Gadis Penggoda Duda

"Ram, kamu serius membantuku dengan cara begini?" tanya Daru, saat ini dia dan Rama sedang ada di salah satu Mall untuk bertemu seorang perempuan. Dan Daru baru tahu jika Rama membantunya mencari calon pasangan lewat aplikasi kencan online.

Rama mengangguk, dengan santai laki-laki itu menyeruput kopi pesanannya. "Ahhh... Banyak temanku mencari pacar dengan cara seperti ini. Jadi tidak ada salahnya kita coba untukmu." jawab Rama nyengir kuda.

"Aku pikir kamu sudah bertemu perempuannya jadi mengenalkan padaku." ujar Daru memegang kepalanya.

Malam itu saat mereka bertemu di cafe, Rama hanya mengatakan akan membantu Daru mencari perempuan untuk dijadikan istri. Dengan penuh percaya dia Rama mengatakan untuk Daru mempercayakan sepenuhnya pada dirinya.

"Sudah percayakan padaku, nanti kalo sudah ketemu perempuan yang sesuai kriteria mu, akan aku kabari dan ajak kalian bertemu."

Begitulah yang Rama katakan, dan dengan bodohnya Daru setuju saja.

Beberapa hari Rama tanpa kabar dan tadi pagi laki-laki ini mengirimkan pesan. Isinya beberapa foto perempuan cantik beserta biodata singkat mereka. Daru di minta memilih perempuan mana yang sekiranya dia tertarik.

Daru memilih perempuan dengan foto memakai kacamata. Wajahnya cantik dengan lesung pipi di sebelah kiri.

Tidak lama Rama membalas, mengatakan siang nanti mereka bisa bertemu di mall. Karena perempuan tempat kerja perempuan itu tidak jauh dari sana.

Dan ya, saat ini mereka tengah menunggu kedatangan perempuan pilihan Daru.

"Kamu baru mencoba menggunakan aplikasi kencan online tapi dengan menumbalkan aku?" kata Daru memastikan.

"Lebih tepatnya aku ingin melihat seberapa efektif menggunakan aplikasi kencan online untuk mencari pasangan. Aku butuh bukti nyata, jadi tidak ada salahnya kamu ikut berkontribusi dalam pembuktian ini." jawab Rama tanpa ada rasa bersalah.

"Teman laknattt." umpat Daru ingin menonjok wajah temannya.

"Kamu sedang berusaha mencari pasangan untuk dijadikan istri kan? Perempuan yang bisa mencintaimu tanpa melihat status sosial agar merasakan cinta yang tulus. Ya ini salah satu cara yang bisa kita coba. Sudahlah jangan takut, ada aku menemanimu." Rama menenangkan Daru agar temannya ini tidak terus protes.

"Baiklah, tapi jika ini gagal aku tidak mau lagi mencobanya."

"Iya, cerewet sekali. Sudah diam, sebentar lagi dia pasti datang."

Akhirnya mereka diam dalam pikiran masing-masing. Terlebih Daru, dia berharap hasilnya tidak akan mengecewakan. Setidaknya perempuan ini baik dan bisa menghargai mereka. Untuk lanjut apa tidak itu urusan belakang.

Tidak lama kemudian seorang perempuan dengan pakaian hitam putih duduk dan menyapa mereka.

"Halo selamat siang, maaf mengganggu waktunya. Kalian Rama dan Daru kan?"

Rama segera membenarkannya posisi duduknya, ia yang pertama kali menyalami perempuan ini. "Prita ya? Aku Rama dan ini temanku Daru."

Daru ikut menyalami Prita, dia memperhatikan penampilan perempuan didepannya. Tiba-tiba ada perasaan tidak nyaman menyerang hatinya.

"Semoga ini cuma perasaanku saja." batin Daru sambil tersenyum canggung.

"Iya perkenalkan, aku Prita Maheswari. Mahasiswa Ekonomi semester akhir, saat ini bekerja sebagai guru di salah satu sekolah internasional." kata Prita memperkenalkan diri.

"Wah bu guru yaa." kata Rama terdengar antusias. "Aku dan temanku seorang karyawan di salah satu perusahaan swasta. Daru, dia staff administrasi sedangkan aku di staff keuangan."

Sesuai keinginan Daru, ia ingin dikenal sebagai orang biasa. Tidak mau dikenali sebagai Handaru Wicaksono, yang merupakan seorang pembisnis. Daru ingin tahu apakah ada perempuan yang mau dengan laki-laki seorang bekerja sebagai staff perusahaan juga seorang duda.

"Oh iya, berarti untuk penghasilan lumayan lah ya. Bisalah menabung untuk masa depan." kata Prita terlihat semangat. Perempuan ini seperti tidak mempermasalahkan tentang pekerjaan seseorang asalkan penghasilan baik dan bisa menabung.

"Pemikirannya yang bagus nih, Ru. Dia mikir kita punya tabungan buat masa depan." bisik Rama pada Daru dan hanya diangguki olehnya.

"Oh ya kesibukan kamu apa selain mahasiswa semester akhir yang pastinya lagi sibuk nyusun skripsi juga sebagai guru?" Daru mulai ikut dalam obrolan agar tidak Rama sendiri yang aktif bertanya dan menjawab.

"Aku ikut bisnis mas. Lumayan penghasilan bisa buat jajan. Mah kebetulan banget nih kita ketemu, aku bisa sedikit kenalin bisnis yang aku jalani sekarang. Siapa tahu Mas Daru dan Mas Rama berminat. Lumayan lho mas hasilnya buat tambah-tambah uang tabungan." Prita menjawab sambil mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

Daru dan Tama langsung saling pandang, mereka kaget saat Prita tiba-tiba mengeluarkan beberapa produk dari salah satu brand kesehatan dan kecantikan.

"Nah ini mas, Prita jualan beberapa produk. Ini aku rekomendasikan banget buat Mas Daru dan Mas Rama join. Besok kebetulan ada pertemuan untuk perekrutan anggota baru, disana kalian bisa dapet harga produk murah dan terjangkau buat di jual lagi. Keuntungannya besar Mas, belum lagi bonusnya dan ini pake jenjang karier. Jadi kalo penjualan kalian nyampe target dalam setahun, bakal ikut undian mobil. Terus dapet tiket jalan-jalan ke luar negeri. Wah banyak banget deh benefitnya. Dijamin ga bakal rugi. Apalagi kalo joinnya lewat Prita, nanti bisa dapet beberapa produk pilihan dari aku secara gratis. Modalnya cukup 3 juta aja Mas, murah lho untuk dana awal. Gimana Mas, tertarik kan?"

Daru dan Rama mendadak diam menatap Prita. Mereka benar-benar dalam kondisi terkejut dan heran. Kenapa mendadak acara kenalan mereka ganti topik menjadi seperti ini.

"Ini mah sales bisnis MLM, Ram." kata Daru berbisik sangat pelanggan sekali.

Prita kemudian menyodorkan produk kesehatan. "Nah kalo yang ini beda lagi Mas. Untuk produk kesehatan skemanya bayar 2 juta buat gabung jadi reseller dan 2 juta untuk ambil 25 paket di awal. Jadi totalnya 4 juta. Sayangnya kalo yang ini pendaftaran reseller udah mau tutup. Prita saranin Mas Daru sama Mas Rama daftarnya sekarang aja."

Rama menarik napas panjang sambil tersenyum canggung. "Wah bener, Ru. Ini Mas kita di prospek, dia cari member baru." ujar Rama lirih.

"Gimana Mas, berminat kan? Ya itung-itung sebagai salam perkenalan kita, jadi nanti bisa semakin akrab." kata Prita menatap keduanya penuh antusias.

EHEMMMM

Rama berusaha menetralisir keheranannya pada Prita, kemudian menjawab. "Prita maaf ya, kita sama sekali ga minat buat gabung bisnis ini. Sejujurnya gaji kami masih sedikit, buat bayar kontrakan aja patungan. Jadi kalo ikut kayak gini yang ada kami ga makan sama sebulan."

"Sebenernya kalo memang minat kan bisa diusahakan Mas, pinjem uang dulu ke tempat kerja atau ke temen lain. Sayang banget lho ini ada bisnis yang menjanjikan tapi ga diambil." sahut Prita terus mencoba membujuk. Tentu saja dia tidak mau kehilangan calon penghasil uangnya.

"Maaf Prita, kita ga minat sama sekali. Udah kasbon banyak ke kantor, nanti kalo nambah terus yang ada nambah beban aja." ujar Daru menegaskan penolakan mereka.

Mendadak wajah Prita langsung cemberut, tidak ada lagi raut ramah tamah dan semangat seperti awal datang. Dia langsung memasukkan produknya ke tas.

"Gimana sih Mas, ga punya duit kok berani ajak ketemu. Kalo masih miskin jangan cari perempuan dong, kerja aja yang bener biar cepet kaya. Kalo udah kaya baru ajak ketemu perempuan." Prita berkata dengan nada kesal lalu pergi meninggalkan mereka.

Rama langsung berdiri dan meneriaki Prita. "Eh mbak, kalo niat kenalan ya yang normal-normal aja. Masa baru kenalan udah langsung jadi sales, ngajakin join bisnis MLM lagi. Dikira kita ga paham bisnis begituan hah."

"Udah Ram, biarin aja. Jangan marah-marah. Pokoknya ini pertama dan terakhir untuk kita kenalan sama perempuan lewat aplikasi online." Daru langsung menarik tangan Rama untuk duduk kembali. Dia dongkol dengan kejadian ini, untung saja tempat mereka bertemu cukup sepi jadi tidak perlu malu sama sekali.

"Gila aja, kita di prospek anjir." Rama masih berseru kesal melampiaskan emosinya.

"Bikin trauma aja kenalan sama perempuan yang cari lewat online." balas Daru mengusap dadanya.

Multi-Level Marketing (MLM) adalah model bisnis dimana produk dijual melalui jaringan distributor independen. Salah satu keuntungan didapatkan distributor melalui rekrutmen anggota baru. Ya seperti Prita yang mengajak Daru dan Rama gabung dengannya.