Hidup di jalan sebenarnya bukanlah pilihannya , tapi nyatanya kekayaan tak membuatnya cukup nyaman . Dan inilah sebuah kisah tentang seorang pria bernama Bramatyo Yudo Sadewo , pria muda dengan segala ambisinya ! Yang tanpa dia tahu jika suatu saat seorang wanita biasa bisa membuatnya bertekuk lutut ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1
PRAANNGGG ...
" Bram !! Berhenti dengarkan penjelasan Mama dulu !! "
Sartika mengejar putranya yang baru berusia delapan belas tahun yang bernama Bramantyo Yudo Sadewo . Pemuda itu murka karena melihat dengan mata kepalanya sendiri jika papanya selingkuh di rumahnya , tepatnya di kamar milik papa dan mamanya .
Hari itu kebetulan Hardian Sadewo sedikit tidak enak badan hingga memutuskan untuk bekerja di rumah . Hardian meminta sekretarisnya untuk mengantarkan berkas yang berhubungan dengan semua pekerjaan ke rumah .
Pulang menjemput mamanya cek lokasi gedung yang akan digunakan pernikahan kliennya , Bram dan Sartika langsung menuju kamar utama . Dan apa yang dilihat Bram sungguh membuatnya sangat marah .
Dua tubuh tanpa busana sedang berbagi peluh , suara suara menjijikkan itu bahkan memenuhi ruang kamarnya . Kamar yang seharusnya hanya menjadi istana mamanya dikotori oleh dosa dua manusia bejat yang sungguh di bencinya .
" lkut Bram Mah !! Kita tinggalkan neraka ini , biarkan mereka puas bercinta di sini ... menjijikkan ! "
" Tapi ini rumah kita sayang , "
Sartika meraih lengan putranya agar tidak keluar rumah , sungguh ia terpaksa melakukan ini hanya untuk menjaga nama baik keluarganya .
Jika semua orang tahu skandal ini bukan tak mungkin usaha Wedding Organizer ataupun perusahaan milik suaminya akan terganggu . Lagipula Sartika tak punya tempat lagi untuk lari karena dulu ia rela keluar dari rumah orang tuanya demi menikahi Hardian Sadewo . Sejak saat itu ia tidak berani menginjakkan kakinya di rumah kedua orang tuanya .
" Bajingan beraninya kalian menampakkan diri kalian di depanku !!! Pergi kau j*lang !! " teriak Bram ketika melihat papa dan sekretarisnya keluar dengan baju yang belum rapih .
Bram merangsek maju ingin memberi pelajaran pada papanya , otaknya sedang tak bisa berpikir jernih . Yang ia inginkan hanya melihat kehancuran pria yang sudah sangat menyakiti mamanya .
Dia tak peduli walau tangan Sartika sudah berusaha keras menahannya , dia benar benar ingin meremukkan pria parubaya yang berdiri di depannya tanpa raut bersalah sedikitpun . Wanita yang berdiri di sisi Hardian pun terlihat memandangnya remeh .
" Bram !! Berhenti ... Mama mohon ! "
Bram terdiam ketika mendengar tangis pilu wanita yang sudah melahirkannya di dunia ini . Hatinya ikut teriris ketika melihat Sartika beruraian air mata dengan dengan dua lutut yang sudah luruh di lantai .
" Mama .... "
Bram menghampiri Sartika dan duduk berjongkok untuk meraih tubuh yang bergetar karena menahan isakannya itu . Direngkuhnya erat tubuh sang mama agar setidaknya bisa menenangkannya .Tapi tatapan tajam matanya tidak lepas melihat dua manusia yang masih berdiri di depannya .
" Kami tidak berzinah Bram ! Rachel adalah istri siri Papa , dan pernikahan kami adalah seijin mamamu . Kami menikah dua tahun yang lalu . Papa tidak ingin membahas ini karena nanti mamamu yang akan menjelaskan "
" A-apa ??!! "
Bagai disambar petir , penjelasan Hardian membuat Bram terpaku . Sebuah beton raksasa seperti baru saja menimpanya . Rasanya sangat sesak hingga Bram seperti kesulitan bernafas .
" Maaf Mas Bram , tapi saya sudah menikah dengan Pak Hardian . Kami bukan pasangan selingkuh , "
" Diam kau j*lang !!!! "
" Ra !! Kau pulang dulu diantar supir , kita akan bicara lagi besok . Sekarang aku ingin bicara dengan Bram ! " ujar Hardian yang sengaja mengeluarkan istri sirinya agar tidak terkena amukan Bram yang sedang menatap Rachel dengan penuh kebencian .
Wanita bernama Rachel itu seperti sedang mengukuhkan kedudukannya yang sama sama menjadi ' ratu ' untuk seorang Hardian . Dia tak peduli walau usianya terpaut cukup jauh dengan suami sirinya . Rachel baru berusia dua puluh dua tahun , terpaut enam belas tahun bukan halangan baginya untuk melayani pria yang menjadi atasannya . Yang terpenting baginya adalah hidupnya menjadi terjamin . Uang bulanan yang ia dapatkan dari suaminya lebih dari cukup untuk hidup sebagai sosialita .
Setelah istri sirinya sudah pergi , Hardian mendekati Sartika bermaksud membawanya untuk duduk di sofa agar lebih leluasa berbicara . Tapi suara geraman putranya menghentikannya , Bram tidak rela jika mamanya disentuh oleh pria yang dengan kurang ajarnya berani bercinta di tempat yang seharusnya tidak di jamah wanita selain Sartika .
" Jangan sentuh dia !! "
" Kita bicara sebagai laki laki Bram . Kau sudah dewasa , Papa yakin kau juga bisa bersikap dewasa . Aku akui aku salah , tidak seharusnya aku membawanya ke tempat ini . Tapi semua terjadi begitu saja . Sartika aku mohon maafkan aku "
Sartika perlahan bangkit di bantu oleh putranya . Dua tahun yang lalu ia tidak bisa melayani sang suami karena sebuah penyakit yang mengharuskannya untuk istirahat total di tempat tidur . Maaf kronis yang ia derita harus berakhir dengan operasi lambung .
Bukan sok pahlawan , tapi Sartika tidak ingin. Hardian membuat dosa karena berselingkuh di belakangnya . Hingga ia membuat keputusan mengijinkan Hardian menikah lagi . Dan Rachel sang sekretaris yang ternyata menjadi pilihan sang suami .