NovelToon NovelToon
Tawanan Ranjang Duke Kejam

Tawanan Ranjang Duke Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Masuk ke dalam novel / Fantasi Wanita / Barat
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nuah

Sebuah novel romansa fantasi, tentang seorang gadis dari golongan rakyat biasa yang memiliki kemampuan suci, setelahnya menjadi seorang Saintes dan menjadi Ratu Kekaisaran.

Novel itu sangat terkenal karena sifat licik dan tangguhnya sang protagonis menghadapi lawan-lawannya. Namun, siapa sangka, Alice, seorang aktris papan atas di dunia modern, meninggal dunia setelah kecelakaan yang menimpanya.

Dan kini Alice hidup kembali dalam dunia novel. Dia bernama Alice di sana dan menjadi sandera sebagai tawanan perang. Dia adalah pemeran sampingan yang akan dibunuh oleh sang protagonis.

Gila saja, ceritanya sudah ditentukan, dan kini Alice harus menentang takdirnya. Daripada jadi selir raja dan berakhir mati mengenaskan, lebih baik dia menggoda sang duke yang lebih kejam dari singa gurun itu. Akankah nasibnya berubah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24: Sedikit Kecewa

Satu gerakan itu mampu membuat Argares berwaspada, hal itu juga dilakukan oleh Elicia agar Argares tak meremehkan dirinya.

Elicia, putri dan suksesor seorang Zisilus yang terkenal sebagai pelindung Kekaisaran Harferd. Meski usianya terbilang amat muda, namun Elicia pantang untuk diremehkan.

Seketika itu juga Argares sadar, sosok di hadapannya bukan gadis mungil biasa. Bahkan tangannya sempat gemetar setelah serangan barusan dan memilih mundur, menyerasikan lagi pikiran dan strateginya.

Lapangan latihan pagi itu ya, pagi karena saat itu masih sekitar satu tombak bayangan, sekitar pukul 9 pagi diselimuti kabut tipis. Suara kicauan burung bersahut-sahutan, namun tak ada yang lebih menyita perhatian daripada dua sosok yang berdiri saling berhadapan di tengah arena. Elicia dengan gaunnya yang anggun namun praktis untuk bergerak, dan Argares yang sudah mengenakan pelindung ringan serta memegang pedang latihan.

Dari kejauhan, pertarungan itu tampak tidak adil. Argares memiliki tubuh lebih tinggi, kekuatan fisik yang lebih besar, dan pengalaman sebagai pangeran dalam latihan militer bersama mantan komandan perang. Sementara di hadapannya, hanya seorang gadis muda dengan tubuh mungil dan katana tipis di tangan.

Namun semua keraguan itu segera sirna begitu Elicia menundukkan sedikit tubuhnya, kedua kakinya mengambil posisi stabil, dan tangan mungilnya menggenggam katana dengan tenang.

"Siap?" Lucian memberi aba-aba.

"Siap," jawab keduanya.

Begitu aba-aba dimulai, Argares mengambil langkah pertama. Ia menyerang lebih dulu, mengayunkan pedangnya ke arah samping, mencoba menguji kekuatan Elicia. Namun Elicia hanya bergeser sedikit, cukup untuk menghindari tanpa menghabiskan tenaga. Gerakannya cepat dan bersih. Ia tidak membalas, hanya mengamati.

Argares menyerang lagi, kali ini dengan tusukan cepat. Elicia memutar tubuhnya, membiarkan pedang Argares meleset dari sasaran, lalu mengayunkan katana ke arah pelindung bahu sang pangeran. Bunyi "cling!" terdengar, dan Argares mundur dua langkah dengan napas berat.

Serangan balasan yang nyaris tak terlihat itulah yang membuat Argares sadar, Elicia tidak bertarung dengan kekuatan, tapi dengan presisi.

Selama lima menit pertama, Elicia hanya menangkis, menghindar, dan sesekali memberi serangan tipis yang membuat Argares kesulitan menjaga ritme. Ia seperti menari di antara celah waktu, membaca gerakan lawan sebelum itu terjadi.

Saat Argares mencoba menyerang dari atas, Elicia menunduk cepat dan memutar tubuhnya ke sisi kanan, mengarahkan ujung katana ke belakang lutut Argares, titik lemah dalam pertahanan. Argares terdorong ke depan, kehilangan keseimbangan, dan nyaris jatuh.

“Apa... bagaimana bisa Anda tahu saya akan menyerang seperti itu?” Argares terengah, berdiri kembali.

Elicia tidak menjawab, gadis cerewet itu tampak tenang dan stabil. Ia hanya menatap, matanya menyala dengan ketenangan khas petarung sejati. Ia sudah mempelajari gerakan Argares dari awal. Setiap pola serangan, tiap jeda napas, bahkan kecenderungan untuk menyerang sisi kanan lebih dulu. Semuanya tercatat dalam ingatannya yang tajam.

Akhirnya, saat Argares menyerang lurus ke arah tubuh Elicia, berharap menyudahi pertarungan dengan satu tebasan cepat, Elicia berbalik arah, menunduk, dan meluncur ke sisi kirinya. Katana di tangannya terayun lembut dan tepat mengenai pelindung dada Argares dari bawah, dengan gerakan mirip iaido, teknik samurai klasik untuk serangan cepat dari posisi bersarung.

Suara "thak!" terdengar nyaring.

Argares terdiam, matanya terbelalak. Ia melihat ke bawah, pelindung dadanya tergores, dan katana Elicia hanya berjarak beberapa milimeter dari lehernya.

“Cukup,” ucap Alexa dari sisi arena.

Elicia menarik kembali katana dengan satu gerakan anggun, memasukkannya ke sarung, dan membungkuk hormat pada Argares.

Argares masih berdiri di tempatnya, tak percaya ia dikalahkan oleh seorang gadis kecil dengan gaun dan katana. Tapi di dalam hatinya, bukan kemarahan yang tumbuh, melainkan rasa kagum yang dalam.

“A-Anda luar biasa,” gumamnya lirih.

“Yah, saya tahu diri kok bila saya memang luar biasa. Tak perlu diingatkan, heheh.” Elicia nyengir kuda menatap katana di tangannya, dia tersenyum sekilas. “Katana bukan tentang kekuatan, tapi tentang waktu, keheningan, dan niat. Anda terlalu banyak berpikir, Pangeran.”

Hari itu menjadi pelajaran penting bagi Argares. Bukan hanya tentang teknik bertarung, tapi tentang bagaimana ketenangan bisa mengalahkan kekuatan, dan bagaimana seseorang tak bisa dinilai dari penampilannya semata.

Dan di hadapannya berdiri seorang samurai kecil, yang tak butuh baju zirah ataupun otot besar hanya niat, keberanian, dan kendali diri.

“Ah, sayang sekali, saya bahkan tak menggunakan sihir atau kekuatan suci sekarang.” Gerutu Elicia melemparkan katana di tangannya pada sang ibu.

“Aku mau istirahat duluan,” ucap Elicia. Seorang pelayan diberikan aba-aba oleh Alice agar mengikuti Elicia.

Yah, tersirat dari raut wajah Elicia. Dia sedikit kecewa dengan kemampuan Argares. Ekspektasinya terlalu tinggi saat akan datang ke tempat itu. Dia berpikir bila orang yang diperhatikan ibunya akan membuatnya cukup puas dalam berlatih.

Namun sayang, bahkan dari segi mental dan juga strateginya saja sangat jauh dengan dirinya. Seorang petarung seharusnya memiliki niat bertarung, bukan putus asa seperti yang ditunjukkan oleh mata Argares.

Mata itu justru menyiratkan keputusasaan, keraguan, dan juga rasa sakit. Seorang petarung sejati seharusnya tak kenal putus asa. Hidupnya diperantarai oleh perjuangan dan tak kenal kata menyerah. Seorang kesatria juga pantang dengan keraguan. Keraguan hanya akan membuatnya hancur. Seorang pahlawan juga seharusnya tak takut akan rasa sakit.

“Lady, apa Anda sedikit kecewa?” tanya seorang kesatria yang merupakan pengawal pribadi Elicia.

“Lumayan, kemampuannya hanya tahu hal dasar saja. Dia belum berpengalaman terjun ke medan perang tampaknya.” Elicia sedikit meledek, namun ya, memang itu benar.

Seorang kesatria, pejuang, atau pahlawan sejati seharusnya sudah pernah minimal sekali merasakan sesuatu yang disebut medan perang. Termasuk Elicia, dia pernah bahkan beberapa kali terjun ke medan perang.

Sepanjang siang, Elicia tak lagi berbuat onar. Dia malah lebih memilih mengukir labirin sihir dalam batu sihir, untuk dia gunakan sendiri sebagai senjata yang dihancurkan oleh ibunya.

Besi-besi terbaik yang ada di kediaman Corvin cukup membuat Elicia tertarik. Bahkan besi itu dapat menahan ledakan hebat dan tidak hancur. Padahal sebelumnya Elicia pernah menghancurkan baja dengan senjata mungilnya.

Elicia berfokus dengan eksperimennya. Bahkan kesatria diminta berjaga di depan pintu kamar yang ditempatinya agar tidak ada yang mengganggu, karena membuat labirin sihir atau lebih dikenal sebagai lingkaran sihir, atau bahasa kerennya magic circle, itu membutuhkan tempat yang tenang.

“Permisi?” Siang itu, karena Elicia tak kunjung keluar dari kamarnya, alhasil Argares membawakan makanan menuju ke kamar yang ditempati Elicia.

“Maaf, Pangeran. Saat ini Lady Zisilus tak bisa ditemui,” ucap seorang kesatria yang tampak asyik bermain kartu dengan temannya di depan pintu kamar Elicia.

“Namun, dia belum makan siang.” Kedua kesatria itu tersenyum melihat kekhawatiran Argares.

“Anda jangan cemas, beliau bahkan pernah mengurung diri di kamar selama satu minggu pe-”

“Hei, kalian berisik sekali! Bisa diam tidak?” Elicia keluar dari kamarnya, kedua kesatria itu langsung diam.

“Itu jatah makan siang, bukan? Mana! Anda bisa kembali, saya sedang sibuk.” Elicia mengambil makan siangnya dari tangan Argares.

“A-anu Lady, bolehkah saya bi-”

...Kata-kata so bijak Nuah hari ini:...

...Terkadang, kita dikecewakan bukan karena orang lain buruk, tapi karena kita terlalu tinggi menaruh harap pada bayangan yang kita ciptakan sendiri. So, kekecewaan itu lahir bukan dari keburukan seseorang, melainkan dari ekspektasi yang tak sejalan dengan kenyataan....

PENGUMUMAN:

PEMENANG MINGGUAN, UNTUK MENDAPATKAN 10.000 POIN NOVELTOON.

Congratulation...

Jangan lupa klik GC NUAH untuk ngambil rewerd ya..

Nuah tunggu disana...

Oh ya, untuk pendukung terbanyak nanti tanggal 1 Nuah umumkan ya, jadi untuk pembaca terbanyak itu dari dua novel di kalkulasikan, yaitu Novelnya yang ini sama "Kembalinya Duchess Kejam"

Oke, hadiahnya kalo di wilayah pulau Jawa itu ada paket berupa jam tangan. Kalo di luar pulau Jawa itu, ada pulsa, saldo dana atau gopay ya...

TERUS PANTAU RENK PENDUKUNG TERBANYAK!!!!

1
Eka Putri Handayani
wah ternyata eleanor pny adek ya tak kira gak ada kak
Eka Putri Handayani
lah eleanor sm alice kan berasal dari dunia yg sama
RJ 💜🐑
semangat Alice 💪🏻💪🏻
RJ 💜🐑
wow apakah berhasil?
RJ 💜🐑
semoga Alice dapat memberikan kemajuan di wilayah tersebut
RJ 💜🐑
keren banget ceritanya
Ida Rohani
😍🤗mkasih up nya thor semangatnya buat author n tetap semangat di tunggu terus up x🤗
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳ᷠ❂ͧ͜͡✯ͣ۞ͪ௸: oke say/Determined/
total 1 replies
Ambaaa
cakeppp
Eka Putri Handayani
semangat kak thor, pokoknya jd kan mrk pasangan yg hebat ya thor buat mrk tak terpisahkan
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳ᷠ❂ͧ͜͡✯ͣ۞ͪ௸: okedeh
total 1 replies
Eka Putri Handayani
smngt thor
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳ᷠ❂ͧ͜͡✯ͣ۞ͪ௸: off course
total 1 replies
Caty Chanel
gedor GC itu apa y Thor ?
Caty Chanel: oke .makasih thor
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳ᷠ❂ͧ͜͡✯ͣ۞ͪ௸: gini say, coba klik AVA nya Nuah. terus kakak bisa geser ke bawah nah ada GC Gnek Bucin Akunt nah kakak bisa klik disana nanti ada masukan prakta. tulisan aja apa yang aku tulis itu say
total 2 replies
Eka Putri Handayani
siapa suruh kabur, pingin rasanya kucatuk kepalanya alice ini
Eka Putri Handayani
aduh alice pikirannya kmna sih, knp gak mikir pnjng sih. awalnya aku berpikir mngkn dia dan duke bakal jd pasangan yg hbt dan dpt membuat wilayah utara jd kaya tp di bab ini dibuat kecewa sm jalan pikiran alice
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳ᷠ❂ͧ͜͡✯ͣ۞ͪ௸: tenang masih belum gaskeun
total 1 replies
Eka Putri Handayani
suka bngt ceritanya, stlh mrk nikah jd kan mrk pasangan hebat thor dan buat wilayah utara mnjd wilayah terkaya
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳ᷠ❂ͧ͜͡✯ͣ۞ͪ௸: siap deh
total 1 replies
Eka Putri Handayani
ah sumpah keren kak, semangat ya aku pembaca baru cmn slm ini aku cmn like dan baru ini komen🥰
Musdalifa Ifa
ih alis sungguh tidak berpikir panjang pasti ketangkap dan diperlakukan kurang baik sama duke🤦‍♂️
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳ᷠ❂ͧ͜͡✯ͣ۞ͪ௸: iya memang
total 1 replies
Musdalifa Ifa
semangat rajin up nya Thor💪🤭
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳ᷠ❂ͧ͜͡✯ͣ۞ͪ௸: okedeh/Ok/
total 1 replies
Caty Chanel
semangat Thor 💪👍
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳ᷠ❂ͧ͜͡✯ͣ۞ͪ௸: okay/Good/
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳ᷠ❂ͧ͜͡✯ͣ۞ͪ௸: okay/Good/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!