Delisha adalah seorang Gadis yang ingin membahagiakan ibu dan adiknya, namun perjuangan Delisha tak mudah karna kakak iparnya selalu mencari cara untuk memanfaatkan sang ibu untuk kesenangannya sendiri, sedangkan kakak laki lakinya sangat bucin pada sang istri,bagaimana kah cara Delisha menghadapi kakak iparnya yang sangat serakah dan egois itu...kita baca bersama sama yukk marii...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dehas Ryuka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
syukuran 7 bulanan
Pagi Pagi sekali Baim mampir ke rumah ibu nya dulu sebelum berangkat kerja, ketika Baim datang sudah tak terlihat motor nya Delisha di rumah artinya kedua adiknya sudah berangkat, ada kelegaan dalam hatinya, karan Baim merasa leluasa buat bicara dengan ibunya itu. "Assalamualaikum bu" ucap salam Baim sembil langsung masuk dan berjalan ke belakang "Waalaikum salam" jawab bu.Aini yang sedang membersihkan ikan di wastafel dapur, segera bu.Aini mencuci tangan nya dan menghampiri baim saat bu.Aini melihat baim berjalan kearahnya "kamu sudah sarapan nak" tanya bu.Aini "sudah bu" jawab Baim, sambil duduk di sofa yang ada di depan tv, bu.Aini mengikuti Baim menjatuhka bokongnya di sofa di sebelah Baim.bu.Aini menangkap kegundahan dalam wajah Baim, "Ada apa nak"tanya bu.Aini sambil mengusap bahu Putra nya itu, "Begini bu Hari jum'at nanti Rena dan ibu mertuaku mau mengadakan syukuran tujuh bulanan, ibu mertuaku dan Rena ingin acara nya besar besaran tapi aku tak.ada uang bu, sudah beberapa bulan ini bengkel sepi bu"kata Baim gusar "hmm apakah kamu sudah berterus terang pada mertua dan istrimu mengenai hal ini?" Tanya ibu , baim menggeleng "mereka tidak akan mau tau bu" jawab Baim,melihat kegelisahan putranya bu.Aini pun berdiri dan berjalan menuju kamar, bu.Aini mengambil uang yang ia simpan sebagai tabungannya yang selalu di berikan rutin oleh Delishq, bu.Aini mengambil semua tabungannya sebesar 6 juta, dan menyisakan sedikit buat keperluan mendadak, bu.Aini lalu keluar dari kamarnya, dan kembali duduk di sofa di samping Baim, "Nak ibu ada tabungan sedikit, semoga bisa membantu mu" kata bu.Aini, mendengar itu Baim menoleh, matanya terbelalak melihat tumpukan uang merah berada di tangan ibunya, "ibu dapat uang sebanyak itu dari mana" tanya Baim, sedangkan yang dia tau snag ibu hanya buruh cuci dan setrika yang bahkan dalam satu tahun pun tak mungkin bisa mengumpupkan uang sebanyak itu.bu.Aini tersenyum,dia faham isi pikiran Baim "Delisha yang memberi ibu nak" kata bu.Aini dengan Lembut "Delisha? dapat dari mana dia uang sedangkan dia masih sekolah dan belum bekerja.jangan jangan apa yang di katakan oleh orang orang benar, Delisha morotin laki laki itu?" Baim mengeluarkan semua unek unek yabg selama ini disimpannya, bu.Aini menggelengkan kepalanya, dia merasa Heran otak Baim sudah benar benar termontaminasi oleh istrinya "Delisha sudah bekerja sebagaj penulis novel online nak" jawab bu.Aini tegas "Benarkah bu, ibu jangan mudah percaya dengan kata kata Delisha" kata Baim mengingatkan sang ibu, bu.Aini tersenyum, "Adikmu bisa menunjukkan buktinya pada ibu nak, dan benar adanya, bahwa adikmu mendapatkan penghasilan dari menulis novel" jawab bu.Aini dengan tegas "Ambilah uang ini Insya Allah halal" kata bu.Aini seraya menyerahkan uang tersebut, uang sebesar 5 juta itu sudah berpindah ke tangan Baim, setelah baim menerimanya "bu Terimakasih ya..." Kata Baim kini tersenyum sumringah. " Nak pesan ibu ajarilah istrimu agar hidup sesuai kemampuan,tidak setiap keinginannya harus dipenuhi, ada prioritas yang harus diutamakan, kamu laki laki, kamu imam yang berkewajiban membimbing istrimu,jagalah rumah tanggamu dan keluarga kecilmu" pesan bu.Aini, Baim mengangguk "Insya Allah bu, Baim akan berusaha" jawab Baim " Bu Baim pamit dulu" bu.Aini mengangguk "Assalamualaikum " pamit Baim "Waalaikum salam" jawab bu.Aini."oiya bu...hari jum'at Baim harap kedatangan ibu dan adik adik " kata Baim "Insya Allah" jawab bu.Aini seraya tersenyum
Bu.Aini memandang kepergian Baim dengan perasaan sedih, Baim yang dulu berbadan tegap kini terlihat lebih kurus,tuntutan Rena yang semakin hari semakin di luar nurul membuat Baim sangat tertekan, belum lagi Rena berusaha menjauhkan Baim dari ibu dan adik adiknya, Rena takut Jika ibu dan adik adiknya menjadi beban buat mereka, Bagi Rena bu.Aini dan adik adik Baim orang miskin yang hanya bisa menjadi beban saja.
Hari jum'at yang di tunggu oleh Rena pun tiba, mereka akan mengadakan Syukuran buat calon bayi nya, selain itu Rena juga ingin menunjukkan pada para tetangganya jika dia adalah orang kaya tidak seperti keluarga suaminya.Rena mengenakan gamis sutra berwarna lilac, dengan kerudung pasmina berwarna putih, dan tak lupa di pakai juga satu set perhiasan yang baru di belinya kemaren,penampilan Rena tampak mewah, Rena keluar dari kamarnya dan bersama sang suami bersama denga orang tuanya pula menyambut tamu di depan.tamu mulai berdatangan untuk tamu yang wanita di arahkan ke dalam ,sedangkan untuk tenda di pergunakan untuk tamu pria seperti teman teman sang suami dan teman teman ayah Rena, namun ekspresi Rena berubah saat melihat 3 orang yang tak di harapkan hadir pada acara itu, Rena melihat bu.Aini, Delisha dan pipit , melihat ketiga orang itu, Rena sontak menarik sang suami ke belakang "Mas kamu yang mengundang mereka?" Tanya Rena "iya dek, mereka adalah keluargaku, calon nenek dan tante anak kita lo" jawab Baim ,Rena tersenyum sinis "Tapi mereka malu maluin mas, kampungan banget" kata Rena denga ketus, Baim hanya menggelengkan kepala ada perasaan sakit dalam hatinya mendengar kata Rena "Pasti mereka kemari karna pingin numpang makan" sinis Rena "ibu dan adek adekku tak seperti itu Dek" bela Baim "Halahhh...awas kalau mereka sampai malu maluin" ancam Rena pada Baim "Astagfirullah...Istri macam apa yang aku nikahi" pikir Baim, mata Baim berkaca kaca , Baim tak tega jika ibu dan adik adiknya direndahkan oleh istrinya sendiri.Baim sekuat tenaga untuk menahan emosinya.Rena kembali ke depan, mertua dan adik adik iparnya mendekati Rena dan menyalami Rena, bu.Nessa ibu Rena mertua Baim tersenyum sinis pada bu.Aini dan adik adik Baim, ketika mereka akan masuk ke dalam ruangan, tiba tiba lengan bu.Aini di cekal oleh Rena "bu...mari ikut saya" bisik Rena ,bu.Aini,Delisha dan pipit pun mengikuti Rena, mereka menuju dapur "ibu duduk disini saja ya, di dalam tempat orang penting, dan nanti jika semua sudah maka baru kalian boleh makan" kata Rena sinis , bu.Aini kaget dengan sikap sang menantu,namun bu.Aini tetap tersenyum " baik nak" kata bu.Aini, Rena pun pergi dan kembali kedepan.bu.Aini duduk di depan kompor "bu...ibu kok diam saja dengan sikap kak Rena" protes Delisha " sudah nak sabar.." kata bu.Aini.Tak lama kemudian terdengar suara sendok dan piring yang beradu, berarti sudah mulai makan, sesaat kemudian suara nya mulai sepi dan secara tak sengaja Delisha mendengar suara bu.Nessa ibu dari kak Rena "iya bu silahkan piring yang kotor langsung di bawa ke belakang saja, ada pembantu anak saya disana yang akan mencuci piring" Kata bu.Nessa,mendengar itu Delisha merasa tersinggung "bu ayo kita pulang" kata Delisha " sebentar ya nak kita tunggu kakak mu,dan berpamitan"kata ibu "gak usah nunggu kak Rena bu,gak perlu pamitan padanya" kata Delisha denga geram,baru saja Delisha menutup mulutnya tiba tiba datang beberapa ibu ibu "bu ini piring nya saya taruh di sini ya" kata wanita itu, ibu hanya mengangguk bingung " ihh pembantunya Rena kok gak tau diri ya...tau kita bawa piring ehh dia diam saja,enak enakkan duduk di kursi"kata seorang wanita sambil.mencebik yang berkata pada kawannya yang juga membawa piring kotor "bu kok diem aja sih...itu piring kotor sudah numpuk loo" kata wanita yang baru datang tadi pada bu.Aini,bu. aini diam saja tak menggubris kata kata wanita tadi "pembantu sekarang memang kurang ajar ya, maunya nuntut gaji di bayar tepat, tapi males nya minta ampun"sindir wanita tadi seraya mencuci tangan Delisha udah gak kuat mendengar semua ocehan yang gak jelas itu, segera Delisha memaksa ibu untuk pulang,tanpa pamit ibu,Delisha dan pipit pulang dalam keadaan lapar karna belum sempat makan malam.
Semangat ya