctv di seluruh ruangan, itu perintah dari tuan Aksa, tapi anda tidak perlu khawatir orang yang datang adalah orang kepercayaan saya dan anda aman jadi tidak perlu bawa senjata sambil membuka pintu."ujar Kris yang kini tersenyum manis pada Daisy.

"Baiklah, maaf jika saya menakuti anda."ucap Daisy.

" Tidak sama sekali nona, oh iya satu lagi besok bi Cece dan suaminya akan kembali ke rumah ini dan tuan bilang anda tidak boleh menolak, semua untuk kebaikan anda."ucap pria itu lagi.

"Hm... "lirih Daisy.

Saat itu Kris, pun langsung bergegas pergi meninggalkan rumah Daisy di jam sebelas malam, Daisy langsung mengunci pintu dan bergegas pergi menuju kamar.

Rumah yang sejak kemarin dan tadi pagi terasa ramai itu sekarang kembali sepi. Daisy belum membuka paperbag yang diberikan oleh Kris bahkan tidak memperhatikan merek yang terdapat di dalam paper bag tersebut.

Sampai saat pagi hari tiba, saat Daisy sedang bersiap untuk kuliah, seperti biasanya dia bangun lebih awal untuk mandi dan beribadah selebihnya dia bersiap untuk berangkat kuliah.

Daisy yang sudah memasukkan alat tulis berikut laptopnya kedalam tas pun melirik kearah paper bag yang kini terlihat jelas merek yang tertera disana.

Dan didalam paperbag tersebut tidak hanya ada satu paper bag, tapi ada tiga, yang pertama berisi handphone dan kedua satu set perhiasan bertahtakan berlian, dan ketiga berisi dompet kulit pria yang tidak lain milik Aksa dengan beberapa kartu didalam nya dan kartu identitas Aksa yang kini membuat Daisy bingung.

Daisy pun membaca sebuah surat yang ditulis langsung oleh Aksa.

"Honey happy birthday, maaf jika aku mengatakan ini padamu tapi aku hanya ingin membuat mu bahagia dan bisa mengingat hari kelahiran mu, ingatlah tidak ada hari yang buruk apalagi yang berkaitan dengan hari kelahiran, karena kejadian yang kamu alami hari itu bisa terjadi kapan saja dan pada siapa saja.

Itu takdir jadi jangan pernah mengutuk hari kelahiran mu karena hari itu adalah hari terbaik untuk semua orang yang begitu mencintai mu, termasuk kedua orang tua mu.

Dan jangan pernah berfikir bahwa papah mu membenci mu hingga dia pergi meninggalkan mu dan mama mu, karena takdir hidup kalian memang harus seperti ini, aku tidak bermaksud membela nya dan aku juga tidak bisa membenarkan prilakunya. tapi kembali lagi bahwa siapapun tidak bisa menolak takdir hidup nya seperti yang saat ini sedang kita jalani.

Aku juga pamit pulang untuk sementara waktu karena urusan yang tidak bisa ku tunda tapi ingat aku akan selalu ada untuk mu dan jangan lupa hubungi aku dengan handphone baru nya, honey I love you so much.

*Aksa yang akan selalu mencintaimu sepanjang hidup mu*❤️

Daisy tidak mendapatkan penjelasan apapun tentang dompet milik Aksa yang seharusnya dia bawa, tapi saat dia menghidupkan handphone nya pesan dari Aksa pun langsung bermunculan.

Berikut tentang penjelasan dompet pribadinya yang sengaja dia tinggalkan untuk memenuhi kebutuhan Daisy dan Aksa meminta Daisy untuk menggunakan kartu itu jika dia membutuhkan sesuatu nantinya.

Aksa juga bilang bahwa dalam satu tahun dia akan menemui Daisy beberapa kali itupun jika dia sempat, karena kesibukan nya saat ini.

Sementara bagi Daisy itu adalah sebuah kebaikan dan ketenangan karena dengan adanya Aksa disamping nya dia merasa tidak tenang dan takut setengah mati, bukan dia tidak mencintai Aksa yang sudah mengisi relung hatinya sejak hari dimana Aksa mencium bibir nya untuk pertama kalinya.

Mungkin itu terdengar aneh, tapi kenyataannya begitu. Daisy pun tak bisa mengerti kenapa tapi dibalik semua itu dia selalu berusaha untuk menekan rasa cintanya itu karena tidak ingin membuat siapapun kecewa dan marah terhadap dirinya termasuk almarhum sang mama yang selama ini telah tersakiti oleh pengkhianatan cinta yang dilakukan oleh pria yang sangat dicintai oleh nya.

Daisy tidak ingin menjadi pengkhianat tapi keadaan nya saat ini membuat Daisy tidak bisa menghindari takdir seperti yang Aksa katakan, dia hanya bisa berdoa semoga dia bisa menerima apapun yang akan terjadi nantinya, mengingat Aksa yang sudah bertunangan dan mungkin sebentar lagi akan menikah, Daisy hanya bisa berharap Aksa akan membebaskan dirinya dari jerat cintanya itu.

Hingga akhirnya Daisy memasukkan handphone nya kedalam tas, dan menyimpan semua barang berharga yang diberikan oleh Aksa kedalam brangkas tersembunyi yang didalamnya terdapat barang berharga peninggalan sang Mama berupa tabungan dan beberapa perhiasan, berikut pemberian ayah nya dan sekarang juga barang milik Aksa.

Setelah itu dipastikan aman Daisy pun langsung bergegas pergi tanpa sarapan terlebih dahulu karena rencananya dia akan sarapan pagi di luar dan dia pun membawa obat miliknya saat ini.

Daisy yang kini pergi dengan menggunakan jas almamater nya pun terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya, dan wajahnya tidak se pucat kemarin.

Daisy yang sudah memanaskan mesin mobilnya beberapa saat sebelum keberangkatan nya pun langsung tancap gas menuju ke kampus, sampai di tempat tujuan pertama nya, Daisy menghentikan mobilnya, dia membeli bubur ayam untuk sarapan dan minum obat disana.

Setelah selesai dia pun langsung bergegas menuju kampus, tapi ditengah jalan laju mobilnya terhenti saat melihat Fathan melambaikan tangannya.

"Dy apa kabar, sudah tiga hari kamu tidak masuk kelas apa kamu baik-baik saja?"ujar Fathan.

"Aku baik kak cuma sedikit tidak enak badan, maaf ya hari itu aku tidak bisa datang."ujar Daisy yang masih menegang kemudi.

"Oh tidak apa-apa lain kali masih bisa kan?"tanyanya.

"Hmm..."balas Daisy sambil tersenyum.

"Mobil kakak mana?"tanya Daisy lagi.

"Di pinjam temen tuh, boleh numpang?" ujar Fathan yang kini tersenyum manis.

"Boleh tapi tidak gratis, kakak yang nyetir." ucap Daisy yang kebetulan masih merasa lemes.

"Ok apapun itu."ujar Fathan yang kini menunggu Daisy pindah ke jok samping kemudi.

Fatan pun masuk setelah Daisy pindah, dia langsung melajukan mobilnya setelah memastikan Daisy duduk dengan nyaman.

...*****...

"Dy kamu tidak rindukan aku sayang...!"ujar Jeny yang masih merengek dan bergelayut manja di lengan Daisy yang kini hanya bisa tersenyum kecil.

"Jeny sayang aku bahkan sangat merindukan mu, tapi aku tidak bisa ikut kamu ke rumah mu hari ini aku sedang merapihkan rumah."ucap Daisy sekenanya.

"Hmm.... Kalau begitu Jen pulang saja ke rumah Dy ok?"ujar Jeny yang kini membuat Daisy tidak bisa menolak.

Daisy pun langsung bergegas pulang sore hari setelah dia mengikuti ujian praktek di kampus nya, kali ini dia pulang tanpa pamit pada Fathan yang masih berada di kelas nya yang cukup jauh dari area kelas Daisy.

"Sayang sepertinya aku kenal ini, jangan bilang kamu jadian dengan kak Fathan?"ujar Jeny yang kini terlihat penuh selidik hingga Daisy menyentil kening Jeny pelan dan gadis itupun berpura-pura kesakitan.

"Ah, Sakit sayang..."ucap Jeny mengaduh.

"Jeny sayang tadi kak Fathan nebeng di mobil aku, jadi mungkin barang pribadi nya jatuh aku juga baru tau saat ini, tapi kok kamu tau itu barang pribadi kak Fathan jangan-jangan... Ayo ngaku?"ujar Daisy yang kini mengatakan kecurigaan nya balik pada Daisy.

"Ah kamu ini ngaco sayang, aku hanya pernah liat gelang ini di posting di sosial media nya, katanya ini gelang pemberian seseorang yang sangat berarti baginya."balas Jeny yang kini membuat Daisy tersenyum kearah Jeny.

"Cieee yang begitu mengagumi kak Fathan." ucap Daisy sambil tancap gas.

"Bukan begitu sayang tapi wajar kan kalau kita cari tau tetap siapa orang yang telah mendekati kita selama ini."ujar Jeny yang dibalas anggukan kepala oleh Daisy tapi sedetik kemudian Daisy tertawa terbahak-bahak.

"Bila perlu susul ke rumah nya."ucap Daisy yang kini membuat Jeny memukul tangan Daisy.

Saat mereka sedang asik mengobrol sepanjang perjalanan handphone Daisy terus bergetar didalam saku jas almamater nya, tapi dia tidak menghiraukan itu karena saat ini yang berdering adalah handphone pemberian Aksa yang lupa dia matikan tadi.

"Sayang sepertinya ada panggilan masuk, sini buar aku yang angkat telfon nya."ucap Jeny yang hendak meraih handphone Daisy, tapi Daisy tidak bisa menolak Jeny yang kini hampir meraih benda pipih berbentuk persegi panjang tersebut.

"Tuh handphone kamu berdering sayang."balas Daisy yang kini langsung meraba saku jasnya dan mematikan ponselnya secara diam-diam.

"Ya mom, aku pulang ke rumah Sisi dulu kangen mom."ujar Jeny.

"Dimana Daisy kenapa tidak pernah datang ke rumah kita?"ujar nyonya Sisilia yang kini terdengar nyaring.

"Saya disini aunty maaf belakangan ini Daisy sibuk aunty."balas Daisy dengan lembut.

"Oh begitu ya sayang jaga kesehatan ya, jangan lupa makan jika butuh bantuan bilang pada Jen atau aunty."ucap nyonya Sisilia lagi.

"Ya aunty terimakasih sebelumnya."balas Daisy yang tetap fokus mengemudi.

Panggilan pun di tutup tapi tidak lama kemudian Tiana menghubungi Jeny.

"Oh my God Tia sayang kamu kemana saja heh?!"pekik Jeny.

"Aku terlalu sibuk sayang, aku di rumah Sisi sekarang kamu sama sisi kan?"tanya Tiana.

"Aku disini sayang kita masih dijalan mungkin sebentar lagi sampai."ucap Daisy.

"Cepetan pulang bi Cece sudah datang."ujar Tiana.

"Sayang bi Cece kerja lagi di rumah kamu?"tanya Jeny.

"Ya waktu itu sudah aku tolak, tapi pria tua itu tetap ngotot ingin bi Cece menjaga dan mengurus ku."ucap Daisy.

"Hmm... kamu terima saja, mungkin dia ingin menebus dosa nya."ucap Jeny yang kini membuat Tiana terkekeh saat mendengar obrolan mereka berdua, karena nyatanya bi Cece dan suaminya datang atas perintah pria tampan yang kini menjadi bos nya yang tidak lain adalah Aksa.

Itulah alasan kenapa Tiana tertawa karena Aksa dibilang pria tua oleh Daisy."Sial kak Aksa menelfon lagi mungkin dia merasakan bahwa ia sedang jadi bahan perbincangan."ucap Tiana.

Tiana pun tidak menjawab telfon dari Aksa dan hanya memberitahu nya lewat pesan saat dia sudah bisa menebak bahwa saat ini Aksa ingin menanyakan tentang Daisy.

"Adik kak Aksa sedang bersama Daisy di mobil nya dan akan pulang ke rumah Daisy bersama ku saat ini."ujar Tiana.

Setelah itu dia juga mengakhiri panggilan telfon sekaligus menghampiri bi Cece yang kini tengah menyapu halaman rumah meskipun dia sendiri belum benar-benar diterima oleh Daisy untuk kembali bekerja di rumah tersebut.

Tapi wanita itu tidak bisa melihat rumah yang selama puluhan tahun dirawatnya terbengkalai karena nona mudanya terlalu sibuk dengan kegiatan nya sehari-hari, dia sedih saat melihat rumah yang kini begitu sepi tanpa adanya nyonya besar nya yang selama ini selalu terlihat berusaha tegar.

"Bibi nanti saja menyapu nya, kita masuk dulu kedalam dan istrahat terlebih dahulu sambil menunggu pak Asep memeriksa gerbang rumah."ucap Tiana yang kini membuka pintu rumah tersebut.

"Nanti saja dulu non, ini tanggung non duluan saja, lagipula bukankah sebentar lagi den Aksa akan mengirim orang yang akan mengurus semuanya."ucap bi Cece yang kini terus lanjut menyapu daun-daun kering dari pepohonan yang ada di halaman depan rumah Daisy yang luas itu.

"Ya sudah kalau begitu saya masuk untuk menyiapkan minum dan camilan."ucap Tiana.

Gadis cantik itu tetap terlihat ceria meskipun masalah dalam hidupnya begitu rumit, dan saat ini dia memutuskan untuk menjadi asisten Aksa untuk menjaga Daisy dengan bayaran yang cukup tinggi dan dia hanya perlu melaporkan jika terjadi sesuatu pada Daisy.

Tugas nya memang cukup ringan tapi itu memiliki resiko yang sangat tinggi karena Aksa tidak akan mengampuni nya jika sampai semua rahasia tentang hubungan nya dengan Daisy diketahui oleh orang lain terutama keluarga Aksa.

Sementara itu di kediaman Aksa saat ini, pria itu sudah mengirim ratusan pesan ke ponsel Daisy yang baru tapi tidak kunjung dibalas.

"Kamu keterlaluan honey."ucapnya

1
Rosdiana Rosdiana
msh ada lanjutannyakh tor?
Erny Su: Tentunya ditunggu ya 🙏
total 1 replies
Syamsiar Samude
bingung ceritaxthor knpa Aksa dibikin jatuh hati sama daesy pdhl sdh mw brtunangan malas rasax lanjut baca bila sll bikn greget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!