NovelToon NovelToon
The Worst Villain

The Worst Villain

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Balas Dendam / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:19.6k
Nilai: 5
Nama Author: @hartati_tati

Fany, seorang wanita cantik dan anggota mafia ternama, tergeletak sekarat dengan pisau menancap di jantungnya, dipegang oleh tunangannya, Deric.

"Kenapa, Deric?" bisik Fany, menatap dingin pada tunangannya yang mengkhianatinya.

"Maaf, Fany. Ini hanya bisnis," jawab Deric datar.

Ini adalah kehidupan ketujuhnya, dan sekali lagi, Fany mati karena pengkhianatan. Ia selalu ingat setiap kehidupannya: sahabat di kehidupan pertama, keluarga di kedua, kekasih di ketiga, suami di keempat, rekan kerja di kelima, keluarga angkat di keenam, dan kini tunangannya.

Saat kesadarannya memudar, Fany merasakan takdir mempermainkannya. Namun, ia terbangun kembali di kehidupannya yang pertama, kali ini dengan tekad baru.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitiku lagi," gumam Fany di depan cermin. "Kali ini, aku hanya percaya pada diriku sendiri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @hartati_tati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Hari ini adalah hari kepulangan Fany dari rumah sakit. Di rumah, suasana sangat ramai dan penuh semangat. Eliza, Maximilian, Regina, Alexander, Sebastian, Gabriel, dan Dominic sibuk menyiapkan segala keperluan untuk menyambut Fany. Mereka ingin memastikan segalanya sempurna untuk kepulangan putri dan adik tercinta mereka.

Fany hanya duduk diam di sofa, menikmati buah apel yang dia makan. Matanya mengamati keramaian di sekitarnya dengan perasaan campur aduk. Setiap kali dia mencoba menawarkan bantuan, selalu ada seseorang yang menolak dengan lembut namun tegas.

"Fany, sayang, kamu duduk saja. Biarkan kami yang mengurus semuanya," kata Regina sambil tersenyum.

"Ya, adik kecil, kamu masih perlu istirahat. Biarkan kami bekerja," tambah Sebastian, membawa beberapa bantal ke ruang tamu.

Fany merasa sangat tidak nyaman. Dia sudah terbiasa melakukan segala sesuatu sendiri, tanpa bantuan dari siapapun. Di masa lalu, dia selalu harus mandiri, mengurus dirinya sendiri tanpa mengandalkan orang lain. Kini, berada di tengah perhatian dan kepedulian yang begitu intens terasa aneh baginya.

"Serius, aku bisa membantu sedikit, kok," kata Fany sekali lagi, mencoba menawarkan dirinya.

Namun, Gabriel segera mendekat dengan senyum lebar. "Nggak perlu, Fany. Ini adalah hari istimewa untukmu. Biarkan kami yang melakukannya."

Fany menghela napas pelan, merasa frustasi karena tidak bisa berbuat apa-apa.

Awalnya, Fany menolak untuk tinggal bersama keluarganya. Dia sudah terlalu nyaman dengan kehidupannya yang mandiri dan tidak ingin terikat dengan siapapun. Namun, Maximilian tidak menyerah begitu saja. Dengan tatapan serius, dia mengancam akan menggusur rusun tempat tinggal Fany jika dia tetap bersikeras menolak.

"Jika kamu tidak mau tinggal bersama kami, rusun itu akan digusur. Pikirkanlah, Fany. Banyak orang yang akan kehilangan tempat tinggal," kata Maximilian dengan nada tegas.

Fany tahu bahwa ancaman itu bukanlah gertakan semata. Dengan sangat terpaksa, dia akhirnya menyetujui untuk tinggal bersama keluarganya. Dia tidak bisa membiarkan banyak orang kehilangan tempat tinggal hanya karena keengganannya sendiri.

Saat duduk di sofa, Fany memakan apel dengan perlahan, memperhatikan keluarganya yang sibuk menyiapkan segalanya. Mereka tampak sangat bersemangat dan penuh antusiasme. Regina dan Eliza sibuk mengatur dekorasi, Alexander dan Maximilian menyiapkan makanan, sementara Sebastian, Gabriel, dan Dominic mengatur perabotan.

"Aku dengar kita akan membuat pesta penyambutan besar-besaran," kata Gabriel dengan senyum lebar, mencoba menyemangati Fany.

"Ya, ini akan jadi pesta yang luar biasa. Kita akan mengenalkanmu sebagai putri satu-satunya keluarga Hawthorne," tambah Sebastian dengan semangat.

Fany hanya bisa mengangguk pelan. Dia masih merasa asing dengan perhatian dan kasih sayang yang tiba-tiba datang dalam hidupnya. Meski dia menghargai usaha mereka, hatinya tetap merasa berat dan canggung.

Regina tersenyum lebar saat beberapa orang masuk ke ruangan membawa gaun-gaun indah yang berkilauan di bawah cahaya lampu. Gaun-gaun itu memiliki berbagai warna, dari putih mutiara hingga merah delima, semua dengan hiasan yang mewah. Gaun utama yang paling mencolok adalah gaun berwarna biru langit dengan hiasan renda dan payet perak yang berkilauan seperti bintang. Roknya mengembang dengan anggun, dan ada sabuk sutra yang menambahkan sentuhan elegan.

"Fany, lihatlah! Gaun-gaun ini sudah datang," kata Regina dengan antusias. "Bagaimana? Indah, kan? Sangat cocok untukmu yang cantik."

Fany hanya menatap datar pada gaun indah itu. Meski gaun-gaun tersebut tampak mewah dan sempurna, perasaannya tetap dingin. Dia merasa tidak terhubung dengan kemewahan dan keceriaan yang dihadirkan oleh gaun-gaun itu. Semua ini terasa seperti pertunjukan besar yang dibuat untuk seseorang yang bukan dirinya.

Regina, dengan semangat yang tidak pudar, mengangkat gaun biru itu dan menunjukkannya lebih dekat kepada Fany. "Coba bayangkan dirimu mengenakan ini di pesta penyambutan. Kamu akan terlihat seperti seorang putri," ujarnya.

Fany tetap tidak memberikan reaksi yang diharapkan. Dia hanya memandang gaun itu dengan pandangan kosong, tanpa sedikitpun kegembiraan atau antusiasme. Bagi Fany, gaun indah itu hanyalah simbol dari kehidupan yang belum bisa dia terima sepenuhnya.

"Aku tidak yakin," kata Fany akhirnya, suaranya pelan dan datar. "Gaun-gaun ini memang indah, tapi aku masih belum siap."

Regina menurunkan gaun itu dengan hati-hati, menyadari bahwa proses menerima semua ini tidak akan mudah bagi Fany. "Tidak apa-apa, Fany. Kita tidak perlu buru-buru. Kamu bisa memilih kapan pun kamu siap," katanya dengan lembut, berusaha memberikan pengertian dan dukungan kepada putrinya.

Tak berselang lama, beberapa orang dengan pakaian jas rapi masuk ke ruangan, membungkuk hormat kepada Regina dan Fany. Mereka adalah pelayan dari toko perhiasan langganan Regina dan Eliza, selalu siap melayani dengan profesionalisme dan keanggunan.

"Mari masuk," kata Regina dengan senyum lebar, menyambut kedatangan mereka.

Para pelayan toko perhiasan membawa kotak-kotak berlapis beludru yang memancarkan kemewahan dan kemegahan. Dengan hati-hati, mereka membuka kotak-kotak tersebut, memperlihatkan perhiasan mulia yang berkilauan di bawah cahaya ruangan. Gelang emas dengan hiasan berlian, anting-anting yang memancarkan sinar safir, kalung yang diukir dengan batu rubi dan zamrud, hingga tiara yang berkilauan dengan permata-permata berharga.

"Mereka sesuai dengan permintaan Nyonya Regina dan Nyonya Eliza," kata salah satu pelayan, menyodorkan kotak-kotak perhiasan tersebut kepada Regina.

Regina mengambil salah satu kotak dan membukanya, memperlihatkan sepasang anting berlian yang memukau. "Lihatlah, Fany. Ini anting yang indah, cocok untuk melengkapi gaunmu nanti," kata Regina, mengangkat anting tersebut dan mendekatkannya ke telinga Fany seolah membayangkan bagaimana rupa Fany saat mengenakannya.

Fany menatap perhiasan-perhiasan tersebut dengan tatapan kosong. Meskipun dia bisa melihat betapa indah dan berkilau perhiasan itu, hatinya tetap dingin. Semua kemewahan ini terasa seperti beban tambahan yang tidak dia inginkan atau butuhkan.

"Sangat indah," ujar Fany datar, tidak ingin mengecewakan Regina meskipun dia sendiri tidak merasakan kegembiraan dari semua ini.

Eliza, yang sejak tadi memperhatikan dengan penuh perhatian, mendekat dan mengambil sebuah kalung zamrud yang memukau. "Ini akan sangat cocok dengan warna matamu, Fany. Kamu akan terlihat seperti ratu malam itu," kata Eliza dengan penuh semangat.

Para pelayan toko perhiasan berdiri dengan penuh hormat, menunggu instruksi lebih lanjut. Mereka tahu betul bahwa keluarga Hawthorne adalah pelanggan istimewa yang selalu mendapatkan layanan terbaik.

Fany, merasa terperangkap di tengah semua perhatian ini, hanya bisa mengangguk pelan. Dia merasa seperti boneka yang dipakaikan baju dan perhiasan mahal, tanpa ada perasaan atau keinginan pribadi. Dia menghargai upaya keluarganya untuk membuatnya merasa istimewa, namun di dalam hatinya, dia masih merasa jauh dan terasing.

"Aku rasa cukup untuk hari ini," kata Fany akhirnya. "Terima kasih atas semua ini, tapi aku merasa lelah. Aku ingin istirahat."

Regina dan Eliza saling pandang, menyadari bahwa Fany membutuhkan waktu lebih banyak untuk menyesuaikan diri. "Baiklah, sayang. Kamu istirahatlah dulu," kata Regina lembut, mempersilakan para pelayan untuk mengemas kembali perhiasan-perhiasan tersebut.

Fany berdiri dan berjalan menuju kamarnya, meninggalkan ruangan yang penuh dengan kemewahan dan perhatian. Di dalam hatinya, dia berharap suatu hari nanti dia bisa merasa nyaman dengan semua ini, namun untuk saat ini, dia hanya ingin menemukan kembali dirinya yang hilang di tengah gemerlapnya dunia baru ini.

1
Sofi Sofiah
cerita nya keren...aku maraton baca dari awal tpi rasanya masi kurang
Zeendy Londok
lanjut thor
Uswatun hasanah
masih jadi teka teki ni..
Uswatun hasanah
iri dengki akan menghancurkan dirinya sendiri.. 😌
Uswatun hasanah
wow.. hebat .. suka mengintimidasi ternyata Fany.. gak bakal dibully... 😅
Uswatun hasanah
kehidupan Fany yang sesungguhnya dimulai... nunggu part selanjutnya...
Leha
keren
Leha
Buruk
Uswatun hasanah
ok.. ditunggu partai selanjutnya.. pertemuan... 😉
Uswatun hasanah
kayaknya Fany mati rasa..
queen bee
up terus 👍👍👍👍👍👍🤩🤩🤩🤩🤩
De Ryanti
orang ma dah nemuin anaknya langsung jemput lah ngapain nunda lama2 kurang apa terpaan hidup fany dr bayi ampe gede gitu...kakek ma bapak nya fany aneh
Uswatun hasanah
setelah kejadian ini Terima mereka Fany.. kamu berhak bahagia..
Alfatih Cell
suka sangat thor.. crazy up 💪💪💪
Rina Yuli
tapi percuma juga Fany dibawa pulang orang dianya gak percaya siapapun bahkan keluarga kandungnya
Uswatun hasanah
yeeyyy akhirnya.. didatangi juga Fany karna takut ama Ratunya 😂
Cahaya yani
knp kluarga ny tdak mnjemput nya.. ap scara tdak sngja di latih biar tangguh, tpi kl gtu knp tnpa ad bntuan scr tk di sngja
Uswatun hasanah
apakah Fany korban penculikan.. aish... penasaran...
Cahaya yani
thooorr please up yg byk donk 😭😭😭😭
Uswatun hasanah
waooo.. kejutan.. ternyata Fany seorang nona muda.. 😉.. ada kisah apa dihidup mu sih penasaran...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!