NovelToon NovelToon
I Love You Abang

I Love You Abang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:14.2k
Nilai: 5
Nama Author: Whidie Arista

Salahkah jika aku menyukaimu Abang?

Kedekatan Dea dengan Abang tirinya menghadirkan sebuah perasaan yang tak seharusnya ada, sebisa mungkin dia mencoba membuangnya namun tanpa dia sadari ternyata Abangnya juga menyimpan perasaan yang sama untuknya.

Ada yang penasaran? yuk simak cerita mereka 😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Dadaku terasa sesak saat untuk pertama kalinya aku membantah perkataan Ibu, “Kamu nyalahin Ibu?”

“Nggak ko Bu, Aku cuma mengatakan yang sebenarnya, dulu Ibu dan Pak Bagas ingin Aku dan Bang Ran akrab seperti keluarga, tapi sekarang apa? Ibu nyuruh aku jauhin Bang Ran tanpa sebab? Jangankan dia, aku aja gak faham dengan tindakan Ibu. Aku udah nyoba bilang ke dia supaya gak perlu nganter jemput aku ke sekolah, tapi Bang Ran bilang dia khawatir kalau aku pulang pergi sendiri, dia orang yang baik Bu, dia sayang sama aku dan selalu jagain aku.” ucapku penuh pembelaan.

“Ibu gak bilang Ran bukan anak yang baik, Ibu hanya ingin kamu ada batasan sama dia, jangan terlalu dekat seperti sekarang.”

“Tapi kenapa Bu?” Aku butuh penjelasan yang sejelas-jelasnya, aku ingin tahu alasan Ibu mengatakan itu.

Ibu menghela napas berat, dia menjawab dengan jawaban yang berbeda dari pernyataan yang aku ajukan, “Ya, mungkin sebaiknya kamu kembali pindah ke rumah Nenek, rumah ini gak cocok buat kamu.” setelah mengatakan itu Ibu pun lantas pergi sambil menutup pintu kamar.

Batinku seakan tersayat benda tak kasat mata, ‘Ibu ngusir Aku? Kenapa? Apa aku bukan anak yang baik?’ aku terisak pelan, sakit hati ini rasanya, dulu Ibu yang memaksa aku agar ikut bersamanya ke rumah ini, tapi sekarang justru Ibu juga yang ngusir aku dari sini.

“Ternyata Ibu dan Bapak sama aja, setelah mereka punya keluarga lagi mereka ingin aku menyingkir dari hidup mereka,” lirihku dengan air mata yang terus berderai, selama ini aku selalu berusaha jadi anak yang baik dan tak terlalu banyak menuntut, aku bahkan menabung untuk biaya kuliahku sendiri aku tak ingin menjadi beban mereka, tapi itu pun masih belum cukup membuktikan bahwa aku anak yang baik.

Aku mendekap lutut sambil duduk di lantai, cukup lama aku membiarkan tangis menguasaiku, hingga tak terasa aku tertidur dalam posisi itu.

Suara alarm membangunkanku tepat pukul enam pagi, tengkukku rasanya sakit dan pegal kakiku juga mati rasa karena tidur berjam-jam dalam posisi ini.

Ibuku mengetuk pintu tepat setengah tujuh pagi, aku tak menyahutinya hanya sekedar menyempatkan diri untuk membuka kunci tanpa membuka pintunya.

“Ya!” Ibu masuk sambil mendekatiku, aku memilih mengabaikannya dan mengemas buku-buku pelajaran ke dalam tas, “Ibu udah nelpon Nenek dan bilang kamu akan pindah lagi kesana.” ucap Ibu, ternyata dia datang ke kamarku hanya untuk menambah rasa sakit di hatiku.

“Oh.” Jawabku pendek.

“Kamu gak papa kan pindah lagi ke rumah Nenek?” Ibu memastikan.

“Sejak awal Dea emang ingin tinggal di rumah Nenek, tapi Ibu yang maksa Dea buat ikut tinggal disini.” ucapku dengan nada dingin, aku memang paling susah menyembunyikan rasa kesal yang aku rasakan.

“Ya udah kalau gitu, Ibu akan kemas barang-barang kamu, nanti sepulang sekolah kamu bisa langsung ke rumah Nenek.”

Aku tersenyum getir, “Jadi ceritanya Ibu ngusir Dea?”

Lagi-lagi Ibu menghela nafas, “Maafin Ibu Nak, ini semua demi kebaikan kamu.” setelah mengatakan itu Ibu pun pergi.

‘Kebaikan? Hmph, alasan orang dewasa benar-benar tidak bisa di percaya, bahkan mereka gak tahu apa yang memang terbaik buat anak-anak seperti kami.’

Aku turun untuk sarapan bersama di meja makan, sarapan terakhirku di rumah ini, disana sudah ada Pak Bagas, seperti biasa rutinitasnya saat di meja makan yang pertama adalah membaca koran.

“Pagi Ya!” sapanya dengan wajah sumeringah.

“Pagi Pah.” jawabku dengan suara lesu.

“Pagi-pagi udah lesu gitu, kenapa? Uang jajan yang di kasih Ibu dikit ya?” terkanya.

Aku menggeleng sambil tersenyum, “Gak ko Pah,” aku melirik Ibu yang tengah menghidangkan makanan di piring Pak Bagas.

“Pah, Dea mau pindah lagi ke rumah Ibu, kasihan Ibu di rumah sendiri.” Pak Bagas langsung menatap ke arahku.

“Bener Ya?” Aku mengangguk dalam diam.

“Kenapa emangnya Ibu sakit?” tanya Pak Bagas pada Ibu.

“Hah? Err ya biasalah penyakit orang tua Pah, Ibu juga kesepian sendirian di rumah, dulu Dea yang selalu nemenin dan ngerawat Neneknya.” Ucap Ibu.

Ran turun dia langsung tak bergerak mendengar kata-kata Ibu barusan, Pak Bagas mendengus kesal.

“Kamu mau anak kamu pindah lagi kesana dan ngerawat Neneknya? Kenapa gak Ibu kamu aja yang suruh pindah kesini?” Pak Bagas menahan geram, sedang aku hanya duduk sambil menundukkan kepala.

“Dea itu masih remaja Nita! Bukan tugas dia melakukan semua itu, tugas dia itu hanya belajar dan menikmati hidupnya sebagai anak-anak, tapi kamu. Astaga! Kamu itu Ibunya, tapi kenapa kamu bersikap begitu?” Nada suara Pak Bagas terdengar meninggi, dia bahkan sampai bangkit berdiri.

“Dea! Dengerin Papah, kamu gak boleh pergi kemanapun, urusan Nenek biar Papah yang urus, kamu fokus aja sekolah.” Pak Bagas mendelik pada Ibu, sedang Ibu hanya berdiri dengan tangan gemetar.

“Mas, Dea itu anakku dan Ibu aku itu Neneknya dia, aku hanya ingin dia menemani Neneknya itu aja. Lagian Ibu juga masih kuat melakukan pekerjaan rumah Dea gak bakalan di suruh kerja juga disana.” ucap Ibuku.

“Sebenernya kamu kenapa sih Nit? Kamu lupa saat kamu menikah denganku seluruh keluargamu jadi tanggung jawabku, kamu gak usah khawatir soal Ibu, aku akan menugaskan seseorang untuk merawatnya, sedang Dea dia akan tetap disini, selain putrimu dia juga putriku!” tegasnya sembari berlalu meninggalkan meja makan tanpa sarapan lebih dulu.

Hatiku menghangat mendengar perkataan Pak Bagas, ternyata beliau memang benar-benar menyayangiku bukan hanya karena ingin mengambil hati Ibuku.

Ibu menghembuskan nafas kasar, dia mendongak menatap Ran yang berdiri di ujung tangga sejak tadi, “Kalian sarapan dulu sebelum berangkat.” Ucap Ibu, lantas pergi.

Ran duduk di hadapanku, dia menatap penuh tanya kearahku, “Ibu bilang apa aja sama kamu?”

“Gak bilang apa-apa ko Bang, Ibu cuma pengen aku balik ke rumah Nenek buat nemenin beliau, sebenarnya aku gak masalah sih, sejak awal emang aku gak pengen ikut kesini.” Aku tersenyum getir sambil menatap nanar nasi goreng dengan telur ceplok di hadapanku.

“Kamu di suruh jauhin Aku ya?” aku mendongak menatap Ran.

“Nggak ko Bang, kenapa Ibu harus bilang gitu?” dustaku, aku tidak ingin nama Ibu di pandangan Ran jadi buruk, aku tahu pasti Ibu punya alasan sendiri kenapa dia nyuruh aku jaga jarak dari Ran.

“Bener? Kamu gak boong kan?”

“Nggak lah, tadi kan Ibu udah bilang kalau Nenek kesepian sendirian di sana makanya Ibu pengen aku balik kesana.” dalihku, mencoba meyakinkannya.

“Ya udah kalau gitu, kamu udah belum sarapannya?”

“Dea lagi gak napsu makan Bang, nanti aja deh makannya di sekolah.”

“Ya udah ayo, Abang juga males.” Karena Drama pagi-pagi ini rasa lapar kami menguap begitu saja, kami memutuskan untuk berangkat dengan perut kosong.

Masih menjadi tanda tanya dalam pikiranku mengapa sikap Ibu begitu, apa mungkin Ibu menyadari jika aku menyimpan perasaan lain untuk Ran? Apa semudah itu dia menemukan kebenaran yang aku sembunyikan begitu rapat di dalam hati. Aku juga sebisa mungkin mengatakan pada diriku bahwa rasa yang aku miliki untuknya hanya perasaan sayang Adik terhadap Kakaknya, begitu pun sebaliknya. Kebaikan Ran, perhatian Ran dan rasa kasih sayang yang Ran tunjukkan di hadapanku aku anggap itu sebagai bentuk cintanya padaku sebagai Adik bukan yang lain.

1
partini
gempa??
harusnya gempa nya di ranjang Thor 😁
Susi Akbarini
moga Ran dan Haikal baik2 saja..
❤❤❤❤😘😍😙
whiteblack✴️
benar sie, entar ada semut yg kejar🤫
partini
kapan hari h Thor mau kondangan ini
Whidie Arista 🦋: Hayu kondangan bareng 😁
total 1 replies
Susi Akbarini
untung masih ada haikal...
jadi ada yg belain..
bantuin ngusir flo..
❤❤❤😍😙😙
Susi Akbarini
good job Dea...
😀😀❤❤😘😙😙
Susi Akbarini
lanjuttt ..
❤❤😍😗🤔
Susi Akbarini
bawa aja Dea ke proyek luar kota..
sekalian aja nikah sirih dulu sekalian pas tunangan....
biar halal..
jadi bisa ikut ke mna aja..
yg penting jauh dari kutu hama..
😀😀😘😍😙😗❤❤
Susi Akbarini
moga gak ada halanagan apa2...
❤❤😉😍😙😗
Susi Akbarini
waahh seruuuu...
mwreka udah tunangan...
😍😙😗❤❤❤
partini
oh my perempuan ga punya harga diri kamu Flo menjijikan sekali,,betul mending di halal in aja biar g ada walang sangit,bisa main gila pakai obat perangsang
Susi Akbarini
pasti Flo kaget lohat Dea yg jadi cantik..

😀😀😀❤❤😍😙😙
Susi Akbarini
ya Flo yg kalah ama Dea..
pastinya Dea lebih muda lebih Fresh..
apalagi 5 th ini pasti Dea lebih glow up setelah dewasa..
❤❤❤❤😀😀😀😍😙😙
partini
si Kunti lagi
partini
nah Lo ,,ayo siap siap mau hidup Lo di ujung pancingan
Susi Akbarini
lanjuttttt..
❤❤❤❤
Susi Akbarini
naahhh kannn..
akhirnya Pak Bagas buka suara..

😀😀❤❤❤
Susi Akbarini
😆😆😆❤😉😍😙
kapookkmu LInda..
Susi Akbarini
lanjutttt...
❤❤❤❤😍😙😗
Susi Akbarini
waduhhh..
kalo Ran tau bisa potong gaji..
😀😀😀😆😆😭😘😍😍😙😙❤❤❤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!