Gairah Sang Mantan

Pov Meyrina

Setelah kunjungan Siska tempo hari, aku masih merasa aneh, kenapa dia tiba-tiba menanyakan kembali tentang asal usul Ayah Raina .

Aku sudah menetapkan hati dan terus belajar untuk melupakannya meskipun pada kenyataannya sangat sulit menerima keadaan ini apalagi sekarang ada Raina, Anak yang ditinggalkan olehnya, Bagaimana aku bisa melupakan sosok Randra sepenuhnya.

' Aku sadar, kisah kita begitu singkat..

aku menyayangimu tapi kenyataan membuatku menyerah. Aku bertahan juga tidak akan merubah keadaan.

Terkadang rindu yang tak berbalas membuatku sesak..

Aku berharap perasaan ini menghilang tanpa rasa kecewa..

Kini perasaanku seperti air mengalir , terus mengalir untuk memudarkan sesuatu, namun masih ada batu yang menahan seperti tidak ingin sesuatu itu pudar.

Karna sakit yang paling menyakitkan adalah ketika kita di paksa untuk lupa tapi tidak tahu cara melupakan '

Ku buka kembali ponselku.. mencoba mencari history pesan singkatku dengan Randra. Karna setiap kata² yang di kirim Randra selalu membuatku bahagia.. Aku berencana untuk memghapus semua kenangan tentangnya.

Sudah ku temukan !! Tapi detik berikutnya aku tertegun memandang semua pesan singkat yang pernah ku kirim akhirnya bercentang 2 biru, yang artinya pesanku sudah terkirim dan bahkan sudah terbaca. Ku lihat lagi history kapan terakhir dia Online.

Deeghh !! Terlihat baru beberapa menit yang lalu dia terakhir Online.

Jantungku berdebar seketika.. Entah perasaan apa yang aku rasakan saat ini.. Bingung apakah aku harus Bahagia karna sudah ada tanda² keberadaannya, atau aku harus sedih karna baru sekarang dia menunjukan pergerakannya.

Entahlah.. Mungkin memang lebih baik aku segera menghapus semua kenangan tentang dirinya, dan mulai fokus untuk masa depan yang bahagia.

Belum juga aku menghapus pesan chat itu, ponselku berdering, terlihat nama Silvi yang memanggil.

" Halo silvi.. Apa kabar? "

" Halo mey.. Aku baik² saja, kamu gimana mey? Sudah lama gak ketemu..

" Aku juga baik dan sehat² sil.. iya nih jadi kangen celotehmu" candaku

"hee hee hee masa yang di kangenin cuma celotehannya aja mey, kamu gak kangen sama aku ?

" iyaaa ... Iyaa... Aku rindu kalian semua teman²ku disana..

" kapan kamu main kesini ? Kamu sebenarnya pindah kemana sih mey?

"Ada lah pokoknya.. Iya kapan² aku main kesana.. Eh ada apa kamu telpon, tumben²an? Tanyaku penasaran

" Eemmm.. Anu meyyy...

"Anu apaan?

" emmm... Selama ini kamu udah ketemu belum sama kak Randra ? Tanya silvi

" Kok tiba² tanya tentang dia ?

" Jawab aja mey..

" Gak pernah sil.. Komunikasi aja enggak, gimana mau ketemu" jawabku sok biasa² aja dengan suara terkekeh

Padahal aku sangat penasaran apa yang sebenarnya ingin silvi katakan, karna siang tadi juga Siska telpon ,bilang kalau dia denger tentang Randra saat silvi telponan dengan seseorang.

" Mey... "

"Hmmmm.. ? Ada apa sil? Ngomong yang jelas"

ucapku sudah gak sabar karna sil i terlalu tarik ulur

" Tadi pagi kak Randra datang kesini.. Sia mencarimu"

" Hah ? " ucapku lolos begitu saja karna terkejut dwngan pernyataan silvi

" Iya beneran.. Dia nanyain kamu, aku bilang ke dia kalo kamu udah pindah.. Tapi gak tau pindah kemana..

Terus dia ngasih nomor hpnya yang baru, kalau ada kabar dari kamu, kita suruh hubungin dia.." jelas silvi

" Sil.. Aku boleh minta tolong sama kamu ?

" Apaan mey ?

"jangan pernah kasih tau kabar apapun tentang ku padanya.. Aku mohon sil..

" Mey.. Apa kamu gak mau dengar penjelasannya kenapa dulu dia ngilang gitu aja ?

" Udah gak penting lagi sekarang sil.. Semua udah berubah.. Duniaku, dan juga perasaanku padanya. . Biarlah dia hanya masa lalu ku..

" Dia sepertinya sangat menyesal mey.. Dia seperti menahan sesuatu, mungkin ada banyak hal yang ingin dia jelaskan padamu. Tidak bisa kah kau memberikan waktumu sedikit untuknya?

"Maaf sil.. Aku sudah memutuskan untuk tidak akan menemuinya lagi. Kalaupun kita nantinya akan bertemu meski dengan cara yang tidak sengaja, aku akan pura² tidak mengenalnya"

jelasku sedikit menahan emosi . Bukan karna aku marah kepada silvi yang terus membujuk aku agar mau bertemu dengan dia, tapi karna aku sudah malas membahasnya lagi .

" Tapi mey..." silvi tidak melanjutkan ucapannya

" Sudah dulu ya sil.. Aku harap kamu mengerti perasaanku.. Tolong jangan beritahu dia kalau kamu sudah menghubungiku" ucapku memperingatkan silvi

"Baiklah Mey.. Maafkan aku.. Jaga dirimu baik².. "

" Pasti.."

Langsung ku Akhiri panggilan teleponnya.