NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Allah

Takdir Cinta Allah

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: ell lestari

Kehidupan Nazela begitu terasa sesak. Iya,dia bisa menajali hidup sesuai keinginan nya namun,tak ada hari tanpa berdebat dengan sang mamah yang ingin anaknya menjadi dokter. Keputusan Nazela menjadi seniman membuat sang mamah murka setiap harinya,hingga membuat Nazela sesak setiap kali melihat mamahnya.


Namun kehidupannya mulai berubah ketika sang sahabat mengenal kan nya pada Islam. Nazela memang seorang muslim namun ia cukup jauh dari kata taat karna background keluarga nya. Pola pandang Nazela mulai berubah ketika Sabrina mengenalkan nya pada tempat bernama pesantren. Ia mulai belajar mengenal Islam lebih dalam hingga ia merasa nyaman dengan hijab dan baju baju panjang yang tak membentuk lekuk tubuh nya. Ia akhirnya ia harus menghadapi berbagi macam ujian hidup termasuk ujian percintaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ell lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari pertama

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

Artinya: Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya.

Lantunan merdu ayat Al-Qur'an begitu sopan menyapa telinga, para santri membacakannya dengan irama yang menyahdukan. Afkar yang juga ikut melantunkannya, dengan telaten membenarkan bacaan yang salah, ia begitu terlihat sempurna dan memanjakan mata dengan pesonnya yang terasa ingin menuju syurga bersama.

صَدَقَ اللهُ اْلعَظِيْمُ

Artinya: "Maha benarlah Allah yang Maha Agung."

Para santri menutup Al-Qur'an nya masing masing tanda berakhirnya kegiatan, dengan tertib mereka meletakkannya pada tempat dimana mereka mengambilnya. Masjid Al-Imran memiliki dua lantai untuk mencukupi jumlah santrinya, santri putri yang berada di lantai atas dengan hati hati dan penuh ketertiban menuruni anak tangga untuk menuju asrama mereka dan melakukan kegiatan selanjut nya yaitu belajar malam. Begitu santri putra yang berada di lantai bawah mulai keluar dari pintu belakang dan sayap masjid tanpa berdesak kan.

''Lek!!''

Tiba tiba tangan yang terasa tak asing itu, melingkar pada kedua bahu Afkar. Afkar Yang sedang berjalan sendiri sepulangnya dari masjid itu langsung menoleh dan mendapati sang abi yang tengah tersenyum bangga padanya itu

''Yo abi, ngagetin aja''

''Piye kabar resto karo studio mu?''

''Alhamdulillah lancar abi, kenapa?''

''Ndak popo, karena abi sekarang dah jarang kesana, abi takut kamu kewalahan''

''Yo ndak popo bi, abi juga kan di pesantren dah sibuk, dan itu dah jadi resiko dan tanggung jawab Afkar''

''Oh iyo lek, nanti sampe rumah abi nek ngobrol sama kamu, ada yang nek abi sampaikan sekalian kita bahas materi faroid''

''Nggih bi''

afkar dan abinya berjalan bersama menuju rumah mereka yang terlihat sudah dekat. Afkar yang memang putra satu satunya mendapat perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya tanpa kata kurang sedikit pun, terbukti ketika Afkar baru membuka restorannya sang abi selalu ikut menemani bahkan membantu memasak hingga mempromosikan. Bakat Afkar yang pandai memasak itu memang turunan dari sang abi. Afkar dan abi nya juga tak jarang membahas materi pembelajaran pesantren atau pun materi di luar pelajaran pesantren.

Setelah sampai di teras rumah, Afkar dan abinya langsung duduk di kursi kayu dengan tiga kaki penyangganya itu.

''Kamu ndak lagi sibuk kan malem ini?''

Tanya abinya memastikan sebelum membuka obrolan

''Alhamdulillah malem ini Afkar kosong abi, abi nek bahas opo tok?''

''Gini lek! abi iku masih aja di tanyain sama kyai Hasan soal kamu''

''Soal Afkar yang waktu itu nolak untuk menikahi putrinya? ''

''Iyo, jadi piye, sekarang kamu dah berubah pikiran opo masih sama? soale abi bingung nek jawab opo''

''Jawaban Afkar masih podo abi, Afkar bukan bermaksud ndak menghormati kyai Hasan atau pun abi. Tapi karena Afkar nek wujudin satu cita cita Afkar lagi''

''Jadi kamu masih kepingin lanjut S2 ke Kairo?''

''Iyo abi, setelah itu baru Afkar berfikir untuk menikah dan mulai belajar memimpin pesantren ini''

''Yo, apapun keputusan mu abi dukung, abi ndak akan paksa. Sing penting kamu seneng, ummi mu seneng dan ndak mempengaruhi apapun termasuk pesantren''

''Nggih abi''

''Terus kalo perempuan yang kamu kagumi wis ono?

''Ndak ada abi''

Jawab Afkar sambil malu malu dengan memandangi lantai rumahnya yang terlihat baik baik saja.

''Yo wis abi nek masuk dulu ambil kitab faroid, kamu tunggu dulu nang kene!''

''Nggih abi''

Setelah abinya masuk ke dalam rumah, Afkar mendongakkan kepalanya mengintip langit malam yang terlihat mendung tak berbintang. Pikirannya mulai masuk ke dalam awan seperti ada rasa aneh yang tersembunyi namun iya sendiri pun tak mengetahuinya, hingga tiba tiba bayangan Nazela muncul membuat Afkar langsung menyadarkan dirinya dan spontan mengucap istighfar.

*****

Langit malam seakan menyembunyikan rembulan dan sahabatnya mereka, hingga malam ini mereka terlihat redup dan bahkan hampir menghilang. Dan benar saja, langit pun menjatuhkan air matanya karena tak melihat cahaya cantik sang primadona langit. Guyuran hujan yang lebat namun tak ada bunyi guntur membuat suasana malam di Malang begitu berisik namun tak mengusik. Hujan yang turun tepat pukul 23.30 malam, dimana Nazela sudah terlelap bersama ketenangannya di dalam kamar yang terlihat tak terlalu besar hingga membuat rasa hangat yang memeluk tubuh, di tambah sentuhan lampu tidur yang berganti warna di setiap 10 menit sekali dengan perlahan, membuat tidurnya menjadi suatu kenikmatan yang haqiqi.

Pintu kamar Nazela terbuka, dengan hati hati di bukanya pintu agar tak besuara. Nampak siluet seorang wanita tengah memperhatikan Nazela dalam tidur lelapnya. Itu adalah sang mamah yang tengah melihat kelelahan sang putri bungsu nya. Dengan langkah hati hatinya, sang mamah berjalan mendekati Nazela, melewati gelapnya kamar Nazela yang masih bisa menampak kan wujud seorang gadis cantik dengan selimut tebalnya.

"Maafkan mamah ya sayang"

Ucap mamahnya lirih sambil mengelus kepala Nazela yang tergeletak di atas bantal

''Mamah kangen ketawa kamu, mamah kangen pelukan kamu. Maafkan mamah ya!''

Lirih mamahnya lagi namun dengan air mata yang sudah jatuh. Satu kecupan lembut mendarat dengan lembut di atas kening Nazela sebelum akhirnya sang mamah kembali meninggalkan Nazela dan kenikmatan malamnya.

Setelah mamahnya menutup rapat kamarnya, terdengar isakan pelan hampir tak bersuara

''Zela juga kangen sama mamah''

Tanpa mamahnya sadari ternyata Nazela terbangun akan kehadirannya bahkan merasakan sentuhannya, hingga mendengar suaranya. Nazela sengaja tak membuka matanya agar bisa merasakan apa yang mamahnya hendak lakukan. Isakan yang tadinya hanya sebuah lirihan hati, kini menjadi tangisan. Tangisan yang cukup besar hingga memenuhi seluruh sudut kamar Nazela, namun tak terdengar sampai keluar karena suara hujan mengalahkan suaranya.

******

''Kenapa Sab?''

Terdengar suara Nazela tengah berbincang dengan Sabrina dari balik handphone nya

''Kamu hari ini sibuk tok Zel?''

''Gak juga sih, tapi pagi ini gue ada janji sama orang''

''Janji karo sopo?''

''Entar kalo kita ketemu gue kasih tahu, emang lo mau ngajak gue pergi hari ini?''

''Rencana nya sih gitu, tapi kalo kamu ndak iso yo ndak popo''

''Gak kok bisa, emang lo mau ngajak gue kemana dan jam berapa?''

''Ke kajian e ustad Zaki Muhammad jam dua siang nanti, kamu mau tok?''

''Mau dong''

''Hah, serius kamu Zel?''

''Iya lah, ntar lo share lock aja tempatnya dimana? biar kita ketemu di sana jadi lo gak usah jemput gue''

''Ok, inget yo klambin e sing sopan!''

''Iya gue juga paham kali Sab, ya kali ke kajian gue pak rok mini''

''Hahahah, iyo, iyo, yo wis, Assalamualaikum''

''Waalaikumussalam''

Setelah menutup telepon dari Sabrina, Nazela langsung bergegas membuka lemari dan mencari baju yang akan di kenakannya nanti. Di tengah kesibukannya mengeluarkan pakaiannya dari lemari, terdengar ketukan pintu kamarnya.

''Ya!!''

Sahutnya sambil terus memilih milih baju

''Mamah mau belanja dulu, sarapan kamu udah mamah siapin jangan lupa di makan! nanti kalo kamu pergi bawa aja kuncinya, mamah udah bawa kunci ganda''

Dengan ragu dan heran Nazela menjawab perintah sang mamah

''Iya mah''

Dengan nada cueknya namun penuh ke bingungan di dalamnya. Nazela merasa hal baru terjadi padanya pagi ini, karena sang mamah baru menyiapkan sarapan untuknya bahkan berpantan dengannya, hal itu terjadi lagi setelah satu tahun lebih tak Nazela rasakan. Nazela yang tak menghiraukannya langsung kembali fokus pada pakaiannya, setelah ia menemukan pakaian yang cocok, Nazela langsung memisahkannya dan menaruhnya di stand gantungan bajunya lalu mulai membersihkan dirinya di dalam kmr mandi tanpa peduli pada pakaiannya yang keluar dari tempatnya, itu persis seperti yang ia lakukan pada lemari Sabrina beberapa waktu lalu. Nazela sebetulnya anak yang rajin dan rapih, namun ia akan melakukan hal itu jika dalam waktu mendesak.

*****

Dengan baju overall panjang berwarna plum, Nazela memadukan kemeja putih lengan panjang dengan sedikit motif bungan di dalamnya. Nazela keluar dari kamarnya untuk meninggalkan rumah menuju restoran tempat ia akan memulai pekerjaan barunya. Namun sebelum ia melangkah jauh, sudut matanya tak sengaja melihat seporsi nasi goreng dengan telur dadar di atasnya, Nazela juga mendapati segelas susu putih di sampingnya. Awalanya Nazela tak ingin melakukan perintah sang mamah untuk memakan sarapan yang sengaja di siapkan untuk nya. Namun tiba tiba cacing di perutnya menginginkannya, hingga membuat Nazela melangkah mendekati meja makan untuk mencicipinya walau ia tahu waktunya hampir telat. Niatnya hanya mencicipi namun berakhir menikmati.

Di lain tempat terlihat Afkar sedang merapihkan sebuah meja dan kursi kerja lengkap dengan barang di atasnya yang akan di perlukan untuk pemilik mejanya nanti. Di dalam ruangan tersebut ada tiga meja, yang pertama meja kerja milik Afkar sendiri, yang satunya milik Faiz, orang yang Afkar percaya untuk membantunya mengelola restoran dan juga teman semasa sekolahnya dulu. Faiz yang heran melihat Afkar yang tiba tiba menyiapkan sebuah meja kerja, berjalan mendekati Afkar yang sedang begitu hati hati merapihkan alat kerja di atas meja dan rak buku di sampingnya.

''Iki meja nggo sopo tok Af?''

''Nggo pegawai baru''

''Loh bukan e pegawai baru wis ono tok? terus meja iki opo?''

''Nanti kalo orang nya dah dateng aku jelasin,yo? aku nek ke depan dulu''

Jawab Afkar sambil mengelus bahu Faiz, kemudian keluar untuk mengecek pelayanan di restorannya atau ingin menunggu kedatangan Nazela. Faiz yang masih belum puas mendengar jawaban Afkar masih terus memandangi Afkar hingga menghilang tertelan ambang pintu.

''Hmmmm, pesona anak kyai. Angel di tebak''

Ucap Faiz menggerutu kemudian kembali duduk di tempatnya.

*****

Dengan buru buru Nazela langsung masuk ke dalam restoran untuk menemui Afkar, yang ia yakini sedang menunggunya dan akan memarahinya karna ia telat di awal kerjanya. Mata Nazela terus berbutar mencari Afkar di tengah keramaian pelanggan yang sudah memenuhi meja makan restoran yang baru membuka pesonya itu. Dengan gaya Eropa yang klasik dan nyaman karena interior dan keluasan tempatnya di tambah menunya yang menggugah selera, membuat restoran Afkar banyak di gemari semua orang terutama di hari weekend yang datang dari luar kota Malang.

Tak lama dari pencarannya, akhirnya Nazela menemukan Afkar yang sedang berdiri di kasir sambil mengobrol dengan pegawainya.

''Sorry gue telat''

Tukas Nazela sambil mengatur nafasnya, Afkar spontan menoleh setelah mendengar suara Nazela tepat di belakangnya

''Yo, ndak papa''

Jawab Afkar datar membuat Nazela heran melihatnya

''Lo gak marah gitu gue telat di hari pertama

gue kerja?''

''Yo harus e ngono, tapi yang penting kamu dah dateng tok?''

Jawab Afkar membuat Nazela mengangguk ragu

''Ok, kalo gitu kamu iso langsung iso mulai kerja. Sekarang tak kenalin dulu dengan pegawai yang lain beserta tugasnya dan tempat tempat di restoran iki yang belum kamu tahu''

Dengan sedikit rasa senang dan semangat yang mungkin tak nampak itu, Afkar mengajak Nazela berkeliling restoran untuk mengenalkannya dengan para pegawai dan mengenalkan tempat tempat yang belum Nazela lihat walaupun Nazela bisa di bilang sebagai pelanggan di restoran itu. Dengan fokus Nazela mendengarkan apa yang tengah Afkar jelaskan dan dengan ramah Nazela menyapa para pegawai yang di kenalkannya.

''Nah ini meja kerja kamu, di sana meja kerja aku, dan yang iku meja kerja Faiz''

Jelas Afkar setelah berada di ruangan yang pagi tadi ia bereskan. Faiz yang melihat mendengar namanya di sebut di hadapan wanita cantik yang Afkar bawa, langsung segera berdiri dan menghampirnya

''Owalah iki toh, pegawai baru e''

Ujar Faiz sambil menatap Nazela singkat lalu menatap Afkar dengan tatapan penuh ketidak pahaman.

''Iyo, dia pegawai yang nek aku kasih tahu ke kamu. Dan dia akan jadi manager keuangan di restoran iki''

''Manager keuangan? tapi kamu bilang ndak....''

Belum selesai Faiz mengungkapkan pendapatnya ia langsung mendapat tatapan dan senyuman penuh arti dari Afkar

''Maksud ku, bukan e kamu bilang ndak sekarang rekrut manager keuangan e''

Lanjut Faiz dengan ungkapan lainnya agar ia selamat dari tatapan Afkar yang baru ia lihat itu dan ternyata cukup menegangkan

''Yo aku lupa nek kasih tahu kamu. Ok Zela, kamu iso mulai kerja dari bareng Faiz, Faiz iki orang yang aku percaya untuk bantu aku disini. Jadi kamu iso nanya apa pun sama dia''

''Ok''

Jawab Nazela dengan senyum manisnya

''Kalo gitu aku nek minta tolong sama kamu buat ajarin Nazela opo aye tugas e dan beberapa jadwal di sini. Aku nek ada urusan di luar sebentar''

''Ok, laksanakan pak bos''

Jawab Faiz penuh semangat.

1
Alisa AlfaMadda
masa udah ending aja sihhh🥺🥺
Musdalifa Ifa
bagus sekali Thor ceritanya 👏
Alisa AlfaMadda
ikut bahagia 🥰
Alisa AlfaMadda
lanjuuttt kak
Alisa AlfaMadda
suka part ini....💐💐💐💙
Alisa AlfaMadda
lanjuutttt
Alisa AlfaMadda
😭😭😭
Alisa AlfaMadda
💐💐💐
Alisa AlfaMadda
♥️♥️♥️
Alisa AlfaMadda
lanjut.....
Indah Lestari: tunggu update nya ya kak!! mungkin malem ini baru bisa di up😊😊
total 1 replies
Alisa AlfaMadda
semangat kak...
laelathul munawaroh
kerenn 👏
laelathul munawaroh
semangattt author ku 💪👏👏
Alisa AlfaMadda
semangat kak....update yg banyak lagi...☺️🥰❤️❤️
Nick and Judy
Suka banget sama karakter dalam cerita ini, semoga terus berkembang 🌟
Rukawasfound
Romantisnya cerita ini bikin saya ingin merasakan kisah seperti ini😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!