NovelToon NovelToon
CINTA DALAM ENAM DIGIT

CINTA DALAM ENAM DIGIT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Mafia / CEO / Dikelilingi wanita cantik / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: reni

Aurelia Nayla, gadis pendiam yang terlihat biasa saja di mata teman-teman kampusnya, sebenarnya menyimpan misi berbahaya. Atas perintah sang ayah, ia ditugaskan untuk mendekati Leonardo—dosen muda yang terkenal dingin dan sulit disentuh. Tujuan awalnya hanya satu: membalas dendam atas kematian ibunya.

Tapi semua berubah saat Lia menyadari, kode rahasia yang ia cari tak hanya terkait kematian, tapi juga masa lalu yang jauh lebih kelam dan rumit. Apalagi ketika perasaannya mulai goyah. Antara kebencian dan cinta, antara kebenaran dan kebohongan, Lia terjebak di dunia penuh tipu daya… termasuk dari orang yang selama ini ia percaya.
Akankah Leo dan Lia tetap saling menghancurkan, atau justru saling menyelamatkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Antara dua pilihan

Air hangat membasahi wajahnya.

Bukan karena mandi. Tapi karena desakan panik yang tak bisa dia tahan. Lia menyiram wajahnya berulang kali di wastafel, berharap air itu bisa menghapus rasa takut yang masih menempel erat di sekujur tubuhnya. Detak jantungnya belum stabil. Jemarinya mencengkeram pinggiran wastafel, seakan itu satu-satunya hal yang mampu menahannya untuk tidak jatuh.

"Aku gak bisa melakukannya... Aku harus cari cara lain," pikirnya.

Ia menatap cermin. Wajah pucat dengan mata sembab dan sayu menatap balik. “Kamu bukan burung yang terus berada di sangkar, Lia…” bisiknya nyaris tak terdengar. “Kamu harus keluar dari sini. Dengan cara apa pun.”

Pikiran Lia kembali melayang ke kejadian barusan. Meskipun gagal, kali ini ia tahu satu hal: Jika harus mencoba lagi, dia akan melakukannya dengan lebih natural—lebih tenang. Dia harus.

Beberapa menit kemudian, Lia keluar dari kamar mandi.

Kosong.

Leo sudah tidak ada di kamar. Ia menarik napas lega, dadanya terasa sedikit lebih lapang. Seakan untuk pertama kalinya hari itu, ia bisa bernapas bebas. Ia memandangi sekeliling—pintu kamar, tempat tidur, sofa. Sunyi.

"Setidaknya aku bisa kumpulkan nyaliku dulu."

Tak banyak aktivitas hari ini. Tapi sandiwara yang ia mainkan cukup menguras tenaga dan pikiran. Tubuhnya terasa letih, otaknya terus berputar.

Lia duduk di pinggir ranjang, mengusap perutnya yang terasa hangat karena tegang sepanjang hari. Perlahan, tubuhnya merebah. Mata mulai berat. Dan gelap pun datang...

---

Lia berdiri di tengah hutan.

Pohon-pohon tinggi menjulang mengelilinginya, seperti tembok hijau yang menyekap. Angin menderu, dan suara petir menggelegar di atas sana. Langit menghitam, lalu hujan turun begitu saja—lebat, deras, seperti langit sedang menangis.

"Di mana ini…?" gumam Lia. Tubuhnya menggigil, langkahnya berat.

Ia berlari, mencoba mengejar seberkas cahaya samar di kejauhan. Tapi bayangan pepohonan memanjang, menutupi arah. Tanah becek membuatnya tergelincir.

Byurr!

Tubuhnya terperosok ke dalam sungai berlumpur yang meluap dan mengalir deras.

Air menyedotnya seperti pusaran maut. Lia mencoba berenang, namun arusnya terlalu kuat. Nafasnya tercekat, dia terus terombang-ambing ditengah sungai yang cukup luas itu.

Dua perahu kecil muncul entah dari mana.

Melayang cepat ke arahnya. Masing-masing dikemudikan seorang pria. Wajah mereka tertutup topeng. Tanpa bicara, mereka berbarengan menjulurkan tangan ke arah Lia.

Dua tangan. Dua pilihan.

Tapi Lia tak bisa melihat siapa mereka. Pandangannya kabur. Napasnya makin tipis. Ia harus memilih.

Dengan panik, ia meraih salah satu tangan.

Begitu jari mereka bersentuhan, topeng pria itu meluncur jatuh.

Dario.

Mata Lia melebar. “Tidak… Tidak!” jeritnya. Ia berusaha melepaskan diri. “Lepas! Lepaskan aku!”

Dario menatapnya tajam, senyumnya dingin.

“Kamu butuh aku, Lia. Kamu tak akan pernah bisa lepas dariku.”

Dengan tangan kirinya, Lia mencakar dan menarik sekuat tenaga, berusaha menghindar. Tapi genggaman Dario kian menguat.

“Lebih baik aku tenggelam… lebih baik aku mati!” teriaknya sambil menangis. Tubuhnya memberontak dalam derasnya arus.

“Lepaskan aku!!”

---

Lia tersentak bangun.

Peluh membasahi dahi dan lehernya. Napasnya memburu, tubuhnya menggigil hebat. Ia meraba wajahnya—keringat, bukan air. “Cuma mimpi…” batinnya, mencoba menenangkan diri. Tapi rasa sesak itu masih tertinggal di dadanya.

Sebelum ia bisa mengatur napas, sebuah tangan besar menyentuh pundaknya.

“Kamu bermimpi?”

“Hah—!” Lia menoleh spontan.

Leo.

Rambutnya berantakan, matanya setengah mengantuk. Tapi bukan itu yang membuat Lia terdiam. Ia baru sadar… pria itu ada di sebelahnya. Di atas ranjang yang sama.

Lia buru-buru mundur, menarik selimut menutupi tubuhnya. “Bapak… tidur di sini?” tanyanya pelan, nyaris sumbang.

Leo menatapnya datar. “Ini rumah saya. Saya bisa tidur di mana pun saya mau.”

Tak ada emosi dalam suaranya. Hanya dingin yang menusuk.

Sepulang dari rumah ibunya, pikiran Leo benar-benar tidak bisa diam. Melihat kondisi ibunya yang seperti itu membuat Leo tersulut emosi,hampir tak terkendali, tapi dirinya masih berusaha menahan dan membalas Dario dengan cara cantik tapi hasilnya bisa membuat musuh papanya yang sekarang menjadi musuhnya itu merasa menyesal setengah mati karena sudah berani berurusan dengan keluarganya.

Lia menunduk. Napasnya masih belum stabil. Ketegangan mimpi tadi belum sepenuhnya hilang.

Leo mengalihkan pandangannya, lalu membaringkan tubuhnya kembali. Tangannya dilipat di atas perut, matanya terpejam. Tapi suara baritonnya kembali terdengar.

“Aku bisa membantumu keluar dari pria tua itu. Tanpa syarat apa pun.”

Lia membeku. Kata-kata itu begitu ringan, tapi berat. Apakah itu jebakan baru? Atau… tawaran tulus?

“Sekarang, tidurlah,” lanjut Leo. “Kau butuh tenaga untuk bertahan.”

......

Setelah mimpi buruk dan tawaran dari Leo, Lia tidak bisa kembali tidur. Ditambah posisi Leo yang tertidur di sampingnya, membuat Lia ragu dan sungkan. Padahal waktu masih menunjukan tengah malam. Lia beberapa kali mencoba memberanikan diri untuk berbaring dengan posisi membelakangi Leo, mencoba memejamkan mata, menghitung napas, menggenggam selimut erat-erat—tapi semuanya sia-sia.

Pikirannya berisik, dan hatinya lebih lagi.

Sesekali, Lia mencuri pandang ke arah Leo yang tidur dengan posisi terlentang. Mata pria itu terpejam, napasnya stabil. Lia yakin Leo tertidur. Tapi rasa tak nyaman menjalari tubuhnya. Meskipun mereka pernah melangkah terlalu jauh, tapi malam ini berbeda. Ada beban tak kasatmata yang membuat ranjang ukuran king size itu terasa sempit untuk dua orang.

Akhirnya, Lia bangkit dan pindah ke sofa. Ia menggulung tubuhnya di sana, berusaha mengabaikan dinginnya udara dan gelisah yang tak kunjung pergi. Hingga cahaya samar dari jendela menandakan pagi telah datang.

Pelan-pelan, Lia bangkit dan berdiri. Ia menoleh ke arah Leo yang masih terbaring di ranjang. Pria itu masih dalam posisi yang sama—tertidur.

Langkahnya ringan, hampir tak bersuara, saat ia mendekat. Ia mencondongkan tubuh, menatap wajah Leo dari dekat.

Wajah itu… biasanya keras, tajam, menyimpan seribu rahasia. Tapi sekarang, dalam diamnya, ada ketenangan yang asing. Ada sisi manusia yang tak pernah Lia lihat sebelumnya.

Tanpa sadar, jemari Lia terangkat. Ia hendak menyingkirkan sehelai rambut yang jatuh di kening pria itu.

Namun sebelum sempat menyentuhnya, tangan Leo lebih dulu bergerak. Cepat. Tegas. Menangkap pergelangan tangannya dengan tepat.

Lia terkesiap. Matanya membulat.

Leo belum membuka mata, tapi sentuhannya jelas sadar.

Detik berikutnya, pria itu menariknya. Lia tidak sempat menahan tubuhnya. Ia limbung—dan jatuh tepat di atas dada Leo.

Dada yang hangat. Dada yang dulu pernah ia sandari dalam keadaan berbeda.

Mereka saling bertatapan. Mata Leo kini terbuka sepenuhnya, menatap Lia tanpa berkedip.

Tidak ada senyum. Tidak ada marah. Hanya tatapan dalam yang sulit ditebak.

---

TBC.

Like, Koment, Vote🙏🙏

1
cowok ganteng
next gpl thor
cowok ganteng
next thor!
cowok ganteng
Next dong kak
cowok ganteng
gak sabar. next thor!
cowok ganteng
Baru donlod aplkasi ini langsung ketemu sama cerita yg mnurut gw sih seru abis. soalnya gw suka sama yg balas dendam, tegang2 tapi tetep ada romantisnya. sayang masih ongoing ya. semangat thor, jangan lama2 bikin episode barunya. gk sabar bet dah gw.
cowok ganteng
Stres banget gw kalau jdi Leo. setelah gw gituan sama cwe yg mulai gw sukai, taunya tuh cwe anak pembunuh bokapnya sendiri. gw mah bingung mau begimane. serah lu aja deh thor.
cowok ganteng
woy. belum sah
cowok ganteng
semoga next episode mereka melakukannya/Drool/
cowok ganteng
next
cowok ganteng
jalani aja Lia. gw yakin gabakal terjadi apa2 sama kamu
cowok ganteng
aku mau nganter Lia pesta ah. wkwk
cowok ganteng
Leo mulai suka tuh
cowok ganteng
Leo, orangnya m mang Dario
cowok ganteng
yahhh... Lia hati² dong
cowok ganteng
pdahl tinggal culik aja sii Leo.geledah tubuhnya. apa emang leo sekuat itu, samapi Dario gk bisa nekad?
cowok ganteng
Dario anj...
cowok ganteng
next thor!
cowok ganteng
next
cowok ganteng
capek banget jdi Lia, punya ayah macem tu
cowok ganteng
tanda apaan sih. penasaran gw
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!