Jiwa seorang ilmuwan dunia modern terjebak pada tubuh pemuda lemah di Dunia Para Abadi. Chen Lian yang terjebak pada tubuh Xu Yin dan dianggap pecundang, berusaha mencapai Puncak Keabadian dan membuat Surgawi Berlutut di bawah telapak kakinya!
Namun, bukan tanpa rintangan. Dunia Abadi dimana yang lemah ditindas dan yang kuat disembah. Perjalanan Chen Lian akan mengorbankan banyak darah…
**
WARNING!
Bab 1 - 22 pengembangan diri MC, ritme lambat & membosankan.
Bab 23+ mulai perjalanan MC, penderitaan dan pengkhianatan tiada akhir demi mencapai Puncak Keabadian!
Update bab setiap hari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almeira Seika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10—Murid Luar (2)
Ia bergegas keluar dari perpustakaan, menatap penjaga tua lalu memberikan senyuman yang cerah. Penjaga tua itu seolah acuh tak acuh setiap kali Xu Yin melewatinya.
Tidak lama, ia sampai di kamar dan menutup pintu rapat-rapat. Malam itu, Xu Yin duduk bersila. Ia mengatur napas, membayangkan energi dari bawah bumi masuk ke dalam tubuh. Semakin lama, tubuhnya terasa lebih ringan. Tetapi, napasnya kali ini lebih berat dan sesak.
Pikirannya kosong, tidak memikirkan apapun. Hanya fokus pada metode meditasi tahap pertama yang ia baca dari perpustakaan.
Satu jam kemudian. Napasnya mulai teratur. Dengan mata yang terpejam, diantara kedua telapak tangannya, sebuah pusaran kecil terbentuk, elemen Qi yang ia tarik dari alam sekitar mulai menggumpal. Cahaya biru keperakan mengelilingi tubuhnya, menandai bahwa ia telah mulai proses penghalusan Qi.
Dalam pikirannya, ia membentuk formasi segi enam. Sebuah metode yang tertera dari gulungan-gulungan di perpustakaan.
"Qi harus disaring dalam tiga tahap. Penajaman, Pengosongan, Penyatuan."
Tubuh Xu Yin mulai berkeringat deras. Pembuluh-pembuluh jalur energi Qi di tubuhnya seperti kabel-kabel terbakar, terbuka, terisi, kemudian menciut karena panas dari energi mentah yang ia paksa masuk.
Jam demi jam berlalu. Di luar tubuhnya tampak tenang, namun di dalam, perang tak kasat mata terjadi. Jiwa Xu Yin berada di ambang kehancuran dengan rasa sakit yang taj terbayangkan, namun ia tersenyum.
"Tidak ada batas... tidak ada puncak. Karena aku, Xu Yin, adalah batas itu sendiri." Entah mengapa dia mengatakan kata-kata arogan itu. Mungkin, sebagai pengingat atas perlakuan buruk orang-orang padanya.
Satu bulan Xu Yin tidak keluar dari kamar. Ia mengabaikan tugasnya sebagai murid luar, membuat potongan giok yang berisi misi menumpuk di meja aula utama asrama. Hal itu memicu amarah murid-murid lain. “Kemana dia selama satu bulan ini?”
“Kenapa dia masih bersikap sombong seperti itu? Tidak akan ada yang menyelamatkan dia!”
Wu Ling datang untuk menyulut api. “Dia dari awal memang merasa seperti dewa. Jadi… tidak heran kalau dia akan meremehkan kita.”
“Ayo kita hajar dia sampai mati!”
Rombongan murid luar, yang terdiri dari 20 orang, berjalan dengan aura kemarahan yang meledak-ledak. Mereka pun sampai di depan kamar Xu Yin. Namun, formasi penghalang melindungi kamar itu.
Mereka saling pandang satu sama lain. “Siapa yang membuat formasi ini?”
“Entahlah.”
“Bukankah dia manusia fana? Dia tidak akan bisa membuat formasi penghalang!”
“Tidak penting siapa dia! Sekarang, hancurkan formasi itu!”
Satu persatu murid-murid itu berusaha menghancurkan formasi penghalang, namun, tak satupun berhasil. Bahkan, Wu Ling yang berada di tahap 7 Qi Awekening, menunjukkan hasil yang sama. “Formasi ini hanya akan berhasil jika dihancurkan oleh orang yang lebih kuat dari penciptanya.”
“Dan kalian tenang saja. Aku sudah memanggil senior Su Loulan. Dia akan segera datang.” Imbuh Wu Ling.
Tak menunggu waktu lama, seorang pria memakai jubah biru datang. Aura yang dihasilkan dari energi Qi-nya sangat kuat, hingga murid-murid yang ada di sekitarnya merasakan sesak di dada. Ia berada di tahap 12 Qi Awekening, Su Loulan, murid dalam Sekte Tiangu.
“Apa kalian sudah lama menunggu?” Tanyanya.
Dua puluh murid itu segera memberi penghormatan. “Salam, Senior.”
“Berdirilah.” Balas Su Loulan.
Ia mulai mengucapkan mantra, kedua tangannya bercahaya merah dan bergerak cepat membentuk segel. Diakhiri dengan dua jari telunjuk yang menyentuh formasi penghalang. Namun, saat ia menyentuh formasi itu, nafasnya semakin berat. Tanpa disadari, bibirnya mengeluarkan darah segar.
Murid-murid lain memberikan ekspresi tidak percaya. “Se… senior?”
Su Loulan tak menyerah. Ia mengulangi mantra penghancur formasi, dan mengulangi gerakan yang membentuk segel. Hasilnya? Bukan hanya sama, tetapi tubuhnya terpental sejauh lima kaki dan menghantam tembok kayu yang nyaris retak.
Para murid saling pandang satu sama lain. Mereka menjadi waspada dan bertanya-tanya dalam hati, siapakah pria yang tengah mereka usik itu?
Su Loulan berbicara pelan. “Formasi penghalang ini dibuat oleh seseorang yang berada di ranah Golden Soul!”
Murid-murid itu kembali memberikan ekspresi kaget. Satu persatu dari mereka pergi, tidak ingin terlibat.
“Sepertinya, seorang Tetua ingin melindunginya.”
“Apakah dia ini istimewa? Selalu dilindungi oleh orang-orang kuat.”
“Sangat aneh!”
Hari menjadi minggu. Dan minggu menjadi bulan. Bulan demi bulan berlalu, tak satupun orang berani mengganggu kamar Xu Yin. Pemuda itu telah bermeditasi selama dua belas bulan.
Hari ini, sinar matahari pagi menyusup lewat celah jendela. Wu Ling dan beberapa murid lain sengaja berdiri di depan kamar Xu Yin, menunggu ia keluar.
Pintu kamar terbuka secara perlahan, dan Xu Yin melangkah keluar berjalan dengan normal... sesuatu membuat mereka terdiam.
Udara di sekeliling pemuda itu tampak beriak. Bukan karena angin, tapi karena Qi yang begitu padat mengelilingi tubuhnya. Aura kuat dari tahap ke-13 Qi Awekening terpancar dengan jelas, kuat dan stabil.
Xu Yin memandang mereka tanpa kata. Satu tatapannya cukup membuat mereka menunduk, meski mereka tak tahu mengapa.
"Ah... kakinya…”
"Itu... Qi Awekening 13? Bagaimana bisa secepat itu?"
"Si pincang menyerap... energi Qi tanpa guru pendamping?"
"Apakah ada energi Qi di kamarnya?"
“Dia… seperti iblis!”
Wu Ling membuka mulutnya, hendak berkata kasar, tapi kata-katanya tercekat. Tatapan Xu Yin bukan sekadar tajam... melainkan kosong. Seolah Wu Ling hanyalah partikel debu dalam pandangan makhluk yang lebih tinggi.
Xu Yin berjalan pelan, melewati mereka, tanpa sepatah kata pun. Tak butuh balasan untuk menghancurkan ego mereka. Keheningan itu sendiri cukup untuk menunjukkan siapa yang sebenarnya tumbuh di tengah hinaan.
Walaupun mereka tahu bahwa Xu Yin sudah melampaui tingkatan di atas mereka, tapi para Murid Luar itu sama sekali tidak memberi hormat kepada Xu Yin.
Saat Xu Yin pergi menjauh, Wu Ling menghela nafas. “Dia… benar-benar mengerikan.”
”Mengganggunya merupakan sebuah kesalahan?” tanya salah satu junior disebelah Wu Ling.
Wu Ling segera menyela, “Tidak! Kita harus tetap memojokkan tikus itu!”
“Bagaimana caranya? Dia bahkan melampaui kita semua hanya dalam satu tahun.”
“Bahkan Senior Su Loulan, jagoan kita, berada satu tahap di bawahnya!”
berbinar = gembira
di sini berbinar = kaget.
LANJUTIN!!!
BUAT SEMUA ORANG YANG NGEHINA, NGEKHIANATIN, MAU NGERUSAK XU YIN,
GUE MAU MEREKA DIBANTAI, DIPATAHIN, DIKULITI, DISERET KE DIMENSI PENDERITAAN ABADI, ANJINGGGG!!!!
BTW KOPI UDAH GW KIRIM Y TORRRR JGN NGAMBEK UPDTE SEBIJI DOANK APAAN DAH?? GW NUNGGU XU YIN JD BRUTALLLL
EMG BENER” OTAK BINATANG!!!
JUJUR APAANN LO SM AJA SMPAHNYA BGO!!
TLONGLAHH KOK GK AD YG BAIK DAH?? PNGHIANAT SMUA ANJGGG
LU GURU MCEM AP LO ANJGGG???
dh psti nanti dpukuli rame2