Sejak selamat dari bencana alam yang melanda kampung halamannya, tubuh Lusi menjadi aneh.
Dia bisa merasa sakit tanpa terbentur, merasa geli tanpa digelitik. Dan merasakan kepuasan yang asing ketika Lusi bahkan tidak melakukan apa-apa.
Dan setelah bekerja di sebuah perusahaan dan bertemu sang CEO, akhirnya dia tahu sebabnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
"Jadi dia memiliki kekasih?"
"Iya"
"Seorang pegawai baru di perusahaan?"
"Iya"
"Tidak terlalu cantik dan keluarganya juga biasa saja. Tidak sesuai dengan keluarga West"
Dalam rangka membantu putranya memperjuangkan cinta. Nyonya West sedang membicarakan perihal kekasih baru Samuel dengan suaminya. Mereka melihat biodata gadis yang akhir-akhir ini mendapat perhatian lebih dari Samuel.
"Dia mungkin tidak sesuai dengan kriteria keluarga West. Tapi Samuel menyukainya. Aku bahkan menangkap keduanya ingin bercinta di ruangan Samuel"
Sendok yang baru saja ingin masuk ke dalam sup mendadak berhenti. Tuan West melihat ke arah istrinya dengan tatapan tak percaya.
"Samuel yang bergerak lebih dulu atau gadis itu?" tanya Tuan West serius.
"Samuel. Dan apa kau tahu? Samuel menegak dan siap untuk membuahi gadis itu!!" bisik Nyonya West dengan sebuah jerit tiang di akhir kalimat.
Tuan West menatap ke kejauhan lalu mengangguk.
"Ternyata dia normal"
"Maka dari itu, aku menyetujui hubungan ini. Aku sangat senang mengetahui putraku ternyata normal dan sanggup berfungsi seperti seharusnya!"
Kedua orang tua Samuel sangat yakin putranya tidak normal. Karena tidak pernah menceritakan wanita di setiap cerita. Selalu hanya bicara masalah pekerjaan atau bisnis. Juga klien yang kebanyakan adalah pria. Tapi sekarang keduanya dapat bernapas lega. Karena menduga putranya siap menikahi seorang gadis. Meski nilai gadis itu terlalu jauh dari standar keluarga West.
"Tingkatkan kemampuan gadis itu. Beri orang tuanya modal usaha yang besar. Paling tidak pemilik restoran fine dining akan menjadi latar belakang bagus untuk menjadi mertua Samuel" kata Tuan West.
"Tapi ... "
"Tapi apa?"
"Aku ingin sekali makan bersama gadis itu. Mencari tahu apa yang membuat Samuel tertarik pada gadis itu. Tapi Samuel menolak semua ajakanku. Apa ini artinya mereka belum terlalu dekat? Atau gadis itu hanya menjadi pelampiasan seksual putra kita?" jelas Nyonya West penuh kekhawatiran.
"Kalau gadis itu hanya menjadi pelampiasan seksual. Untuk apa Samuel menempatkannya di perusahaan? Dan asisten Samuel mengatakan kalau kemampuan gadis itu ternyata lebih baik daripada pendidikan dan pengalaman yang dimiliki"
"Jadi gadis itu pintar? Lalu kenapa Samuel seolah menjauhkan gadis itu dariku?" keluh Nyonya West. Sedih karena tidak bisa melakukan apa yang diinginkannya.
"Mungkin untuk melindungi gadis itu darimu" jawab Tuan West menghasilkan tatapan sinis dari istrinya.
"Aku bukan ibu mertua yang rewel"
"Iya"
Perbincangan mengenai calon menantu yang belum jelas itu terhenti sampai disitu saja. Namun menghasilkan sebuah keputusan untuk mengawasi hubungan putranya lebih ketat lagi. Dan hal itu merepotkan Samuel.
"Apa saya harus berdiri lebih lama lagi?" tanya wanita yang sedang berdiri di depan meja Samuel. Untuk yang kesekian kalinya Minggu ini.
"Tidak. Kau bisa keluar sekarang!"
"Ehmmm. Saya ... Baiklah"
Samuel melihat wanita itu. Sepertinya, bukan hanya Samuel yang merasa tidak nyaman dengan kesalahan pahaman ibunya. Tapi juga wanita itu. Tapi dia tidak begitu peduli.
Malamnya, Samuel pulang ke apartemen dekat perusahaan. Apartemen itu sengaja dimiliki Samuel untuk keadaan mendesak sebelum atau setelah dia berada di perusahaan. Mendadak, dia merasakan dorongan kuat untuk memuaskan diri. Ketika membayangkan ada orang lain yang merasakan hal sama dengannya, Samuel sempat ingin memusnahkan niatnya. Tapi, dia yakin wanita itu sudah pulang. Jadi, semua pasti aman.
Yang dia tidak tahu, wanita itu ternyata masih berbelanja di supermarket yang agak jauh dari asrama. Lalu mengantre lama di depan kasir. Dan setelah setengah jam kemudian berjalan pulang ke asrama.
Ketika Samuel sedang membangun fantasi dalam kepalanya untuk dapat memuaskan diri sendiri, wanita itu merasakannya. Berjalan lebih cepat agar bisa sampai di asrama sebelum desakan muncul di antara kedua kakinya.
Lalu ...
Ahhh.
Samuel merasakan sakit di punggungnya. Seperti punggungnya membentur dinding dengan keras. Tak lama, rasa ngilu menghampiri pipi kanannya. Seakan ada seseorang menamparnya.
Apa yang terjadi pada wanita itu?
Kenapa dia mengalami rasa sakit yang beruntun seperti ini? Apa wanita itu didorong? Lalu ditampar? Itu berarti, wanita itu sedang diserang.
Bahaya!!
Samuel segera keluar dari kamar mandi. Bergegas turun dan berlari menuju ke perusahaan.
Seorang penjaga keamanan mengenalinya dan segera menghampiri.
"Tuan Muda West, kenapa Anda malam-malam datang ke perusahaan dalam keadaan seperti ini?"
Ternyata Samuel pergi ke perusahaan masih dalam keadaan basah kuyup. Terlihat dari kaos putih yang melekat erat di tubuh atletisnya. Juga hanya menggunakan sandal.
"Apa ada pegawai perempuan yang baru saja pulang?" tanyanya lalu melihat sekeliling.
"Tidak ada. Semua pegawai sudah pulang. Saya baru saja memeriksa ke seluruh lantai"
Seingat Samuel, wanita itu juga sudah pulang sejak tadi. Apa wanita itu diserang di asrama?
"Dimana asrama perusahaan?" tanya Samuel.
Lalu sebuah rasa sakit menancap begitu tajam di ulu hatinya. Dia bahkan harus melengkungkan tubuh ke depan agar dapat menahan rasa sakit itu.
"Ada apa dengan Anda, Tuan Muda?"
Wanita itu benar-benar diserang. Dia harus segera menemukan wanita itu. Karena dia belum tahu apakah mereka berdua hanya berbagi rasa sakit. Atau ... Kalau wanita itu mati, berarti ajal juga akan menjemputnya.
"Asrama!!"
Penjaga keamanan mengantar Samuel ke asrama. Menurut penjaga asrama Lusi North, wanita itu belum kembali ke asrama sepulang kerja.
"Biasanya dia sudah ada di asrama. Tapi tidak tahu kenapa malam ini belum pulang" jelas penjaga asrama membuat Samuel semakin gugup.
Dia mengelilingi asrama dan berlari kesana kemari diikuti penjaga keamanan perusahaan, sampai sebuah siluet wanita yang duduk bersandar di dinding menghentikan langkahnya.
Ketika Samuel mendekat, wanita itu segera berdiri dan mengubah posisi siap bertarung.
"Kau terluka?" tanya Samuel membuat wanita itu menurunkan tangannya yang mengepal erat.
"Tuan muda West?"
"Apa yang terjadi padamu?"
Sebuah mobil lewat menyinari gang dan Samuel melihat keseriusan luka wanita itu.
"Saya tadi ingin membantu seseorang tapi ternyata saya ditipu. Hehehe"
Luka berdarah di ujung bibir sebelah kanan, badan yang bergetar seakan menahan sakit. Wanita ini, bagaimana masih bisa tertawa dalam keadaan seperti ini?
Samuel maju dan segera membopong tubuh wanita itu.
"Bodoh!! Sudah kubilang jangan terluka!!" teriaknya kesal.
Wanita itu awalnya terkejut lalu menenggelamkan wajah ke dada Samuel. Ketika keluar dari gang, terdengar Isak dari wanita yang ada dalam pelukannya.
Ternyata tawa itu hanya untuk menyembunyikan rasa sakit.
Dasar wanita bodoh, ceroboh, merepotkan!! Umpat Samuel dalam hati tapi tetap membawa wanita itu ke apartemennya.
Sedangkan penjaga keamanan perusahaan terus mengikuti keduanya sambil tersenyum penuh arti.
uda baca karya2mu. syukaaaa...
semangat berkarya, lope u