Pernikahan yang bermula dari sebuah perjodohan , Membuat Amira berpikir akan menjadi sebuah pernikahan yang langgeng...Karena dari pihak Amira maupun pihak Reza sama sama sepakat dan menyetujui akan perjodohan ini..
Namun siapa sangka pernikahan yang sudah berjalan tiga tahun akhirnya di terpa badai , dengan hadirnya orang ketiga...yang menjadikan pernikahan Amira menjadi neraka untuk dirinya sendiri.
Bagaimanakah Amira bisa menghadapi sebuah pernikahan yang bagaikan neraka dalam hidupnya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wildat Dzi Wildat Dzi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
N P
Tidak pernah di sangka oleh Reza kalau selama ini dirinya di bodohi oleh Genata. Dan Genata juga termasuk perempuan yang sangat ambisius. Dirinya tidak percaya jika Genata ngotot tidak ingin bercerai selama tidak di berikan harta gono gini!.
Apa yang harus di berikannya? Hartanya saja, selama dirinya menikah dengan Genata habis di jual sedikit demi sedikit olehnya. Dan itu semua juga tidak luput dari tekanan mertua dan istrinya sendiri selama ini.
"Kemana Alfa" meskipun dari awal ibu Sulastri sudah tau kalau Alfa bukan cucu kandungnya. Tetapi, dia tidak pernah bersikap buruk ataupun menghardik kata kata yang tidak pantas di depan Alfa. Dirinya tahu yang salah sebenarnya bukanlah anak sekecil itu, melainkan perempuan yang melahirkannya, perempuan yang sudah memanfaatkan anaknya sendiri untuk mencapai tujuan jahatnya.
Reza yang di tanya hanya menggeleng, dirinya memang tidak tahu kemana perginya anak laki laki itu, entah Genata sudah membawanya ke rumah sang mertua mungkin, Reza juga tidak tahu! Semenjak terungkapnya siapa Alfa Sebenarnya dengan di lakukannya tes DNA beberapa minggu yang lalu, dirinya memang sudah tidak lagi menemui anak kecil itu. Bertanya pun dirinya sangat malas. Dan Genata masih menuntut harta gono gini! Kemarin saja mereka melakukan tes DNA itu biayanya tidak sedikit bagi Reza yang sekarang, Reza yang sudah tidak sekaya dulu.
.
.
***
Dua hari lagi acara pernikahan Amira dan Arga di laksanakan. Arga tak ubahnya anak kecil yang selalu tantrum. Di senggol sedikit sudah langsung ngamuk dia! apalagi sebabnya kalau bukan karena dirinya sudah lama tidak berjumpa dengan Amira.
Besok adalah hari akad, dan lusa resepsinya. Menunggu besok saja rasanya begitu lama menurut Arga.
"Kebelet kawin ya mas!" goda Rendra yang di balas dengan tatapan tajam Arga. Rendra tertawa terbahak bahak mendapati tatapan tajam dari iparnya itu. senang sekali dirinya setiap hari bisa menggoda kakak iparnya yang sedang Frustasi karena cinta itu.
"besok juga sudah sah mas, mau di apain juga sudah terserah mas!" Arga hanya berdecak mendengarkan Dina yang sebelas dua belas dengan Rendra. Suka sekali menggodanya!.
***
Hari akad tiba, Arga kelihatan gugup. Namun, bukan gugup karena akan mengucap ijab Qabul. Dirinya gugup karena sebentar lagi akan bertemu dengan Amira. Beberapa kali juga dirinya sudah menarik nafas dan mengeluarkannya perlahan untuk mengurangi rasa gugupnya.
Rombongan dari mempelai wanita pun tiba, Amira bersama keluarganya tiba dengan mobil yang sudah di siapkan oleh keluarga Arga. Baju seragam pun sudah melekat di masing masing tubuh anggota keluarga Amira. Mereka hanya perlu memakainya saja tanpa perlu mengeluarkan uang sepeserpun. Sudah tinggal terima beres. Namun, bukan bu Asih namanya kalau tidak protes! Bu Asih awalnya tidak mau memakai seragam dengan warna sage itu, dirinya kekeuh meminta warna merah terang untuk seragam keluarga di pernikahan Amira dan Arga.
Akan tetapi, keluarga Arga yang memang terkenal sederhana itu sangat tidak setuju dengan usulan bu Asih, warna merah terang menurut keluarga Arga begitu glamour, karena apa? Ibu Asih ingin seragam yang merah terang dengan banyaknya pernak pernik di baju seragam keluarga nya.
Dina sangat melarang keras baju yang di inginkan oleh ibu Asih itu. orang sudah tinggal terima beres kok, apa susahnya!. Dirinya tidak terlalu suka gaun gaun yang terlalu berlebihan modelnya, sakit mata dirinya melihat baju baju seperti itu.
Masih banyak lagi Drama ibu Asih bukan hanya baju seragam saja, makeup pun mereka tidak ingin kalah dari makeup pengantinnya, protes karena Amira memilih gaun pengantin yang begitu kampungan menurutnya. Padahal, jika melihat dari kaca mata seorang desainer, gaun yang di pilih oleh Amira itu sederhana namun sangat Elegan.
Keluarga ibu Asih hanya menerima saja, tidak perlu keluar modal, tetapi seperti orang yang sudah mengeluarkan modal yang sangat banyak jika mendengar protesnya yang ini yang itu.
Semua keluarga Amira sudah memasuki rumah Arga yang sudah di dekor sedemikian rupa cantik. Ibu Asih berjalan dengan wajah pongah beserta adik adik Amira tidak kalah pongahnya, tampak sekali ibu dan anak anak gadisnya itu adalah perempuan culas. Aqila dan Anisa adalah nama adik dari Amira. Anisa yang masih duduk di bangku SMA terlihat begitu tidak pantas dengan dandanannya, Anisa terlihat seperti sudah dewasa saja. Apalagi Aqila dandanannya pun sudah seperti tante tante. padahal dirinya masih kuliah semester lima.
"Bisa di mulai acaranya?" ucap pak penghulu kepada beberapa tokoh masyarakat juga ustadz dan para kyai yang menghadiri acara pernikahan tersebut.
Arga mengangguk mantap. Dan acara akad nikah pun berjalan dengan lancar. Arga sangat mantap dalam penyebutan nama begitupun dengan mas kawin yang di sebutkan.
Kata SAH menggema di ruangan rumah Arga yang luas itu. Semua orang berucap syukur dengan khidmat nya acara yang berlangsung. Namun berbeda dengan ibu Asih dirinya masih melotot tidak percaya dengan mas kawin yang di sebutkan oleh Arga. Emas seberat sepuluh gram dan uang tunai sebesar lima puluh juta rupiah beserta alat sholat. Itu adalah mas kawin termahal di desa ini. Selama ini, tidak pernah ada yang menikah dengan mas kawin sebesar itu di desanya. Dan apa ini? Tidak sia sia dia menerima lamaran Arga.
Amira sudah di perbolehkan untuk menemui mempelai lelaki. dengan di iringi oleh Dina, Arga mengerutkan keningnya, kenapa Dina yang menemani mempelai, harusnya kan keluarga istrinya. Namun dia sadar, pasti ini akal akalan ngidam ibu hamil itu.
DEG...
Arga terpana dengan wajah Amira "Subhanallah...cantiknya istriku!" batin Arga bersuara. Dirinya begitu pangling dengan wajah Amira yang sepertinya semakin cantik saja. Setelah Amira duduk sejajar dengan Arga. Pak penghulu langsung menyuruh Arga untuk memasangkan cincin kawin mereka, Semua berjalan dengan lancar sampai pada Pak Penghulu menyuruh Arga mencium kening sang istri.
Amira begitu gugup, memang ini bukan yang pertama kali untuknya. Namun, kenapa seakan akan kali ini dirinya lebih gugup dari pada sewaktu dirinya menikah dengan Reza. Amira terpejam dan meneteskan air matanya kala Arga mengecup keningnya dengan dalam dan itu sangat lama. dirinya begitu terharu karena saat ini bisa di nikahi oleh Arga.
Namun, seperti ada yang janggal. Kenapa ciuman ini begitu lama sekali rasanya. Amira membuka mata, kenapa Arga tidak melepaskan ciuman di keningnya. Perasaan haru itu berubah bingung sampai pada. "Sudah mas Arga, jika masih kurang, bisa di lanjutkan di kamar saja!" Pak Penghulu berbisik. dan Arga yang tersadar segera melepaskan ciuman di kening Amira. Memperhatikan sekeliling, dimana saudara beserta teman temannya sudah geleng geleng kepala melihat tingkah Arga yang kelihatan sekali tidak sabar untuk meniduri Amira. Arga bedehem untuk menetralisir perasaan malunya.
Amira pun juga menunduk malu, bisa bisanya Arga tidak melepas ciuman di keningnya itu. Dan bisa bisanya pula dirinya hanya diam saja.
Acara pun tambah meriah di mana semua tamu undangan sudah di persilahkan untuk menikmati jamuan yang di sediakan oleh keluarga Arga. Keluarga besar Amira yang dulunya tidak menyukai Amira, sekarang berbondong bondong berubah menjadi penjilat. mereka mendekati Arga dan menjilat apa yang bisa mereka jilat di depan Arga.
Arga sendiri yang memang sudah menelusuri seluk beluk keluarga Amira hanya bersikap biasa saja. Melihat dan mendengar keluarga besar Amira yang dulu begitu membenci istrinya sekarang malah memuji dirinya bahkan sang istri sebegitu tingginya.
Karena besok masih akan ada acara resepsi, maka sepasang suami istri itu sudah di haruskan istirahat terlebih dahulu. Arga menggandeng tangan istrinya menuju kamar. setelah Arga membuka pintu dan memastikan istrinya sudah di dalam dirinya menutup lalu mengunci pintu.
Amira telah duduk di tepian ranjang berukuran king size itu. "Sayang?" Amira mendongak dirinya geli sendiri mendengar Arga memanggilnya sayang. Arga tersenyum melihat Amira yang sepertinya malu malu, dirinya begitu gemas ingin segera meniduri sang istri. "Tidak sedang datang bulan kan?"
HAH
jangan lupa like dan komen ya!!
"