Ini tentang Xeira, tentang kisah cintanya dengan Jeffery sang artis juga model ternama, tentang rasa sayang Xeira pada Alexa sang adik dan tentang rasa cemasnya.
Xeira sangat menyayangi sang Adik, tak sekali pun dia menolak apa yang menjadi keinginan adik tercintanya namun satu hal yang menjadikan Xeira bimbang untuk mengambulkan salah satu permintaan sang adik, Jeffery. seorang pria yang adiknya dambakan sebagai seorang kekasih nyatanya adalah kekasih Xeira, pria yang Xeira cintai di dalam hidupnya.
Akankah Xeira memilih kembali menuruti sang adik dan melepaskan Jeffery, atau tetap mempertahankan pria itu dan menolak apa yang menjadi keinginan sang adik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Firda 236, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUA BELAS
"Baby?" aku mengulas senyum kala pelukan lengan Jeffery melingkari leher ku juga dengan bibirnya yang menyentuh pipi ku.
"Ya? Bagaimana fotonya? " dia mem-berenggut kesal, setelahnya beranjak duduk di sampingku menyamankan diri dengan menyandarkan kepalanya ke bahu ku.
Aku hanya diam, membiarkannya mengambil salah satu tangan ku untuk di genggam juga dengan minuman yang ku bawa, meminumnya perlahan masih dalam posisi menyandarkan kepala.
"Mereka merepotkan! Aku menyesal membiarkan mereka ikut" aku terkikik pelan.
"Tidak boleh seperti itu Jeff. Mereka teman-teman mu sudah sepatutnya mereka ikut bahagia atas pencapaian mu"
"Ya. Hanya saja aku merasa mereka menjengkelkan! " dia mengad, membuat ku terdiam dengan seulas senyum.
"Sorry baby. " nadanya terdengar pelan, juga penuh penyesalan.
"It's oke. I'm fine Jeff" Jeffery mengangguk kali ini dengan keterdiaman pria itu yang mengisi celah antara kami.
Aku yang turut larut dalam pikiran dan perasaan ku juga Jeffery yang dengan perasaan dan pikirannya. Tangan pria itu bermain dengan gelas dalam genggaman. Memutar-mutarnya selayaknya tengah bermain bola. Aku hanya sesekali melirik. Masih membiarkan senyap melingkupi kami.
Kepala Jeffery menjauhi bahu ku, di susul gerakan pria itu yang beranjak berdiri setelah meletakan gelas ke kursi yang di dudukinya, mengajak ku untuk bangkit dengan isyarat mata, aku mengikutinya, menapaki jalan yang dia lalui, ikut serta kemana dia membawa genggaman tangan kami.
Langkah kami terhenti, tepat di atas stand kecil yang diperuntukan untuk siapapun yang ingin bernyanyi. Jeffery melepaskan tangan ku, mengambil mic dan memposisikan stand nya agar sesuai dengan tingginya, setelahnya ku lihat pria itu mengambil gitar, memetik senarnya menciptakan nada.
Semua orang ku rasakan memfokuskan pandangan ke arah kami, mungkin lebih tepat pada Jeffery yang mulai membuka suara melantunkan sebuah lagu yang ku tahu siapa penyanyinya Alicia Keys juga dengan lirik If I Ain't Got You. Semua orang terdiam, suara yang semula masih bisa ku dengar kini hanya sayup bagai angin ku rasa. Suara Jeffery, menutup sepenuhnya pendengaran ku.
"Hand me the world
On a silver platter
And what good would it be?
With no one to share
With no one who truly cares for me?" Jeffery memejamkan mata tak lama hanya sesaat setelahnya menatap ke depan di mana semua orang yang ada menatapnya.
"Some people want it all
But I don't want nothing at all
If it ain't you, baby
If I ain't got you, baby..." pandangannya kembali pada ku, menatap ku lembut dengan senyum tulus. Aku terharu.
Petikan senarnya berganti, mencipta nada lain yang aku sendiri terkikik pelan kala mendengar Jeffery mulai bernyanyi tidak dari awal memang namun suara dan ketulusan dari nadanya berhasil membuat ku merasa amat sangat di cintai.
"Even though it seems I have everything. I don't want to be a lonely fool. All of the women, all the expensive cars, all the money don't amount to you.
So I can make believe I have everything, but I can't pretend that I don't see. That without you girl my life is incomplete. Without you girl my life is incomplete... " tepukan Jeffery pada senar-senar gitar juga tatapan mata pria itu yang hanya terfokus pada ku menjadi gerakan terakhir sebelum berganti dengan tepuk tangan meriah dari semua orang. Aku memeluk Jeffery tanpa ragu, mengucap Terima kasih karena mencintai ku, sekali lagi mengabaikan segala riuh hanya untuk memeluk pria ku.
_
