NovelToon NovelToon
Embun Dan Tama

Embun Dan Tama

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Anggi Dwi Febriana

Menikah?

Setelah mengajaknya berpacaran secara tiba-tiba, kini Tama mengajak Embun menikah.

"Pak Tama ngomong apa sih? nggak usah aneh-aneh deh Pak," ujar Embun.

"Aku serius, Embun. Ayo kita menikah!"

Sebenarnya tidak seharusnya Embun heran dengan ajakan menikah yang Tama layangkan. Terlepas dari status Dosen dan Mahasiswi yang ada diantara mereka, tapi tetap saja saat ini mereka berpacaran. Jadi, apa yang salah dengan menikah?

Apakah Embun akan menerima ajakan menikah Tama? entahlah, karena sejujurnya saat ini Embun belum siap untuk menikah.

Ditambah ada mantan kekasih Tama yang belum move on.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Dwi Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kita Pacaran!

Tepat jam 9 malam Tama sampai di rumah. Kepulangannya jelas membuat Amara dan kedua orang tuanya menatap heran kearah laki-laki itu. Pasalnya yang mereka tau Tama baru akan pulang besok. Tapi mendadak sudah sampai di rumah, padahal Tama bahkan tidak meminta supir ataupuan Papa Rinto untuk menjemputnya di bandara.

"Loh kamu udah pulang Bang? bukannya harusnya besok ya?" tanya Bunda Ambar.

Tama tersenyum tipis.

"Iya Bun, kerjaan aku udah selesai. Jadi pengen langsung pulang aja daripada nunggu sampai besok dan enggak tau mau ngapain," jawab Tama.

"Terus kamu pulang naik taksi? Pak Edi enggak ada bilang mau jemput kamu perasaan," ujar Bunda Ambar lagi.

"Iya, aku tadi pulang naik taksi," jawab Tama lagi, "udah dulu ya Bun, aku mau naik buat bersih-bersih."

Padahal tadi saat di rumah Embun, Tama tidak merasa lelah sama sekali. Tapi setibanya sampai rumah rasa lelahnya baru terasa.

"Ya udah," jawab Bunda Ambar, "udah makan belum? Bunda tadi masak gurame asam manis sama sambel kecap loh."

"Udah Bun, tadi sebelum terbang udah makan dulu di bandara," jawabnya bohong.

Tentu saja Tama tidak bisa mengatakan kalau sejujurnya dia makan di rumah Embun. Bahkan sebelum pulang dia lebih dulu pulang ke rumah Embun. Tidak, untuk saat ini belum waktunya untuk Tama memberitahu hubungannya dengan Embun. Tama rasa ini bukan waktu yang pas. Tapi tenang saja, dalam waktu dekat ini Tama akan memberitahunya. Besok? kita lihat saja bagaimana situasinya.

Setelah mengatakan itu, Tama langsung naik ke kamarnya. Meninggalkan Amara, Bunda Ambar, dan Papa Rinto yang tampak keheranan.

"Bunda ngerasa ada yang aneh sama Abang nggak si?" tanya Amara kepada Bunda Ambar.

"Iya, tapi apa ya?" ujar Bunda Ambar.

Bunda Ambar pun sebenarnya merasakan hal yang sama seperti halnya Amara. Tapi tidak tau apa yang aneh dari Tama.

"Menurut Papa apa?" tanya Amara kepada Papa Rinto.

Papa Rinto menggelengkan kepala.

"Enggak tau, Papa enggak merasa ada yang aneh soalnya. Bang Tama biasa aja," jawabnya.

Padahal sebenarnya Papa Rinto pun juga merasakan ada sesuatu yang berbeda dari putra sulungnya itu. Hanya saja ya itu, Papa Rinto tidak tau apa itu.

"Kalau menurut aku ya, Bang Tama tuh auranya jadi lebih cerah gitu. Kaya yang orang lagi bahagia banget. Bunda sama Papa tau kan kalau sejak putus dari Kak Shenina, Abang jadi sering murung? nahh, sekarang kok kelihatannya udah enggak lagi ya," ujar Amara.

Dan ucapan Amara disetujui oleh Bunda Ambar juga Papa Rinto.

"Apa jangan-jangan Abang di Makasar dapet pacar ya dek?" ujar Bunda Ambar.

Amara tampak terdiam memikirkan kemungkinan apa yang baru saja Bunda nya katakan, sementara Papa Rinto hanya menjadi penyimak saja.

-Tapi kan Bang Tama suka sama Embun. Enggak mungkin kan kalau Bang Tama tiba-tiba punya pacar di Makasar? padahal cuma semingggu doang dia disana. Masa iya udah punya pacar aja? enggak-enggak, itu enggak mungkin sih. Masa iya Bang Tama lupa sama perasaannya ke Embun gitu aja.-

"Kayanya bukan karena itu deh, Bun," ujar Amara.

"Kalau bukan karena itu, karena apa coba dek?"

Benar, kalau bukan karena itu lalu karena apa coba?

"Enggak tau sih Bun, tapi aku yakin bukan karena itu deh," ucap Amara yakin.

Bunda Ambar menghela nafas pelan.

"Ya udah lah, mau iya atau enggak, yang penting sekarang Bang Tama udah enggak murung lagi. Iya kan?" ujar Bunda Ambar.

Apapun alasan yang membuat Tama bahagia, ya sudah tidak apa-apa. Toh kalau Tama memang mau memberitahu mereka, Tama pasti akan menceritakannya, begitu pikir Bunda Ambar.

Tapi tidak dengan Amara, dia ingin tau apa yang sebenarnya membuat Abang nya itu tiba-tiba tampak bahagia seperti ini. Ya sebenarnya tidak ada yang salah kalau memang Tama bahagia, tapi masalahnya apa iya alasannya karena Tama sudah memiliki pacar sepulangnya dari Makasar? kalau memang seperti itu, lalu bagaimana dengan Embun coba? kan Amara sudah sangat berharap kalau Tama akan bersatu dengan Embun.

"Ya udah Bun, Pa, aku naik ke kamar dulu ya. Udah agak ngantuk soalnya," ujar Amara berpamitan kepada kedua orang tuanya.

Bunda Ambar dan Papa Rinto tentu saja mengizinkan sang putri untuk naik ke kamarnya. Meskipun sebenarnya saat itu hari belum terlalu larut, tapi ya sudah kalau memang Amara ingin naik ke kamar. Mungkin Amara sudah lelah kan?

Sementara itu, nyatanya Amara tidak langsung ke kamarnya. Amara justru memutuskan untuk mampir ke kamar Tama. Ya, tentu saja untuk menanyakan apa yang menjadi pikirannya saat ini.

Tok... tok... tok...

"Abang, aku boleh masuk?" tanya Amara.

Tama sendiri saat ini masih duduk di sofa. Dia tidak langsung mandi karena baru saja berkirim pesan dengan Embun untuk memberitahu gadis itu kalau dia sudah sampai rumah.

"Boleh, masuk aja dek," jawab Tama.

Pintu terbuka, lalu Amara masuk.

"Ada apa dek? mau oleh-oleh? itu masih didalam koper. Abang ada beli beberapa," ucap Tama dengan lembut.

Amara menutup pintu kamar Tama. Jangan sampai Bunda Ambar atau Papa Rinto mendengar apa yang akan mereka bicarakan.

"Enggak, bukan itu Bang. Aku mau tanya sesuatu sama Abang," ujar Amara.

"Apa?" ujar Tama santai.

"Abang udah punya pacar ya?" tanya Amara langsung pada intinya. Amara benar-benar tidak ingin berbasa-basi karena dia ingin tau yang sebenarnya.

Sementara itu, Tama yang mendengar ucapan Amara tentu saja sangat terkejut. Mungkinkah Embun langsung memberitahukan hubungan mereka kepada Amara? ya kalau iya sebenarnya tidak apa-apa. Tapi Embun tidak mengatakan apa-apa kepadanya.

"Kok kamu tau dek? dari---"

"Jadi bener Abang udah punya pacar? ya ampun, terus gimana sama Embun. Katanya Bang Tama suka sama Embun, kenapa tiba-tiba malah punya pacar coba? siapa orangnya? perempuan Makasar yang baru Abang temui seminggu kemarin ya?" ujar Amara menggebu.

Mengetahui kalau ternyata benar Tama sudah memiliki pacar membuat Amara sakit hati. Bukan apa-apa, Amara tidak habis pikir saja dengan Tama. Padahal minggu kemarin Tama sudah mengklain Embun sebagai pacarnya didepan Dimas. Lalu sekarang? Amara yakin terlepas dari Embun suka dengan Tama atau tidak, Embun pasti akan sakit hati kalau mendengar kabar ini. Biar bagaimana pun sikap Tama selama ini seolah menunjukkan kalau dia berharap kepada Embun.

Tama yang mendengar itu tampak mengerutkan dahinya bingung. Ini kenapa pacarnya jadi perempuan Makasar coba? orang pacarnya sekarang adalah Embun.

"Kamu ngomong apa sih dek? siapa yang bilang kalau pacar Abang perempuan Makasar? orang pacar Abang itu Embun," ujar Tama.

Mendengar ucapan Tama, Embun terdiam.

"Pacar Abang, Embun?" ujar Amara memastikan.

Tama mengangguk-anggukkan kepala.

"Iya, Abang sama Embun udah resmi pacaran. Kenapa kamu pikir kalau pacar Abang perempuan Makasar coba?" bingung Tama.

Untuk kedua kalinya Amara kembali terkejut.

"Ya ampun, beneran pacaran sama Embun? sejak kapan? kok Embun enggak pernah cerita sama aku kalau kalian udah resmi pacaran?"

"Baru hari ini," jawab Tama jujur.

Senyum cerah langsung tersungging dibibir Amara. Mengetahui fakta kalau ternyata pacar Tama adalah Embun membuat Amara merasa sangat bahagia.

"Kamu kenapa kepikiran kalau pacar Abang perempuan Makasar coba?" tanya Tama.

Tama tentu saja masih heran kenapa tiba-tiba Amara menuduhnya seperti itu.

Mendengar pertanyaan Tama, Amara pun menceritakan apa alasan yang membuatnya berpikir kalau Tama berpacaran dengan perempuan Makasar. Sementara itu, Tama yang mendengar cerita Amara hanya bisa menggelengkan kepala.

"Bener-bener enggak masuk akal," ujar Tama, "udahlah, Abang mau mandi. Udah gerah banget. Kamu kalau keluar jangan lupa pintunya ditutup, dek," tambahnya lagi.

Setelah mengatakan itu, Tama sendiri langsung masuk ke kamar mandi meninggalkan Amara yang sedang senyum-senyum sendirian. Sebahagia ini kah Amara mendengar kabar pacaran Tama dan Embun? tentu saja, karena memang ini yang Amara inginkan.

"Yeyy, akhirnya Embun bakal jadi kakak ipar aku," gumam Amara seraya meninggalkan kamar Tama.

Dan senyum cerah masih saja tersungging dibibir gadis cantik itu.

1
Yorairawan Yorairawan
bagus ceritanya..semangat othor..💪
Sugiharti Rusli
apa jawaban si Embun penolakan, kalo Tama ga bisa meyakinkannya sih seperti nya iya menolak🤭🤭🤭
Sugiharti Rusli
memang yah terkadang yang bikin sebuah pertengkaran antar pasangan atau siapa pun itu adalah diksi dan intonasi yah, kadang bikin salah paham
Sugiharti Rusli
tancap gas bang dengan ide menafkahi si Embun,,,
Hearty💕💕
Menikah adalah keputusan yang tepat
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Tama bisa aja jurus2 ke sana ngajak nikah 😂😂😂
Lina Mumtahanah
terima aja embun, jadi kamu ada yang jagain
Lina Mumtahanah
cepat ambil tindakan bang tama, jangan ditunda lagi
bimawati
ayo bunnn gaskenlah biar ngk kesepian.
Opi Sofiyanti
kyk di ksh jln aja buat belok k stu... 😁😁
Sugiharti Rusli
semoga juga si Embun ga merasa terganggu yah kamu tungguin tuh sampai selesai kerjanya🙃🙃😉
Sugiharti Rusli
memang sebaiknya didiskusikan sama kedua ortu kamu sih Tam, mana tahu mereka bisa kasih win" solution bagi hubungan kamu dan Embun
Sugiharti Rusli
namanya juga baru jadian dan fall in Love yah Tam, jadi semua sah" aja😅😅😅
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Tama bucin mentok sama Embun😍
bimawati
perbucinan dimulai🤣
Lina Mumtahanah
mulai posesif bang tama
Hearty💕💕
Kak, hanya mau kasih masukkan aja deh. Kayaknya nggak semua harus dijelaskan "kenapa sering" kenapa harus pakai singlet dst dst.
Sugiharti Rusli
sabar dulu bos, jangan buru" dan grasak-grusuk ambil keputusan, nanti malah buat si Embun ga nyaman
Sugiharti Rusli
sebaiknya jangan buru" Embun resign sih Tam, dia pasti akan menolak kalo kalian belum ada ikatan apa"
Sugiharti Rusli
memang yah terkadang ada orang" yang dianugerahi kalo masak apa saja yang simpel pun enak😆😆😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!