NovelToon NovelToon
Menantu Dewa Roh

Menantu Dewa Roh

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Budidaya dan Peningkatan / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:20.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sayap perak

Dua tahun menjadi bahan hinaan dan tertawaan seluruh kota, Zhao Yang, menantu tidak berguna dari kediaman Keluarga Gu kini telah menyelesaikan pelatihannya.

Selama ini dia diam bukan karena penakut. Dia tak melawan juga bukan karena pengecut. Itu tak lain karena pelatihan khusus yang mengharuskannya hidup tanpa Qi hingga ia mencapai syarat tertentu.

Sekarang, setelah pelatihannya selesai, dia tak lagi harus menahan semua hinaan itu. Dia dapat berdiri tegap dengan dada membusung, menunjukkan kepada semua orang siapa Zhao Yang sebenarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch - 18 : Tiba di Kediaman

"Xingyu!"

"Kakak!"

Gu Xingyu terbangun saat ayah, adik dan beberapa anggota keluarga lain datang menyusulnya. Namun dia tampak linglung, dan berusaha mengumpulkan kembali kesadarannya.

"Xingyu! Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang membuatmu seperti ini?" Gu Bei bertanya dengan khawatir sembari langsung memeriksa keadaan Gu Xingyu. Memastikan jika tidak ada luka yang fatal pada tubuhnya.

"Syukurlah. Tidak ada luka serius." Gu Bei tersenyum dan bangkit dari posisinya.

Saat itu juga dia baru menyadari kekacauan hebat yang sudah meluluhlantakkan area hutan tempat mereka berdiri saat ini.

Dengan tangan terkepal, kembali menatap Gu Xingyu dengan perasaan tak terdeskripsikan. "Siapa orangnya?"

Gu Xingyu masih diam. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pertama kali membuka mulutnya.

"Itu- ... Pemimpin bandit."

Bibir Gu Bei berkedut mendengar kata 'pemimpin bandit' keluar dari mulut putrinya. Dia meneguk ludah kasar, kembali mengepalkan tangan seperti ingin menghancurkan sesuatu untuk melampiaskan kemarahannya.

"Maaf Ayah. Aku tidak berhasil menangkapnya."

Suara lemah Gu Xingyu seketika meredakan amarah Gu Bei. Pria itu menurunkan pandangannya dan berkata, "Jangan pikirkan hal itu. Yang terpenting kau selamat. Kita masih bisa melacak, bahkan menangkapnya di masa depan. Tidak perlu khawatir."

Gu Xingyu mengangguk dengan pasrah.

Pada saat yang sama Zhao Yang baru saja kembali setelah mengejar pemimpin bandit. Melihat yang lain datang, dan sang istri sudah sadar Zhao Yang merasa lega dan tak lagi memiliki kekhawatiran.

"Zhao Yang. Kau sudah di sini? Kenapa kau dari arah yang berlawanan?"

Suara Gu Yuanwu membuat yang lain sontak menatap ke tempat Zhao Yang. Bahkan Gu Xingyu yang baru saja berdiri dibantu oleh Gu Yiwei mengalihkan pandangannya pada suaminya itu.

"Ayah. Aku menemukan gulungan yang dijatuhkan pemimpin bandit." Zhao Yang mengubah topik pembicaraan. Mengeluarkan gulungan yang didapatkan, kemudian memberikannya kepada Gu Bei.

"Kau menemukannya?" Ekspresi Gu Bei langsung menjadi serius. Cepat-cepat menerima gulungan itu dan membaca isinya.

"..."

Tidak jauh berbeda saat pertama kali Zhao Yang membacanya. Gu Bei tampak syok mengetahui orang di belakang kelompok Bandit Tengkorak adalah Keluarga Jian. Tangan pria itu terkepal. Menjadi sangat marah sampai wajahnya terlihat memerah.

"Lalu di mana pemimpin bandit itu?" tanya Gu Bei.

"..."

"Sudah pasti pergi jauh," potong Gu Yi mendahului Zhao Yang yang baru membuka mulutnya. "Jika tidak bagaimana mungkin dia akan kembali dengan selamat? Xingyu saja terluka seperti ini. Benar, bukan?"

Di akhir kalimatnya pria itu masih sempat mencibir. Beberapa orang memiliki pendapat yang sama, sementara Gu Bei tidak ingin berkomentar dan mengajak semua orang kembali.

____

Karena satu insiden dalam perjalanan membuat rombongan kereta kuda kembali lebih larut dari yang diperkirakan. Begitu sampai mereka langsung turun. Sebagian orang kembali ke ruangan, sementara sebagian lain mengurus belasan bandit yang tertangkap.

Zhao Yang termasuk salah satu yang langsung kembali ke ruangannya. Dia diminta langsung membuat surat yang akan dikirimnya kepada Hao Ming untuk mengundangnya datang.

Tok tok tok!

Baru juga Zhao Yang merebahkan tubuhnya saat suara ketukan pintu terdengar. Mau tidak mau dia segera bangkit dan membukanya, melihat pelayan datang untuk mengantarkan tinta dan juga kertas.

" ... Selain itu, Tuan Besar berpesan agar suratnya ditulis seperti ini." Pelayan itu mengambil sebuah surat dari pelayan lain dan memberikannya kepada Zhao Yang.

Pada detik ini, Zhao Yang benar-benar kehilangan kata melihat contoh surat yang dikirimkan ayah mertuanya. Memijat keningnya, lalu melambaikan tangan kepada dua pelayan.

"Baiklah. Kalian bisa pergi."

Zhao Yang menutup pintu ruangan dan duduk di tepi ranjang. Masih memandang contoh surat itu yang terlihat begitu resmi dengan bahasa yang formal.

"Dia pasti akan tertawa saat membaca surat yang kutulis," gumamnya.

Zhao Yang bahkan sudah dapat membayangkan ekspresi Hao Ming saat membaca surat darinya jika menggunakan format yang sama dengan yang diberikan ayah mertuanya. Namun Zhao Yang tidak punya pilihan selain membuatnya sama persis karena sebelum mengirimnya Gu Bei pasti ingin melihat surat tersebut.

.

.

Dua jam kemudian.

Menulis surat seperti itu bahkan lebih membosankan dari pada berkultivasi seharian. Zhao Yang baru saja selesai membuatnya. Dia menyimpan surat itu di laci, kemudian berdiri di depan jendela kamarnya sekadar merasakan hembusan angin malam.

"Xingyu... Dia sedang apa saat ini? Dia juga langsung kembali ke ruangannya, kan?"

Zhao Yang tiba-tiba memikirkan Gu Xingyu. Mengingat apa yang terjadi sebelumnya membuat Zhao Yang ingin pergi melihat kondisinya.

Wosh!

Dalam sekejap Zhao Yang sudah berada di depan ruangan Gu Xingyu. Dia menjulurkan tangan ingin mengetuk pintu. Namun hal itu diurungkannya saat berpikir sang istri mungkin sudah tidur.

"Kasihan jika dia terbangun. Besok saja. Besok aku bisa melihatnya."

Saat itu Zhao Yang benar-benar akan pergi. Tetapi langkah kakinya kemudian tertahan saat merasakan fluktuasi kacau yang bersumber dari dalam ruangan.

Keningnya mengerut, dan ekspresi wajahnya menjadi serius.

"Xingyu! Apa kau baik-baik saja?"

Cukup lama Zhao Yang menunggu jawaban tetapi Gu Xingyu tidak menjawabnya. Entah memang tidak mau menjawab atau memang tidak mendengar suaranya.

Pada saat yang sama Zhao Yang semakin tidak sabar. Dia meletakkan tangannya di pintu, dan siap membukanya secara paksa. "Aku tahu kau ada di dalam. Aku akan masuk sekarang."

Brak!

1
Qing shan
💪💪💪💪
Qing shan
🤔🤔🤔🤔
Qing shan
👍👍👍👍
Qing shan
🥰🥰🥰🥰
Qing shan
🙏🙏🙏🙏
Qing shan
🤩🤩🤩🤩
Qing shan
💪💪💪💪
Qing shan
🤔🤔🤔🤔
Qing shan
🙏🙏🙏🙏
Qing shan
🤩🤩🤩🤩
Ruslan Faisal
Luar biasa
Qing shan
💪💪💪💪
Qing shan
🤔🤔🤔🤔
Qing shan
👍👍👍👍
Qing shan
🥰🥰🥰🥰
Qing shan
🙏🙏🙏🙏
Qing shan
🤩🤩🤩🤩
Qing shan
💪💪💪💪
Qing shan
🤔🤔🤔🤔
Purnama Servis Kamera Demak
pria harus memenuhi omongane
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!