NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Dibalik Skrip

Kisah Cinta Dibalik Skrip

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Beda Usia / Naik ranjang/turun ranjang
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Anak Balita

Awalnya pura-pura, lama-lama jadi cinta. Aku, Renata Priyanka, menghadapi kenyataan hidup yang tidak terduga setelah calon suamiku memutuskan hubungan satu minggu sebelum pernikahan.

Untuk memperbaiki nama baik keluarga, kakek mengatur pernikahanku dengan keluarga Allegra, yaitu Gelio Allegra yang merupakan pria yang terkenal "gila". Aku harus beradaptasi dengan kehidupan baru dan konflik batin yang menghantui.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Balita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masalah

27 Maret 2025, waktu jam siang, di kantor perusahaan ELICO AI.

"Paman Berlin! Dimana Rain?" tanya Regan yang sibuk mencari keberadaan Rain yang tidak ada di kantor.

"Pak wakil direktur 2 seperti nya masih berada di rumah," sahut Berlin, sekretaris ayahku.

"Di rumah? Dia pulang? Untuk apa?" Regan heran.

"Manajer Len mengabarkan jika Pak Wakil Direktur 2 akan izin tidak masuk kantor hari ini. Mungkin ada sesuatu yang terjadi di rumah, karena ketua tim promosi dan negosiasi, Nona Regina juga tidak masuk kantor," Berlin menjelaskan.

Regan mengernyit saat mendengar bahwa aku dan Rain sedang tidak masuk kantor berbarengan. Dia curiga jika aku dan Rain sedang merencanakan sesuatu di belakangnya.

"Aku akan pulang," kata Regan.

"Baik, hati-hati di jalan pak wakil direktur 1," Berlin membungkuk saat Regan memilih untuk pulang daripada pergi makan siang bersama tunangannya.

...----------------...

Di rumah, setelah ku tenang, Rain mengajakku untuk makan terlebih dahulu, minum, setelah itu baru bercerita. Aku merasa sangat nyaman disaat aku bersama dengan Rain. Hanya dia yang paling mengerti diriku, jauh lebih tahu daripada kedua orang tuaku sendiri.

"Bagaimana? Sudah kenyang?" tanya Rain sembari memberikanku secangkir air putih.

Aku mengangguk pelan, sosis gurita yang ku makan terasa sangat enak ketika Rain menyuapiku pada suapan terakhir. Laki-laki itu selalu memperlakukan ku seperti anak kecil, tapi memang dasarnya dia sangat suka dengan anak kecil. Dan keluarga Priyanka adalah keluarga yang memiliki riwayat pedofilia.

"Sudah?" tanya Rain lagi. Dia menunggu aku menceritakan apa yang sebenarnya telah terjadi hingga membuatku mengamuk seperti itu.

Aku menarik nafas panjang, aku merasa risih karena ku belum mandi sejak pagi. Tapi yasudah lah, daripada nanti Regan keburu datang, aku tidak bisa berbicara dengan Rain. Ini adalah kesempatan yang bagus untuk menceritakan yang sebenarnya.

"Kak, kak Rain harus janji dulu... Saat aku bercerita, kau jangan marah ataupun tertawa ya?" aku memasang ekspresi ragu kepada Rain yang tampak kebingungan.

"Untuk apa aku marah atau tertawa? Apakah kedua ekspresi itu bisa dijadikan satu seperti itu?" Rain meyakinkan.

Aku percaya jika Rain akan menepati janji nya. Tapi sebelum itu, aku menyuruh para pelayan menjauh agar tidak mendengar topik pembicaraanku dengan Rain. Mereka pun pergi melakukan pekerjaannya masing-masing.

Setelah mereka pergi, akhirnya aku menceritakan segala kronologi masalah menghilang nya Edward hingga dia meminta putus secara tiba-tiba.

"Apa yang kau katakan?" Rain tidak percaya.

"Kebenaran," sahutku.

"Kau jangan bercanda! Bagaimana bisa mahluk itu memutuskan hubungan seperti itu?! Bagaimana dengan pernikahan mu?! Semuanya sudah selesai!" Rain berteriak saking terkejutnya.

Aku wanti-wanti memberitahu nya agar tidak bersuara keras seperti itu. Aku tidak mau seseorang mendengarnya lalu mengadukan hal itu kepada media publik, semuanya akan menjadi rumit.

"Apa kau sudah sempat berusaha untuk melacaknya?"

"Tidak bisa... Bagaimana jika kakek tahu? Kartu undangan pernikahan sudah dijalankan, dan sekarang Edward malah menghilang... Apa yang harus ku lakukan kak? Aku takut..." aku memeluk tubuhnya Rain dengan erat.

Dengan perlahan Rain mengelus rambutku yang sedang menangis di dalam dekapannya, dia berfikir keras akan masalah yang sedang ku hadapi saat itu. Mau ga mau, suka ga suka, kakek harus tahu tentang hal itu.

"Aku tidak memiliki solusi lain, cepat atau lambat kakek pasti akan mengetahui hal ini. Kita tidak bisa terus menyembunyikannya dan mencoba membohongi kakek seperti itu, apalagi saat papa dan mama sudah pulang, mereka ingin bertemu dengan calon suamimu itu. Bagaimana kau akan menghadapi mereka hmm? Ini adalah masalah yang sangat serius!"

"Lalu, bagaimana dengan pernikahan ku nanti?" tanyaku sedih.

"Ya kita lihat apa keputusan kakek nanti, jadi intinya kita harus memberitahukan hal ini kepada kakek dan kak Regan! Masalah paman dan bibi itu tidak terlalu masalah, mereka tidak akan mempermasalahkan hal itu. Apalagi mereka jelas-jelas tidak menyukai si mahluk halus itu, mereka akan senang mendengarnya."

"Jadi apa yang harus kita lakukan?"

"Tentu saja pergi memberi tahu kakek! Lebih cepat lebih baik," Rian mengecup keningku dengan lembut, berusaha menenangkan hatiku yang tak ada henti-hentinya merasa gundah.

...----------------...

Tak lama kemudian, ditengah perasaan campur aduk yang menggerogoti, tiba-tiba Regan datang dengan ekspresi penasaran nya.

"Kau datang kak?" Rain menyapa.

Aku melepaskan pelukanku dari Rain. Menghapus air mataku, lalu tersenyum menyapa Regan yang tampak menaruh kecurigaan antara aku dan Rain.

"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Regan.

"Apa yang kami bicarakan?" Rain mengulang pertanyaannya Regan.

"Jangan berbohong, kalian pasti sedang menyembunyikan sesuatu dariku," Regan memaksa.

"Itu..." Rain menatap ke arahku.

Aku menggelengkan kepalaku, aku masih belum siap jika Regan mengetahui hal itu. Tapi mau bagaimana lagi, aku tidak bisa menundanya lagi. Semua keluarga harus tahu, sebelum semuanya menjadi terlambat!

Akhirnya Rain mengajak Regan keluar untuk berbicara berdua saja. Aku tidak ikut karena tentunya hal itu akan membuat ku semakin merasa sedih dan kecewa. Biarkan saja Rain yang menceritakannya kepada Regan. Aku memilih untuk pergi mandi dan menenangkan diri.

...----------------...

"Apa? Pria itu pergi? Hahaha, nasib baik dia menyerah duluan seperti pengecut! Tidak, dia memang pengecut! Sampai kapanpun aku tidak akan membiarkan Regina menikah dengan pria pengecut seperti nya!" Regan terlihat sangat bahagia saat mengetahui Edward pergi meninggalkan adiknya ini.

"Kakak, jangan tertawa seperti itu di hadapan Regina. Kita harus memberitahu kakek soal ini, sebelum papa dan mama pulang, kita harus segera membereskan semua ini," kata Rain.

"Entah kenapa aku merasa sudah bisa menebak keputusan yang akan kakek ambil untuk menyelesaikan masalah ini,"

"Apa yang akan kakek lakukan?"

Regan menyeringai, dia menaikkan kedua bahunya sambil menggelengkan kepalanya.

"Entahlah? Bagaimana aku bisa tahu?"

"Kali ini kau yang menyembunyikan sesuatu dari ku,"

"Aku juga tidak tahu, jadi kita tunggu saja hal menarik apa yang akan kakek katakan."

Rain merasa curiga jika Regan mengetahui sesuatu tentang menghilang nya Edward. Atau mungkin Regan sendiri dalang dibalik semua itu? Tapi Rain tidak bisa langsung menyimpulkan, karena tidak ada bukti dan dugaan kuat mengenai kecurigaan nya.

Namun, Rain merasa setuju dengan pendapat nya Regan. Karena, memang benar jika pria seperti Edward tidak cocok menjadi suamiku. Tapi, aku sendiri masih tidak yakin, sebenarnya Edward pergi gara-gara apa? Edward yang ku tahu bukanlah sosok yang seperti itu. Apa yang membuatnya berubah secara tiba-tiba?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!