George Abraham yang merupakan seorang Casanova kelas kakap harus menerima perjodohan dengan gadis belia demi meredam amarah sang ayah karena ulahnya yang sudah melampaui batas.
" Jika kau berani menyakiti istrimu apapun alasannya maka kau bukan berhenti menjadi pewaris tapi berhenti menjadi anakku " ucap Ayah George dengan berapi-api menunjuk Fay yang duduk disofa apartemen George setelah pernikahan rahasia mereka .
" Ayah bagaimana mungkin aku bisa menghadapi nya " frustasi George menatap gadis belia yang duduk disofa mengerjakan tugas sekolah sambil sesekali tersenyum licik menatap George yang masih di nasehati Ayah nya .
Entah apa yang dipikiran gadis belia itu tentang pria matang seperti George?
next .
yuk Baca kelanjutannya ↩️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mul_yaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 34 hamil
" Papi lepasin Aku, hiks" tangis Fay terus menggeleng meminta Geo melepaskan nya .
" Sayang, " suara berat Geo benar-benar membuat Fay merinding sampai ke jari kakinya.
" Kamu menolak Papi ?" tanya Geo mengecupi pipi Fay terus menerus sampai bicara saja tidak bisa Fay membuka mulut .
" Masih ingin menolak ?" tanya Geo melakukan gerakan lembut yang perlahan membuat Fay tegang sendiri dan meremas sprei.
" Katakan Sayang " ucap Geo terus saja menjelajahi tubuh Fay dengan kecupan gila nya yang membuat Fay tidak bisa berkutik selain pasrah dan menikmati sentuhan nya .
" Akkkh" teriak Fay saat merasakan mulut Geo menghisap kelereng kecil di dadanya .
" Papi lepasin " Fay memegang kepala bagian belakang Geo bahkan menjambak rambut nya.
" Aaaa" Geo membuat Fay merasa sangat bergejolak hingga untuk mengendalikan diri saja Fay tidak bisa .
Geo duduk memegang pinggang Fay dan melakukan gerakan inti yang sangat brutal .
" Aaaa, Papi " Fay terus berteriak merasakan kenikmatan luar biasa yang Geo berikan namun diluar semua itu Fay tidak ingin Geo menumpahkan sperma dalam rahimnya.
" Papi jangan , jangan Pi nanti , aku , aaaaa" hentakan Geo semakin kencang saat dia akan mencapai puncak sementara Fay terus saja melawannya benar-benar tidak ingin Geo menumpahkan benih-benih nya di dalam sana .
" Kamu harus mengandung anakku Sayang demi mempertahankan rumah tangga kita " batin Geo yang tidak punya lagi cara lain karena sepertinya Fay mulai mencintai seseorang pria .
Geo menghentak dengan gerakan cepat dan teratur sampai dia merasa akan mencapai puncak dan mentok kedalam rahim Fay.
" Aahhh good Baby" ucap Geo membiarkan cairan tumpah di dalam sana lalu mengecupi kening Fay yang sudah basah dengan keringat.
" Benih pertama ku ada didalam rahimmu sekarang" ucap Geo tersenyum mengelus kepala Fay dengan sayang .
" Enggak, aku , nggak mau " Fay kembali menangis mendengar Geo yang membisikkan kata-kata itu ke telinga nya.
" Terus mau kamu apa?" tanya Geo to the points.
" katakan " ucap Geo menatap Fay yang masih menangis itu dengan perasaan tersakiti.
" Ingin Aku mati?" tanya Geo yang tiba-tiba membuka laci di samping mereka dan mengambil pistol .
" Papi " teriak Fay langsung memeluk leher Geo saat kembali melihat pistol .
" Enggak , jangan Pi" tangis Fay mengambil pistol itu dari tangan Geo lalu membuangnya kelantai .
Geo akan bangkit agar tidak menindih Fay apalagi tubuh mereka masih menyatu .
" enggak Papi nggak boleh ambil pistol itu " marah Fay memeluk kepala Geo sampai terbenam di dadanya .
" lepas biarkan, bukankah kamu tidak menginginkan aku " ucap Geo kembali akan bangkit .
" Enggak " teriak Fay akhirnya marah dan menjambak rambut Geo sampai Geo yang masih diatas tumbuh nya jatuh kesamping.
" Sayang " Geo sengaja memeluk pinggang Fay agar penyatuan mereka tidak lepas .
Geo membalikkan posisi hingga sekarang Fay yang berada di atasnya.
" Papi kalau masih berani mau bunuh diri lagi jangan berharap bisa ketemu anak Papi nanti " ucap Fay menatap Geo penuh kemarahan.
" Maksud Papi apa setelah hamilin aku bunuh diri , Aku mana bisa besarin anak Papi ini sendiri " tangis pilu Fay memukul dada Geo .
" Aaah " bukannya ikut sedih Geo malah merasa bergejolak hebat lantaran Fay yang duduk diatas perutnya terus memukulnya sementara meraka masih dalam posisi menyatu .
" Hiks , Papi memang jahat " tangis Fay kini bersandar kepada Geo yang masih tidur telentang dan menangis pilu .
" astaga istriku memang masih sangat labil " batin Geo mengelus punggung Fay , padahal Geo mengambil pistol hanya ingin menggertak Fay agar tidak berpikir untuk meninggalkan nya lagi tapi pikiran Fay malah kemana-mana jadinya sampai dia sedih.
" Sekarang Fay mau apa? Bilang sama Papi " ucap Geo berbaring miring agar bisa menatap wajah Fay.
Fay hanya menggeleng tidak tau semuanya sudah terlanjur terjadi .
" Mau hamil anak Papi?" tanya Geo mengusap air mata Fay .
" Mau nggak mau Papi udah masukin dia keperut aku " kata Fay dengan polos nya yang membuat Geo menahan tawa dalam wajah seriusnya .
" coba tadi nggak Papi masukin kita bisa pisah baik-baik, " ucapan Fay langsung dipotong oleh Geo.
" Nggak ada perpisahan yang baik-baik Fay " ucap Geo .
" Ya tapi seenggaknya aku nggak hamil nanti "Tangis Fay seperti takut .
" apa Fay berpikir melakukan sekali akan langsung hamil ya?" batin Geo melihat wajah takut Fay , walaupun beberapa pasangan memang begitu namun sangat jarang biasanya butuh beberapa kali .
" Aku takut hamil sendirian Pi nanti kalau sakit ngadunya sama siapa?" tangis pilu Fay .
" uhhh, sayang kamu lupa kalau ada Papi " ucap Geo mengecup pipi Fay .
" Emang mualnya bisa dipindahin ke Papi?" tanya Fay dengan polos .
" Sekarang pokoknya Fay harus tetap bersama Papi " ucap Geo kembali merangkul Fay lalu berdiri .
" Ki, kita mau kemana Pi" ucap Fay memeluk leher Geo yang sedang berjalan menggendong nya .
Geo menyandarkan Fay ke dinding dan menatapnya dengan tatapan mata mendetail.
" Ahhhh" pekik Fay saat Geo memegang tangan nya dinding yang terasa dingin menyentuh punggung Fay .
Geo menyusup keleher Fay menikmati seluruh tubuh Fay yang benar-benar terbuka untuk dirinya.
" Papi " Fay melingkarkan kakinya di pinggang Geo saat merasa ngeri karena posisinya serba salah .
" Katakan padaku " ucap Geo menjilati bergantian sampai Fay bergejolak lagi .
" Apa ?" Fay menjambak rambut Geo yang menghisap kuat sekali .
" Cinta , katakan kamu mencintai ku " ucap Geo yang butuh kata-kata .
" Cepat katakan " Geo meletakkan kedua tangan Fay lehernya lalu memegang pinggul Fay .
" Papi kok maksa sih" ucap Fay melingkarkan kedua tangannya di leher Geo karena takut jatuh .
" mau bercintanya yang Papi paksa atau mengatakan cinta?" ucap Geo dengan senyum nakalnya .
" Haaa, tadikan udah di paksa masa di paksa lagi " cemberut Fay .
" Pilihan ada di kamu " ucap Geo .
" Aku mencintai Papi " ucap Fay akhirnya memilih pilihan paling simpel dengan wajah tidak ikhlas.
Geo menurunkan Fay agar bisa berdiri dan itu membuat Fay senang karena akhirnya dilepaskan oleh Geo .
" aaaaa, Papi " teriakan Fay sangat lantang ketika tanpa Fay duga Geo mengangkat sebelah kakinya dan melakukan penyatuan kembali .
" Sayang kau milikku" pernyataan Geo menopang pinggang Fay dengan tangannya.
" Aaaah"
Geo menurunkan kaki Fay walaupun masih terus melakukan gerakan teratur .
" Sayang , Papi mencintaimu " Geo memegang pipi Fay dengan kedua tangannya lalu mencium Fay dengan penuh kasih sayang .
" Papi " Fay berdiri dengan kaki gemetaran saat untuk kedua kalinya Geo melakukan gerakan itu dalam tubuh nya .
Geo mengangkat Fay dan kembali menidurkan nya diatas ranjang.
" Enggak, udah Pi" ucap Fay menutup kakinya menatap Geo yang masih berdiri akan naik keatas ranjang.
Fay mencoba duduk ingin menghindar tapi kakinya sudah dipegang Geo dan dia sudah tidak punya cukup tenaga untuk melawan Geo.
" Aaaaa"