Bilha, seorang penggemar berat grup idola "Moonlight". Selalu menganggap bahwa menikahi salah satu aggota grup idola tersebut hanyalah khayalan belakang. Namun, kehidupan Bilha berubah drastis ketika ia bertemu dengan Taro, yang merupakan salah satu anggota grup "Moonlight".
Semua berawal dari sebuah pertemuan tak terduga. Bilha bertemu dengan Taro di sebuah acara fans meeting dan tanpa diduga mereka berdua terjebak dalam sebuah situasi yang membuat mereka semakin dekat.
Taro yang terkenal dengan kepribadiannya yang ramah dan hangat, ternyata memiliiki perasaan yang sama dengan Bilha.
Namun, menjalani hubungan dengan seorang idol tidaklah mudah. Bilha harus menghadapi tekanan dari media dan fans yang tidak mennyukainya. Taro juga harus menghadapi konflik antara karirnya sebagai idol dan kehidupan pribadinya dengan Bilha.
Apakah cinta Bilha dan Taro dapat bertahan menghadapi semua tantangan tersebut? Ataukah kehidupan sebagai pasangan idol akan menghancurkan hubungan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasam Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengejaran
"Gimana? Bilha udah ada kabar belum?"Audrey berjalan sambil membawa minum.
Freya yang sedang bersantai sambil makan camilan dan menonton TV. "Udah gua chat entar juga dia bales",ucapnya santai.
Audrey pun langsung memeriksa ponsel Freya."Apaan nih? Cuma lu chat sekali doang kayak gini. Elu telpon kek, atau gak elu susulin gitu ke studio",omel Audrey yang kesal melihat Freya yang begitu santai.
"Ogah…" tolak Freya mentah-mentah. "Elu aja sana yang nyusuli tuh anak,gua capek bawak motor pulang pergi".
Audrey yang merasa putus asa dan bingung hanya bisa menunggu kabar Bilha dan terus berusaha menghubungi temannya.
Ruangan yang terasa tegang pun membuat Bilha ingin segera pergi dari tempat tersebut. Ketegangan di ruang tersebut membuat pembicaraan mereka semakin canggung.
"Makasih udah nolongi aku sampek-sampek buat elu juga ikutan pingsan",Taro yang berjalan mendekati Bilha dan duduk di sampungnya.
Joshua yang melihat Taro mendekati Bilha menatap dengan tajam dan raut wajah yang begitu sangar. Janu yang menyadari bahwa kondisi di ruangan tersebut semakin menegangkan dan mencoba untuk mencari cara agar suasana tidak semakin memanas.
"Bilha,ini minum", Janu memberikan segelas air. "Dari tadi elu kan belum ada minum".
"Makasih",Bilha pun langsung menenggak habis minuman tersebut.
Janu yang melihat hal tersebut pun seakan-akan menyadari bahwa Bilha merasa tidak nyaman dengan situasi tersebut.
"Oh ya temen-temen lu pada kemana? Si Freya sama siapa satu lagi tuh?" Janu yang mencoba mencairkan suasana.
"Audrey bang",jawab Bilha yang gugup. "Hah iya,maaf gua agak lupa",Janu yang merasa malu.
"Em iya gapapa kok bang",Bilha yang membalas senyuman Janu.
Taro yang berada di samping Bilha menatap tajam Janu dan memberi isyarat untuk tidak mengajak Bilha berbicara lagi. Janu yang mengerti isyarat dari Taro harus berpura-pura tidak mengerti. Karena jika Janu pergi dari ruangan itu maka akan membuat hubungan Taro dan Joshua merenggang.
Dreet
Dreet
Dreet
Dreet
Getar ponsel Bilha yang berada di saku celananya,dengan cepat Bilha melihat layar ponselnya .
"Bentar ya,mau angkat telpon duku",permisi Bilha yang berjalan menjauh dari Janu dan Taro.
"Hallo! Gua masih di studio kayaknya," merasa tidak yakin."Gua juga nggak tahu di mana. Gua baik-baik aja, ya udah bentar lagi gua ke sana ntar gue ceritain semuanya", Bilha langsung mematikan telepon.
"Dari temen lu ya?" tanya Janu. "I iya bang",terbata-bata.
"Mau pulang? Gua anternya?" tawar Taro. Belum sempat Bilha menjawab pertanyaan tersebut Joshua langsung berdiri menawarkan tumpangan.
"Gua aja yang nganter,elu kan lagi sakit", berdiri di samping Bilha menggenggam tangannya
Taro yang melihat apa yang di lakukan Joshua sontak saja berdiri di samping Bilha menggenggam tangannya. Membuat ke dua pria tampan tersebut saling berhadapan dengan tatapan yang begitu tajam dan mengerikan. Janu dan Bilha yang melihat keadaan menegangkan itu hanya bisa terdiam membisu.
Di tengah situasi yang menegangkan tiba-tiba ponsel Bilha berdering terus. Sontak ke dua pria tersebut melepaskan genggaman tangannya.
"Hallo!" sapa Bilha dengan nada lembut. Namun tiba-tiba wajahnya berubah memucat dalam sekejap,membuat Joshua,Taro dan Janu merasa bingung dan bertanya-tanya.
"Iya,saya ke sana",mematikan telepon dengan cepat.
"Siapa yang nelpon?" tanya Taro. "Apa ada masalah?" sambung Janu yang ikut penasaran.
"Bukan siapa-siapa,gua balik dulu udah di tunggui sama temen gua di bawah",dengan wajah sedikit pucat.
"Gua anter ke depan",serentak Joshua dan Taro. Namun Bilha tidak menjawab satu kata pun dan meneruskan langkahnya menuju lobi.
Di depan lobi studio sudah terparkir sebuah mobil berwarna silver yang mempunyai bodi elegan dan mewah serta terdapat grille depan yang ikonik dengan logo Rools-Royce yang terletak di tengah kap mobil itu.
Pada saat Bilha hendak masuk ke dalam mobil, wajahnya berbalik ke belakang menatal Joshua dan Taro. Membuat ke dua pria tersebut bingung dan saling menatap satu sama lain.
Tak berselang lama kemudian sebuah mobil hitam pribadi berhenti di depan mereka dan seorang pria paruh bayah yang mengenahkan baju hitam turun dari kursi pengemudi mobil itu.
"Maaf Pak, saya mau bertanya. Apa ini Studio Moonlight?" bertanya kepada Taro dan Joshua
"Iya Pak. Bapak ini siapa? Terus mau apa datang ke sini?" Taro yang berbalik pertanyaan.
"Saya sopir yang disuruh non Audrey untuk jemput non Bilha ke studio ini pak", jelas pria tersebut.
"Sopir?" bingung Taro. "Terus mobil yang jemput Bilha tadi siapa?" ucap Joshua memandang ke arah Taro.
"Apa bapak-bapak ini kenal dengan non Bilha? Bisa beritahu saya di mana non Bilha?" tanya sama sopir dengan santun.
Joshua dan Taro terdiam mematung dan mengingat kembali kejadian sebelum Bilha pergi memasuki mobil itu. Mereka baru menyadari isyarat yang diberikan Bilha di saat menolehkan wajahnya ke belakang.
"Itu dia!" kompak Joshua dan Taro yang saling menatap satu sama lain.
Joshua pun langsung pergi meninggalkan Taro dan sopir itu. Sopir melihat dengan wajah yang penuh dengan tanda tanya dan bingung.Taro meminta nomor telepon Audrey dari sopir itu dan menyuruhnya untuk pulang.
"Halo Audrey! Ini Taro,lu ada nomor Bilha nggak? Udah itu nggak penting, lu kirim sekarang nomornya Bilha! Sopir lu udah gua suruh pulang duluan. Bilha gak balik sama gua tapi tadi ada yang jemput pakai mobil Roll Royce sebelum sopir lu datang. Gua gak tahu, makanya lu kirim sekarang nomor Bilha. Oke, kalau ada info kabari", Taro langsung pergi ke arah parkiran untuk mengambil motornya.
Ting!
Ting!
Pesan masuk di saat Taro hendak menaiki motornya." Oke, ketemu".
dengan cepat Taro mengendarai laju motor tersebut, menyalip setiap kendaraan dengan begitu lihai walaupun lalu lintas pada saat itu cukup ramai.
Joshua yang melihat kendaraan Taro berada di depannya hendak mengejarnya, namun sayang motornya harus berhenti karena lampu merah.
"Di mana Bisma?"tanya Bilha menatap wajah pria yang berada di sampingnya.
"Nanti juga bakal ketemu. Lebih baik kau duduk tenang sebelum hal buruk menimpa mu!", menghembuskan asap cerutu ke wajah Bilha membuatnya terbatuk.
Di rumah Audrey berlari tergesa-gesa berlari menghampiri Freya yang pernah tidur di sofa.
"Freya… Freya…"teriak Audrey membangunkan temannya.
"Freya bangun Frey! Bangun! Bilha, Frey Bilha!" panik Audrey yang menggoyangkan tubuh Freya.
"Hmm,apaan sih?" mengusap ke dua matanya.
"Bilha,Frey Bilha!" menggoyangkan tubuh Freya dengan paniknya. "Iya,kenapa Bilha?" nada suara malas dan masih memejamkan matanya.
"Bilha di culik Freya. Gimana ini?" berjalan ke bingungan.
"Hah? Bilha di culik? Elu tau dari mana? Gak mungkinlah Bilha di culik,ngada-ngada ih elu. Udah ah gua mau tidur lagi",Freya memiringkan tubuhnya memeluk sebuah boneka.
"Gua serius Freya,gua dapet kabar dari Taro Moonlight. Dia bilang Bilha di jemput pakek mobil Roll Royce. Dan elu tau sendiri mobil mewah kayak gitu yang kita tau tuh punya bos ya Bisma",jelas Audrey.
Sontak saja Freya langsung terbangun dari tidurnya mendengar hal tersebut.
"Berarti Bilha",ucap Freya yang menatap serius Audrey.
"Iya",Audrey menganggukan kepalanya.
"Ayo kita cari Bilha", ajak Freya yang langsung bersiap-siap. "Bajingan emang sih Bisma,awas aja kalok ketemu gua. Gua habis tuh anak",geram Freya.
Audrey dan Freya pun pergi mencari Bilha menggunakan kendaraan masing-masing. Mereka mencari tempat dimana biasanya Bisma berada,namun tidak satu tempat pun menunjukkan keberadaan Bisma.
Hal ini membuat ke dua sahabat ini menjadi bingung harus mencari kemana lagi.
Freya menelpon Audrey.
Freya: "Gimana? Ketemu gak?"
Audrey: "Enggak juga nih. Terus gimana sekarang?"
Freya: "Coba chat Bilha masih aktif gak nomornya".
Audrey melakukan apa yang di minta Freya.
Audrey:"Masih centang dua,berarti masih aktif".
Freya:"Oke,sebentar gua lacak dulu dimana Bilha. Entar gua Sherlock ke elu kita ketemu di sana,siapa duluan yang sampek kabarin".
Audrey:"Oke".
Freya pun akhirnya menemukan keberadaan Bilha dimana dan segera menyusulnya secepatnya.
Taro yang sudah dekat dengan mobil yang membawa Bilha mencoba untuk menyalipnya namun di halangi oleh beberapa mobil
"Bos, kayaknya ada yang ngejar kita",ucap sang sopir.
"Ternyata ada tikus yang mau main-main",tersenyum sinis. "Bereskan tikus itu!"
Bilha yang merasa penasaran pun melihat siapa yang mengikutinya.
"Taro? Kenapa dia ada di sini? Dia tau dari mana?" batin Bilha yang bertanya-tanya.
Semangat nulis novel nya thor/Heart/
"Coba deh BLA BLA BLA yang terimut itu," sambung bla bla bla
"Hei, kalian semua bla bla bla?"