Bagaimana jadinya saat tiba - tiba ibumu menanyakan saat ini berapa umurmu dan menawari hadiah ulang tahunmu yang ke 21 dengan hadiah jodoh?.
"Nis, Nisa sekarang umurmu berapa?." Tanya Dewi tiba-tiba saat masuk kamar putrinya. Nisa yang ditanya sang ibu pun langsung menjawab tanpa menaruh kecurigaan sedikitpun karena memang sang ibu terkadang sangat random. " Dua puluh tahun sebelas bulan ".
" Berarti sudah boleh menikah, hadiah ulang tahunnya jodoh mau? "Jawab sang ibu yang membuat Nisa kaget dan langsung tertawa.
Nisa yang sudah hafal betul tentang kerandoman ibunya pun berniat meladeni pembicaraan ini yang dia kira adalah candaan seperti yang sudah sudah.
" Boleh... Asal syarat dan ketentuan berlaku, yang pertama seiman, yang kedu-".Belum selesai Nisa bicara dia mendengar ibunya sudah tertawa lepas yang membuat Nisa juga ikut tertawa dan langsung pergi dari kamar putrinya.
Tanpa Nisa ketahui bahwa yang ia anggap candaan itu adalah sesuatu yang serius.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PERMATABERLIAN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17.
Semua anggota keluarga saat ini sedang menikmati makan malam seperti biasanya.Hanya saja karena seringnya Rita tidak ikut serta pada saat makan malam akhir-akhir ini, sehingga menimbulkan pertanyaan dibenak Suci.
Sebenarnya Nisa juga bertanya-tanya akan ketidakhadiran Rita disetiap makan malam akhir-akhir ini, tetapi karena merasa bukan ranahnya untuk bertanya apalagi ia juga masih baru disana jadi Nisa memilih untuk diam saja.
"Istri kamu mana Yud?" tanya Suci kepada anak sulungnya.
"Belum pulang Ma, lagi banyak kerjaan."
Mendengar jawaban dari putra sulungnya Suci hanya mengangguk-anggukkan kepalanya dan tidak bertanya lebih lanjut lagi.
Melihat dari raut wajah anaknya Suci seperti tahu bahwa anaknya sedang banyak pikiran, jadi ia memilih untuk tidak banyak tanya seperti biasanya.
"Pa setelah makan Bagas mau ngomong sesuatu." Bagas mengutarakan keinginannya untuk berbicara kepada Papanya di sela-sela ia makan.
"Ya." jawab Rudi, ayah dari Bagas singkat.
Setelah percakapan singkat antara Bagas dan ayahnya hingga makan malam selesai tidak ada pembicaraan lagi dimeja makan, yang terdengar sesekali hanya bunyi sendok dan garpu yang saling beradu.
Setelah sebelumnya Bagas mengajak Nisa untuk pindah kerumah mereka sendiri, malamnya Bagas berencana akan membicarakan keputusannya ini kepada orang tuanya.
"Mau ngomong apa Gas?" tanya Rudi setelah keduanya berada diruang keluarga.
"Bagas besok atau lusa berencana mau pindah ke rumah Bagas sendiri Pa."
"Oke Papa dukung keputusan kamu, kamu sudah besar pasti tahu mana yang terbaik untuk diri kamu. Pesan Papa yang penting kamu dapat bertanggung jawab dengan semua hal yang telah kamu putuskan." Rudi menepuk-nepuk pundak Bagas sebelum akhirnya meninggalkan Bagas untuk masuk kedalam kamar.
Rudi adalah tipe orang tua yang sangat percaya kepada anak-anaknya, sehingga saat anaknya memutuskan suatu hal ia langsung mendukungnya selagi itu dalam hal positif dan benar.
Saat Bagas berniat untuk beranjak ke lantai atas ia mengurung niat itu saat melihat Yuda kakaknya sedang duduk seorang diri di teras samping rumah yang bersebelahan dengan ruang keluarga.
"Sendirian aja Kak, butuh temen gak." ucap Bagas sesaat setelah dirinya duduk di bangku yang bersebelahan dengan Yuda.
Yuda hanya tersenyum menanggapi pertanyaan itu dan tidak berniat untuk menjawabnya.
"Coba ngomong ada apa, kali aja aku bisa bantu." Bagas kembali berbicara setelah sebelumnya tidak ditanggapi oleh kakaknya.
Bagas bertanya demikian karena tidak biasanya kakaknya ini suka melamun.
"Gak apa-apa gas, Kakak cuma lagi jenuh aja."
"Oh gitu ... kirain lagi mikirin apa."
"Udah sana masuk udah ditungguin itu sama istrimu, bentar lagi Kakak juga masuk. Kamu harus bersyukur memiliki istri yang selain ingin dimengerti juga pengertian Gas." ucap Yuda yang mengandung banyak arti diakhir kalimatnya.
"Ini juga udah bersyukur banget Kak, yaudah aku masuk duluan."pamit Bagas kepada kakaknya sebelum beranjak.
Bohong sebenarnya jika Yuda mengatakan hanya sedang jenuh saja karena kenyataannya ada hal-hal yang tidak bisa ia katakan sekarang apalagi ini menyangkut rumah tangganya.
Sebenarnya sehabis makan malam tadi Yuda mendapat pesan dari teman kantornya yang katanya tidak sengaja melihat istrinya dan mengirimkan foto istrinya yang sedang jalan disebuah tempat perbelanjaan.
Kebohongan Rita yang mengatakan bahwa sedang sibuk kerja sehingga sering lembur tetapi nyatanya tidak seperti itu membuat Yuda bertanya-tanya.
Kenapa kalo hanya untuk jalan setelah selesai bekerja harus bohong dengan alasan lembur, padahal selama ini Yuda juga tidak pernah merasa membatasi kegiatan istrinya.
*
*
Lama Yuda berada di teras samping rumah dan saat dirinya kembali ke kamar ternyata istrinya sudah pulang.
Hal itu diketahui Yuda karena dari arah kamar mandi terdengar gemericik air yang menandakan bahwa istrinya sedang mandi.
Yuda sengaja menunggu istrinya selesai mandi karena ia rasa ada hal yang harus mereka bicarakan.
"Belum tidur Mas?" tanya Rita saat keluar kamar mandi dan mendapati Yuda masih terjaga.
"Iya, belum ngantuk soalnya."
"Udah malem Mas ayo tidur besok kerja."
"Semangat kerja banget kayanya kamu, tadi lembur semuanya lancar?"
"Iya lancar kok." jawab Rita yang tidak menaruh kecurigaan kepada pertanyaan Yuda.
"Kamu lembur terus gak pengen pergi jalan gitu sama Mas nanti saat weekend?"
"Lagi gak pengen jalan Mas, weekend nanti aku sibuk ada acara sama temen kantor."
"Yakin gak mau?" tanya Yuda untuk memastikan.
"Iya yakin, kamu kenapa si Mas. Udah ah aku capek mau tidur." setelah mengatakan itu Rita memilih untuk memunggungi Yuda dan tidur.
Mendengar jawaban istrinya yang bertolak belakang dengan kenyataan membuat Yuda tersenyum karena mengetahui bahwa istrinya itu telah berbohong kepadanya.
Hari masih pagi dan Yuda melihat istrinya sudah sangat rapi siap untuk pergi.
"Ini weekend dan kamu sangat sibuk ya sepertinya." Yuda memberi komentar saat istrinya itu kembali mematut penampilannya di depan cermin.
"Kan aku udah bilang tadi malem kalo weekend aku ada acara sama temen." ucap Rita tanpa memandang suaminya.
"Hari ini Bagas mau pindahan kerumahnya masa kamu malah pergi."
"Kamu aja deh Mas yang ikut nganter Bagas pindahan aku udah ada acara soalnya.Kalo gitu aku berangkat ya Mas bye."
Setelah pamit kepada suaminya Rita pergi dengan wajah yang sangat antusias dan terburu-buru seperti akan bertemu dengan teman yang sudah lama tak jumpa.
"Kamu sekarang bagai orang asing untukku."
Bersambung
Ikan hiu makan lele, hadiahnya jangan lupa le.
Secangkir kopi juga boleh kakak:)