Awalnya pertemuan tak sengaja dan berujung di ranjang tetangga.
Saking kesepiannya, Intan Novalia berselingkuh dengan tetangganya yaitu seorang dosen bernama Doni pratama.
Keseringan di tinggal dinas oleh sang suami yaitu Indra Arshaka. Intan, secara diam-diam menduakan suaminya sendiri tanpa sepengetahuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 17
Drap.. Drap.. Drap..
"Huft.."
Intan menghela nafasnya lalu berhenti sejenak untuk duduk di salah satu kursi yang ada di taman. Ya, sejak tadi dia berlari-lari kecil di sebuah taman yang cukup dekat dengan apartemennya.
Awalnya dia hanya ingin berjalan-jalan saja, namun saat teringat kejadian tadi, membuat dirinya cukup kesal.
Intan sudah lama keluar, dirinya sudah mampir kesana kemari, namun fikirannya masih saja kacau. Bukan hanya itu, dia bolak-balik ke apartemennya dan berakhir untuk keluar lagi untuk menyegarkan tubuhnya.
"Sial, kenapa harus Doni..!?" Pekiknya bergumam kesal.
Dan ya, penyebab dirinya kesal yaitu saat pertemuan tak sengaja tadi di lorong apartemen dengan Doni dan Linda.
"Apa mas Doni buta? Kenapa dia mau sama bocah menyebalkan itu? Aku saja kesal tiap kali melihat wajah Linda. Bisa-bisanya dia malah berpacaran dengannya."
Oh, ayolah.. Kenapa kau terus menggerutu Intan? Sepertinya Intan lupa, kalau dirinya sendiri adalah seorang wanita yang berstatus isteri orang. Bukannya dia tak berhak mengatur? Tapi, namanya cinta. Apapun itu, akan sah-sah saja menurutnya.
Dalam hati Intan terus menggerutu dan masih saja kesal. Fikiran negatif mulai bermunculan dalam otaknya. Dia terus berfikir, apa Doni akan melakukan adegan Ranjang dengan Linda? Atau malah Doni sudah sering melakukan itu dengan Linda.
"Kacau... Fikiranku semuanya kacau, andai aku punya mertua baik dan adik ipar yang rukun. Aku tidak akan merasa sekesepian ini. Semuanya selalu hampa sejak aku menikah dengan Indra."
Ting!
Sebuah notif pesan masuk ke dalam posel Intan.
Saat itu juga Intan dengan cepat melihat isi pesan tersebut. Intan bahkan mulai membaca isi pesannya yang sampai membuatnya terkejut.
Deg
Dalam isi pesan tersebut, terlihatlah seseorang telah mengirim sebuah foto, dimana itu Indra bersama seorang wanita nampak sedang makan di sebuah restoran mewah bintang 5.
"I-ini..." Ucapnya terbata-bata saking terkejutnya.
Intan tahu, wanita yang ada tepat di depan Indra adalah Naura mantan kekasih Indra. Intan sampai bertanya-tanya, sedang apa mereka berdua disana? Kenapa Indra tidak memberitahunya?
"Tunggu, siapa yang mengirim pesan ini... Eh??" Ucapannya tiba-tiba terhenti saat melihat nama seseorang yang mengirimnya pesan tersebut.
Tangan Intan mengepal ketika dia melihat nama kontak yang mengirimkan pesan padanya yang tak lain adalah sang ibu mertuanya.
Apa-apaan ini? Intan sampai heran dengan tingkah laku mertuanya. Apa maksudnya dengan foto yang di kirimkannya ini, apa mertuanya berfikir kalau Intan akan kepancing emosi? Tapi, ada benarnya. Intan menunjukan reaksi kesalnya saat melihat foto tersebut.
"Entah apa yang ada di fikiran mertuaku!! Sampai kapan dia akan begini padaku? Bisakah dia menerima kehadiranku walau sedikit saja?" Gumamnya sambil menggeleng pelan.
Intan sadar kalau dirinya dulu hanya seorang pegawai biasa. Dia dan Indra dulu menjalin hubungan secara diam-diam karena merasa canggung dengan pegawai yang lain. Yang membuat canggung adalah jabatan Indra adalah seorang Ceo, dan Intan jauh di level bawah.
Meski Indra bersikeras ingin hubungannya di publikan. Namun, tetap saja Intan menolak keras sampai akhrinya setelah berpacaran 2 tahun lamanya, mereka mempublikasikan hubungannya dan terdengar sampai ke telinga ibunya Indra.
Sampai dimana Indra memperkenalkan Intan pada ibunya dan meminta restu untuk menikah dengan wanita yang dia cintai. Dan tentu saja reaksi ibunya justru murka dan sempat menentang hubungan mereka.
Dengan suatu alasan, akhirnya mereka bisa menikah dan berumah tangga sampai sekarang.
"Andai waktu bisa di putar kembali. Aku lebih memilih untuk mencari orang tua kandungku di banding ikut serta dalam drama ini."
Ting
Ada satu notif pesan lagi yang masuk ke ponsel Intan. Dirinya malas membuka pesan tersebut dan dia mengira itu pasti dari ibu mertuanya lagi.
"Ck, lebih baik aku pulang saja. Sudah lama aku berada di luar." Beranjak dari duduknya lalu pergi.
*****
Di tempat lain.
"Ahh.. C-cepat selesaikan, kakiku mulai lemas, pak."
Pluk.. Pluk.. Pluk..
Doni langsung mempercepat temponya karena cairan kental miliknya juga sudah di ujung dan ingin keluar.
Tanpa sadar, mereka sudah melakukan itu selama kurang lebih 2 jam. Tentu saja kaki Linda sudah mulai lemas, Doni menggempurnya tanpa memberikan jeda waktu untuk Linda beristirahat.
"Terima ini..!!" Menghentakan pinggulnya.
Linda tubuhnya bergetar saat cairan kental tersebut Doni keluarkan di dalam miliknya. Merasa lemas, Linda langsung menutup matanya dan tak lama kemudian dia tertidur.
"Astaga, dia kelelahan." Gumamnya menatap Linda.
Saat itu juga, Don melangkahkan kakinya menuju meja. Dia mengambil ponsel miliknya dan membuka pesan.
Doni nampak sedang mengetik sesuatu di ponselnya dengan tersenyum penuh arti. Entah apa yang dia lakukan, saat ini dia hanya menyunggingkan senyumannya.
"Intan, aku tidak sabar untuk melakukan itu denganmu."