NovelToon NovelToon
Legenda Li Yuan

Legenda Li Yuan

Status: tamat
Genre:Tamat / Epik Petualangan
Popularitas:6.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: Mr. Lim's

Li Yuan merupakan seorang pemuda keturunan Klan Li, ia berasal dari Klan Cabang Desa Bambu Kuning di Gunung Guntur.
Bakatnya terpendam, tak ada yang menyadarinya hingga ia berkenalan dengan salah seorang Tetua Sekte beladiri.
Perseteruan Klan Li dan Klan Liu menyeret dirinya sebagai target pembunuhan. Pada peristiwa percobaan pembunuhan atas dirinya ia berhasil selamat dari kematian. Bahkan dalam peristiwa tersebut ia berhasil membangkitkan kemampuan mentalnya saat ia berada di ambang kematian.
Li Yuan mendapatkan warisan tidak ternilai berupa Kitab rahasia Kaisar Kematian, kemampuan mentalis yang ia miliki mengubahnya menjadi pemuda yang multi talenta.
Dengan bakat yang gigih Li Yuan berhasil menapaki jalan bela diri secara bertahap sampai dengan ia menjadi Penguasa Alam Langit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mendaki Puncak Gunung Guntur

Sore harinya Li Yuan dan Li Peiyu kembali menuju kediaman mereka, sementara ibu dan ayahnya masih merapikan toko. Di rumahnya, Li Yuan menuju ruang baca yang berada di bagian tengah.

Hobi membacanya yang besar membuat pengetahuannya cukup luas, di Desa Bambu Kuning ia terbiasa menghapal pengetahuan umum dari catatan buku-buku yang diberikan oleh ibunya.

Saat ini sambil menunggu kedua orang tuanya pulang, ia berencana membaca buku-buku peninggalan kakeknya. Ada sejarah Kota Huanxie serta beberapa catatan tentang kehidupan sosial Kota Huanxie, selain itu ia membaca juga biografi dan perjalanan singkat beberapa tokoh keluarga Li.

Li Yuan merasa bangga dengan beberapa prestasi yang ditorehkan oleh Keluarga Li yang dimulai dari Leluhur keluarga Li sebagai Jenderal Besar di Istana Langit. “Istana Langit, aku bersumpah akan menginjakkan kakiku di sana seperti leluhurku” Ucap Li Yuan penuh semangat. Namun tanpa ia sadari, ucapannya ini telah menimbulkan fenomena alam yang sangat tidak biasa.

“Duarrr”

Berbarengan dengan ucapan Li Yuan, kilatan petir menggelegar diikuti suara guruh. Kilatan cahaya di langit menjelang senja sangat jelas terlihat menyilaukan, hujan tidak turun tetapi perbedaan kecepatan cahaya dan kecepatan suara menimbulkan perbedaan potensial antara langit dan bumi.

Peristiwa ini disikapi dengan tanggapan beragam dari masyarakat, namun bagi kalangan ahli bela diri ini adalah pertanda akan muncul kultivator kuat di seluruh alam. Istana Langit sendiri bergetar hebat, suara guruh yang menggelegar justru paling kencang terdengar di seantero Istana, bahkan penjaga Gerbang Istana sampai meniupkan terompet peringatan.

“Datangnya dari Kota Huanxie” Ucap Patriark Bao Xiong pelan, ia lalu memerintahkan para Tetua Sekte Laohu untuk mencari dan merekrut bakat bagus di Kota Huanxie. Kejadian ini juga berlaku di beberapa Sekte besar lainnya, mereka tidak mau kehilangan kesempatan memiliki murid istimewa.

Ayah dan Ibu Li Yuan yang hampir tiba di rumah segera menambah kecepatan langkahnya, mereka khawatir akan turun hujan dan akan terlambat sampai ke rumah. Setibanya, di rumah mereka melihat Li yuan yang berada di ruang baca, sedangkan Li Peiyu tengah berada di dalam kamar. “Ayah, Ibu kalian sudah pulang” Ucap Li Yuan yang segera bangkit dan menghampiri kedua orang tuanya.

Mereka bertiga lalu duduk di ruang makan, Li Peiyu segera mendatang setelah mendengar suara ibunya. “Ibu, aku ingin bantu ibu di Toko mulai besok, di rumah saja membuatku bosan” Ucap Peiyu dengan manja.

“Kenapa kau tidak belajar dan membaca saja seperti kakakmu” Ucap Li Dan. “Huh, itu lebih membosankan” Ucap Peiyu sambil berdecak menahan cemberut. “Ya sudah, besok kamu bantu ibu di Toko” Ucap ibunya dengan senyum.

Mereka berempat lalu makan malam, berbincang santai dan membicarakan tentang rencana ke depan untuk mengembangkan Toko.

Pada saat ini, Li Yuan tiba-tiba mengutarakan keinginannya, “Ayah, bolehkah besok pagi aku pergi ke Gunung Guntur?” Tanya Li Yuan. “Baru saja satu hari di Kota, kamu sudah tidak betah” Ucap ibunya memotong pembicaraan putranya.

“Hmm.. Bukan begitu bu, aku berencana ingin berlatih bersama Li Tong untuk mengasah kemampuan bela diri”

Setelah berpikir sejenak, lalu Li Dan berkata, “Baiklah, kamu hati-hati dan jangan terlalu lama di sana” Lalu ia meminta kepada istrinya untuk menyiapkan bekal perjalanan Li Yuan.

Ayahnya tidak menahan keinginan Li Yuan, sebagai remaja yang akan beranjak dewasa memberikan Li Yuan kesempatan adalah hal yang bagus untuk perkembangannya.

Malam harinya, Li Yuan istirahat dengan nyenyak untuk menyiapkan dirinya yang akan pergi ke Gunung Guntur.

Esok paginya, ia segera bergegas ke Desa Bambu Kuning untuk menjemput Li Tong, kebetulan pagi ini Li Tong memang bersiap untuk berburu ke Gunung Guntur.

“Hai! Li Yuan, baru saja sehari kamu sudah merindukanku. Hahaha ..” Tawa Li Tong tersenyum menggoda kedatangan Li Yuan.

“Hah.. Dasar kamu. Aku ingin ke Puncak Gunung Guntur, aku penasaran sekali” Ucap Li Yuan pelan.

“Hah!”

Mulut Li Tong terbuka lebar. “Sstt.. Jangan berisik” Lanjut Li Yuan sambil menempelkan jari telunjuknya ke mulut. “Tapi, itu sangat berbahaya” Ucap Li Tong dengan senyum kecut.

Li Yuan lalu menceritakan alasannya kenapa ia ingin ke puncak Gunung Guntur, selain untuk berlatih ia juga penasaran terhadap binatang beast. “Baiklah jika begitu”

Li Tong tidak banyak bertanya, ia sangat mengenal karakter sahabat yang masih dalam satu keluarga juga.

Setelah semuanya siap, mereka segera menuju jalur pendakian Gunung Guntur yang selama ini tertutup untuk masyarakat. Namun Li Tong dan Li Yuan adalah dua pemuda Desa Bambu Kuning yang sudah terkenal, jadi langkah mereka tidak ada yang menghalangi.

Beberapa penduduk yang dijumpai dalam perjalanan juga menyapa mereka berdua. Setelah berjalan cukup jauh, keduanya sudah melewati batas aman zona penduduk. Keduanya dengan mantap mendaki jalur pendakian menuju puncak.

Kekuatan fisik keduanya yang sudah teruji, tidak terlalu sulit buat mereka untuk tiba di puncak gunung dengan cepat.

Selepas mata memandang, mereka berdua melihat sebuah gubuk sederhana yang berdiri cukup kokoh dekat pohon kuno dengan daun yang cukup rimbun.

Mereka penasaran dengan siapa yang tinggal di dalamnya, sebagai penduduk lokal di pegunungan Guntur, mereka belum pernah mendengar tentang orang yang tinggal di puncak Gunung.

Baru saja ia hendak mendekati pekarangan rumah tersebut, suara batuk ringan muncul dari samping mereka seolah sudah menyaksikan kedatangan Li Yuan dan Li Tong.

“Uhuk.. Uhuk..!”

Suara batuk seperti disengaja keluar dari mulut seorang kakek tua, meskipun ia sudah tua namun postur tubuhnya masih tampak kekar menolak tampilan tuanya. Disampingnya, ada seorang wanita tua yang tampaknya adalah istrinya.

Li Yuan dan Li Tong saling memandang dengan gugup, Li Yuan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, merasa asing dengan sosok suami-istri yang berada di depannya.

Meskipun ia lahir dan besar di Desa Bambu Kuning, memasuki puncak Gunung Guntur adalah pertama kali baginya.

Li Yuan dan Li Tong saling menatap, lalu Li Tong berkata, “Mohon maaf Nyonya dan Tuan, kami penduduk lokal Desa Bambu Kuning, namaku Li tong dan ini adalah Li Yuan, kami berasal dari keluarga cabang Klan Li. Adapun kami bisa berada di sini karena kami telah tersesat”. Ungkap Li Tong dengan sopan, sementara Li Yuan mengangguk pelan.

“Hmm..”

Lelaki tua dengan penampilan yang masih gagah tersebut memandang Li Yuan penuh minat. Ia tentu tahu dengan Klan Li yang tinggal di Desa Bambu Kuning, mereka bagian dari masyarakat pemburu dan bercocok tanam.

“Baiklah, aku memahami kalian. Namun setelah kalian turun dari puncak Gunung tolong jangan bicarakan tentang keberadaan kami, di sini kami hanya beristirahat menikmati kedamaian hidup” Ucap lelaki tua tersebut sambil memandang lembut wajah istrinya.

“Aku adalah Bao Zi dan ini adalah istriku Wu Niao” Lanjut kakek tua tersebut dengan santai.

Li Yuan dan Li Tong dapat merasakan sekilas, bahwa sepasang suami istri di depannya adalah bukan orang biasa.

Sesaat kemudian, suara langkah berat terdengar.

"Gggrr!"

Tampak seekor Harimau Putih setinggi 2,5 Meter dengan panjang sekitar 3 Meter datang menghampiri Bao Zi. Kehadirannya membuat Li Yuan dan Li Tong gemetar menahan takut.

“Perkenalkan ini adalah Bai Hu, penjaga Gunung Guntur” Ucap Bao Zi mengenalkan Bai Hu, hewan spiritual yang selama ini dikenal sebagai penghuni puncak Gunung Guntur.

Sama seperti kedua orang tua tersebut, Li Yuan dapat merasakan bahwa mereka semua memiliki kekuatannya yang sangat besar.

Li Yuan dan Li Tong diterima dengan baik oleh sepasang suami-istri tersebut, hingga mereka diizinkan untuk memanggil Kakek dan Nenek. Dalam kesempatan tersebut, mereka bertukar cerita tentang keadaan Desa Bambu Kuning yang semakin berkembang.

Namun adanya aktivitas penambangan di salah satu kaki Gunung Guntur menyebabkan beberapa jenis Beast tingkat rendah melakukan migrasi. Hal ini cukup menarik bagi Li Yuan, awalnya dia mengira kejadian tersebut akibat serbuan hewan Beast tingkat tinggi lainnya.

Bao Zi memeriksa tangan Li Yuan, ia dapat merasakan energi murni Li Yuan yang belum diolah dengan sempurna.

Meskipun Li Yuan sudah berkultivasi, namun seorang remaja yang berusia 16 tahun masih berada pada ranah Pemurnian Qi tingkat Pertama adalah sampah.

Setelah mendeteksi tubuh Li Yuan, lalu Bao Zi berkata, “Sayang sekali, kamu memiliki tubuh fisik yang bagus namun tidak disertai teknik pernapasan yang sesuai.

Bakatmu akan sia-sia jika tidak diolah dengan baik” Ucap Bao Zi serius. “Apakah aku mengalami masalah? Tolong beri aku petunjuk” Pinta Li Yuan penuh harap.

Li Tong yang berada di sebelahnya juga menatap penuh harap kepada Kakek Bao Zi, ia sangat memahami kondisi sahabatnya yang masih berada pada Pemurnian Qi Tingkat pertama, berbeda jauh dengan dirinya, padahal ia mengakui bahwa bakat Li Yuan jauh diatasnya.

Kemudian Bao Zi mengajari sebuah teknik kultivasi, seni pernapasan menyerap energi alam dan mengubahnya menjadi kekuatan internal.

Pengetahuan yang baru saja disampaikan oleh Kakek Bao Zi sangat berbeda dengan ilmu kultivasi yang dipelajari oleh Li Yuan. Dengan kemampuan daya ingatnya yang tinggi, ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan.

1
Eka Sari Agustina
👍👍👍👍👍
Jendra Raharja
Lumayan
Andika Kadir
kereen...
Endoh Gepenk
/Awkward//Awkward//Awkward//Awkward//Awkward//Awkward//Awkward//Awkward//Awkward//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
idola sukowono
Luar biasa
Endoh Gepenk
/Drool//Drool//Drool//Drool/
spooky836
otak kozong ranah suka2 dia tukar xde isi.
Endoh Gepenk
/Hunger//Casual//Hunger//Hunger//Hunger//Hunger//Hunger//Hunger//Hunger//Hunger//Hunger//Hunger//Hunger//Hunger//Hunger//Casual//Casual//Casual//Casual//Casual//Casual//Casual//Casual//Casual//Casual//Casual//Casual//Ok//Ok//Ok//Ok//Ok/
Anang Winarno
Luar biasa
Endoh Gepenk
/Tongue//CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy//Tongue//CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy//Tongue//CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy//Tongue//Tongue//Tongue//Tongue//CoolGuy//Chuckle//CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy/yg menarik dari ribuan anak
Endoh Gepenk
/Tongue//CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy//Tongue//CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy//Tongue//CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy//Tongue//Tongue//Tongue//Tongue//CoolGuy//Chuckle//CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy/
Yuda Suastika
terlalu banyak omong
Endoh Gepenk
/Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle//Hunger//Hunger//Hunger//Hunger/
Endoh Gepenk
/Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle/
Endoh Gepenk
Lumayan mengerikan critanya
Endoh Gepenk
Biasa
herliansyah
Kecewa
herliansyah
Buruk
Anang Winarno
Luar biasa
dwi97
Kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!