Impian Malika menikah dengan Airlangga kandas ketika mendapati dirinya tidur bersama Pradipta, laki-laki asing yang tidak dikenalnya sama sekali. Gara-gara kejadian itu Malika hamil dan akhirnya menikah dengan Pradipta.
Sebagai seorang muslimah yang taat, Malika selalu patuh kepada suaminya.
Namun, apakah dia akan tetap menjadi istri yang taat dan patuh ketika mendapati Pradipta masih menjalin asmara dengan Selina?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Kejadian Tak Terduga
Bab 17
Malika dan Puput pergi ke mall untuk membeli perlengkapan bayi. Mereka antusias ketika melihat baju-baju bayi yang lucu. Dengan semangat empat lima, keduanya memilih barang-barang yang diperlukan untuk calon bayi Malika.
"Kak, debay-nya—dede bayi—perempuan, ya? Jadi, kita beli yang warna pink." Puput memilih beberapa baju bayi untuk anak perempuan.
"Menurut hasil USG bayinya perempuan. Tapi, tidak harus warna pink juga. Beli saja yang terlihat bagus dan lucu," ujar Malika sambil memilih dress untuk bayi.
"Oke!" Puput mengacungkan jempol.
Semua barang yang dibeli berwarna pink dan putih. Puput begitu bersemangat mencari dan bertanya barang-barang yang ada di dalam catatan yang dituliskan oleh Malika kepada penjaga toko.
Tidak terasa sudah tiga jam mereka belanja semua keperluan bayi di beberapa toko. Begitu banyak barang yang dibeli sampai harus menyewa jasa driver untuk mengantarkan semua barang ke rumah. Karena tidak akan muat jika dimasukkan ke dalam mobil milik Malika.
"Kita makan dulu, yuk!" ajak Malika.
"Kebetulan aku lapar," balas Puput sambil mengusap perutnya. "Aku ingin makan nasi kalau lapar seperti ini."
"Kita ke resto Nusantara saja. Biar banyak variasi menu makanannya. Kakak sedang ingin makan soto Betawi," ucap Malika.
Kedua perempuan itu masuk ke resto yang ada di dekat eskalator. Dari sana bisa melihat orang yang lalu-lalang karena dinding pembatas dari kaca yang lebar.
"Bukannya itu Ibu, ya? Katanya sedang pergi arisan, kok, malah belanja sama Bu Mirna," ujar Puput merasa heran.
"Mungkin acara arisannya sudah selesai. Sekalian pergi jalan-jalan ke mall setelah pulang arisan, kan, bukan hal yang aneh," balas Malika.
Puput terdiam. Dia merasa kalau ibunya sengaja tidak mau menemani mereka belanja dan memilih pergi jalan-jalan bersama dengan temannya. Gadis itu tahu semalam kakaknya memberi uang yang cukup banyak kepada ibunya untuk membeli perlengkapan bayi.
"Ibu menggunakan uang Kak Dipta untuk bersenang-senang. Bukannya dibelikan keperluan cucunya, malah beli yang lain," batin Puput kesal ketika melihat sang ibu menjinjing paper bag dari merek terkenal dunia.
"Lagian Kak Dipta, malah memberikan uang sama ibu, bukan dikasih langsung sama Kak Malika," lanjut gadis itu di dalam hati.
Malika tidak pernah mau ambil pusing yang malah bisa mengakibatkan makan hati, atas perbuatan suami dan keluarganya. Dia bertahan dengan caranya sendiri, yaitu fokus untuk menjaga bayi yang ada di dalam kandungannya.
Sepulang belanja, Malika mendapati barang belanjaannya sudah dibongkar oleh Bu Mayang yang sudah sampai rumah duluan. Kebetulan tadi, dia ingin membeli rujak buah yang ada di pinggir jalan dan cukup lama karena antri.
"Ibu, kenapa belanjaan Kak Malika dibongkar seperti ini?" Puput protes karena ruang depan berantakan oleh barang-barang keperluan bayi.
"Ibu hanya ingin tahu kalian beli apa saja. Siapa tahu ada barang yang lupa dibeli," balas Bu Mayang tanpa merasa bersalah.
Malika hanya diam melihat semua itu. Dia merasa lelah dan ingin istirahat. Wanita itu pun pergi ke kamarnya, membiarkan belanjaan itu tetap berserakan di ruang depan.
Pradipta tidak kelihatan batang hidungnya. Sebentar lagi juga memasuki waktu Ashar, sedangkan laki-laki itu bilang akan kembali ke rumah sebelum tengah hari. Bagi Malika hal itu biasa, jika suaminya ingkar janji atau melupakan janjinya.
Malika memilih membaringkan tubuhnya sambil menunggu waktu azan Ashar berkumandang. Ada waktu setengah jam menuju pukul setengah empat.
***
Pradipta pulang sore menjelang makan malam. Dia terlihat berantakan dan panik ketika masuk ke dalam rumah. Laki-laki itu melihat sang istri sedang duduk manis merapikan barang belanja untuk bayi yang tadi siang dibeli.
"Maaf aku ketiduran di tempat temanku," ucap Pradipta lirih dan merasa bersalah.
"Tidak perlu minta maaf sama aku," balas Malika yang masih asyik merapikan barang-barang untuk bayi mereka.
"Kakak itu pergi ke mana tadi? Sudah tahu istrinya mau beli perlengkapan bayi, malah pergi!" Puput memasang wajah galak karena kesal. Sudah Pradipta tidak ikut mengantar belanja, pulang-pulang belanjaan dibongkar dan diacak-acak sama ibunya.
"Tadi ada pekerjaan penting. Niat mau istirahat sebentar sebelum mengantar kalian belanja, malah ketiduran sampai sore. Semalam kakak lembur menyelesaikan pekerjaan, jadi siangnya ngantuk sekali," kata Pradipta melakukan pembelaan dan Malika tidak perduli.
Dengan cekatan Malika merapikan barang-barang yang dibeli tadi siang ke kamarnya. Karena tidak ada kamar kosong lagi di rumah itu.
***
Sudah cukup banyak bukti yang didapatkan oleh Malika yang dia dapatkan dari orang suruhannya. Dia tidak mau melibatkan keluargannya mau pun para sepupunya dalam permasalahan ini. Wanita itu tahu bagaimana mereka akan menyelesaikan suatu permasalahan dengan cepat dan tanpa ampun. Wanita itu tidak ingin membuat sesuatu yang bisa memicu balas dendam yang terus berantai.
Apa yang terjadi kepada Malika saat ini juga karena dendam keluarga Pradipta kepada keluarganya. Hal ini karena Papa Andromeda memasukan Om Surya ke dalam penjara dan membuat keluargannya bangkrut. Tentu saja kerabat atau keluarga besarnya tidak terima.
Jika sekarang Malika melaporkan yang terjadi kepadanya, bisa-bisa Papa Andromeda, Adzam, dan para sepupunya melakukan perhitungan kepada Pradipta dan keluarganya. Maka nyawa dia dan bayinya yang akan menjadi taruhannya.
"Sabar, dua bulan lagi. Semua akan berakhir!" batin Malika sambil melihat ke arah perutnya yang sudah besar.
"Dokter Malika, gawat!" teriak seorang perawat kepada Malika yang tiba-tiba saja masuk ke dalam ruangan pemeriksaan pasien.
Malika yang baru saja duduk beristirahat setelah selesai memeriksa pasien, dibuat terkejut. Dia pun bertanya, "Ada apa?"
"Barusan aku menerima telepon kalau suami Anda mengalami kecelakaan dan sekarang ada di Rumah Sakit Rajawali—rumah sakit lainnya bukan tempat Malika bekerja."
"Apa?" Malika terkejut.
Rumah sakit itu tidak jauh dari tempat Malika bekerja. Namun, cukup jauh dari tempat kantor Pradipta. Lebih dekat rumah sakit ini jika dihitung jaraknya.
Malika pun bergegas pergi untuk melihat keadaan Pradipta. Apakah mengalami luka ringan atau luka parah, karena sampai dibawa ke rumah sakit.
Begitu sampai di Rumah Sakit Rajawali, Malika melihat ada Selina dan Bu Mayang di sana. Keduanya terlihat mondar-mandir di depan ruang UGD.
Jantung Malika berdetak kencang ketika akan berhadapan langsung dengan Selina. Ini pertama kali mereka bertatap muka saling berhadapan.
"Apa yang terjadi kepada Mas Dipta?" tanya Malika.
Wajah Bu Mayang tegang melirik kepada Selina. Tadi, mereka sedang ada di rumah dan kebetulan Pradipta pulang ke rumah untuk mengambil berkas penting yang ketinggalan.
Laki-laki itu mendengar sesuatu yang membuatnya marah. Pradipta mengancam balik Selina dan Bu Mayang. Tanpa diduga sebuah kecelakaan tanpa disengaja terjadi.
***
penasaran sm masa lalu yg dimaksud sm malika itu 🤔
kau menyembunyikan banyak hal Thor