Clara Alaysya mahasiswi cantik dan pintar yang harus berjuang seorang diri untuk menyambung hidupnya. Clara terkenal dengan sikap keras kepala dan juga cerobohnya.
Suatu hari Clara mengalami kesialan yang sangat lengkap. Clara di pecat dari pekerjaannya dan juga terancam di keluarkan dari kampus karna telat membayar uang semester.
Hingga akhirnya dia mendapat tawaran bekerja di istana pengusaha ternama yang terkenal arrogant. Di tambah lagi pertemuan mereka yang sangat aneh membuat keduanya saling membenci satu sama lain.
"Kenapa ada pria kulkas seperti dia di dunia ini?" Clara Alaysya.
"Semua wanita sama saja! mereka tidak pernah menghargai cinta yang tulus. Mereka hanya menghargai harta dan tahta saja" Rafi Alexander
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 30
Ronal dan Ria sedang duduk di meja makan untuk sarapan bersama. Kali ini mereka akan menyantap hasil masakan Ria karna Clara yang bangun kesiangan.
"Ma! Clara dan Rafi belum bangun?" ucap Ronal tidak melihat keberadaan menantu dan juga putranya.
"Belum, Pa. Sudah biarkan saja, mungkin mereka masih kelelahan" ucap Ria tersenyum.
"Mama ada ada saja. Tapi, memang bener sih. Kita juga saat malam pertama susah bangunnya" ucap Ronal tersenyum nakal.
"Panjang umur. Baru di bicariin udah nonggo saja" ucap Ria tersenyum menatap Clara dan Rafi yang menuruni anak tangga secara bersamaan.
"Sudah mama lanjutkan saja sarapannya. Jangan bicara, jika salah bicara bisa bisa mereka kembali bertengkar seperti biasa" ucap Ronal mengingat kelakuan Rafi dan Clara yang selalu bertengkar.
"Pagi, Ma, Pa" ucap Rafi tersenyum lalu menarik kursi untuk Clara.
Melihat Rafi yang tiba tiba perhatian Clara mengerutkan keningnya binggung.
"Kenpa kau diam? Ayo duduk. Atau kau mau sarapan sambil berdiri?" ucap Rafi menatap Clara yang hanya diam menatapnya.
"Terima kasih" ucap Clara langsung duduk setelah mendengar ancaman dari Rafi.
"Nasib punya suami yang sukanya ngancam" batin Clara kesal sambil menatap kesal Rafi yang duduk di sampingnya.
Clara mengisi piring untuk Rafi lengkap dengan air minumnya terlebih dulu baru dia mengisi piringnya sendiri. Melihat Clara yang mau melayaninya dengan baik Rafi langsung melemparkan tersenyuman termanisnya.
"Terima kasih" ucap Rafi.
"Hem!" dehem Clara menyantap sarapannya.
"Kalian mau bulan madu kemana?" ucap Ria tersenyum.
Uhuk... Uhukk..
Mendengar pertanyaan Ria tiba tiba Rafi dan Clara tersedak berjamaah. Melihat putra dan menantunya kesedak Ria dan Ronal langsung memberikan minum kepada keduanya.
"Ma! Aku mau pernikahan kami di rahasiakan dulu. Lagian kami masih menikah di KUA dan hanya kita yang tau" ucap Rafi.
"Tapi kita akan melakukan resepsi pernikahan kalian" ucap Ria.
"Kan belum, Ma. Sebelum resepsinya di lakukan aku mau pernikahan ini di rahasiakan dulu" ucap Rafi tegas tanpa mau di bantah.
"Kenapa tuan mau merahasiakan pernikahan ini? Apa dia malu?" batin Clara mendengar ucapan Rafi.
"Mama dan papa tidak usah salah paham dulu. Rafi tidak ada niat apapun. Rafi hanya tidak mau Clara di anggap sebagia pelakor karna merusak hubunganku dengan Kania. Papa dan mama baru membatalkan pertunangan kami semalam. Aku mau setelah keadaan ini reda baru kita melakukan resepsi dan memperkenalkan Clara sebagai menanti Alexander" jelas Rafi karna melihat raut wajah Clara yang berubah.
Degh...
Jantung Clara langsung berdetak mendengar ucapan Rafi. Dia tidak menyangka jika Rafi sangat menjaga nama baiknya. Bahkan dia tidak berpikir sejauh yang Rafi pikirkan saat ini.
"Baiklah! Mama setuju dengan pendapatmu. Lalu bagaimana jika Clara hamil?" ucap Ria mengingat Rafi dan Clara telah melakukannya di malam pertunangan Rafi dan Kania.
"Kalau Clara hamil mau tidak mau kita harus melakukan resepsi secepatnya. Tapi, Clara'kan belum hamil. Lagian kami melakukannya baru sekali" ucap Rafi asal.
"Sekali atau dua kali tetap saja kalian sudah melakukannya" ucap Ria kesal mendengar perkataan Rafi.
"Itu makanya mama mengumumkan pembatalan pertunanganku dengan Kania secepatnya. Jangan tunggu Clara hamil baru kalian bertindak" ucap Rafi.
"Kalau masalah itu kamu tenang saja. Papa sudah menyuruh Bisma untuk mengatur semuanya" ucap Ronal membuka suara.
"Bagus! Lebih cepat lebih baik" ucap Rafi tersenyum mendengar ucapan papanya.
Setelah pembicaraan telah selesai mereka kembali menyantap sarapan mereka masih masih. Ria terus menawarkan semua masakannya kepada Clara dengan harapan Clara bisa cepat cepat hamil dan memberikan cucu untuknya. Setelah selesai sarapan Clara dan Rafi pamit untuk melakukan aktivitas mereka masing masing.
"Ma, Pa Rafi dan Clara pamit ya" ucap Rafi menyalim Ria dan mencium kedua pipinya.
"Ia, Sayang. Kamu jaga menantu mama ya. Ingat kalau sudah menjadi suami kamu harus bertanggung jawab kepada istrimu. Satu lagi, jangan terus bertengkar seperti tom end jerry" ucap Ria tersenyum sambi menoel hidung mancung Rafi.
"Ia, Ma" ucap Rafi mengarus kepalanya yang tidak gatal.
"Tuan, Nyonya, Clara berangkat ke kampus dulu ya" ucap Clara menyalim Ria dan Ronal.
"Sayang, sekarang kamu menantu kami. Jadi, kamu panggil kami mama dan papa. Sama seperti Rafi" ucap Ria lembut sambil membelai rambut panjang Clara.
"Ia! Ma, Pa" ucap Clara gugup.
"Sudah! Ayo kita berangkat. Nanti kamu telat" ucap Rafi merangkul mesra pinggang Clara.
"Ma, Pa. Kami berangkat dulu ya" ucap Rafi melangkahkan kakinya menuju pintu utama.
Melihat Clara dan Rafi yang terlihat romantis di depan mereka Ria dan Ronal tersenyum bahagia.Mereka tidak menyangka jika akhirnya Clara dan Rafi bisa akur setelah menikah. setelah sampai di mobil Rafi membukaka pintu untuk Clara. Clara yang melihat perubahan Rafi yang telah berubah seratus delapan puluh derajat, hanya bisa menatapnya penuh kebinggungan.
Setelah melihat Clara duduk Rafi menutup pintu dengan pelan. Lalu dia berjalan menuju kursi pengemudi lalu duduk di samping Clara. Setelah melihat Clara duduk nyaman Rafi melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Selama di kampus nanti kamu harus hati hati. Jangan sampai terjatuh ataupun mencium pintu lagi. Mulai sekarang kamu harus belajar meninggalkan sifat ceroboh dan keras kepalamu itu. Punya kepala kok keras amat. Apa mau aku pecahkan pakai batu?" oceh Rafi sambil fokus menyetir.
Mendengar ucapan Rafi, Clara memegang kepalanya sambil menatap aneh Rafi yang terus mengomel tanpa ada alasan.
"Tuan!" ucap Clara sudah tidak tahan mendengar omelan Rafi.
"Hem!"
"Apa tuan mau aku kasih saran?"
"Saran apa?" ucap Rafi mengerutkan keningnya binggung.
"Saranku lebih baik tuan ganti pakaian tuan dengan daster. Agar tuan bisa bergabung dengan emak emak komplek untuk ngerocos tanpa henti"
Mendengar ucapan Clara, Rafi langsung menepikan mobilnya lalu menatap tajam Clara. Baru beberapa menit mereka akur tapi kini mereka malah kembali bertengkar.
"Kau mengatakan aku banci?" ucap Rafi menatap Clara penuh kekesalan.
"Tidak! aku tidak mengatakan tuan banci"
"Apa aku perlu menunjukkan keperkasaanku kepadamu?" ucap Rafi membuka jas kuasanya.
"Tuan mau apa?" ucap Clara membulatkan matanya menatap aksi Rafi.
"Biar kutunjukkan jika aku itu sangat perkasa. Bisa bisanya kau menyamakanku dengan emak emak komplek" ucap Rafi penuh kekesalan sambil membuka satu persatu kancing kemejanya.
"Tu..tuan ini tempat umum" ucap Clara menutup matanya ketika Rafi sudah bertelanjang dada.
"Tidak akan ada yang melihat kita. Kau tenang saja aku akan memuaskanmu, Sayang" ucap Rafi menatap Clara dengan tatapan yang berbeda.
"Tuan jangan gila" ucap Clara berusaha membuka pintu tapi Rafi sudah menguncinya terlebih dulu.
"Aku gila karnamu Clara. Ayo nikmatilah" ucap Rafi dengan senyuman yang menyeringai.
Karna telalu sibuk berdebat mereka tidak sadar jika dengan kelakuan mereka mobil mereka ikut bergoyang. Satpol PP yang kebetulan sedang bertugas di dekat lokasi mereka melihat mobil Rafi yang terus bergoyang.
Tidak mau membuang waktu para Satpol PP itu langsung mendekati mobil Rafi dan mengetuk kaca mobilnya.
"Maaf! Jika anda mau melakukan berbuatan yang tidak senonoh carilah tempat yang aman"
Bersambung.....
apa kata maaf itu, menurunkan derajat kaum adam..
otak kerdil..
subhanallah.. apa susahnya mengakui.. takut dibully
sebelum di ip dak diteliti dulu