Berawal perkemahan yang diadakan oleh sekolah membuat anak-anak terpilih memiliki kekuatan aneh.
Saat perkemahan berlangsung mereka tersesat karena disebabkan oleh kejahilan seseorang dan hal itu membuat mereka menjadi masuk ke sebuah gua hanya untuk berteduh. Rasa penasaran mereka yang tinggi membuat mereka memasuki gua hingga bagian terdalam dan menemukan sebuah danau tersembunyi di dalam gua.
Karena sesuatu, mereka tak sengaja masuk ke danau dan secara tiba-tiba membuat mereka memiliki kekuatan
Mampukah mereka mengendalikan kekuatan itu? Atau malah sebaliknya, hal itu menjadi bumerang bagi mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyelir 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
"Kak Fitri, apa kabar?" ujar Rasya.
"Kabar saya baik, tuan muda Indrawijaya"
"Indrawijaya?" gumam Aaron. Airin memandang Fitri dan Rasya yang sepertinya mereka memiliki hubungan di masa lalu.
"Bisa kita bicara berdua, kak?" tanya Rasya dan menghiraukan tatapan tanya dari Airin dan Aaron
"Tidak bisa tuan muda, saya harus segera mengantar nona...." Fitri tidak ingin berurusan dengan pemuda di depannya, karena merasa saat ini belumlah waktunya
Namun melihat tatapan memintanya, Fitri tak tega. Dirinya tau, kondisi pemuda yang ada di depannya. Apalagi sejak kejadian itu, dirinya menghindar dan tak bertemu dengannya.
"Jika anda ingin menanyakan sesuatu, bisa hubungi saya lain waktu. Ini kartu nama saya" Fitri segera memberikan kartu nama miliknya. Rasya yang melihat kartu nama milik Fitri hanya diam, kemudian melihat ke arah Airin dan Aaron.
"Baiklah, lain kali saya akan menemui anda" ujar Rasya. Setelah mengatakan itu, dirinya pergi ke arah motornya dan tak berpamitan dengan Airin dan Aaron.
"Kak Fitri kenal Rasya?" tanya Aaron
"Kenal tuan muda, karena kejadian masa lalu membuat saya mengenalnya" ujarnya sambil melirik Airin yang masih fokus melihat Rasya. Gerak gerik aneh Fitri diketahui oleh Aaron. Meskipun begitu, dia akan membiarkannya. Asal permasalahan antara Rasya dan Fitri tidak membahayakan Airin, maka dia akan diam saja.
"Nona, mari kita pulang. Anda harus segera beristirahat"
Fitri menuntun Airin untuk masuk ke dalam mobil yang dibawanya. Setelah memastikan Airin sudah masuk, Fitri menunduk sebagai tanda pamit ke Aaron. Aaron mengangguk mengerti.
Aaron memandang mobil yang membawa Airin dengan datar. Dirinya merasa harus mencari tau hubungan antara Rasya dengan Fitri untuk memastikan keselamatan adiknya.
...****************...
Berbanding terbalik dengan Airin dan Aaron yang sedang kebingungan mengenai identitas dan hubungan Rasya dengan Fitri, Rasya justru merasa senang karena akan menemukan titik terang yang selama ini menghantuinya. Dirinya menemukan seseorang yang ia cari selama ini.
CRANGG...
Terdengar suara barang pecah dari dalam rumah. Rasya yang mendengar suara itu langsung berlari masuk ke dalam rumahnya.
Terlihat seorang wanita yang sedang mabuk dan tak sengaja memecahkan vas bunga.
"Mama" teriak Rasya yang melihat mama nya terjatuh
"Hohoho... anak pungut sudah datang kau rupanya. Kenapa lama sekali... hik" ujarnya sambil memandang rasya dengan tatapan sayu
"Rasya ada urusan di sekolah ma, jadi Rasya telat pulang"
"Urusan di sekolah ya...."
"Dan tadi kau bilang apa? Saya bukan mama kamu..." Kemudian berdiri sempoyongan. Rasya yang melihat itu juga ikut berdiri dan membantunya
"Panggil saya nyonya Hani. Ingat nyonya Hani" ujarnya sambil memandang tajam Rasya
"Maaf, nyonya" Rasya lupa bahwa saat ini papa nya tidak ada di rumah dan harus memanggil Hani dengan panggilan nyonya, bukan mama.
"Sudahlah. Lebih baik kau bersihkan barang-barang pecah itu lalu masak. Kakakmu akan segera datang. Ingat masak yang enak." Hani pergi dengan sempoyongan, meninggalkan Rasya sendirian.
Menghela nafas panjang, hanya itu yang bisa dirinya lakukan saat ini. Lelah, tentu saja Rasya merasa lelah. Lelah akan hidupnya, lelah akan perlakuan keluarganya. Namun, dirinya harus tetap hidup karena dia memiliki tujuan. Tujuan menemukan seseorang yang ia cari. Temannya, sahabatnya masa kecilnya sekaligus cinta pertamanya. Dirinya akan berusaha untuk hidup agar bisa bertemu dengannya kembali.
...****************...
Di dalam kamar, Airin termenung memikirkan hubungan Rasya dengan Kak Fitri. Tidur-tiduran sambil menatap langit kamar yang berhiaskan bintang-bintang. Dirinya ingin bertanya ke Fitri, namun Fitri menghindar dan berkata suatu saat nanti nona pasti akan tau.
Saat memejamkan mata, dirinya merasa sangat lelah hari ini. Banyak kejadian yang terjadi dalam satu hari. Lebih tepatnya, lelah memikirkan cara memecahkan rahasia dan menjaga rahasia yang lain.
Di sebuah taman, Airin dapat melihat ada dua orang anak kecil yang sedang bermain. Bermain dengan riangnya. Airin melihat itu merasa senang. Namun anehnya, dirinya tidak bisa melihat wajah kedua anak itu dengan jelas. Airin yang penasaran mengenai kedua anak itu, segera mengikuti yang pergi entah kemana.
"Cherrie ayo kesana. Kita main ayunan yang ada di sana" tunjuk seorang anak laki-laki ke ayunan yang ada di taman sambil berlari
"Cherrie, nama yang lucu" gumam Airin yang mendengar nama panggilan dari anak perempuan itu.
"Tapi Nio, jangan lari terlalu cepat. Lelah tau" ujar Cherrie yang merasa lelah mengejar anak yang di panggil Nio itu.
"Tapi kita harus cepat jika tidak ingin keduluan sama yang lain." Airin dapat melihat bahwa anak laki-laki yang bernama Nio itu sangat menyukai ayunan.
"Ayo Cherrie." Nio menarik tangan Cherrie dan berlari bersama. Airin dapat melihat, meskipun merasa lelah anak yang bernama Cherrie itu tidak akan tidak tersenyum saat bersama dengan anak yang bernama Nio.
Lalu secara tiba-tiba Cherrie terdiam, meninggalkan Nio berlari sendiri ke arah ayunan. Cherrie tiba-tiba berbalik dan melihat ke arah Airin yang sejak tadi di belakang dan mengikuti
"Kakak, bukankah waktunya kakak pergi" ujarnya membuat Airin terkejut.
Dan secara tiba-tiba Airin merasa dirinya tertarik entah kemana.
"Arin... Arin..." ujar seseorang
Airin merasa di panggil pun membuka matanya. Sayup-sayup dia melihat seseorang berada di kamarnya.
Saat sudah terbangun, Arin dapat melihat Fitri, Aaron dan Yusuf berada di kamarnya.
"Kau baik-baik saja" tanya Aaron dengan wajah khawatir
Airin kebingungan dengan reaksi Aaron dan yang lainnya. Bukankah dirinya hanya tertidur, pikirnya. Kemudian melihat ke arah jendela, terlihat langit senja begitu cantik yang menandakan bahwa sore telah datang.
"Iya, aku baik-baik saja. Bukankah aku hanya tertidur, kenapa kau sangat khawatir seperti itu?" tanya Airin
Mendengar itu, Aaron merasa lega bahwa Airin baik-baik saja. Kemudian Aaron melihat ke arah Yusuf, seolah-olah bertanya apakah dirinya boleh menceritakan apa yang terjadi. Yusuf yang melihat Aaron pun mengangguk menyetujui maksud dari tatapan Aaron
"Tadi kakak ingin panggil kamu untuk makan camilan yang kakak bawa. Tapi kamu tidak kunjung buka pintunya, buat kakak khawatir. Akhirnya kakak meminta kunci cadangan kamarmu ke Kak Fitri... "
Airin mendengarkan cerita Aaron dengan serius. Namun cerita itu terpotong dengan teriakan seseorang yang baru saja masuk ke dalam rumah
"Kakak pulang wahai adik kembar ku. Dimana kalian" teriak Adit yang baru saja pulang
Teriakan itu dilakukan secara berulang, membuat Aaron merasa kesal. Apalagi perkataannya terpotong hanya karena teriakan kakak sulungnya.
Yusuf yang merasa akan ada amarah yang meledak layaknya gunung berapi yang akan meletus, segera meminta Fitri untuk turun dan menemui Adit.
"Kak, bisa kau lanjutkan ceritamu?" tanya Airin dengan hati-hati.
"Nanti saja ceritanya. Lebih baik kamu mandi dan bersiap turun untuk makan" ujar Yusuf
"Iya, nanti kakak sambung ceritanya. Sekarang kamu mandi dan makan, oke" ujar Aaron yang setuju dengan Yusuf
"Baiklah, Arin mandi dulu ya. Nanti jangan lupa lanjut cerita kakak." Airin berlari ke kamar mandi nya dan membersihkan dirinya
Yusuf yang melihat bahwa keponakan perempuannya sudah berada di kamar mandi, segera melihat ke arah Aaron.
"Sepertinya ingatan Arin sudah mulai kembali..."
"Sepertinya begitu, pakde. Meskipun perlahan, namun setidaknya ingatan itu akan kembali"
"Yah... dan jika ingatan itu kembali dan Arin tau siapa pelaku penculikan dan kecelakaan menimpanya maka itu adalah hari terakhir dari orang itu" ujar Yusuf dengan senyum yang terlihat mengerikan
"Tentu saja, dia akan merasakan lebih dari yang dirasakan Arin. Mungkin neraka akan menjadi tempat terbaik untuk orang itu" ujar Aaron dengan tatapan tajamnya dan tak lupa seringai kejamnya
Dan perhatikan tanda baca dalam dialog ya.
kalo ada cerita dr tokoh lain, di luar tokoh utama, saranku kamu letakkan dipaling belakang.
perhatikan tanda baca dalam dialog ya
semangat kak