Apa jadinya seorang desainer bernama Elania, dan pria barista yang bernama Shin tersebut, sama - sama memiliki rahasia besar didalam hidup mereka.
Dipersatukan oleh Shin yang ternyata mencintai Elania secara diam - diam, lalu bagaimana perjalanan kisah ujian cinta mereka, dan kehidupan rahasia keduanya.
Akankah berjalan sesuai kehidupan cinta pada umumnya ataukah sebaliknya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Piitaloka_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
Elania ketika mengecek demi memastikan semua sudah beres dan tak ada barang tertinggal punya dirinya ataupun bawahan nya, ia pun memutuskan akan menutup kembali pintu ruang produksi serta kantor ruang nya dulu.
"Selamat tinggal kenangan"
Lalu ia bergegas kearah resepsionis dan memberikan beberapa kunci ruang an produksinya dulu. Namun belum melangkah kan kaki menuju keluar, ia dihadang oleh madam Lisa dimana dia terlihat sangat tegas, nan berwibawa namun Elania merasa amat jijik melihatnya.
"Nona El, apa boleh saya berbicara sebentar denganmu"
"Silahkan"
"Mari kita ke ruangan saya"
"Maaf bukan bagaimana, tapi saya tidak ada waktu untuk berlama - lama disini"
"Wah... Sepertinya anda sudah merasa sangat sombong ya nona El" disitu semua orang tengah memperhatikan keduanya
"Apa maksud anda dengan sombong, memang kenyataan nya saya ada banyak sekali pekerjaan yang harus saya kerjakan, apa perlu saya berikan beberapa file jadwal saya hari ini kepada semua orang sekalian madam"
"Huh! Saya bukan membutuhkan bukti jadwal anda melainkan dapatkah kita berbicara baik - baik secara empat mata saja anda susah sekali diajak nya, seolah anda itu sombong sekali. Ingat kau nona El, disini saja anda sudah jadi seorang babu apalagi nantinya anda disana jadi babu juga" nada remeh
Elania tersenyum "Memang nya kenapa? Bukan kah anda juga seorang budak kepercayaan nyonya madam Serena ya"
"Hah! Begini nih kalau orang sudah diambang kesombongan karena diterima di perusahaan besar, aku jamin kau tidak akan bisa bertahan lama disana nona El"
Semua sudah berkumpul melihat kearah keduanya dan disitu Elania hanya diam sebari menatap dingin kearah madam Lisa.
"Lihat, ini adalah bukti contoh orang yang sudah dibuta kan oleh kesombongan, jangan sampai kalian semacam dirinya karena saya tidak sudi menerima karyawan seperti orang semacam ini"
Semua karyawan mulai berbisik - bisik akan kejelekan nya, dan ikut mempermalukan nya.
"Nona El, alangkah baiknya anda sekarang pergi jauh dari sini saja. Karena perusahaan CLX tidak membutuhkan orang sepertimu" ucap karyawan perempuan
"Iya benar, apalagi anda itu selalu membuat kerusuhan disini jadi tidak layak anda berada disini" saut satunya
Satu demi persatu mulai merendahkan dirinya, lalu Elania terkekeh dibuatnya, membuat semuanya terdiam memandang aneh kearahnya.
"Kenapa kalian berhenti, ayo teruskan kenapa pada diam, aku ingin terus mendengar kan peseteruan kalian semua karena moment ini akan aku kenang"
"Dasar wanita gila di gitukan malah kesenangan" bisik sebagian orang ucapan mereka sama
Elania pun melangkah kan kaki nya tepat dihadapan madam Lisa sebari tersenyum kearahnya.
"Kenapa anda tidak melanjutkannya nypnya Lisa" menatap dingin "Saya tau saya memang sombong, karena untuk apa tidak sombong tepat dihadapan orang yang selalu menginginkan kekuasaan diperusahaan ini, jadi alangkah baik nya saya sombong dong. Dan lagi aku bersyukur sudah keluar dari sini karena aku lelah berurusan orang yang sama saja seperti orang yang sekarang dipenjara itu"
"Apa maksud kamu nona! Jangan berani - berani nya kau mengucapkan hal yang tak pantas kepada madam kami" bela karyawan satu nya
"Wah... Seru nih ada pembelaan dari bawahan mu nyonya, ih seru deh kalau aku bermain lagi berperan sebagai detektif conan kali ya, gimana" terkekeh "Apalagi aku harus membongkar rahasia kebusukan anda dihadapan mereka, bagaimana?" bisik Elania kepada madam Lisa yang sudah gelisah melihatnya
"Sudah hentikan, alangkah baiknya anda harus segera pergi dari sini nona El. Karena saya tidak ingin ada keributan lagi diperusahaan ini"
"Tentu saja saya akan pergi, jangan panik nyonya Lisa tenang rahasia besar mu masih aku pegang kok. Tenang karir mu akan tetap aman kalau anda dan karyawan anda tidak mencari masalah denganku. Karena aku tidak akan diam saja seperti dulu. Ingat itu"
Lalu dirinya pun memutuskan keluar dari perusahaan CLX untuk selananya, sebari membawa payung hitam ditangannya.
.....
Berbeda halnya didalam cafe, yang mana bang Takashi melihat rekan nya ini tengah senyum - senyum sendiri dari awal datang sampai beberapa kali melayani pembeli, membuat para fans nya semakin bertambah akan ketampan nya berlipat kali ketika dirinya tersenyum ramah.
"Loh nggak lagi sakit kan"
"Ha? Apa bang?"
"Walah ganteng tapi kok budeg"
"Apa sih bang ganggu aja lo"
"Heh! Ini masih pagi, kalau mau jadi orang gila tuh jangan kerja dulu sembuh in dulu tuh otak" dimana Shin tak menggubris nya "Ya gini nih, kebanyakan obat jadi nya stres"
"Gue kagak stres bang tapi bahagia!!" bersorak bahagia
"Bahagia dapet arisan lo"
"Bukan hanya arisan bang, melainkan lebih dari arisan yaitu apa? Coba tebak"
"Jangan bikin gue emosi deh lu jadi orang, yah mana gue tau anj** emang gue peramal gitu, ya kagak lah gob**k!"
Shin hanya tertawa khas nya "Tau nggak bang"
"Kagak tau dan bodo amat"
"Lo bang dengerin dulu, aku tuh bahagia dikarenakan kemarin gue dapat makan bareng plus ngomong panjang lebar sama pujaan hati gue bang"
"Ha? Bukan nya kemarin lo, kukasih ijin buat istirahat ya kenapa lo malah kencan anj**!"
"Mana bisa dong bang, gue istirahat nya kalau tuh sepupu gue minta tolong buat anterin tuh anak ke acara event terakhir penampilan kak El ku di perusahaan nya"
"Ha? Maksud lo dia akan berhenti bekerja begitu"
"Lebih tepat nya dia berhenti diperusahaan nya, dan memilih bekerja di perusahaan sepupu gue disini"
"Kenapa dia baru sekarang keluar"
"Ternyata tuh...." menceritakan segala yang terjadi pada Elania selama diperusahaan nya "Gitu sih bang ceritanya, dan itu langsung bersumber dari sepupu gue yang menceritakan semuanya kepada gue"
"Wah makin enak dong, loh dapat terus menerus mendekati tuh anak orang secara mudah dong"
"Huft... Salah besar"
"Kenapa begitu"
"Lo taukan keluarga gue gimana bang" disitu Takashi terdian "Nggak makin mudah bang, gue harus mendekati dia bang"
"Ya loh, tetap berjuang dong jangan mudah menyerah begitu hanya karena keluarga lo, jadi sebisa mungkin lo harus berjuang lebih lagi demi mendapatkan hatinya"
"Kau benar bang, tapi...."
"Apa karena agama yang menjadi pacuan lo harus berhenti begitu" seketika dia terdiam "Huft.... Kalau itu mah susah bro, tapi setidaknya lo harus nyatain dulu entah itu jodoh kau apa tidak kita tak ada yang tau kedepannya"
Shin mulai terdiam, dan termenung kembali karena ujian nya bukan hanya keluarga, melainkan agama yang berbeda.
Tapi belum juga melamun lama bang Takashi sudah menepuk pundaknya "Noh pujaan hati lo datang, jangan tunjukin kegalauan lo. Karena perjuangan lo maish baru dimulai"
Elania datang dengan senyuman khas yang dimiliki nya membuat Shin semakin yakin untuk memperjuangkan kembali cintanya.
"Hai Shin, oh ya ini payung yang aku pinjam waktu itu"
"Aduh kak, kenapa harus dikembalikan payung nya bisa kakak ambil kok jadi hak milikmu" "Seperti hati gue kalau bisa milik in juga dong kak"
"Haduh, mulai deh nih anak kumat deh serangan gila nya. Udah tau tuh payung milik cafe main dikasih - kasih aja emang tuh belinya nggak pakai duit apa" batin Takashi
"Tidak usah deh, karena aku juga punya payung lain kok, ini" memberikan payung tersebut kepada Shin yang sudah dihadapan nya "Oh ya, sekalian aku juga mau pesan secup gelas kopi yang biasanya yah"
"Baik kak, akan aku layani dengan penuh cinta deh"
"Hehe.. Bisa aja kamu ini, aku tunggu disana ya"
Ketika Shin kembali, ia melihat betul raut jijik seorang Takashi kepadanya.
"Cuih... Enek gue lihat orang gila macam kau disini"
"Jangan iri jangan dengki, maka nya jadi orang tuh cepat cari jangan jadi orang kok suka sendirian aja mau jadi perjaka tua kah anda tuan"
"Anj** emang kau ini, dah cepat sana layani tuh orang!"
Shin seketika tertawa melihat kekesalan Takashi kepadanya, sedangkan Elania memberikan pesan kepada Hinawa untuk memberikan tempat lokasi nya dimana.
Lalu ia tak butuh lama mendapat kan telfon dari pengacara nya yang dimana dia, beserta Hinawa untuk memberikan kesaksian.
"Baik saya akan kesana segera"
Bersambung....