Persahabatan adalah yang segalanya dalam hidupnya saat ini, berkuliah di salah satu Universitas besar dan terkenal di dunia adalah impiannya sejak dahulu. Bersama dengan 7 sahabat lainnya yang setanah air di sinilah dirinya berada, Oxford University.
Bangunan tua dengan seribu rahasianya, banyak rumor tersebar kalau setiap tahun akan terbuka sebuah pintu ajaib yang akan menarik beberapa mahasiswa ke dunia Fantasi yang tidak diketahui lokasi pastinya.
Mendengar rumor tersebut mereka berdelapan sepakat untuk mencari tau dan ingin membuktikan kebenarannya, apakah memang benar tentang rumor tersebut atau memang hanyalah rumor angin?
Yuk kepoin ceritanya di sini!
[JANGAN LUPA LIKE, SHARE, DAN KOMEN]
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweety Pearl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lukisan Para Naga.
Enjoy!
Di bagian bawah lima lukisan Naga awal tersebut ada sembilan lukisan Naga lainnya yang terpajang, tepat di bawah lukisan Balancer Dragon lukisan Naga berwarna putih tergambar di sana. Ryah maju untuk melihat lebih dekat lukisan Naga putih tersebut.
"Itu adalah lukisan Air Dragon, satu-satunya Naga Elemen yang bersemayam langsung di Kerajaan EQUETOPYS. Jika kalian sudah membaca buku berjudul EQUETOPYS yang menjadi jalan kalian keluar masuk negeri ini maka kalian akan mengetahui kenapa Air Dragon berada di Istana ini,"
"Setelah perang 9 Naga Elemen berhasil dihentikan, Kakek dari sang Raja atau Raja Derandy memerintahkan delapan Naga Elemen lainnya untuk kembali ke tempat asal kekuatan mereka berada lalu sementara Air Dragon ditarik untuk menjadi peliharaan Raja dan akan menjadi penjaga terkuat Kerajaan EQUETOPYS sampai ke keturunan selanjutnya,"
Desya berhasil mengingat lagi isi dari buku EQUETOPYS yang sempat dibacanya, saat mengatakan hal tersebut semua sahabatnya bertepuk tangan singkat kagum dengan kemampuan ingatan yang dimilikinya, Lullayva tersenyum puas mendengar jawabannya.
"Benar sekali Desya Hadley, semua para Naga sebenarnya memiliki nama tersendiri yang diberikan oleh Raja Derandy dan Air Dragon diberi nama Artyfleyda."
Setelah Lullayva mengatakan hal tersebut terdengar suara auman yang sangat kencang tak jauh dari posisi mereka sekarang, mereka berdelapan langsung berlari ke arah jendela dan melihat sumber suara yang ternyata berasal dari Air Dragon yang terbang di luar.
"Hai Artyfleyda." Sapaan pelan dari Desya membuat Air Dragon menoleh ke arahnya dari tatapan mata yang dilemparkan mereka mengerti kalau Naga tersebut seolah tersenyum ke arah mereka.
"Begitulah Artyfelyda, dia bersikap sangat ramah dengan siapapun tapi jika ada sesuatu yang berbahaya maka sifat alami Naga yang beringas dan agresif akan langsung keluar,"
Air Dragon Artyfleyda terbang menjauh dari jendela pergi entah kemana masuk di antara awan, pandangan mereka masih menatap keluar jendela melihat awan-awan yang bergerak dan hamparan lautan biru yang sangat luas. Beralih kembali ke lukisan para Naga yang terpajang Lullayva meneruskan untuk bercerita.
"Jika kalian belum tau semua Naga Elemen yang ada di lukisan ini sebenarnya bersaudara dengan Artyfleyda, mereka berasal dari telur Naga yang sama yaitu milik Balancer Dragon tapi kekuatan mereka semua sangat berbeda satu sama lain. Dalam cerita ada yang mengatakan kalau alasan Raja Derandy memilih Artyfleyda sebagai penjaga Kerajaannya adalah karena Artyfleyda merupakan Naga sulung dari semua Naga Elemen,"
"Ah iya aku baru ingat, Air Dragon memang dikisahkan sebagai yang tertua dan yang paling muda adalah Nature Dragon," Desya menyeletuk menambahi.
"Wah Desya sepertinya kamu sudah membaca tentang buku EQUETOPYS sudah sangat jauh, ya? Apakah buku tersebut ada bersamamu saat ini?"
"Sayangnya tidak Lullayva, buku EQUETOPYS dipegang oleh delapan pria teman kami karena mereka yang menemukannya, kami berdelapan memegang buku TREQUENIX. Tapi aku sempat membaca banyak isi dari buku EQUETOPYS," Gadis itu tertunduk murung dan menunjukkan buku TREQUENIX yang berada padanya.
"Aku mengerti .... Lihat-lihatlah lagi delapan Naga Elemen yang lainnya, karena kalian akan memiliki masing-masing dari mereka." tangannya Lullayva mengarahkan mereka untuk menatap lagi lukisan para Naga dan saat mengatakan kalimat terakhir suaranya mengecil.
"Apa kamu mengatakan hal lain Lullayva?" Desya mendengar sedikit apa yang diucapkannya tapi tidak terlalu jelas, menyadari kalau Desya sadar dengan perkataannya Lullayva hanya tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa
"Tidak ada Desya Hadley .... Siren of Thunder." Lagi dan lagi Lullayva mengatakan kalimat terakhir dengan mengecilkan suaranya, Desya memicingkan matanya tidak merasa curiga apapun.
Mereka berdelapan berpencar memandangi satu-satu lukisan Naga yang ada di sana, pemandangan tersebut membuat Lullayva tersenyum tipis lalu berjalan ke lukisan Air Dragon yang berada di tengah-tengah antara delapan Naga Elemen yang lainnya
"Akan aku perkenalkan nama dari masing-masing Naga yang ada di lukisan ini, berurutan dari Naga yang tertua. Air Dragon Artyfleyda, Ais Dragon Alvybi, Shine Dragon Swayzeyn, Fire Dragon Freixgro, Thunder Dragon Tryipshi, Water Dragon Wartqua, Stone Dragon Srivelstan, Dark Dragon Draxualla, dan terakhir Nature Dragon Nuevyan."
Selesai Lullayva mengatakan hal tersebut terlihat ada kilauan cahaya keci yang menyala dari bagian dada Naga Elemen yang ada di lukisan, mereka berdelapan menyadari hal itu dan saling berpandangan terheran.
"Jika kalian ingin mengetahui lebih dalam cerita tentang Naga Elemen aku akan membawa kalian ke Perpustakaan Istana, di sana segala hal yang ada di negeri TREQUENIX diceritakan secara kompleks bahkan lebih lengkap dari buku TREQUENIX yang saat ini ada denganmu Desya,"
Ajakan dari Lullayva langsung diiyakan mereka semua dan langsung melangkah dari ruangan lukisan menuju ke Perpustakaan Istana yang tidak terlalu jauh, hanya melewati koridor panjang yang berbelok ke arah menara. Mereka akan melihat berbagai koleksi buku Kerajaan yang berisi banyak pengetahuan mengenai seputar isi Negeri TREQUENIX.
Lullayva membuka pintu besar tersebut langsung menampakkan deretan rak besar dan menjulang tinggi terlihat memenuhi ruangan, ada banyak meja-meja dan kursi di sana dilengkapi dengan lampu juga lilin sebagai penerangan.
Jendela besar di samping mengarah ke pantai yang tidak terlalu jauh di bawah sana jika dari arah Kerajaan, Falisya menarik tangan Danelyn dan Lilyana mendekat ke jendela melihat pemandangan yang mengarah pantai tersebut.
"Di sana adalah pantai Klaybira berhadapan langsung dengan bentangan samudera Halliyan, untuk saat ini samudera itu adalah satu-satunya media jalan transportasi untuk pergi keluar atau masuk ke Kerajaan. Banyak Profesor berbagai penjuru negeri yang sedang mengembangkan kendaraan transportasi baru yang akan menggunakan medan udara,"
Walau dari kejauhan mereka bisa melihat adanya aktivitas pembangunan yang dilakukan di pinggir pantai, banyak kerumunan yang membangun sebuah kapal besar.
Saat sedang asyiknya mereka melihat pemandangan tiba-tiba bangunan dan lantai Kerajaan terasa terguncang, guncangannya tidak terlalu kuat tapi Candelier besar yang ada di tengah-tengah ruang Perpustakaan terlihat sedikit bergoyang.
"Apakah di Kerajaan yang berada setinggi ini di atas awan bisa terjadi gempa?" Danelyn berteriak histeris merasakan guncangan yang semakin kuat.
Lullayva berancang-ancang ingin menyerang sambil menatap pintu besar yang ada di bagian lain ruangan, terdengar suara auman dari sana dan saat mendengarnya Lullayva langsung bersikap santai.
"Yaa sepertinya kita kedatangan tamu yang merupakan bagian terpenting Kerajaan."
Pintu besar yang ada di ujung sana terbuka dan hewan berkak empat dan sayapnya yang sangat besar tersebut masuk ke dalam Perpustakaan, Artyfelyda masuk dengan wajahnya yang terlihat sedang tersenyum. AHAETULLA girl's menghela nafas lega kalau itu bukanlah ancaman serius.
"Senang melihatmu kemari, Artyfleyda. Apakah kamu membutuhkan sesuatu?" Lullayva bertanya sambil berjalan perlahan mendekati Naga tersebut.
Kepalanya terlihat menggeleng lalu menatap ke arah delapan gadis sesaat, Lullayva memperhatikan gerak gerik Naga besar tersebut lalu Artyfleyda menolehkan kepalanya ke salah satu bagian rak buku sambil menatap Lullayva.
Lullayva melirik ke bagian rak yang dimaksud Artyfleyda dan langsung mengangguk mengerti dengan maksudnya. Kemudian Naga besar tersebut berbalik badan keluar dari Perpustakaan lewat pintu tadi ia masuk.
Continue.
Maaf kalau terkesan menggurui ya😥 aku cuma merasa sayang karena lihat karya ini punya potensi karena udah lumayan. semangat terus, aku bakal sering mampir kok!