orang gadis yang berusia 20 tahun harus terpaksa menikah dengan seorang CEO muda yang berusia 26 tahun.
Natasha bukannya bahagia dengan pernikahannya. tapi nyatanya malah selalu disiksa secara fisik serta batin oleh sang CEO karena dia merasa gadis itu adalah penghancur masa depannya dengan hubungan asmara pacarnya.
apakah Natasha bisa bertahan dengan sikap kasar CEO atau tidak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Nila purwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kejutan
"Alvaro aku... Aku mencintai", setelah itu Ana terisak
Lega rasanya setelah mengungkapkan isi hatinya yang selama ini dia rasakan, tapi dia tidak tahu Apa respon yang akan dikatakan oleh Alvaro.
Ana memutuskan untuk mengatakannya sekarang karena dia merasa ini adalah waktu yang tepat. ini Ana sedang menunggu jawaban dari Alvaro. Apakah jawaban itu akan membuatnya lebih bahagia atau membuat hatinya terluka.
"Alvaro ",panggil Ana pelan saat Alvaro hanya diam
Alvaro tersadar dari pikirannya yang entah sedang memikirkan apa.
"Apakah kau juga mencintaiku, Alvaro?", tanya Ana dengan suara pelan
Ana takut jika jawaban dari Alvaro tidak sesuai dengan yang ia bayangkan.
"Maaf", ucap Alvaro lirih
Ana terisak lebih keras, dia tahu jika permintaan maaf itu Alvaro tidak mencintainya, dia mengeratkan pelukannya pada Alvaro.
Alvaro mengelus kepala Ana .
"Maaf, Ana. bukannya aku tidak mencintaimu, hanya saja aku masih ragu dengan perasaanku padamu", bisik Alvaro.
Mendengar Ucapan Alvaro membuat hatinya terasa sakit air matanya mengalir begitu saja .
" Oh "lirih Ana sambil mengusap air matanya. Ana tahu di hati Alvaro hanya ada pacarnya yang sangat mencintainya. Ana tidak akan mendapatkan hati Alvaro sampai kapan pun.
Ana melepaskan pelukannya lalu mengusap air matanya. Hati Ana sangat sedih seperti tertusuk pisau yang tajam. Ana mencoba tegar lalu mengusap air matanya.
"Ya, sudah ini udah malam, Aku mengantuk", kata Ana sambil memaksa senyum. Walaupun hatinya terasa sakit Ana berusaha senyum di depan Alvaro
"Ana..."panggil Alvaro lirih saat Ana berbalik tidur membelakangi Alvaro
"Maafkan Aku", kata Alvaro sambil memeluk Ana dari belakang
Ana hanya terdiam dengan deraian air mata yang terus mengalir. hingga Ana terlelap Begitu juga dengan Alvaro tertidur pulas.
.
.
Pagi ini Ana sudah bangun sudah menyelesaikan pekerjaan rumah.
"Ana ",panggil Alvaro
"Ada apa?"
"Kau baik-baik saja kan?", tanya Alvaro sambil menangkup pipi Ana yang menurutnya semakin chubby
"Aku baik-baik saja, aku pun sekarang tidak pusing dan tidak mual seperti kemarin "
"Aku tahu jika kau sebenarnya mengerti maksudku"
Alvaro menarik Ana ke pelukannya dan membuat Ana kembali terisak .
"Alvaro ,walaupun kau tidak mencintaiku, tapi kau harus berjanji jika kau tidak akan pernah meninggalkanku", lirih Ana di dalam pelukan Alvaro.
"Aku berjanji padamu Ana, tidak akan pernah meninggalkanmu, dan aku akan berusaha Untuk mencintaimu", kata Alvaro sambil menatap mata Ana . Lalu Alvaro mengusap air mata yang mengalir di pipi Ana.
Alvaro mendekatkan wajahnya dan langsung mencium bibir Ana dengan lembut sekilas . Lalu mencium kening Ana.
Ana melepaskan pelukannya.
"Ayo, kita sarapan dulu", lirih Ana sambil mengusap air matanya
Lalu berjalan menuju meja makan diikuti Alvaro dari belakang. Lalu mereka duduk dan menyantap makanannya. Telah selesai makan Alvaro berpamitan.
"Ana aku berangkat ", pamit Alvaro lalu mencium dahi ana sekilas
"Baiklah, hati-hati", kata Anna sambil tersenyum
Alvaro mengangguk lalu mengambil kunci mobil yang ada di atas meja makan dan segera berangkat ke kantor.
Ana merasa lebih tenang setelah mendengar janji Alvaro.
"Ini waktunya untuk menyiapkan semua bahan-bahannya", gumam Ana
Hari ini adalah hari ulang tahun Alvaro, dan Ana berniat untuk membuatkan kue ulang tahun buat Alvaro.
Kini Ana sedang berkutat dengan peralatan dapur. dan sekarang dia sedang menunggu kuenya di dalam oven yang belum matang.
Sambil menunggu kue matang, Ana terus saja berpikir.
"Apakah aku harus mengatakan tentang kehamilanku?", gumam Ana sambil mengelus perutnya
Ana yang awalnya yakin ingin memberitahu Alvaro tentang kehamilannya kini. Dia terlihat ragu, apa lagi mengingat tentang perkataan Alvaro.
"Tapi Alvaro sudah berjanji tidak akan meninggalkanku, tapi..."gumam Ana yang bingung
Ting...
Ana kaget saat ovennya berbunyi menandakan kuenya sudah matang.
Ana segera mengeluarkan kue itu dari oven dan menghiasnya, lalu memasukkannya kue itu ke dalam kulkas sambil menunggu Alvaro pulang dari kantor.
.
.
Ana terus menunggu Alvaro pulang dari pukul 06.00 sampai pukul 09.00, tapi tak kunjung pulang
Ana melirik jam menunjukkan pukul 09.00 lebih 15 menit malam tak kunjung datang.
Biasanya Alvaro pulang paling lambat pukul 07.00 malam sampai saat ini pukul menunjukkan jam 09.00 lebih 15 menit tak kunjung pulang.
Ana Yang merasa khawatir pun akhirnya berusaha menelepon Alvaro, namun berkali-kali ia mencoba menghubungi Alvaro tidak ada jawaban dari pria itu.
Ana akhirnya memutuskan untuk pergi ke kantor Alvaro untuk memastikan jika pria itu baik-baik saja.
****
"Sudah aku katakan jangan pernah penampakan wajahmu di hadapanku lagi!", ucap Alvaro yang kesal
Tiara datang menemui Alvaro di kantor, padahal Alvaro baru saja ingin pulang ke rumahnya untuk menemui Ana, Karena sejujurnya dia juga sangat merindukan istrinya.
"Alvaro, aku mengandung anakmu!", kata Tiara
"Aku tidak akan pernah percaya lagi padamu. dan aku yakin 100% itu bukan anakku. Aku tahu pasti itu anak selingkuhanmu bukan anakku ", Bantah Alvaro yang sangat marah dan menatap ke arah Tiara dengan tatapan tajam
"Kenapa kau bukan ke pria itu meminta tanggung jawabnya, Kenapa pada diriku meminta tanggung jawabnya", ucap Alvaro dengan nada keras
"Karena aku sangat mencintaimu ,Alvaro. Aku sangat menyesal atas perbuatanku", ucap Tiara sambil menangis
"Dan aku ingin kembali bersamamu lagi, Alvaro"
"Aku tidak peduli dan sekarang kau pergi dari sini", ucap Alvaro yang sudah emosi
Dia tidak percaya sama sekali dengan mantan pacarnya Tiara yang ada di hadapannya.
"Ini adalah anakmu, Alvaro. Apa kau lupa dengan yang kita lakukan saat malam itu", ujar Tiara
Tiara berjalan mendekat ke arah Alvaro dan langsung memeluknya.
"Lepaskan aku sialan ! itu juga karena--"
"Ana ", kata Alvaro yang terkejut saat melihat Ana di depan pintu ruangannya
Alvaro yang melihatnya dia langsung melepaskan pelukan Tiara . Aku langsung mendorong tubuh Tiara, sampai Tiara terjatuh ke lantai.
Ana yang tersenyum terpaksa, aku mendengar semuanya, sungguh membuatku terkejut.
Aku yang awalnya ingin membuat kejutan untuk, tapi malah aku yang mendapat kejutan.
Aku tersenyum tipis sambil menatap Alvaro dan wanita itu bergantian, tapi aku tidak bisa berbohong Jika hatiku benar-benar sangat sakit dan hancur melihat mereka.
Aku menghapus kasar air mataku mengalir begitu saja.
"Lanjutkan saja pembicaraan kalian", kata Ana dengan suara bergetar menahan tangis
Ana berlari keluar kantor sambil menangis. suara Alvaro yang terus memanggilnya berkali-kali, tapi aku terlalu sakit hati jika harus kembali menoleh ke belakang. Ana mengabaikan panggilan Alvaro dan tetap terus berlari.
" Alvaro siapa wanita itu", teriak Tiara pada Alvaro
"Diam kau, dia istriku", ucap Alvaro dengan nada suara keras
"Apa! jadi kau membohongiku. Kapan kalian menikah ? kenapa kau tidak memberitahu aku saat itu, Alvaro. Kenapa", kata Tiara dengan nada suara keras
"Diam kau, keluar dari ruanganku"
Alvaro berlari menyusul Ana. Tapi nyatanya Ana sudah tidak ada di depan kantor dia sudah pergi menaiki taksi.
Sedangkan Tiara yang baru saja keluar dari ruangan Alvaro ini dia sedang berjalan keluar kantor.
coba kl Alvaro miskin pasti para pembaca berdoa ana dpt yg lbih krn si laki miskin.
tp krn si laki kaya kn gk mungkin ana dpt yg lbih kaya jd ya rujuk. enth pemikiran yg bgaimana. terlalu lemah perempuan nya, atau terlalu eman krn kaya atau krn terlalu bucin.
tp coba kl si wanita yg salah, pling si laki di dukung untuk dpt jodoh baru.
biasanya begitu sih endingnya