Sebuah keluarga sederhana yang penuh tawa dan kebahagiaan… hingga suatu hari, semuanya berubah.
Sebuah gigitan dari anjing liar seharusnya bukan hal besar, tapi tanpa mereka sadari, gigitan itu adalah awal dari mimpi buruk yang tak terbayangkan.
Selama enam bulan, semuanya tampak biasa saja sampai sifat sang anak mulai berubah dan menjadi sangat agresif
Apa yang sebenarnya terjadi pada sang anak? Dan penyebab sebenarnya dari perubahan sang anak?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ryn Aru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Mahen duduk di atas puing bangunan yang tinggi, ia melihat Putri dan Beni yang berusaha untuk menyelamatkan orang tersebut. Tapi saat akan di ambilkan makanan Putri, pria itu tiba-tiba meraih tangan putri dan matanya berubah menjadi hitam.
Beni yang melihat itu pun terkejut dan terjatuh kebelakang. Putri yang melihat itu pun berusaha melepaskan tangan dari genggaman pria yang mulai mengeluarkan kristal di tubuhnya. "Terima kasih sudah mau menjadi makanan ku." Ucap pria tersebut dengan senyuman yang memperlihatkan gigi tajamnya.
Beni yang melihat itu pun segera berdiri, ia berlari meninggalkan putri yang berteriak memanggilnya beberapa kali dengan suara ketakutan. "Kak tolong in aku!!" Teriak Putri kepada Beni.
"Gila lo, gue gak mau mati!!" Teriak Beni dengan melihat kearah belakang, Beni yang tak fokus ke jalannya pun menabrak sesuatu yang berada di depannya. Saat ia melihat kearah benda yang ia tabrak, dia pun melebarkan matanya karena sebuah kuku kristal yang menusuk perutnya.
"Uh... Ngeri sih, Bloodgrin bisa secepat itu ternyata." Ucap Mahen sembari menuliskan apa yang ia lihat. Mahen yang tadinya fokus pada mayat Beni yang sudah di makan oleh Bloodgrin pun terganti ke arah Putri yang berteriak histeris.
Terlihat Putri yang setengah tubuhnya telah di tutupi oleh kristal yang tumbuh dari Plagishell. "Oh,,, jadi harus di jadiin kepompong kayak laba-laba nih. Licik banget emang." Mahen yang telah selesai mencatat pun melihat Putri yang mulai putus asa.
"To... Tolong aku..." Gumamnya dengan lemas, Mahen yang melihat itu pun teringat kepada sang Ibu yang membuatnya akhirnya turun dari atas puing bangunan. Ia berjalan mendekat kearah Plagishell dari depan, dan melihat bahwa Plagishell selalu membuka mulutnya saat memangsa makanannya.
"Mari kita coba pake cara gajah. Keras di luar, lembut di dalam." Mahen pun berlari, menusuk mulut Plagishell yang membuatnya berteriak dengan kencang dan kepompong kristalnya mulai melemah.
Mahen pun menghancurkan kristal, ia dengan segera mengangkat tubuh Putri yang telah lemas, ia membawa tubuh lemas itu ke sebuah rumah kosong yang tak jauh untuk peristirahatan mereka berdua.
Mahen melihat kearah Bloodgrin yang masih memakan tubuh Beni, terlihat hanya separuh tubuh Beni yang tersisa, saat Mahen fokus kearah Bloodgrin tanpa ia sadari waktu berlalu begitu cepat.
Mahen merasakan dadanya yang sakit dan matanya yang mulai buram. Ia dengan segera melihat jam yang telah menunjukkan pukul 07:18, yang artinya ia telah melampaui batas waktu penyebaran virus selama 23 menit. Ia dengan segera meraih tasnya dan mengambil vaksin nya.
Setelah ia menyuntikkan vaksin ia melihat mata dirinya pada kaca dan terlihat mata kanannya yang berubah menjadi merah dan berbintik putih. "Keren, tapi aneh." Gumam Mahen, ia pun meraih kain kasa dan menutupi satu matanya.
"Tinggal 10." Gumam Mahen sembari melihat-lihat semua obat yang ia bawa dari apotek semalam. Saat Mahen fokus dengan obat-obatan yang ia bawa, Putri pun terbangun dari pingsannya dan melihat Mahen yang sedang serius dengan memegang obat-obatan.
"Mahen." Panggil Putri yang mendekat kearah Mahen, saat ia berjalan kearah Mahen, tanpa sengaja ia melihat keluar jendela yang membuat nya terkejut.
Mahen yang melihat ekspresi Putri pun menyandarkan tubuhnya pada kursi yang ia duduki. "Kaget? Orang kayak dia pantas ngerasain hal itu, dan lo juga seharusnya ngerasain itu." Ucap Mahen dengan melipat kedua tangannya di dada.
Putri yang mendengar hal itu hanya terdiam menahan rasa mualnya, Mahen yang tersadar dengan keadaan Putri dengan segera memberinya sebuah kresek.
Bersambung....