Ketika cinta harus diakhiri karena syarat dari kedua orang tuanya yang mendambakan seorang menantu hafiz Al'quran.
Dan aku terpaksa menikah dengan perempuan lain yang tidak aku cintai karena hutang jasa.
Bagai mana kelanjutannya simak ceritanya di novel. CINTA TERHALANG 30 JUZ AL'QURAN.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34. Di Lunasi
"Waalaikumsalam, Fira, Bude sama Bibi didepan rumah kamu ni, Bapak dan Ibuk kamu kemana ?, tadi kata orang mereka dibawa pakai mobil." Bude langsung menyerang Fira dengan pertanyaan.
"Ibuk...Ibuk sama Bapak..." Fira belum sempat melanjutkan ucapannya, bude sudah langsung melemparkan lagi pertanyaan.
"Dimana mereka, cepat katakan Fira !" Bude Neli sepertinya sangat khawatir.
"Mereka masih di musholla rumah sakit, tadi kami sholat dhuhur." Jawab Fira.
"Alhamdulillah, mereka baik-baik saja 'kan, soalnya Bude takut, karena kata orang tadi mereka dibawa pakai mobil. Maafkan Bude sama Bibi, kami tidak bisa kerumah sakit, soalnya kami belum punya uang." Ujar Bude masih ditelepon.
"Iya bude, gak apa-apa, Ibuk sama Bapak, baik-baik aja, mobil yang membawa Ibuk dan Bapak, itu mobil Kak Deril, dia Kakaknya mas Ariel, eh, mas Nazriel maksudku." Jelas Fira lagi.
Semangat Fira hilang, saat mendengar Budenya mengatakan belum ada uang.
Niat Fira ingin meminjam, namun harus Fira urungkan karena Budenya sudah mengatakan tidak punya uang.
"Kakaknya Nazriel, maksud kamu apa?" tanya Bude, karena tidak paham yang dimaksudkan oleh Fira keponakannya.
"Maksud aku, mas Nazriel, masih punya keluarga, dan yang membawa Bapak dan Ibuk kesini, itu Kak Deril, Kakaknya mas Nazriel." Jelas Fira lagi.
"Masih punya keluarga, gimana ceritanya ?" tanya Bude Neli masih tidak mengerti.
Fira menghela nafas, dia juga tidak tau gimana harus menceritakan pada Bude dan Bibinya itu.
"Panjang ceritanya, nanti aja Fira ceritakan, Fira sekarang akan keruang mas Nazriel. Assalamualaikum." Fira langsung menutup teleponnya.
Fira kembali bingung, harapannya ingin meminjam uang sama Budenya telah sirna.
Fira mendekati meja administrasi, rencananya dia ingin meminta tempo satu hari lagi, karena dia harus memikirkan dimana dia akan mendapatkan uang itu.
"Apa Mbak ingin melunasi sisa uang yang tadi ?" tanya petugas administrasi.
Safira menggeleng, dia sebenarnya malu, seumur hidupnya dia belum pernah seperti ini, Safira sebenarnya gadis yang sangat pemalu, namun untuk sekarang, Safira mengikis rasa malunya demi suaminya.
"Maaf Sus, apa boleh saya minta tangguh sampai besok, soalnya saya belum mendapatkan uang." Mohon Safira tidak sadar kalau pembicaraannya dengan petugas administrasi didengar oleh seseorang yang baru lewat.
"Boleh Mbak, tapi hanya besok saja," Jawab petugas itu ramah.
"Terimakasih sus, besok aku pasti akan melunasinya." Safira sangat senang, berarti dia masih punya banyak waktu untuk meminjamkan uang.
Sementara didalam ruangan rawat Ariel, Deril masih duduk menunggu Ariel, dia sudah sangat rindu ingin berbicara dengan Ariel.
Re yang baru saja masuk, dia langsung menghampiri Deril ya g sedang duduk disebelah brankar Ariel.
"Hei, kayaknya, biaya operasi Ariel belum lunas deh," Ujar Re membuat Deril langsung menatapnya.
"Tau dari mana kamu ?" tanya Deril mungkin saja benar, apalagi biaya operasi bukan sedikit.
"Tadi, saat aku lewat, aku tidak sengaja mendengar Safira meminta tangguh lagi." Re memberitahu apa yang dia dengar tadi.
"Kamu pergi urus, aku tidak mau Adik iparku terbebani, mereka sudah cukup menjaga Ariel selama ini." Ujar Deril.
Deril sudah melihat Rumah dan kehidupan Pak Imran, sudah pasti Pak Imran tidak mampu membayar biaya rumah sakit, bukan maksud Deril meremehkan, tapi Deril hanya bersimpati.
"Oke siap, bos," Re langsung keluar dari ruangan itu dan berjalan menuju administrasi.
Re melirik sana-sini, memastikan kalau Safira sudah tidak ada disitu.
"Wah ganteng banget, meleleh hati Adek Bang." Ujar petugas administrasi saat melihat Re berjalan kearahnya.
"Ada yang bisa saya bantu mas ganteng ?" tanya petugas itu menebarkan senyum manisnya pada Re.
"Ubur-ubur ikan lele, pasti ada le." Jawab Re bercanda dengan petugas itu.
"Ubur-ubur ikan lele, apa yang bisa saya bantu le ?" petugas itu juga tidak kalah dengan Re, keduanya memiliki humor yang sama.
"Begini Sus, aku ingin tau berapa biaya rumah sakit untuk teman ku, yang namanya Nazriel."
"Oh, Pak Nazriel suaminya Mbak yang tadi ya ? tunggu sebentar aku lihat dulu." Petugas itu langsung memeriksa data Ariel.
Re juga menunggu dengan sabar, namun mata Re terus saja melirik sana-sini, memastikan kalau dia tidak kelihatan oleh Safira.
Tidak lama kemudian, petugas sudah mendapatkan data Ariel, kemudian petugas itu memberitahu Re.
"Biaya rumah sakit untuk Pak Nazriel, semuanya 12 juta, tapi istri Pak Nazriel sudah membayarnya 4 juta, dan sisanya katanya akan dilunaskan besok."
Re segera mengeluarkan kartunya dan memberikan kepada petugas itu.
"Kalau begitu, aku mau melunaskan semua, ambil kartu ini, dan tolong jika Adik iparku datang, kembalikan uangnya ya g 4 juta itu."
"Baik mas," Petugas itu langsung menggesek kartu Re, dan memotong 12 juta, setalah itu dia mengembalikan kartu lagi kepada Re.
"Ini kartunya mas, sudah saya potong sesuai yang mas minta, dan nanti aku akan mengembalikan uang Mbak yang tadi." Ujar petugas itu.
Re langsung mengambil kartunya dan memasukkan kembali ke dompetnya.
"Terimakasih manis," ucap Re, setelah itu langsung berlalu.
Sedangkan petugas itu, menjadi salah tingkah karena dibilang manis oleh Re.
"Fira, kamu kenapa Nak, kok kamu seperti gelisah begitu ?" tanya Pak Imran dan Buk Siti saat melihat Putrinya duduk termenung dan gelisah dilobi rumah sakit.
Fira tersenyum, dia menyembunyikan kegundahannya pada kedua orang tuanya.
"Fira gak apa-apa,Pak, Buk, Fira cuma duduk-duduk aja disini." Jawab Fira.
Namun seorang Ibu yang sudah melahirkan dan membesarkannya, pasti tau kegelisahan Anaknya walaupun sangat Anak menyembunyikan pada orang tuanya.
"Kamu jangan menutupinya, ceritakan sama Bapak dan Ibuk, masalah apa yang kamu hadapi !" Paksa Buk Siti, agar Safira membagikan masalahnya.
Fira tidak bisa menyembunyikan lagi, dia tau kalau Bapak dan Ibuknya pasti tau kalau dia sedang tidak baik-baik saja.
"Bapak, Ibuk, sebenarnya, Fira lagi susah, Fira belum melunasi biaya rumah sakit mas Ariel, Fira bingung dari mana Fira harus mendapat uang." Akhirnya Fira memberitahu pada kedua orang tuanya.
Pak Imran mengusap bahu Anaknya itu, dia tau kalau biaya rumah sakit itu banyak, tapi di saat ini juga tidak punya uang, untuk membantu Fira.
"Nak, kamu tidak perlu khawatir, kita hadapi ini sama-sama, Ibuk punya perhiasan, untuk sementara kita jual aja dulu, nanti kalau sudah punya uang kita bisa membelinya lagi."
Fira langsung memeluk Ibuknya itu, ternyata benar, masalah kalau sudah berbagi dengan keluarga, pasti ada jalan keluarnya.
Pak Imran, Buk Siti, dan Safira, langsung berjalan memasuki rumah sakit, dia akan memberitahu Deril dan Re, kalau dia harus keluar sebentar.
Saat Safira berjalan melewati administrasi, Safira dipanggil oleh petugas.
"Mbak, Mbak ?" panggil petugas saat melihat Safira dan kedua orangtuanya melewati meja administrasi.
Bersambung.
putus dri maya,,
Gm y reaksi ustad abal" itu..