Pernikahan seharusnya menjadi momen yang paling membahagiakan dan ditunggu oleh pasangan yang saling mencintai. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi Noami dan Gilang.
Pasalnya, pernikahan mereka terjadi secara mendadak dan tak mengenakkan akibat kesalahpahaman warga yang mendapati mereka berada di dalam rumah kontrakan Naomi dalam kondisi yang cukup intim.
Warga yang mengira kalau Naomi dan Gilang sudah melakukan tindakan tercela yang mencoreng nama baik desa mereka, memaksa mereka menikah saat itu juga. Tidak punya pilihan, Gilang dan Naomi terpaksa menuruti keinginan warga demi menyelamatkan naman baik mereka sebagai pendatang di sana.
“Meski kita sudah menikah, tapi kamu tidak boleh menuntut hak apapun kepadaku!” Kata Gilang setelah tak lama mereka menjadi pasangan suami istri.
Begitu banyak kesepakatan menyakitkan yang dibuat oleh Gilang ditambah sikap Gilang yang sering mengacuhkannya setelah mereka menikah, membuat Naomi merasa pernikahan yang dijalaninya hanya membuatnya terluka.
Apakah Naomi mampu bertahan dengan pernikahan yang hanya membuat luka untuk dirinya meski sebenarnya tanpa diketahui oleh Gilang jika Naomi sudah mencintai Gilang sejak lama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PML 5 - Jalan Keluar
“Apa yang kalian lihat tidak seperti yang kalian pikirkan!” Naomi yang tengah panik segera bersuara memberikan penjelasan pada warga agar mereka tidak salah paham padanya dan Gilang.
“Alah, jangan membela diri kamu. Sudah jelas kamu dan Mas Gilang tertangkap basah mesum di sini!” Sahut Sindy. Tidak akan dia biarkan Naomi memberikan pembelaan diri.
Tatapan mata Gilang nampak tajam menatap wajah Sindy. Bisa Gilang lihat kalau saat ini Sindy sedang berusaha mengompori warga agar semakin salah paham dengan mereka.
“Tidak. Saya sama sekali tidak membela diri. Saya mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Saya dan Pak Gilang memang tidak melakukan apapun di sini. Pak Gilang masuk ke rumah saya hanya—“ perkataan Naomi terhenti saat para pemuda memotong perkataannya.
“Kami tidak bisa percaya dengan omongan Dokter Naomi. Kami lebih percaya dengan apa yang kami lihat sendiri!”
Naomi terus berusaha menjelaskan dengan wajah sedikit panik. Penjelasan Naomi sama sekali tidak dihiraukan oleh warga yang lebih mempercayai apa yang mereka lihat dari pada yang mereka dengar dari mulut Naomi. Tak ketinggalan, Naomi turut mengompori mereka hingga membuat Naomi dan Gilang semakin tersudutkan.
“Jangan main hakim sendiri. Kita bisa menyelesaikan masalah ini baik-baik!” Kedatangan Pak Ramzi menghentikan teriakan warga yang ingin menarik paksa Naomi dan Gilang keluar dari dalam rumah.
Naomi menatap wajah Pak Ramzi dengan air mata yang masih mengalir membasahi kedua pipi. “Pak Ramzi, tolong percaya dengan saya dan Pak Gilang. Apa yang warga lihat tidak sesuai dengan apa yang terjadi sebenarnya.”
“Dokter Naomi, sebaiknya sekarang anda dan Pak Gilang ikut saya ke balai desa.” Ajak Pak Ramzi. Untuk kali ini dia belum bisa menjawab pembelaan Naomi. Apa lagi banyak warga yang tidak terima jika Pak Ramzi percaya dengan omongan Naomi.
“Gilang, bagaimana ini?” Tanya Naomi sambil menangis mengikuti langkah Pak Ramzi.
Gilang hanya diam. Namun, tatapan matanya saat ini nampak tajam menatap ke arah Sindy yang sejak awal terus mengompori dirinya dan Naomi.
Raka yang baru saja tiba di kontrakan Naomi rasanya tidak bisa percaya dengan apa yang dia dengar. Dia yakin kalau Naomi adalah wanita baik-baik. Naomi tidak mungkin melakukan hal di luar batas. Apa lagi dengan pria yang sejak awal tidak dekat dengan Naomi.
Kini, Naomi dan Gilang sudah berhadapan dengan Pak Ramzi di balai desa. Pak Ramzi terlihat menghela napas secara berulang karena bingung harus bersikap seperti apa.
“Dokter Naomi, Pak Gilang. Saya percaya kalau kalian tidak mungkin melakukan hal yang tidak pantas di desa ini. Namun, saya tidak bisa membuat warga percaya dengan apa yang kalian katakan karena warga sudah melihat dengan mata kepala mereka sendiri kalau Pak Gilang berada di dalam rumah kontrakan Bu Naomi dan dalam posisi yang sangat intin.” Kata Pak Ramzi.
Naomi menggelengkan kepala dengan air mata yang masih mengalir di kedua pipi. Dia tidak terima jika dituduh melakukan hal yang sama sekali tidak pernah ia lakukan.
“Lalu, apa yang harus kami lakukan agar menyelesaikan masalah ini?” Tanya Gilang. Sejak tadi dia sungguh dipusingkan dengan permasalahannya dan Naomi yang tiba-tiba digrebek oleh warga.
“Tidak ada jalan lain yang harus kalian lakukan selain menuruti permintaan warga untuk dinikahkan, Pak. Dengan begitu warga bisa merasa tenang karena kalian bisa membersihkan nama baik desa yang sudah tercemar.” Balas Pak Ramzi dengan berat hati.
“Apa?!!”
***
Teman-teman, sekali lagi jangan lupa klik tombol like dan tinggalkan komentar sebelum meninggalkan halaman buku ini ya. Agar shy masih tetap semangat nulis di sini🤍
Rate bintang 5nya juga jangan lupa. Terima kasih yang masih tetap setia membaca karya shy🤗
Gilang marah tidak ya Naomi pulang ke rumah mamanya untuk menemui kak Nadira tidak mengajaknya