Alisa seorang gadis tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarganya juga tidak memiliki teman ataupun sahabat. Mencoba mencari kebahagian melalui game "Love Story" sampai akhirnya dia mencapai end yang membahagiakan dalam game itu. Tapi dirinya mendapat tawaran untuk mesuk ke dalam game itu. Dia pun menerimanya karena dia sudah lelah dengan kehidupannya. Tapi ternyata dia justru menjadi antagonis dalam game ! Dirinya melawan 3 malaikat maut apakah dia masih bisa bertahan hidup ??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoshua Yora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
'Ishhh gimana konsepnya gue bisa temenan ama orang yang bakal jadi alasan gue mat*'
Natasha hanya diam dan berpikir, mungkin saja alurnya bisa berubah. Karena alasan utama Diana diangkat menjadi putri angkat Nicholas adalah karena kematian Albert dan istrinya. Natasha hanya perlu mencegah kematian mereka. Dan nantinya dia akan berteman dekat dengan Diana, meski dia harus tetap mengakali setiap misi yang diberikan oleh game.
Albert kembali berdiri dan membicarakan banyak hal pada Nicholas, karena Natasha merasa bosan dia pun mengelilingi ruang kerja Nicholas yang sangat luas itu. Natasha terkejut melihat ada sebuah bilik tersembunyi di balik rak. Ketika Natasha membuka ternyata adalah sebuah bantal besar yang seukuran ranjang.
'Wuahh... Gede banget!! Empuk banget lagi'
Natasha pun merebahkan dirinya tanpa sadar dia terlelap tidur.
Karena masalah urusan Albert sudah selesai, dia pamit pergi karna ada banyak hal yang harus disipkan untuk festival.
Nicholas celingukan mencari Natasha, jelas dia tidak melihatnya keluar ruang kerja. Jadi seharusnya dia masih ada diruangan ini. Nicholas mendeteksi keberadaan sihir Natasha untuk mencarinya. Dan ternyata yang dia lihat adalah gadis itu tidur dengan sangat pulas.
Nicholas menatapnya dengan waktu lama,
"Aku hanya ingin melihat wajahnya" ucapan Natasha terngiang kembali dalam kepalanya. Nicholas mengulurkan tangannya dan menyentuh kening Natasha dengan pelan.
...
'Heemm... Apa yang terjadi di mana ini ?' Gumam Natasha pelan melihat tempat asing di depannya. Dan dia melihat siluet seorang gadis tengah berlatih pedang, tapi gadis itu membelakanginya.
"Cantiknya... tunggu... Heyyy" Natasha tanpa sadar mengulurkan tangannya tapi dia sendiri kaget tidak mungkin tangannya sebesar ini.
Natasha melihat pakaian itu adalah pakaian ksatria. 'Lohh kok gini ini jelas bukan tubuh Natasha...'
Bahkan Natasha merasa tubuhnya bergerak sendiri ke arah gadis itu,
'Apa jangan-jangan ini cuma ingatan orang lain yang ditransfer ke gue'
Gadis cantik berbalik, matanya berkilau seperti berlian zamrud sangat indah. Senyumnya juga sangat lembut dan manis.
"Yang mulia Duke.... " Ucap gadis itu memegang tangan nicholas yang masih terulur padanya.
'Ehh... Ini ingatan ayah ?!'
Natasha terpana melihat ibunya yang sangat cantik. Sangat jelas jika ibunya tidak berasal dari kekaisaran Edinburgh.
"Kenapa kamu lebih suka berkelana daripada menjadi seorang putri yang bergelimang kemewahan ?" Tanya Nicholas.
"Yang mulia... Aku ingin mencari kebebasan dan mengetahui betapa luasnya dunia yang kutempati" ucap gadis itu yang melepaskan tangannya dan berbalik sambil merentangkan tangannya.
"Karena aku hidup ini hanya sekali, aku ingin bersenang-senang"
...
HUH
Natasha terbangun dari tidurnya, dia menatap sampingnya dan ternyata Nicholas tidur di sana.
'Apa tadi.. ingatan waktu pertama kali mereka bertemu??'
Gadis yang dia lihat dalam mimpi jelas gadis yang sangat tangguh dari cara berpedangnya juga sangat cantik. Pantas saja Nicholas tidak bisa move on meski sudah 12 tahun berlalu.
Natasha berlalu pergi dari ruang kerja Nicholas, dia memikirkan banyak hal yang pasti tersembunyi dalam game. Dia melewati salah satu taman yang ada di kediaman.
'Gue harus ngelakuin sesuatu supaya tetep idup' ucap nya mengambil 1 tangkai bunga Daisy.
"Jika nantinya gue emang ditakdirkan mat*... Setidaknya gue udah ngerasa bahagia dan tanpa penyesalan" ucap Natasha pelan sambil mencium bunga yang dia petik.
"Omong kosong apa itu," ucap seorang pria yang turun dari langit. Dan berhenti tepat di depan Natasha. Natasha terpaku menatap pria dengan jubah biru tua dengan simbol segitiga dan lingkaran di samping dan belakang jubah yang pria itu kenakan.
Pria itu mendekat ke arah Natasha dan mengetil kepalanya.
"Jangan mengatakan hal-hal seperti kematian lagi." Ucap nya. Mata pria itu sangat tajam dengan warna ungu dan memiliki rambut putih yang panjang sebahu.
'Gantengnya.. tapi...'
"Anoo... Kamu... Siapaa ?" Tanya Natasha pelan.
Pria itu langsung mematung, menatap Natasha.
"Jangan bercanda bodoh, tidak mungkin kau tidak mengenali ku." Ucapnya lagi sambil mengetok kepala Natasha.
'gue tuh bener-bener ga tau nj*r, tinggal ngomong nama apa susahnya sih egekk !!'
Natasha menatap jubah yang pria itu kenakan, jelas itu adalah jubah penyihir.
"Kamu... Guru Emmel ?! " Natasha sangat syok. Karena sebelumnya dia pikir guru sihirnya sudah lumayan tua. Tidak menyangka ternyata mereka saja hampir seumuran karena hanya terpaut 4 tahun.
"Huhh aku memang mendengar dari Ivonne tadi, jika kau kehilangan beberapa ingatanmu. Tapi tidak kusangka justru aku yang kau lupakan" ucap pria itu lagi. Jelas jika dia dan Natasha dibandingkan guru dan murid lebih seperti teman bahkan sejak awal mengajar Emmel tidak mau dipanggil guru.
Emmel menyentuh kening Natasha dsn mentransfer ingatan tentang dirinya pada Natasha.
Flashback
"Dengar, nona kecil aku baru lulus dari akademi sihir dan berumur 15 tahun jadi jangan memanggilku pak, panggil saja namaku langsung."
Natasha yang memang saat itu tidak memiliki teman dekat karena dia tidak diperbolehkan keluar kediaman. Dia pun menganggap jika Emmel adalah temannya. Bahkan Natasha sering menceritakan banyak hal pada Emmel.
Flashback off
"Ishhhh, aku tuh lagi pusing, mikirin banyaknya permasalahan idup" ucap Natasha lagi. Dia berjalan ke arah ayunan yang ada di taman.
"Memikirkan apalagi ?, bukankah kau sudah membunuh pelayan mengesalkan itu ? Sebagai bentuk balas dendammu ?" Tanya Emmel lagi yang berjalan di belakangnya.
Natasha langsung berhenti mendadak, bahkan Emmel sampai menabraknya.
"Kenapa kau berhenti mendadak ?" Ucapnya kesal.
Natasha berkeringat dingin, dia bahkan gemetar. Bagaimana bisa pria yang bahkan tidak ada di kediaman ini dan tidak tau apapun tentang game. Bisa tau jika Natasha yang membun*h Serena.
"Uhuk.. apa yang kau bicarakan ?" Tanya Natasha yang masih berusaha menutupi.
Emmel tersenyum miring, menatap gadis yang bahkan hanya setinggi dadanya.
"Tentu saja aku tau, tidak perlu menutupinya. Lagipula dulu saat kamu umur 11 tahun dia pernah meracunimu. Tapi sayangnya tidak ada bukti, dan aku menebak jika itu adalah Serena. Dan ternyata benar dugaanku, lalu aku memberitau mu tapi kau justru tidak percaya." Ucap Emmel lagi dengan santai.
'Pantes aja waktu gue bun*h dia, gue ngerasa ada dendam terselubung dalam diri gue.'
"Tidak perlu menyalahkan diri sendiri, dia memang pantas mat* sejak awal" ucapnya lagi.
Emmel berbalik menatap Natasha yang masih terlihat memikirkan suatu hal. Seketika Emmel mengandeng tangannya dan berjalan, Natasha sangat terkejut dengan perlakuan Emmel.
"Dari pada kau memusingkan hal tidak berguna lebih baik kita jalan-jalan." Ucap Emmel dengan senyum miringnya.
"Benarkah ?! Kau ingin mengajakku jalan-jalan?!" Mata Natasha langsung berbinar-binar.
"Hmm tidak seperti biasanya, kupikir kau akan menolak..."
"Tidak !! Ayokk aku ingin jalan-jalan !"
Emmel tertawa melihat Natasha yang antusias, lalu dia mengucapkan mantra sihir teleport.
WUSHHH !!!
Mereka tiba-tiba mendarat di sebuah gang yang sepi. Emmel menatap penampilan Natasha yang pasti mencolok. Dia pun menggunakan sihir untuk mengubah warna rambutnya menjadi merah muda. Karena warna coklat keemasan hanya dimiliki oleh 1 orang di kekaisaran Edinburgh yaitu Natasha.