NovelToon NovelToon
MENAKLUKAN SANG PEWARIS

MENAKLUKAN SANG PEWARIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:15.4k
Nilai: 5
Nama Author: Henny

Elora punya mimpi sederhana, ingin menjadi perawat dan menikah dengan pria impiannya. Bukan dari lelaki kaya, namun lelaki yang mencintainya sampai maut memisahkan. Namun impian Elora kandas saat pamannya tanpa pertimbangan apapun mengirim Elora ke Spanyol untuk menaklukan sang pewaris kekayaan keluarga Gomez sesuai dengan wasiat mamanya sebelum ia meninggal. Elora terkejut karena sesampai di Spanyol, ia harus bersaing dengan banyak perempuan yang juga punya misi yang sama, menaklukan sang pewaris. Apakah Elora bisa melaksanakan misi almarhumah mamanya? Akankah ada cinta sejati baginya di Spanyol?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengadu?

"Mama?" Enrique yang masuk ke dalam rumah terkejut saat melihat mamanya yang sedang duduk di ruang tamu. Lelaki itu segera menyalahkan lampunya.

"Ada apa mama di sini dalam keadaan gelap?"

Tizza menatap putranya tanpa berkedip. "Jam berapa sekarang?"

Enrique menatap jam tangannya. "Pukul 1 lewat 25 menit."

"Kenapa baru tiba?"

"Pestanya baru selesai, ma."

"Oh ya? Lalu kenapa Elora tiba di rumah ini pukul 11.30?"

"Dia pulang tanpa memberitahukan padaku, ma. Aku mencarinya di setiap sudut rumah tuan Ernesto dan ternyata dia sudah pulang dengan nyonya Elionora. Mama pikir aku nggak kesal?"

"Wajarlah kalau dia pulang tanpa pamit. Kamu bukannya menemani dia tapi asyik dengan Vania."

"Elora mengadu pada mama?" Enrique terlihat mengepalkan tangannya.

"Tidak. Mama kebetulan sedang duduk di balkon lantai dua. Mama ingin melihat kalian pulang bersama. Mama kaget melihat Elora diantar oleh orang lain. Makanya mama telepon nyonya Elionora dan beliau yang mengatakan pada mama kalau dia terpaksa mengajak Elora pulang karena gadis itu terlihat mengantuk dan kamu sedang asyik bernostalgia dengan Vania."

"Ma, aku hanya....."

"Bukan begitu sikap sebagai seorang laki-laki terhormat." Tizza langsung meninggalkan anaknya membuat Enrique jadi bertambah kesal. Seumur hidupnya, baru kali ini ia melihat mamanya yang marah besar kepadanya hanya karena seorang Elora.

Rasa jengkel karena ditinggal pergi oleh Elora belum juga hilang, kini harus ditambah dengan kemarahan mamanya. Enrique ingin agar semuanya segera berlalu agar ia tak akan melihat Elora ada di rumah ini lagi.

**********

"Hai cantik, berita mu ada di grup para pengusaha anggur di negara ini. Ulasanmu tentang orang yang tak mengerti anggur mendapatkan pujian dari para pakar anggur. Anggur memang bukan tentang rasanya namun bagaimana bisa dinikmati bersama orang-orang tercinta." puji Alea begitu Elora memasuki ruang makan.

Simone menatap kagum pada Elora. "Baru kali ini, banyak orang menyukai ulasan tentang anggur dari orang yang tak mengerti anggur. Aku kagum padamu, nak."

"Kalian bisa saja. Maaf kalau aku tak banyak tahu tentang anggur karena aku hanya tertarik pada obat-obatan."

Enrique hanya diam. Ia nampak menyimpan amarah untuk Elora. Selesai sarapan, Enrique segera berdiri.

"Elora, aku antar kamu ke rumah sakit." kata Enrique membuat Elora terkejut namun ada senyum di wajah Tizza. Anna dan Cecil memang belum kembali ke rumah ini.

Enrique mengantarkan Elora dengan truk double cabin nya.

"Mengapa semalam kamu pulang lebih dulu dan tidak menunggu aku? Kamu sengaja ingin mempermalukan aku di depan tuan Ernesto? Kamu sengaja ingin membuat mama ku marah padaku?" tanya Enrique setelah mereka meninggalkan halaman mansion.

"Aku lelah dan mengantuk. Apa salahnya jika aku pulang lebih dulu sedangkan kamu masih ingin bersama sahabat kecilmu itu?" Elora balik bertanya sambil menatap Enrique dengan mata yang menyala.

"Seharusnya kamu menunggu aku, Elora."

"Seharusnya kamu tak mengabaikan aku! Aku pergi mengambil minuman sendiri dan kamu tak menemani. Lalu setelah datang Vania, kamu bahkan lupa dengan aku."

"Kamu cemburu dengan Vania?"

Elora tertawa.

"Kanapa tertawa?" tanya Enrique.

"Kamu berpikir kalau aku cemburu dengan teman masa kecilmu itu? Bagaimana aku bisa cemburu kalau mencintaimu saja adalah sesuatu yang mustahil? Jika mau disuruh pilih, aku lebih baik memilih Pedro yang play boy itu dari pada kamu lelaki yang nggak punya hati."

Enrique menginjak rem mobilnya mendadak. "Apa kamu bilang? Aku nggak punya hati? Baiklah. Sekarang turun!"

"Apa? Kamu menurunkan aku di tengah jalan seperti ini bahkan di tengah hutan?"

"Turun kataku!"

Elora membuka sabuk pengamannya. "Kamu pikir kalau aku takut?" Elora membuka pintu mobil dan segera turun. Enrique langsung menjalankan mobilnya.

"Sungguh kamu benar-benar tak punya hati." Elora berteriak mengeluarkan kekesalan hatinya. Ia mengeluarkan ponselnya. Berharap Pedro belum pergi. Namun ternyata Elora tak memeriksa kalau ponselnya kehabisan daya. "Ya Tuhan. Bencana apa ini?"

***********

Enrique menghentikan mobilnya setelah hampir 5 menit ia menjalankan mobilnya. "Sial! Kenapa aku harus menurunkan dia? Bagaimana kalau ia mengadu pada mama dan mama marah lagi padaku?" Enrique segera memutar mobilnya dan mencari Elora di tempat ia meninggalkannya tadi.

Tak mungkin kalau Elora naik kendaraan lain. Bukankah tadi tak ada mobil lain yang berpapasan dengannya?

Enrique menelepon ponsel Elora namun ponselnya tak aktif. Tak mungkin juga Elora akan kembali ke mansion yang jaraknya sudah jauh dari tempat ini.

"Nuna, tolong lihat apakah Elora ada di rumah atau tidak. Please jangan memberitahukannya pada mama karena mama pasti akan marah." Enrique menelepon Nuna.

**********

Pedro terkejut melihat Enrique yang datang mencari Elora.

"Hari ini Elora tak masuk. Aku pikir dia kelelahan karena pesta semalam."

Enrique menceritakan pertengkarannya dengan Elora.

"Kamu gila, En. Kenapa turunkan Elora di jalan yang tidak aman seperti itu? Kamu lupa dengan peristiwa penembakan sebulan yang lalu? Walaupun ini masih siang hari, mereka bisa saja melancarkan aksinya kalau ada kesempatan."

"Jangan menakuti aku, Pedro."

"Gila kamu ya? Walaupun kamu tidak suka dengan Elora, tapi jangan seperti itu. Ayo kita cari dia!"

Di manakah Elora?

Saat gadis itu berteriak karena ponselnya tak bisa digunakan, lewatlah sebuah kereta kuda yang akan memasuki area perkebunan.

"Nona!"

Ternyata itu salah satu pekerja di perkebunan keluarga Gomez.

"Mau kemana?" tanya Elora.

"Mau ke pegunungan. Mencari blueberry."

"Aku ikut!" Elora langsung naik ke atas kereta kuda itu.

Pasangan suami istri itu hanya tertawa melihat Elora yang tak peduli dengan baju putihnya.

Kereta kuda itu pun memasuki area perkebunan dan meninggalkan jalan raya.

"Nona tidak ke rumah sakit?" tanya sang istri.

"Tidak. Aku ingin jalan-jalan." Elora sebenarnya sedang mengeluarkan rasa kesalnya akibat sikap Enrique yang menurutnya ke kanak-kanakan.

Sementara Elora sedang menikmati kebersamaannya dengan pasangan suami istri itu, Enrique dan Pedro sudah kelimpungan mencari Elora. Bahkan secara diam-diam Enrique menggerakkan anak buahnya untuk ikut mencari.

"Lacak signal ponselnya saja, bos." ujar Felix.

"Sudah. Tapi signal ponselnya memang berakhir di tempat ini. Kalau mereka membawa Elora ke pegunungan sana, kan signal ponselnya nggak bisa di lacak lagi." kata Enrique. Ia sungguh menyesal karena mengikuti emosinya dan membiarkan Elora turun sendiri.

"Ini sudah jam 4 sore, bos. Orang-orang di mansion pasti akan curiga kalau nona belum tiba." kata Felix lagi.

Enrique bertambah tegang.

Ponsel nya tiba-tiba berdering. Ada panggilan dari Nuna.

"Hallo tuan, nona Elora sudah ada di perkebunan. Ia ternyata pergi baik kereta kuda dengan salah satu pekerja."

"Terima kasih." Enrique menatap Pedro. "Elora sudah ada di mansion. Ia ternyata ikut dengan salah satu pekerja naik kereta kuda."

Pedro menahan tawanya. Ingin rasanya ia menyoraki Enrique karena telah dibuat kelimpungan oleh Elora.

"Ya sudah. Pulang sana!" usir Pedro.

Enrique segera pulang ke mansion. Begitu sampai di sana ia langsung ke kamar Elora. Tanpa mengetuknya ia langsung membuka pintu kamar dan Elora baru akan berpakaian sehingga ia hanya menggunakan pakaian dalamnya.

"Hei, bisakah kamu mengetuk pintu dulu sebelum masuk?" teriak Elora sambil menyilangkan tangannya ke dada.

Enrique tak memperdulikan kata-kata Elora. Ia mendekati gadis itu dan mendorongnya sehingga punggung Elora menyentuh dinding. Tangan Enrique memenjarakan gadis itu.

"Kamu itu ya, benar-benar membuat aku gila seharian ini. Kamu nggak tahu aku hampir ketakutan membayangkan kamu diculik oleh para penembak itu?" tanya Enrique dengan mata yang menyala.

"Kamu menurunkan aku tanpa perasaan."

"Kamu sendiri yang bilang kalau aku tak punya perasaan."

"Ya sudah. Kenapa kamu harus merasa gila saat aku tak ada? Aku itu sedang menikmati kesenanganku."

"Kamu .....!" Enrique tak tahu bagaimana harus menumpahkan seluruh kekesalan hatinya. Keduanya tangannya menangkup pipi Elora. Gadis itu balas menatapnya dengan tajam.

"Jangan salahkan aku yang menghukum mu." Enrique entah kemasukan setan apa, tiba-tiba langsung mencium bibir Elora.

Tentu saja Elora kaget, tak tahu harus berkata apa. Tubuhnya membeku. Ia bagaikan mengalami Dejavu.

Ciuman Enrique yang awalnya kasar, kini berubah menjadi lembut.

Elora yang diam, kaget, bingung tak tahu harus bicara apa, akhirnya mulai menemukan kesadarannya kembali. Ia langsung mengigit bibir Enrique dengan sangat keras sehingga bibir lelaki itu berdarah.

"Ah .....!" teriak Enrique sambil memegang bibirnya yang berdarah.

"Jangan pernah mengambil apapun yang bukan hak mu." kata Elora lalu mendorong tubuh Enrique dengan sekuat tenaga membuat lelaki itu hampir jatuh. Enrique meninggalkan kamar Elora dengan perasaan bingung. Ia merasa saat mencium Elora, itu bukan ciuman yang pertama.

Bayangan di malam itu kembali bermain di kepala Enrique. Apakah mungkin ciuman di kolam itu bukan mimpi?

Sementara Elora di kamarnya menangis sambil menyeka bibirnya dengan punggung tangannya. Ia merasa harus segera meninggalkan rumah ini. Ia merasa tak kuat lagi menghadapi sikap Enrique yang semena-mena padanya.

***********.

"Bibir kamu kenapa, anakku?" tanya Tizza saat melihat bibir Enrique yang terluka saat makan malam.

"Hanya kecelakaan kecil, ma."

"Nggak digigit cewek kan?" tanya Simone membuat Enrique hanya tersenyum tipis pada opanya itu.

"Mana ada cewek yang mau mengigit ponakan ku yang tampan ini saat dicium? Yang ada justru mereka akan ketagihan. Iya kan Enrique?" kata Alea.

Nuna datang. "Tuan, nyonya, nona Elora ijin tak ikut makan malam. Ia merasa tak enak badan. Katanya dia ingin berbaring saja."

"Buatkan teh herbal untuknya, Nuna. Setelah makan aku akan melihat keadaan Elora." ujar Tizza. Ia merasa ada sesuatu yang terjadi antara Elora dan putranya.

***********

Episode berikut, Enrique akan menemukan kebenaran yang tak pernah diduganya.

1
Eka ELissa
siapa dia....hnya emak yg tau....
Eka ELissa
50....😲😲😲itu pacaran apa gnti sikat gigi Pedro ....😄😄🤣🤣🤣smpe sgtu nya .....saking murah meriah kah cinta mu mbok obral 2 /Facepalm//Joyful//Facepalm/
ly🧚‍♀️
ini ibu tirinya elora atau anna sih 🤔
wati
masih jadi misteri
Makaristi
masih teka-teki yah..
siapa yg menginginkan kematian elora??
ksh tahu donk thor 🫢🤭
rinny santoso
duh siapa yg pengen elora celaka.... Anna kah atau istri elroy....
gws mami....
ˢ⍣⃟ₛ 𝐀⃝🥀💜⃞⃟𝓛 Jibril Adinda
siapa sih orang itu apa mungkin istri dari Elroy ato anak angkatnya
Tina Ajay
apa itu ibu tirinya elora🤔🤔
gia nasgia
Enrique dan Elora nggak sadar kalau baby dalam kandungan Elora,yg membuat mereka menjadi dekat 😍sehat"bumil dan si baby sampai lahiran
Eka ELissa
nah loh dilema dia... Enrique
Eka ELissa
smoga ank mu baik2 aj El prnh alamin kyk kmu 😭😭😭dia dgn ku cumn itungan bulan El...🥹🥹🥹😭
Eka ELissa
mengangkat knpa jdi mengikat Mak...😁😁😁
tintiin21
berharap baby bs menyatukan org tuanya Elora&Enrique... 🤗🤗🤗
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Maria Kibtiyah
semoga nantinya elora menikah sama enrique ... si anna lama2 keliatan muka aslinya
Heni Fitoria
semoga bibi tizza juga ayahnya elora segera tahu
Tina Ajay
Anna ternyata sangat menyebalkaaaaaan
rinny santoso
ernique perlahan2 mulai memikirkan elora... masih penasaran siapa yg menukar hasil tes DNA elora dan elroy
rinny santoso
Terima kasih up nya mami.... GWS ya mam... 😢
Yuli Budianto
makasih udah up kak.....sehat selalu ya Kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!