NovelToon NovelToon
Bukan Penentu Takdirmu

Bukan Penentu Takdirmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:385
Nilai: 5
Nama Author: Efelin

Kayla selalu gagal dalam membina hubungan dengan pria. Ia selalu saja di tinggal menikah.

Sebenarnya Kayla menerima takdir jika ia di tinggalkan kekasihnya menikah dengan orang lain, tapi ia tidak terima jika di tuduhkan menjadi penghalang mantan kekasihnya memiliki keturunan dengan istrinya.

Mampukah Kayla melawan tudingan itu ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Efelin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17

Petra tertawa mendengar penilaian Gerrard tentang putri pak Bagas, rekan kerjanya untuk mengerjakan pembangunan gedung perkantoran milik pak Bagas.

" Dia sudah lama loh suka sama kamu tapi kamu cuekin terus. " ujar Petra.

" Peduli, amit-amit deh. ' ucap Gerrard sambil memukul keningnya pelan.

Keduanya kini diam menikmati perjalanan.

" Nanti kamu cairkan ceknya ya. " ucap Gerrard.

" Berapa yang pak Bagas bayarkan, apa sesuai dengan kontrak? " tanya Petra sambil tetap fokus mengendarai mobil yang membawa mereka.

" Sebentar ku lihat. Tadi sekilas seperti tertulis 2 milyar. " ucap Gerrard.

Gerrard pun membuka tas kerjanya dan mencari amplop yang dia dapatkan tadi.

" Apa aku sudah memberikannya padamu, Pet, karna tidak ada di tasku. " tanya Gerrard.

Mendengar Gerrard tidak menemukan cek itu, Petra pun menepikan mobilnya.

" Kamu serius, Ger, cek itu tidak ada? " tanya Petra.

" Aku mana bisa main-main kalo masalah uang. Itu untuk masa depan karyawan. "

" Coba kamu ingat kembali, di mana kamu simpan amplop itu. "

Gerrard pun mengingat kembali kejadian di restoran tadi. Setelah ia menerima amplop itu, ia langsung ke luar dari ruang VIP karna tak ingin berlama sebab dari tadi putri pak Bagas selalu menggodanya.

Gerrard menghindar bukan karna takut terlena tapi ia merasa jijik dan jengah akan kelakukan putri pak Bagas.

" Aku ingat sekarang. Tadi di parkiran, aku terburu-buru memasukkannya dalam tas karna mendengar putri pak Bagas yang mencoba mengejarku. Kita langsung pergi tanpa mempedulikannya. " ucap Gerrard.

" Berarti kemungkinan cek itu terjatuh dan sekarang... " Petra tidak melanjutkan perkataannya.

Cek senilai 2 milyar itu sangat berguna bagi perusahaan saat ini yang sedang berkembang pesat.

" Nasib..nasib...sudah susah mendapatkannya, sekarang entah berada di mana cek itu. " ucap Gerrard sambil mengusap kasar wajahnya.

Mereka terdiam memikirkan masalah cek itu.

" Kita sebaiknya ke kantor sekarang agar dapat berpikir langkah selanjutnya. " ucap Gerrard.

Kini mereka melanjutkan perjalanan kembali ke kantor.

Kayla telah tiba di kantor Gerrard. Sesaat ia menarik nafas agar tidak gugup. Sebenarnya Kayla agak takut bertemu Gerrard karna takut Gerrard mengenalinya. Tapi hal itu ia kesampingkan demi cek yang ada padanya saat ini.

Di meja resepsionis, Kayla mengutarakan keinginannya untuk bertemu Gerrard.

" Apa ibu sudah ada janji? " tanya resepsionis

" Belum mbak, tapi ini ada hal yang mendesak. " ujar Kayla.

" Kebetulan pak Gerrard sedang keluar. Jika ingin tetap menunggu, silahkan menunggu di sana. " ucap resepsionis sambil menunjuk ruang tempat Kayla menunggu.

" Baiklah, tolong infokan jika pak Gerrard tiba nanti. "

Kayla pun menuju ruang tunggu di lobi itu. Tak lama kemudian, Gerrard pun datang.

Resepsionis yang menilai Kayla tamu tidak penting karna belum ada janji dengan Gerrard, mengabaikannya dan tidak memberi info pada Gerrard.

Gerrard dan Petra melangkah menuju ruang masing-masing dengan pikiran kacau karna masalah cek itu.

Kayla yang merasa sudah lama menunggu tapi belum ada info Gerrard datang, kini keluar dari ruang tunggu itu dan menghampiri meja resepsionis.

" Maaf mbak, mau tanya, apa pak Gerrard nya sudah kembali? " tanya Kayla.

" Ada masalah penting apa, mungkin bisa saya sampaikan? " resepsionis malah bertanya balik.

Petra yang kembali tiba di lobi, terkejut melihat Kayla ada di sana. Tadinya ia niat mengambil pesanannya yang dititip di pos satpam.

" Permisi, apa benar anda sekretaris pak Varel? " tanya Petra menghampiri Kayla yang sedang di persulit oleh resepsionis.

" Eh..pak Petra, kebetulan kita ketemu. Benar saya sekretaris pak Varel. Maaf, apa bisa saya bertemu pak Gerrard karna saya belum ada janji dengan beliau. " ucap Kayla.

" Tentu saja, mari saya antarkan ke ruangan beliau. Kebetulan kami baru saja tiba. " terang Petra sambil mempersilahkan Kayla mengikutinya.

Mendengar yang mencari Gerrard adalah rekan bisnis perusahaan, membuat resepsionis ketakutan.

" Wah, gawat jika tamu tadi melaporkan kejadian barusan. " gumam resepsionis.

Ia berbuat seperti itu karna penasaran, mengapa Gerrard tak pernah meliriknya, padahal ia sudah berusaha beberapa kali mencoba mencari perhatian pada Gerrard.

Setibanya di depan ruangan Gerrard, Petra mengetuk pintu dan terdengar suara mengatakan masuk.

Perta membuka pintu dan mempersilahkan Kayla masuk.

Gerrard sangat terkejut melihat siapa yang datang. Ia yang sedang pusing memikirkan masalah cek itu, kini di datangi wanita yang ia pikir ingin membicarakan tentang pekerjaan.

" Silahkan duduk. " ucap Gerrard.

Kayla duduk di depan Gerrard dan Petra di sofa yang lain.

" Maaf, ada yang bisa saya bantu. Saya tidak bisa memanggil nama karna saya tidak tahu namanya, walau tempo hari kita pernah bertemu bersama pak Varel. " ucap Gerrard.

" Nama saya Kayla, pak. Saya ke sini bukan masalah pekerjaan. " ucap Kayla. Ia merasa harus profesional dengan menyebut namanya agar tidak disebut tidak sopan dan sombong.

" Jika bukan tentang pekerjaan, mungkin ada yang bisa di bantu secara pribadi? " tanya Gerrard.

Kayla pun membuka tasnya dan mengambil amplop yang ia temukan tadi.

" Saya hanya ingin menyerahkan amplop ini. Tadi saya temukan di parkiran restoran Sedap. " ucap Kayla sambil menyerahkan amplop itu.

Gerrard menerima amplop itu dan membukanya. Terdengar helaan nafas berat. Gerrard sangat terkejut saat mengetahui isi amplop itu. Itu yang ia risaukan dari tadi.

" Terima kasih sekali, anda sudah mengembalikan cek ini. Saya harus berterima kasih bagaimana. " ucap Gerrard.

" Pak Gerrard tak perlu berlebihan. Saya mengembalikannya karna menganggap ini untuk kelangsungan hidup banyak karyawan di perusahaan ini. " ucap Kayla.

" Tapi saya menjadi seperti berhutang budi. "

" Tak perlu, pak. Bukankah kita sebagai sesama manusia harus saling menolong. Saya rasa jika pak Varel mengalami hal seperti, saya juga akan kena akibatnya. Kalau begitu saya permisi karna sudah telat kembali ke kantor. Tadi hampir 1 jam saya di minta resepsionis menunggu, untung bertemu pak Petra di lobi. " jelas Kayla.

Kayla bukan ingin mengadu atas perbuatan resepsionis, tapi ingin mendisiplinkan agar tidak terjadi pada tamu lain.

Kayla pun keluar dari ruangan Gerrard di temani Gerrard dan Petra. Sampai di lobi, Petra menghampiri resepsionis, sedangkan Gerrard mengantarkan Kayla sampai di parkiran.

" Sangat terhormat sekali saya, bapak mengantar saya sampai di sini. " ucap Kayla.

" Ini tanda terima kasih saya sebab kamu tidak mau menerima imbalan karna telah mengembalikan cek itu. " ujar Gerrard.

" Baiklah, saya terima tanda terima kasihnya. Maaf saya permisi. " ucap Kayla kemudian masuk ke mobilnya.

Setelah mobil Kayla tak terlihat, Gerrard melangkah meninggalkan parkiran kembali le ruangannya.

Tadi Petra sudah memberi peringatan pada resepsionis agar tidak mengulangi lagi perbuatannya yang bisa membuat ia akan di pecat.

Gerrard duduk di bangku kebesarannya. Ia memandangi amplop yang Kayla kembalikan tadi.

" Mengapa jantungku berdebar ya saat berdekatan dengannya? " tanya Gerrard dalam hati

1
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
semangat🙏
LISA
Kesannya Kayla sombong bgt sih g mau nerima tlpn dr Alex
LISA
Aq mampir Kak
santhylidia: terima kasih selalu support atas karyaku.
sukses selalu untukmu /Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!