NovelToon NovelToon
Midnight Rain

Midnight Rain

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Kaya Raya / Angst / Romansa / Roman-Angst Mafia
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: AYZY

Pada mulanya, sebuah payung kecil yang melindunginya dari tetesan hujan, kini berubah menjadi sebuah sangkar. Kapankah ia akan terlepas dari itu semua?



Credits:

Cover from Naver

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AYZY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Minor Caution

"Stella!"

Tok tok tok!

"Stella!"

Sekali lagi, Sean mengetuk pintu itu dengan sekuat tenaga. Namun, tidak ada tanda-tanda pemiliknya akan datang. Ia tidak menyerah, lantas mengeluarkan ponsel untuk menghubunginya.

Sambungan terputus. Sean berdecak dan mencoba berulang kali namun itu tidak berhasil. Ia mengedarkan pandang, berharap menemukan seseorang yang berada di sekitar sana. Siapa tahu, mereka mengetahui keberadaan Stella.

"Permisi, apa Anda tahu di mana perempuan yang tinggal di sini pergi?"

Pria bertubuh gempal itu tampak mengerutkan keningnya. Merasa asing dengan pria yang baru saja menyapanya sembari membawa seekor kucing yang berada di dalam kandang berukuran kecil.

"Anda siapa?"

"Saya temannya. Saya hanya ingin mengembalikan seekor kucing karena dia menitipkannya kepada saya kemarin."

Pria itu menganggukkan kepala. "Begitu ya? Tapi sepertinya ... entah siapa nama gadis itu, setahuku dia belum pulang sejak kemarin malam."

Sean mengerutkan keningnya. "Apa kau yakin?"

"Tentu saja. Minggir, kau menghalangi jalanku."

Sean menatap kepergian pria itu dengan putus asa. Dengan sangat terpaksa, ia kembali ke dalam mobilnya yang terparkir di sebuah lapangan hijau di depan kondominium ini kemudian mengemudikan mobilnya dengan cepat. Saat sedang menyetir, ia mendapatkan ide untuk menelepon Alisha.

"Ada apa Sean? Tumben sekali?"

"Apakah Stella ada bersamamu?"

"Tidak, memangnya kenapa?"

Hati Sean mencelos, entah mengapa ia mendapatkan firasat yang buruk.

"Tidak. Lupakan saja. Kabari aku jika kau sedang bersamanya."

"Baiklah."

Sambungan dimatikan. Sean melempar ponselnya di atas kursi penumpang di belakangnya. Ia mengacak-acak rambutnya frustasi seraya memukul stir mobilnya dengan kencang membuat seekor kucing yang duduk di atas kursi penumpang itu menekuk telinganya ke belakang.

~*~

Saat ini Andrew sedang duduk di meja kerjanya sembari memeriksa tumpukan dokumen yang diberikan padanya satu persatu. Ia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi. Dari pagi sampai siang, ia ingin untuk segera pulang ke rumah. Pasalnya, pagi tadi Stella belum juga siuman. Mungkin saja gadis itu sekarang sudah sadar dan ia harus melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.

Tanpa berlama-lama, Andrew meraih jasnya sembari berjalan keluar dari kantor dengan langkah lebar. Sekretaris yang sedang berjaga di depan pintu begitu terkejut saat melihat bosnya menutup pintu dengan kasar. Wanita dengan pakaian ketat itu segera menyapanya dan menawarkan untuk membantu memakaikannya sebuah jas. Namun, Andrew menepis tangannya begitu saja.

"Kau mau kemana?" Johan bertanya padanya setelah keluar dari ruang kerjanya dengan tergesa-gesa.

"Antar aku pulang ke rumah."

"Apa? Pekerjaan kita masih banyak, dan—" ucapannya terpotong.

"Kalau begitu berikan saja kunci mobilnya."

Andrew mengulurkan sebelah tangan. Dengan sangat terpaksa, Johan mengeluarkan sebuah kunci mobil yang berada di saku jasnya. Andrew menerimanya dengan cepat lantas kembali berjalan tergesa-gesa.

"Bagaimana ini Pak Jo? Tuan Pimpinan pasti tidak akan senang jika Tuan Muda bersikap seperti itu...."

Johan melihat wanita yang berdiri di sampingnya sekilas lantas menatap sosok Andrew dari kejauhan. "Tenang saja ... dia adalah orang yang bertanggung jawab. Dia pasti akan menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu bagaimanapun caranya. Lagipula hanya baru sekali dua kali dia seperti ini," ucapnya sembari tersenyum penuh arti.

Sungguh malang nasib wanita yang satu ini. Johan tahu, Andrew pasti sedang tidak fokus bekerja karena memikirkan Stella. Betapa lucunya hal itu. Sayang sekali hanya dia dan Tuhan saja yang tahu apa yang sebenarnya terjadi padanya.

Secara perlahan, Johan mengangkat tangannya untuk menepuk pundak wanita itu. "Sudahlah, mari kita kembali bekerja."

Wanita itu menganggukkan kepala. Johan memasukkan tangannya ke dalam saku celana sembari berjalan ke arah pintu ruangannya. Ia menundukkan kepala seraya menggeleng-gelengkan kepala. Memikirkannya saja membuatnya kesulitan untuk menahan tawa. Tanpa sadar beberapa karyawan mulai melihatnya dengan tatapan bertanya-tanya. Johan menyadarinya setelah beberapa saat, dengan cepat ia menetralkan kembali raut wajahnya.

Memikirkan bagaimana Andrew terus memikirkan Stella saat sedang bekerja membuatnya kehabisan akal. Itu merupakan sebuah pemandangan yang sangat langka.

Tidak lama kemudian, mereka semua dikejutkan oleh kehadiran sosok lain yang tidak kalah pentingnya di sana. Johan berdiri dari tempat duduknya seraya berjalan menuju ke sebuah lorong—di mana Nathan dengan dijaga oleh dua pengawalnya berada.

"Selamat siang Tuan Muda," sapa Johan.

Nathan menolehkan kepala. "Selamat siang, Pak Jo. Senang bertemu denganmu."

"Oh iya, di mana Andrew? Aku sama sekali tidak melihatnya?"

"Tuan Direktur sedang dalam perjalanan menuju lokasi bangunan yang akan direkonstruksi."

"Kau tidak menemaninya?"

"Masih ada banyak pekerjaan yang harus segera saya selesaikan, Tuan Muda ...."

"Begitu rupanya. Sayang sekali, padahal sudah lama aku tidak bertemu dengannya. Kalau begitu, silakan kembali bekerja, Pak Jo," ucap Nathan seraya memutar balik roda kursi rodanya.

"Baik, Tuan Muda."

Johan menegakkan punggungnya kembali. Setiap kali ia berhadapan dengannya, entah mengapa perasaannya selalu tidak enak. Seperti halnya Andrew, Johan juga telah lama mengenal Nathan.

Dengan begitu, ia segera mengirim pesan kepada Andrew mengenai kedatangan Nathan di kantornya.

~*~

Andrew langsung masuk ke dalam kamarnya yang terletak di lantai atas begitu ia masuk ke dalam rumah. Jas kantornya sudah berantakan. Dasinya hilang entah kemana, rambutnya acak-acakan dengan raut wajah tertekuk.

Berlawanan dengan perasaannya yang tengah baik, keadaan di dalam kamar ini benar-benar sangat sunyi. Kelambu jendela di depan sana belum sepenuhnya terbuka, membuat ruangan ini menjadi gelap. Secara perlahan, Andrew mulai membuka kelambunya hanya dengan sekali tarikan. Tak lupa ia juga membuka jendela itu, agar udara bisa masuk dengan leluasa.

"Stella, aku tahu kau sudah bangun."

Andrew membalikkan tubuhnya, menghadap ke arah ranjang berukuran besar—di mana Stella sedang setengah berbaring di atasnya. Gadis itu mengubur wajahnya di antara lutut kakinya yang tertekuk.

"Stella!" Andrew memanggilnya sekali lagi.

Akhirnya, gadis itu mau mengangkat kepalanya.

Andrew sedikit tertegun melihat betapa buruk keadaannya. Tatapan matanya sudah tidak lagi terlihat seperti dulu. Di dalam bola matanya yang indah, di sana sama sekali tidak terlihat tanda-tanda kehidupan. Pandangannya kosong. Bibirnya tampak pucat, dan ada sedikit bekas air mata di bawah kantung matanya. Gadis itu hanya menatapnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Seketika itu napasnya tercekat. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Terlebih lagi, gadis itu seolah tidak peduli dengan kehadirannya.

"TUAN! TUAN, ANDA DATANG?" Andrew melihat kedatangan seorang wanita paruh baya yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di ambang pintu kamar dengan tergesa-gesa.

"Saya ingin mengatakan sesuatu kepada Anda, tapi tidak di sini." Tatapannya terlihat serius. Tanpa banyak bertanya, Andrew langsung menurut dan mengikutinya keluar dari kamar.

Setelah mereka berdua sampai di ruang tengah, Marlowe mengatakan semua apa yang terjadi. Mulai dari Stella yang siuman sampai kedatangan Isabella.

"Nona Isabella masuk ke dalam rumah secara paksa, Tuan. Saya baru mengetahui kedatangannya saat saya mendengar suara mereka bertengkar di dalam kamar."

...CHAPTER END...

1
🌸Ar_Vi🌸
laaahh.. kok gitu.. di eksekusi langsung stella nya.. /Chuckle/
AYZY: gua yang deg degan /Drowsy/
total 1 replies
🌸Ar_Vi🌸
lanjuut..
🌸Ar_Vi🌸
rumit keknya ya thor..
saran aja nih.. kalau buat cerita misteri, updatenya sehari 3 x.. supaya pembacanya ga kentang.. /Chuckle//Kiss/
AYZY: lagi sakit kepala 😣😭
🌸Ar_Vi🌸: semangat kakak.. /Applaud/
total 3 replies
🌸Ar_Vi🌸
selowww banget ya ceritanya.../Bye-Bye/
AYZY: wkwk gimana, lanjut nggak
total 1 replies
AYZY
jika kamu tidak akan melakukan apa pun malam ini, bagaimana kalau kamu melakukan sesuatu untukku?
AYZY
kalau aku tak datang siapa yang bisa menggantikanku ya?
AYZY
sepanjang waktu aku menunggumu untuk memintaku ikut denganmu. karena aku hanya ingin mendengarnya darimu
AYZY
Aku baru saja bangun, ada apa?
aqua_ rine
/Chuckle/
aqua_ rine
buset
aqua_ rine
tuh kan
aqua_ rine
bener bener ya lu
aqua_ rine
parahh
aqua_ rine
awokwowk
aqua_ rine
masak sih
aqua_ rine
/Frown//Frown//Frown/
aqua_ rine
omegattt
aqua_ rine
Stella, run 😭😭😭
AYZY: /Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
ruhe
moga lancar ka ❤👍
AYZY: thanks 💛💜
total 1 replies
AYZY
kamu pasti setuju denganku kan?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!