NovelToon NovelToon
KISAH MEREKA YANG LUAR BIASA

KISAH MEREKA YANG LUAR BIASA

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sci-Fi / Light Novel
Popularitas:596
Nilai: 5
Nama Author: Ryn_Frankenstein

Apa itu kekuatan ? Apa itu bakat ? Dan apa itu keistimewaan ? Jika kamu memiliki kekuatan besar atau bakat dalam dirimu, apa yang akan kamu lakukan ? Menggunakannya untuk kebaikan, atau sebaliknya ?

"Memiliki kekuatan besar maka datanglah tanggung jawab yang besar." kurang lebih seperti itu kata-kata dari Ben Parker, meskipun hanya karakter fiksi, tapi kata-katanya sangat tidak biasa. Dan sekarang, cerita ini akan menceritakan kisah orang-orang yang luar biasa.

Note : update 2 hari sekali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ryn_Frankenstein, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17 : Goldwing, Chapter 04.

.

Cukup mudah, meski tak melakukan apapun hanya menjaga mobil sebagai supir, yang penting dirinya dibayar, tak begitu buruk. Beberapa lama kemudian, hari telah siang, sudah waktunya jam istirahat, dan benar saja, ia mendapat panggilan telefon dari atasannya.

"Waktunya bekerja." gumamnya dengan disertai senyuman puasnya.

Karena hari sudah telah siang, sudah waktunya jam makan siang telah tiba. Terlihat sebuah mobil pajero sport hitam melaju untuk mengantarkan atasannya ke sebuah restoran, tentu saja untuk makan siang.

Setelah hampir 10 menit di perjalanan, tempat tujuan mereka telah sampai, maklum, atasannya sultan, jadi dia ingin makan di restaurant langganannya, walaupun jaraknya lumayan, tetap ia lakukan. Setelah mobil pajero sport hitamnya terparkir di depan restaurant, lalu keluarlah dua orang dari dalam mobil, mereka ialah Deni dan putrinya.

"Kau mau ikut masuk ?" tanya Deni kepada supirnya, tentu saja ia berniat mentraktirnya.

Supirnya menggelengkan kepalanya. "Tak perlu, pak. Saya disini saja." jawabnya.

"Ayolah...!!" ajak Deni dengan nada sedikit memaksa.

Lagi-lagi Indra menggelengkan kepalanya. "Tak usah 'lah pak, saya disini saja nungguin. Lagian saya tak suka makanan aneh-aneh."

Deni menghela nafasnya. "Baiklah, mobil kau bawa dan kalau ada keperluan, kau hubungi aku." balas Deni dengan berjalan mundur dan berbalik setelah melihat Indra menganggukkan kepalanya.

Setelah melihat atasannya dan anaknya masuk ke restaurant, Indra pun keluar dari mobil. Ia pun berjalan setelah tak lupa mengunci remot mobil bossnya itu. Pandangannya melihat beberapa pedagang kaki lima di pinggir jalan, dengan segera ia memesan ketoprak satu piring dengan rasa pedas.

Jangan salah, meski dunia sudah maju dan teknologi sudah mendominasi, masih ada pedagang kaya gini, karena hal ini sudah tertanam oleh mereka bagi yang suka. Meskipun harganya juga sudah mahal, bukan berarti mereka yang sudah kerja tak bisa membelinya. Dengan lahap Indra memakan ketopraknya, dan juga ia tak lupa untuk memesan es teh.

.....

Sementara disisi lain, diwaktu bersamaan, terlihat seorang ayah dan putrinya yang sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik tengah makan di dalam restaurant.

"Pah, jadi dia yang akan jadi supirku ?" tanya anak gadisnya yang tengah memotong daging steak dengan elegan.

Deni menganggukkan kepalanya. "Iya, dia yang akan jadi supirmu setelah hari ini." jawabnya setelah menelan makanannya.

Pandangan putrinya beralih ke arah Deni sambil mengangkat alis sebelahnya. "Papah yakin ?"

"Tentu saja papah sangat yakin." dengan tegas Deni menjawab dan disertai senyuman di bibirnya. "Lagi pula, dia supir atas saran dan pilihan dari teman papah, jadi papah percaya." lanjutnya.

"Oh, ya sudah deh." sahut anaknya dengan ekspresi tak peduli.

"Dita, kamu keberatan ?" tanya Deni.

Anak gadisnya yang bernama Dita pun menjawab. "Aku gak keberatan, soalnya dia masih muda, nanti dikira aku memperkerjakan anak dibawah umur."

Deni terkekeh mendengarnya, karena menurutnya, apa yang dikatakan Dita barusan ada benarnya, kalau Indra terlihat seperti anak remaja. Bahkan sejak awal pertemuannya saja, ia juga mengira kalau Indra masih berumur 25 tahun, dan setelah tau faktanya, ia terkejut setelah mengetahui umur supirnya itu.

.....

Sementara di tempat lain, di waktu yang bersamaan, terlihat pria dewasa tengah melakukan rapat bersama orang-orangnya. Tempat mereka cukup rahasia, hanya orang-orang tertentu yang tau siapa dan tempat mereka.

"Jadi, selanjutnya lanjutkan tugas kita seperti biasa, bos ?" tanya salah satu dari mereka.

"Benar, seperti biasa, kita pantau saja dulu, karena belum ada pergerakan dari orang-orangnya." jawab sang ketua

"Lalu, bagaimana dengan The Goldwing ?" tanya salah satu dari bawahannya yang lain.

Sang ketua mengerut dahinya. "The Goldwing ? Apa itu ?"

"Itu loh, julukan untuk siluman yang selama ini membantu menyelesaikan para penjahat." jawab anak buahnya yang lainnya lagi.

Si ketua memiringkan kepalanya, ia merasa heran. "Gimana ceritanya bisa-bisanya kalian memberi nama julukan The Goldwing kepada siluman itu ?"

"Memang benar 'kan ? Sesuai para saksi mata dan laporan, bahkan kita tau kalau dia siluman yang punya sayap berwarna emas dan bisa terbang. Seperti burung elang, jadi orang-orang menjulukinya The Goldwing. Eh..., kalau dipikir-pikir dia sayapnya besar seperti burung garuda."

"Burung garuda dan elang itu masih satu spesies, jadi mereka burung jenis yang sama."

"Tunggu dulu...!! Bukankah dia mirip garuda 'kan ? Dia mirip mahluk mitologi garuda 'kan ? Tapi kepalanya gak sama sekali kaya burung, malahan dia cuma memakai hanya memakai kacamata sama slayer."

Sang ketua menggeleng-gelengkan kepada dan menghela nafasnya, tak habis pikir dia karena anak-anak buahnya sibuk memberi julukan yang berlebihan ke mahluk yang menurutnya salah satu jenis siluman burung. "Cukup sudah, sekarang kita harus fokus ke target kita. Untuk siluman itu, kita sampingkan dulu, karena kita belum punya bukti yang kuat."

"Nyatanya memang dia cukup keren 'kan, dengan hebatnya dia ketika beraksi." kata anak buahnya dan yang lainnya menganggukkan kepalanya.

"Apa suatu saat ini organisasi The Wall akan datang ke negara kita ? Karena ada kemungkinan keberadaan The Goldwing akan masuk radar mereka." ucap salah satu anak buah yang lainnya.

"Sudah-sudah..!! Jangan bahas itu dulu, kita bahas permasalahan yang saat ini kita jalani." kata si ketua yang sudah gemas mendengar semua kata-kata para anak buahnya.

"Lagi pula, kita diperintahkan untuk menyelesaikan masalah bandar narkoba. Dan mungkin saat ini, kantor pusat sudah mengirim orang-orang seperti kita untuk mencari tahu tentang siluman itu." lanjutnya menjelaskan, tapi dalam pikirnya, kepikiran The Wall, karena organisasi tersebut adalah organisasi tingkat internasional.

.....

Kembali di kondisi sebelumnya, yang dimana Indra tengah menunggu atasannya. Ia sudah selesai makan ketopraknya, dan saat ia di dalam mobil untuk kembali menunggu atasannya itu makan siang. Tak lama kemudian, terlihat Deni dan Dita keluar dari restaurant.

Indra keluar dan mempersilahkan mereka berdua untuk masuk ke dalam mobil. Setelah masuk semua, Deni menanyakan kepada supirnya itu sudah makan atau belum, dengan santainya Indra menjawabnya bahwa dirinya sudah makan bersamaan ia menyalahkan mesin mobil dan segera pergi dari area restaurant.

Sambil di duduk menikmati perjalanan, Deni mengajak anaknya mengobrol, dia memberi arahan tentang pekerjaannya. Dan juga ia memberitahu kalau putrinya tidak boleh seenaknya kalau bekerja, karena semua karyawan tau betul kalau Dita adalah anak dari atasannya ini. Sedangkan Dita hanya mengiyakan saja.

Deni pun juga menasehati putrinya itu agar ingat waktu bila pergi keluar setelah sampai di rumah. Karena Deni paham betul kebiasaan anaknya itu yang masih suka bermain-main bersama teman-teman seumurannya. Deni begitu karena tak ingin anaknya jatuh ke pergaulan yang salah, Dita yang mendengarnya hanya mengiyakan dengan senyuman datar.

Indra memilih diam saja mendengar percakapan atasannya dan anaknya di kursi belakang. Dia memilih diam saja, karena ia sedang mengendarai mobil membawa mereka. Mendengar Deni menasehati anaknya, ia jadi teringat orang tuanya, karena dia sudah tak memiliki orang tua, lebih tepatnya mereka telah meninggal beberapa tahun yang lalu karena kecelakaan.

.....

Beberapa hari kemudian, mungkin sudah terhitung 5 hari Indra menjari supir pribadinya Dita, yang tak lain anak dari atasannya. Setiap hari, Indra mengantarnya ke kantor cabang milik Deni, tak hanya itu, ia juga mengantar Dita ke restaurant bila disaat jam istirahat, dan membawanya pulang kembali ke rumahnya. Dan saat ini, Indra tengah membawa Dita pulang dari kantor ke rumahnya.

"Nanti malam Pak Indra ada kesibukan ?" tanya Dita tiba-tiba dari kursi penumpang.

Sambil mengendarai mobil Honda jazz milik anak atasannya ini, Indra menjawab. "Tidak ada, non."

"Nanti malam aku mau keluar, jadi kayanya malam ini kamu akan lembur, bagaimana ? Tenang nanti ada bayaran lemburnya." balas Dita dengan ekspresi cueknya, karena pandangannya terus ke arah ponselnya.

Indra menganggukkan kepalanya, dalam hatinya ingin sekali menjerit tak karuan, memang ada benarnya kalau dirinya bekerja sebagai supir pribadinya Dita. Tapi semenjak hari pertama menjadi supir pribadi dari anak atasannya itu, dia harus stand by sampai jam 9 malam, tapi tak pergi kemana-mana. Bila sudah jam 9 malam, barulah ia pulang, tak seperti saat menjadi supirnya Deni, cukup sampai sore saja, ia bisa pulang.

Dan nanti malam ia harus lembur katanya, sampai jam berapa ? Bila diingat-ingat lagi sekarang adalah hari sabtu, lebih tepatnya malam minggu, hari dimana banyak sekali anak-anak muda yang akan bersenang-senang. Mungkin karena inilah Dita ingin pergi keluar di malam hari. Ingin sekali berkata tidak, tapi apa daya, ia sudah mendatangi kontrak kerja, dia harus selalu stand by setelah ia menjadi supir dari anak atasannya ini.

.....

Pada malam hari, dan jam sudah di pukul 20.00 WIB, Indra yang sudah stand by di parkiran. Sambil menunggu, ia memilih mengobrol dengan salah satu satpam yang sudah berusia dewasa.

"Pak Indra, ayo...!!"

Tiba-tiba ada suara Dita memanggil namanya sambil berjalan ke arah mobilnya, dan Indra langsung berlari ke arah mobil anak majikannya itu setelah berpamitan dengan satpam itu. Ia pun membuka pintu mobil dan menutupkan kembali setelah anak majikannya itu masuk.

Supirnya itu pun masuk ke dalam dan langsung ke menyalakan mesinnya. Mobil yang Indra kendarai telah keluar dari area rumah, lalu ia bertanya. "Sekarang mau kemana, non ?"

Dengan nada dinginnya Dita menjawab untuk memberitahukan alamat tujuannya. Mendengar itu, Indra sedikit mengerut dahinya, karena ia merasa asing dengan nama nama tempat itu.

"Alamatnya dimana ya, non ?" tanya Indra dengan hati-hati.

Ekspresi Dita yang tadinya full senyum sambil fokus ke layar ponselnya, kini langsung berubah datar dan memandangi supir mudanya itu dari belakang. "Pak Indra punya ponsel pintar 'kan...? Dipake dong, Cari alamatnya...!!" dengan nada sedikit membentak dia menjawabnya.

Indra menganggukkan kepalanya. "Iya, non."

Kebetulan mobil mereka kini berhenti karena terjebak macet karena sedang lampu merah, dengan cepat Indra mencari alamat di google mapsnya. Setelah tertera, ia mengangguk-anggukkan kepala karena ia pun paham arah atau rute kemana harus ia pergi. Alamatnya cukup jauh, mungkin ia harus mengambil jalan pintas agar cepat sampai.

Beberapa lama kemudian, mereka telah sampai, mungkin terhitung sudah 1 jam lebih dari awal berangkat. Disini Indra mulai terkejut, pasalnya tempat tujuan anak atasannya ini tak biasa. Awalnya Indra mengira tempat yang akan dikunjungi Dita adalah caffe atau tempat tongkrongan anak-anak muda zaman sekarang.

Ternyata bukan, tempat itu semacam tempat club malam yang besar, yang dimana tempat itu adalah sekumpulan anak-anak muda yang kerjaannya minum, joget gak jelas. Jujur saja, dirinya tak pernah kepikiran untuk datang ke tempat macam begini, malahan sekarang dirinya sedang terparkir tepat di depan tempat itu.

Indra pun keluar untuk membukakan pintu penumpang. "Pak Indra disini saja, tunggu sampai aku keluar, kalau mau masuk bayar sendiri." kata Dita sambil turun dan pergi begitu saja.

Indra menggeleng-geleng kepalanya. "Anak zaman sekarang tempat tongkrongan sudah gak main-main." gumamnya.

"Duh laparnya." gumamnya lagi sambil memegang perutnya.

Lalu pandangannya teralihkan ke sebuah tenda warung nasi goreng yang ada di seberang jalan. Tanpa menunda-nunda, Indra segera menyebrangi jalan raya setelah mobil majikannya aman terparkir. Tanpa ragu ia memesan nasi goreng peda manis makan ditempat, dan tanpa malu ia memesan es teh manis 2 gelas. Lalu si pedangan dengan segera membuat pesanan pemuda itu.

.....

"Ahhh kenyangnya." Indra bergumam setelah selesai menghabiskan satu piring nasi goreng dan satu es teh.

Lalu ia mengambil es teh satu lagi, ia meminumnya dengan perlahan agar benar-benar bisa menikmati es teh terakhirnya. Dengan begini, perut terasa kenyang dan tubuhnya terasa prima untuk menunggu anak atasannya itu. Setelah bayar, ia kembali ke tempat duduknya sambil menikmati es tehnya dan mengawasi seberang jalan.

Belum ada tanda-tanda anak atasannya keluar, lalu ia melihat jam di ponsel pintarnya. "Udah mau jam 10 malam." gumamnya.

Sudah jam segitu masih belum ada tanda-tanda Dita keluar dari tempat itu. Saat akan memasukkan kembali ponselnya ke sakunya, tiba-tiba ponselnya berbunyi, Indra terbelalak setelah melihat nama siapa yang telah menghubunginya, dengan cepat ia menggeserkan tombol hijau untuk menjawab.

"Halo, pak. Selamat malam." sapa Indra.

"Halo Indra, sekarang kamu dan anakku dimana ?" jawab Deni dan langsung memberinya pertanyaan. Ya, yang meneleponnya atasannya.

Indra pun menjawab untuk menjelaskan keberadaanya dan anak atasannya itu. Ia pun juga menjelaskan bahwa saat ini dirinya tengah menunggu anak atasannya itu.

"Datangi dia, bawa dia pulang ke rumah! Pantas saja anak itu tidak bisa dihubungi. Kelakuannya masih belum berubah ternyata." kata Deni dengan tegas.

"Baik pak." jawab Indra, dan benar saja, baru menjawab, Deni langsung menutup sambungan telefonnya.

Indra menghela nafasnya, ia segera berjalan keluar dari tenda warung nasi goreng setelah menghabiskan es teh terakhirnya. Lalu ia segera masuk ke club malam itu, dengan mudahnya ia masuk karena syarat untuk masuk harus berumur 18 tahun keatas, sedangkan dirinya jelas-jelas sudah dewasa, maklum tempat orang-orang pada mabuk-mabukan, jadi anak dibawah umur tidak boleh masuk.

Setelah masuk, dengan segera ia mencari sekeliling dalam tempat club malam ini. "Duh.., tempat yang luar biasa." gumamnya dalam hati.

Baru juga masuk, tempat itu sangat ramai, bahkan bisa dibilang hampir penuh dengan orang-orang. Banyak sekali macam-macam orang di dalam ruangan yang sangat luas ini, kebanyakan dari mereka duduk sambil minum, dan sebagiannya berjoget ria mendengar musik tak jelas, seakan-akan sangat asyik bagi mereka, tapi tidak dengan Indra.

Bahkan ia bisa melihat 2 orang pria tengah menunjukkan aksinya di atas panggung. Pria pertama tengah ngerap tak jelas, dan pria satunya lagi sedang menari kayaknya dancer profesional meskipun menurutnya pria kebanyakan gerak.

Indra menggeleng-gelengkan kepalanya, ia lebih memilih fokus mencari anak atasannya saja dan tak memperdulikan aksi 2 pria itu. Setelah beberapa saat Indra mencari berkeliling di kerumunan orang, seketika ia terbelalak melihat anak atasannya, memang benar ia temukan, tapi kondisinya membuatnya terkejut bukan main.

.

.

.

.

.

.

Bersambung.....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!