NovelToon NovelToon
About Me (Alshameyzea)

About Me (Alshameyzea)

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Anak Genius / Anak Yatim Piatu / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Murid Genius / Teen School/College
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Febby Eliyanti

Saksikan perjalanan seorang gadis yang tidak menyadari apa yang telah disiapkan takdir untuknya. Seorang gadis yang berjuang untuk memahami konsep cinta sampai dia bertemu 'dia', seorang laki-laki yang membimbingnya menuju jalan yang lebih cerah dalam hidup. Yuk rasakan suka duka perjalanan hidup gadis ini di setiap chapternya.


Happy Reading 🌷
Jangan lupa likenyaa💐💐💐
Semoga kalian betah sampai akhir kisah Alsha🌷 Aamiin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Eliyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16. HTS?

...Assalamualaikum guys!! Sebelum baca, bantu support yaa dengan follow, Like dan komen di setiap paragraf nya!! Karena support kalian sangat berarti bagiku💐Makasiiii!🌷...

...••••...

...🌷Happy Reading 🌷...

...•...

...•...

...•...

...Ternyata hubungan ini sebatas zona abu-abu di antara 'aku mencintaimu' dan 'kita adalah kita'....

...°°°°...

Aku berdiri di depan kaca, melihat laki-laki berwajah tegas itu tergelak lemas di dalam ruangan sana.

Keenan masih belum sadar. Kata dokter ini akibat benturan keras pada kepalanya, membuatnya tak sadarkan diri. Kami butuh beberapa jam untuk menunggunya pulih.

"All, Lo udah dua jam berdiri disitu." ucap Nevan yang sedang duduk di kursi depan ruang IGD. Iya aku tau itu, tapi, lihatlah, kasian Keenan. Dia pasti kesakitan disana.

"Neng Alsha, duduk sini, biar gak pegel." Abhi yang bicara, aku menggeleng, aku tetap ingin melihat Kondisi keenan darisini.

"All, kita harus ngelakuin apa biar Lo mau duduk disini." ujar Kafka, "Yang ada Lo nanti ikut sakit juga All." tambahnya lagi, aku gak peduli, air mataku mengalir daritadi.

"Ikut gue." tiba-tiba seseorang menarik lenganku dari belakang, aku melawan, tapi tarikannya sangat kuat, membuat tubuhku mengikuti langkahnya. Sebelum itu, aku melihat Kafka, Nevan dan Abhi terkejut ketika melihat aku ditarik oleh dia.

"Lo mau sakit?" ucap dia yang membuatku terduduk di kursi, kita sekarang berada di taman RS.

Aku tidak menjawab, yang ada hanya suara Isak tangisku

"Lepasin!" suaraku serak, dia melepas genggamannya, aku menunduk, berusaha menyembunyikan tangisanku

"Lo harus makan." Dia membuka sekotak nasi yang entah dia dapat darimana

Aku menggeleng keras, aku gak nafsu makan saat ini.

"Lo gak boleh egois. Kita dari pulang sekolah udah sore banget, dan lo disini udah dua jam lebih. Lo pasti laper"

Aku tetap diam, tidak menjawab.

"Lo gak mau ngehargain masakan bunda gue?"

Aku mendongak, menatap laki-laki itu. Entahlah, saat ini, aku merasa tatapannya beda dari biasanya. Apa yang barusan dia bilang, masakan bundanya?

"Bunda yang nyuruh gue buat nganterin ini ke Lo." Aku menatapnya, tidak percaya. Kenapa? Kenapa bunda dia baik banget ke aku?

"Dan gue gak boleh pulang, sebelum gue ngeliat Lo makan makanan ini."

Dia menatapku dalam "Lo makan ya." ucap dia, aku masih menatapnya, mata kami bertemu.

1 detik.

2 detik.

3 detik.

4 detik.

"Karena gue mau pulang."

Kalimat terakhirnya membuatku mendengus kesal, "Pulang aja, ngapain juga kamu disini!" Aku langsung mengalihkan pandanganku.

"Tapi Lo harus makan dulu."

"Nanti aku makan!"

"Udah, sana pulang!!" ucapku lagi

"Gue gak mau pulang sebelum gue ngeliat Lo makan!"

Aku terdiam, aku beneran gak nafsu makan!

"Apa perlu gue suapin Lo supaya Lo mau makan?"

Aku melotot, apa-apaan sih!

"Iya, nih, aku makan!" Aku merebut kotak nasi itu, langsung memakannya. Sebelumnya, aku melihat dia tersenyum simpul padaku.

Senyum kedua dia. Padaku.

"Lo gak mau bilang makasih ke bunda gue?"

"Makasih banyak, salam buat bunda kamu."

Hening di antara kami, aku sibuk menghabiskan makanan dari dia, sedangkan dia diam daritadi memperhatikan ku.

"Ke gue?"

Aku menoleh, "Harus?"

Laki-laki di depanku itu mengerutkan keningnya, tatapannya kembali tajam. Mode galak on.

"Buruan selesain makannya, kotak nasinya mau gue bawa pulang!"

Dasar!

Kafka: All, Keenan udah siuman.

Aku sontak berdiri ketika melihat notif wa dari Kafka, buru-buru membereskan kotak nasi itu.

"Nih, makasih." ucapku sambil memberikannya pada cowok aneh itu. Dia memasang wajah heran, entahlah, aku tidak peduli, saat ini yang harus aku lakukan adalah pergi ke IGD.

Setelah sampai di IGD, langkahku mundur. Tidak jadi. Di dalam ruangan itu sudah banyak orang. Kafka, Abhi dan Nevan juga di dalam sana. Ada sepasang suami istri, mungkin mereka orang tua Keenan? Dan juga..

Clara? Ngapain dia kesini? Dia tau kalo Keenan kecelakaan? Siapa yang ngasih tau? Terus hubungannya apa sama Keenan? Kenapa sampe pegang-pegang tangan Keenan? Clara itu siapanya Keenan?

Itu semua isi kepalaku saat ini, aku berjalan gontai keluar, kembali ke taman. Melihat situasi dulu, memastikan cowok aneh itu pergi. Aman.

Aku duduk disana, sendirian.

Sebenarnya Clara itu ada hubungan apa dengan Keenan? Pertanyaan itu muncul lagi, membuat Air mataku kembali jatuh. Lemah banget aku!

Alsha: Aline🥺

Aline: Knpaa Allll???

Air mataku semakin deras. Aku gak bisa cerita ke Aline, karena dia sedang sakit saat ini, dan aku gak mau menambah beban pikirannya. Aku mematikan mematikan handphone ku.

Aline? Kamu kapan kembali kesini?

Baru kali ini, aku tidak suka merasa sendiri di tengah-tengah keramaian. Aku benci kondisi ini..

Tes!

Air mataku mengalir tak terkendali, menunjukkan kesedihan yang mendalam. Namun, tiba-tiba sebuah tangan menengadah, menyelamatkan setiap tetes yang hendak jatuh ke lantai. Sentuhan lembut itu seperti kilat di tengah badai, memberi harapan di tengah kegelapan. Aku menoleh, mataku terpaku pada sosok yang tak terduga berdiri di sampingku.

"Jangan sedih terus, Alsha." dia mengulum senyumnya. Dia laki-laki pemilik wajah kalem yang membuatnya semakin terkesan ramah.

"Kamu ngapain disini, Rey?"

"Nemenin Lo."

Aku menghela napas panjang. "Aku boleh minta bantuan kamu gak?"

"Boleh."

"Biarin aku sendiri."

"Alsha, apa Lo baik-baik aja?"

"Aku baik-baik aja Rey, kalo kamu bisa ngabulin permintaan ku tadi."

"Oke." dia beranjak pergi, sebelumnya dia menaruh botol mineral di dekat ku. Aku mendongak. "Lo belum minum kan daritadi?" ucapnya lagi.

Kenapa Rey bisa tau kalo aku belum minum? Satu hal yang selalu aku lupa, dia saudaranya cowok aneh itu.

Aku mengangguk, "Terimakasih." mencoba tersenyum, dia membalas anggukan ku. Lalu pergi meninggalkanku ku sendirian lagi.

Aku menghela napas panjang, aku gak bisa terus-terusan sedih gini, lagian, kenapa aku harus sedih? Di antara aku dan Keenan tidak ada hubungan spesial. Kami hanya sekedar menjalani hubungan tanpa status. Hubungan yang membuatku berjalan di atas tali, yang disana terdapat harapan dan kekecewaan yang tak terelakkan.

Aku melihat jam tanganku, ini udah maghrib, aku harus pulang. Tanganku lihai membuka aplikasi grab. Click! Beberapa menit lagi pesananku akan sampai, di luar RS daerah sini, ternyata sepi juga ketika hari sudah sore. Aku sedikit takut. Orang-orang mulai masuk ke rumah masing-masing, mereka yang menjenguk juga sudah pada pulang, meskipun ada sebagian dari mereka yang tetap tinggal di dalam untuk menemani keluarga mereka yang sedang sakit.

Mataku menatap gedung RS ini. Aku gak mungkin ke dalam lagi, lagian, Keenan sudah ada yang menjaga, aku gak perlu khawatir, dia juga sudah siuman kan sejak tadi? Disana juga ada Kafka, Nevan dan Abhi. Juga---

Tiba-tiba ada sesuatu yang mengganjal pikiranku, bukan soal perempuan tadi, tapi aku merasa saat ini.. seperti ada yang memperhatikan ku dari jauh. Pandanganku menyapu seluruh taman RS, nihil. Tidak ada yang mencurigakan. Yang ada hanya orang-orang berlalu lalang dengan urusannya masing-masing.

BIM BIM!

Suara klakson mobil, pesanan ku telah tiba. Aku mencoba tersenyum, setelah kejadian hari ini. Saatnya pulang ke rumah.

"Alamatnya sesuai aplikasi ya mba.." ucap sopir grab

"Iya pak" jawabku sambil tersenyum

Beberapa menit kemudian, ini sudah setengah perjalanan. Jarak rumah ke RS sekitar 20 menitan jika dilihat dari aplikasi ini.

"Pak? Kenapa laju mobilnya semakin kencang?"

"Ada yang ngikutin kita dari belakang, mba."

Eh? Aku reflek menoleh, benar, ada seseorang yang mengikuti mobil ini, sopir grab pun semakin cepat melajukan mobilnya, tapi laki-laki itu tidak nyerah, dia juga semakin menambah kecepatan motornya. Jantungku mulai berdegup kencang, takut.

BIM! BIM!

Tiba-tiba ada mobil yang berhenti di depan kami, membuat mobil yang kutumpangi nge-rem mendadak.

"Mba? Gapapa kan? Aduh maaf mba, ini lagian siapa sih yang tiba-tiba berhenti dadakan gini. Kebiasaan deh, kayak jalan nenek moyangnya aja." omel supir grab itu

BIM! BIM!

Sopir grab itu membunyikan klakson, mencoba memberi tahu supaya pemilik mobil di depan kami melanjutkan perjalanannya, tapi nihil, tidak ada respon apa-apa. Setelah beberapa menit, tiba-tiba ada seseorang muncul dari balik mobil itu.

"KELUAR LO!" dia menyodorkan senjata tajam ke arah mobil ini, membuat sopir grab ketakutan apalagi aku.

Aduh, ini siapa? Copet? Maling? Perampok? Begal? Jantungku semakin gak karuan, aku benar-benar panik saat ini. Seseorang, tolonglah aku.

"KELUAR ATAU GUE PECAHIN KACA MOBILNYA!"

"Mba, tetap tenang, saya lagi telvon polisi, mba jangan panik ya." ucap sopir grab itu

Pak? Gimana caranya tenang kalo gini, please!

Orang itu seperti mengamuk, kesurupan? Aduh, pandanganku melihat ke sekitar, padahal di daerah sini bukan daerah kuburan. Ya kali dia hantu, aku memperhatikan kakinya, oh aman, dia manusia, kakinya menyentuh tanah. Tapi? Aduh, aku tetap saja takut, kalo katanya orang, manusia yang jahat akan lebih menakutkan dibandingkan kita melihat penampakan.

Saking paniknya aku baru kepikiran mau menghubungi seseorang, siapa? Aku berpikir cepat. Kafka.

Nomor yang anda tuju sedang diluar jangkauan, cobalah beberapa saat lagi.

Jariku cepat mencari nomor Nevan. Tidak aktif. Hp nya pasti mati karena dia sering pake main game.

Abhi? Aku mencobanya juga.

Nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi.

Aduh, Abhi lagi telvon siapa sih. Aku panik, gimana ini?

"DALAM HITUNGAN KETIGA KALO LO GAK KELUAR, LO BAKAL--"

BUG!

Tiba-tiba muncul laki-laki dari belakang mobil ini. Dia melontarkan pukulan keras ke arah wajah orang jahat itu.

Aku dan sopir grab keluar dari mobil. Situasi ini sangat menegangkan.

"ATAU APA HAH!"

Suaranya..

BUG!

Sebelum orang jahat itu berdiri dia sudah mendapat tinjuan kedua, membuat orang jahat itu tergeletak di jalanan. Aku mengamati laki-laki yang tiba-tiba muncul seperti pahlawan kemaleman. Sepertinya aku mengenali postur tubuhnya.

Meskipun kondisi orang jahat itu sudah lumayan parah, tapi dia tetap berusaha untuk berdiri. Dia balas menyerang dengan pukulan telak ke perut laki-laki itu yang berhasil membuatnya mundur beberapa langkah.

Wajahnya tidak begitu jelas karena lampu jalanan disini mati. Aku masih belum bisa mengenalnya.

Laki-laki itu tidak menyerah, dia mengelakkan pukulan orang jahat lalu mengayunkan tangannya dengan cepat ke arah dagu orang jahat itu, membuatnya tersandung ke belakang.

Orang jahat itu seperti mengeram, aku bisa membayangkan kalo saat ini wajahnya pasti merah padam. Tiba-tiba orang jahat itu mengacungkan pisau yang ia pegang sejak tadi.

Ini benar-benar menegangkan! Pisau! Aduh! Aku harus ngapain!

Orang jahat itu tidak mau main-main. Dia maju dengan keadaan marah, mendaratkan pisau yang ia pegang ke arah lengan, laki-laki itu dengan sigap menghindar, dia menepis tangan orang jahat itu, membuat pisau yang ia pegang jatuh di jalanan. Lalu dia tidak segan-segan mendaratkan tinjuan ketiganya, membuat orang jahat itu mundur beberapa langkah. Mataku sejak tadi fokus ke laki-laki itu, jaketnya..

Keenan!

Apa? Dia beneran Keenan? Keenan Aksara?

Tiba-tiba ada mobil yang datang lagi, berhenti tepat di belakang mobil grab ini. Mereka--

"All, Lo gak papa?" tanya Kafka lebih dulu, mereka bertiga berlari menghampiri ku.

Aku mengangguk takut,

"Lo yang tenang, ada kita disini." ucap Kafka

"Kita gak bakal biarin Lo kenapa-kenapa" sahut Nevan

"Iya, neng Alsha mending di dalam mobil aja, lebih aman."

"Bener kata Abhi, Lo masuk mobil du--"

"Itu Keenan lagi berantem, gimana aku bisa tenang!" potongku, langkahku hendak menghampiri Keenan, tapi Kafka mencegahku

"All, bahaya!"

"Tapi Keenan, dia di--"

"LO SIAPA HAH! SIAPA YANG NYURUH LO!" teriak keenan ke arah orang jahat itu

Kali ini mereka berdua saling berhadapan dengan mengelilingi satu sama lain dengan sikap siap tempur, menunggu kesempatan untuk melancarkan serangan berikutnya.

"LO YANG SIAPA! NGAPAIN LO NYARI MATI SAMA GUE!" jawab orang jahat itu

Keenan ikut terkekeh, "LO YANG NYARI MATI SAMA GUE!"

Mendengar jawaban Keenan, orang jahat itu dengan langkah cepat mendaratkan pukulan hook ke arah Keenan, tapi Keenan menghindar dengan gesit dan membalasnya dengan uppercut ke dagu orang jahat itu.

Keenan menarik orang jahat itu dengan cepat dan langsung mengirim pukulan ke arah perutnya, membuatnya jatuh ke jalanan, darah mulai keluar dari mulut orang jahat itu.

Keenan menghampiri orang jahat itu, hendak mengirim tinjuannya lagi, tiba-tiba suara sirine mobil polisi meraung-raung memecah situasi tegang ini. Polisi sudah datang!

Dengan segera polisi menangkap orang jahat itu, lalu memastikan tidak ada yang terluka. Kami semua baik-baik saja. Tapi tetap saja jantungku masih berdegup kencang.

"Lo gak papa?" tanya Kafka

"Mana yang luka?" sahut Nevan

"Pak ketu masih sakit loh" sahut Abhi

Keenan tidak menjawab, dia hanya mematung, melihat ke arahku. Tapi, tapi aku masih inget banget kejadian tadi. Di dalam ruang IGD, ada cewek..

Keenan menghampiriku, tatapan khawatir muncul di kedua matanya. Tapi aku lebih mengkhawatirkan kondisinya saat ini. Tapi...di sisi lain aku ingat kejadian tadi lagi. Aduh, ini gimana sih! pikirku.

"K-kamu gapapa?" tanyaku memberanikan diri, sebenarnya aku takut. Takut dicuekin lagi.

"Ngapain keluar sendirian?" ucapnya

"A-aku--" belum selesai menjawab, Keenan telah menarik tanganku.

"Lo bawa motor gue!" dia melempar kunci motornya ke Kafka

Dengan sigap Kafka menangkapnya, "Oke."

Aku mau dibawa kemana?

"Ayo pak, lanjutkan perjalanannya!" ucap Keenan ke supir grab, kami berdua duduk di kursi yang paling belakang. Aku menatapnya lamat-lamat, laki-laki pemilik wajah tegas ini..masih sempat-sempatnya mengkhawatirkan kondisiku, padahal dia sendiri lagi sakit saat ini.

"Makasih banyak ya mas sudah nyelamatin kami dari serangan orang jahat itu, mas nya keren banget tadi." ucap supir grab itu

"Sama-sama."

Setelah itu hening tidak obrolan lagi, terutama di antara aku dan Keenan. Sejak tadi pandangan nya lurus ke depan, tapi tangan dia tetap menggenggam ku dengan erat.

Aku merasa aman di samping dia.

"Gue gak ada hubungan apa-apa sama cewek itu."

Dia bahas cewek itu?

Gue? Dia masih marah?

"Terserah mau percaya apa enggak."

Aku masih terdiam, menghela napas panjang, Keenan, dia coba menjelaskan ke aku.

"Tapi.. dia megang-megang tangan kamu tadi"

"Udah biasa, di sekolah juga banyak siswi yang begitu ke gue."

"T-tapi dia--"

"Apa yang gue lakuin masih belum ngebuktiin perkataan gue waktu itu?" Kali ini dia menatapku, pemilik wajah tegas ini.. mata kita bertemu kembali.

"Sudah sampai mas, mba." ucap sopir grab itu, membuat pandangan kita buyar

"Makasih pak." Keenan menyodorkan uang ke supir itu,

"Makasih pak."

"Sama-sama mba, mas, mari."

Keenan kembali menatapku, menarik tangan yang sejak tadi dia genggam, ke rumah.

"Gue pulang." ucapan Keenan sebelum masuk ke dalam mobil yang tadi, Abhi dan Nevan yang menjemputnya.

Aku masuk ke dalam rumah dengan pikiran yang kembali menumpuk. Aku melemparkan tubuhku ke kasur.

TING!

Keenan Aksara: Rest well,

Keenan Aksara: Love.

Aku menghela napas panjang setelah melihat pesannya. Keenan Aksara. Pemilik wajah tegas yang punya sikap tidak bisa ditebak mulai saat ini.

Sebenarnya hubungan kita ini apa?

TING!

Coba kita liat, pesan apa lagi yang dikirim Keenan. Eh?

+62********: Save

+62********: Arshaka.

"Takdir yang berkabut, adalah panggilan untuk menemukan jalanmu sendiri dalam kebingungan."

Aku mengingat sebuah kutipan di salah satu buku yang pernah aku baca.

...BERSAMBUNG...

#alshameyzea

#alsha

#keenan

#arshaka

#aboutme

#fiksiremaja

------

Assalamu'alaikum, Hellow guys!! Bantu support yaa dengan follow, Like ❤️ dan komen di setiap paragraf nya!! Makasiiii!🌷💖

Mari kepoin cerita kami di ig: @_flowvtry

Salam kenal dan selamat membacaa. Semoga beTah sampai akhir kisah Alsha! Aamiin.💖

Komen sebanyak-banyaknya yaaa!!!

Eh? Kalian mau kasih saran dan kritikan? Boleh banget!!

Thanks udah mau bacaa bab iniii sampe akhir!!💐

1
Sodiri Dirin
jujursi ceritanya bikin binggung tp bagus 🤔
_flowvtry: Makasii kaaa🥹🥹🥹🌷
total 1 replies
Sodiri Dirin
up tor jangan lama2,,sejujurnya aku ngrasa binggung sama ceritanya kaya GK nyambung lompat2 GK jelas tp seneng aja bacanya 🤗
_flowvtry: makasii kaaa, update terbaru ada di aplikasi wp kaa🙏🏻😭
total 1 replies
lilyflwrsss_
kerennnn bangett, alurnya bener-bener ga ketebak.
jd pengen baca terus menerus.
ditunggu updatenya kaak
_flowvtry: makasiiii kaaaa huhuu🥹🥹❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!