NovelToon NovelToon
Di Sebatas Saling

Di Sebatas Saling

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Enemy to Lovers
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Magisna

Apa dasar dalam ikatan seperti kita?
Apa itu cinta? Keterpaksaan?

Kamu punya cinta, katakan.
Aku punya cinta, itu benar.
Nyatanya kita memang saling di rasa itu.

Tapi kebenarannya, ‘saling’ itu adalah sebuah pengorbanan besar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Magisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episot 16

Arjuna menjadi tameng untuk Puja saat wanita itu diganggu teman-temannya yang meminta kenalan, mengatakan jika Puja mahal untuk diganggu.

Berbeda dengan Kavi yang masa bodo, walau aslinya terus mendengus dan bersungut, "Salah sendiri pake baju kek cicak telanjang."

Sebenarnya dia lumayan kesal karena Jun jadi lebih mendominasi atas Puja, tapi kembali pikir, itu salahnya sendiri karena waktu itu tak mau mempertimbangkan perkataan Arjuna yang bunyinya: Semua bisa aja berubah dalam waktu satu tahun, termasuk perasaan lu.

Ini bahkan belum genap dua bulan, Kavi sudah kebakaran jenggot.

Kembali ke saat ini.

Pertandingan berjalan sengit. Sorak-sorai penonton bergema membelah langit menyerukan nama-nama jagoan mereka.

Meskipun ini hanya pertandingan persahabatan, euforia-nya 'tak kalah dengan kompetisi skala nasional.

Kavi menunjukkan skill luar biasa, lincah dengan porsi tubuh yang berjodoh dengan jenis olahraga ini. Pun dengan Jun, keduanya seperti pasangan bintang yang dipersatukan dewa atas nama team yang hebat.

"Ayo Kavi! Semangat Jun!" Puja terus meneriakkan dukungannya dari posisi tribune paling depan.

Di sampingnya, Sanjaya fokus menonton. Sebotol minuman berwarna orange sesekali diteguknya. Dia sempat bermain tadi, tapi keluar dan digantikan pemain cadangan karena kaki kirinya tiba-tiba kram tak bisa digerakkan.

Saat pertandingan sampai di kuarter tiga, ekspresi Puja mendadak berubah. Wajahnya meringis seraya memegangi perut bagian bawah.

"Umm ... Jay, kayaknya aku harus ke toilet. Kandung kemihku udah penuh ini.”

Sanjaya menoleh ke arahnya dan bertanya, "Kak Puja mau pipis?"

Puja mengangguk cepat.

"Mau aku temenin?"

“Nggak usah. Cukup kamu tunjukkin aja di mana toiletnya."

“Yakin?”

“Iya! Cepet! aku gak tahan ini!” Puja meringis-ringis.

Jaya mengangguk lekas. “Ke arah sana." Dia menunjuk dengan gerakan tangan. "Dari tiang warna kuning itu, Kak Puja belok ke arah kiri, pas ada patung guguk ngompol, di sana Kakak akan lihat pintu berjejer, itu tempatnya."

“Oke, Jay, makasih.” Langsung Puja melanting sebelum air kran-nya membludak menembus celana yang dikenakan.

Dari lapangan pertandingan, Kavi melihat wanita itu meninggalkan tribune. "Mau kemana dia?" tanya hatinya. Mengabaikan fokus, bola yang dioper padanya membentur pundak hingga mengaduh, "AWW! SHIT!!"

"Fokus, Kav!" Teman satu team-nya meneriaki.

"Sorry!" katanya meminta maaf lalu kembali mengambil peran.

Di tempat Puja.

Tidak sulit menemukan toilet, arahan Jaya cepat dipahaminya walau cukup berbelit. Sekarang dia sudah berada di dalam salah satu kubikel.

Setelah plong dan semua hajat terbuang, baru usai menaikkan celana, suara derap langkah dari luar memenuhi pendengaran Puja.

"Ah, rasanya meleleh lihat wajah ganteng Kavi Manggala."

"Iya. Semakin ganteng dengan rambut basah dan keringat bercucur." Suara lainnya menimpal.

Nada gemas mereka sahut bersahut, Puja sampai tersenyum-senyum, rasanya ingin meneriakkan bahwa dialah istri manusia yang sedang diperbincangkan cewek-cewek itu.

Puja menutup closet lalu menurunkan tubuh, duduk kembali di sana hanya untuk jadi pendengar celotehan para gadis yang mungkin hanya datang untuk menebalkan bedak dan lipstik mereka.

"Lo bener, gue bahkan rela jilatin keringetnya dia asalkan jadi hak milik.”

"Hahaha! Gue juga rela jadi daki-nya asal bisa menempel terus."

"Haha! Gelo sia!"

"Gue lebih suka Jun!" Satu suara baru mencetuskan diri. Dari suaranya yang satu ini terdengar lebih santai.

"Iya, Arjuna emang gak kalah ganteng, tapi Kavi lebih luar biasa," suara yang pertama terdengar lagi. "Selain ganteng banget dan pinter dalam segala bidang olahraga, dia kaya raya. Spek sultan, Guys, pewaris tunggal Manggala Group. Siapa yang gak mimisan sama cowok sesempurna itu coba?"

“Hooh.”

“Apa gue oplas aja ya biar mirip sama Lisa Black Pink.”

“Cuih! Lisa blekpotan yang ada kalo lo.”

“Haha! Iya. Atau malah jadi Agus sedih banget.”

“Wah, gak dukung banget jadi temen.”

"Udah-udah. Sampe mati pun tu cowok-cowok cuma dongeng buat modelan kita."

Celotehan mereka terinterupsi seiring dengan terbukanya satu pintu kubikel closet. Puja keluar setelah puas jadi pendengar.

Pasang mata mereka mengarah satu ke wajah Puja, auto membelalak berjamaah.

Puja tersenyum pada para gadis berjumlah empat itu seraya melangkah menghampiri salah satu cermin. Meraih sisir yang ada di sana lalu merapikan rambut.

Ternyata mereka masih anak-anak, mungkin masih sekolah kelas menengah. Kini terdengar gadis-gadis itu saling berbisik, lalu memutuskan keluar bersama-sama karena malu. Pasalnya mereka ingat, bahwa wanita itu adalah wanita yang datang bersama Kavi, Jun juga Sanjaya.

Setelah mereka berlalu, Puja sudah selesai dan akan segera keluar, namun tepat di ambang pintu, langkahnya terjegal oleh dua orang pria.

"Hai, Nona Cantik, kenalan dong!"

Puja melengak ke wajah-wajah itu. Dari tampangnya, mereka seperti bukan pria baik-baik.

"Maaf, aku lagi buru-buru!"

Namun saat melangkah untuk menghindar, langsung dihalangi dua tubuh yang sepertinya tak akan mudah untuk dilewati.

"Jangan sombong, Nona. Kami cuma mau kenalan aja kok."

"Tolong kalian minggir! Temanku lagi nungguin." Puja terus merangsek untuk bisa melewati mereka.

"Oh, nggak semudah itu." Mereka mulai bermain-main.

"Minggir gak!" teriak Puja.

“Gak!"

Puja mulai merasa panik. “Aku tereak nih!" ancamnya.

Mereka malah saling terkekeh. “Silakan.”

"TOLOOOONGGG!"

Seribu sayang, suara teriakannya tersamarkan oleh teriakan penonton yang membahana di lapangan.

Kedua lelaki itu merasa menang dengan keadaan ini.

"TOLOO--hmmp!"

Tidak memberi kesempatan dua kali untuk berteriak oleh dua begundal, Puja ditarik menuju sebuah koridor dengan mulut dibekap.

Rontaannya jelas kalah tenaga. Dua lelaki itu terus mendorongnya semakin jauh. Tidak satu pun orang lain melintas. Sampai kemudian berakhir di sebuah ruangan sepi yang tampangnya seperti gudang, tempat menyimpan alat-alat kebersihan. Sapu dan lainnya berjejer di sana.

"Argh!" Puja di hempas ke lantai.

Satu dari pria itu menyeringai di hadapannya, sementara yang lain mengurus pintu. "Nggak akan ada lagi yang mendengarmu, Nona cantik. Di sini sangat sepi."

"Kumohon lepasin aku!" Air mata Puja menyemarakkan ketakutan tanpa tandingan. “Tolooong.”

Kesempatan diambil cepat, satu orang memulai perbuatan jahatnya atas Puja, sedang lain menunggu giliran dengan berjaga di dekat pintu, menghalau kalau-kalau ada yang datang.

Mulut Puja dibekap lagi sementara tubuhnya terus meronta dari aksi sentuhan kasar pria bajingan dengan tangis sesak tertahan.

Tapi alam masih berbaik hati.

BRAKK!

Pintu ditendang keras oleh seseorang dari luar, mengempas satu lelaki yang berjaga hingga membentur dinding.

"Anjing! Siapa lu?!"

Dalam tangis, Puja menyeru namanya, “Kavi!” Sembari menegakkan badan lalu meringsut ke sebuah sisi.

“BANGSAAT!"

Mata merah meradang amarah, Kavi tak menunggu selingan. Sebat melayangkan tendangan keras ke perut salah satu pria. Lainnya maju melawan dan mendapat perlakuan sama.

Kini dia dikeroyok dua orang. Kelahi tidak bisa dihindar lagi. Kavi berusaha melawan dengan tenaga sisa.

Satu keberuntungan, selain ahli di banyak bidang olahraga, dia pernah ikut ekskul taekwondo saat SMA walau tak sampai di sabuk hitam, setidaknya cukup menjadi modal memainkan kepalan tangan dan tendangan kaki serampang.

"Mati lu, Bangsat!" Satu pukulan keras di dua wajah secara bergilir, menutup pertarungan. Kedua pria berandal itu terkapar di lantai dalam keadaan nahas dan babak belur.

"Puja!" Cepat Kavi menghampirinya setelah tak ada perlawanan berarti.

Tangis wanita itu pecah kembali. “Aku takut Kavi.” Tanpa peduli ego, dia menubrukkan diri ke pelukan lelaki itu.

Kavi balas memeluk, protektif dengan segala cemas. “Gak apa. Semua udah baik-baik aja. Gua di sini.”

1
Wan Trado
puja demi obsesinya rela menyiksa diri, sayang kavi lebih mengagungkan kesempurnaan, kalaupun sekarang kavi mulai terlihat menyukai puja itu semata karena puja berubah secara fisik..!! coba kalau tetap seperti dulu tampilan puja 3 kontainer pun cinta yang dibawakan puja takkan berarti..
jadi lupakan obsesi cintamu puja..
ada jim dan jun, walaupun mereka belum teruji, jim karena kedekatan kerja.. jun terkesan memancing di air keruh..
Wan Trado
disaat kavi bergerak ke perubahan dari keegoisan, gantian puja mulai membohongi perasaan demi benteng kekerasan hati kavi yang sudah lama tercipta
Wan Trado
mulaiii... kann.. 😆
Wan Trado: wuiiih ada narsisme disini.. 😂
but, okelah Semoga sepadan dg hasil.. 😁
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: Asalkan aku gk termasuk dari kebodohan itu, maka dunia orang waras akan tetap baik2 aja🤣
total 4 replies
Wan Trado
wah wahhh.. nakal yaa @Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт
Wan Trado
bisa ga perumpamaan nya yg lebih manis dikit... ini kan jadi bau tau.. 🤣🤣
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: hiperbola juga butuh plesetan, Kak./Toasted/wkwkwkwk!
total 1 replies
Wan Trado
tunggu saja sampai puja juga membentengi hatinya darimu dan aku mulai mencari celah untuk menguasai benteng hatinya puja, batinnya juna berkata..
Wan Trado: komentator belajar nulis pulak 🤣🤣
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: Hahaha!
Ada yg menambahkan.
total 2 replies
Be___Mei
Annyeonghaseooooo 👻👻👻
Be___Mei: Kwkwkw nanti kita tanyakan kepada rumput yang bergoyang 😂
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: Annyeong haseo, Eonni. Gomawo sudah mampir./Smile/
Bogoshipeo ... kapan ada rilisan baru di akunmu?
total 2 replies
Wan Trado
untuk sementara tidak ada komentar
Wan Trado
yakin ga akan terjebak dg janjimu hari ini kavi... yakiiinn..??
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: "janji adalah jebakan"..🤣
total 1 replies
Wan Trado
ngomelin siapa sebenarnya sihh.. 😂
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: Hahaha!

Gomawoyo ....🤩
Wan Trado: sungguh spesial wanita satu ini... 😊
nih ☕ spesial buat 👉 kamu..
total 3 replies
Wan Trado
dimanaaa😁
Machan
gua berasa balik ke jaman sekolah, punya temen namanya Kokom dipanggil baskom🤣
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: Gua juga ada temen namanya Idrus dipanggil Kardus🤣
total 1 replies
Machan
anjay, baskom cuciaan
Machan
minyaaaaakkkk
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: Wkwkwk!
Balik ke sisi melo dulu gua🤣
total 1 replies
Wan Trado
☝aku datang.. 🤝
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: Wkwkwk! Selamat dadang, Kak..
total 1 replies
Wan Trado
harus ada suprise karakter ya kak, jangan lurus-lurus saja dari tidak suka menjadi bucin.. 😁👍
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: udah ...
speechless🥲
Wan Trado: i told you before, always 👉 you 😍
total 5 replies
Wan Trado
hadir dan nyimak perangainya dulu.. 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!