NovelToon NovelToon
KORELASI DUA HATI

KORELASI DUA HATI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Beda Usia / Keluarga / Angst / Romansa
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Heninganmalam

⚠️ WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA⚠️

Pernikahan yang sudah berjalan tujuh tahun lamanya tanpa ada pertikaian tiba-tiba berada di ujung tanduk ketika salah satunya memberikan surat perpisahan. Dirga sama sekali tak menyangka jika istrinya diam-diam telah menyiapkan itu semua.

“Cepat tanda tangani mas, aku mau kita pisah.”

Satu kalimat yang juga sebenarnya sukar untuk keluar dari mulu Qyara. Namun semua ini ia lakukan karena fakta yang baru ia ketahui membuatnya sadar akan arti dirinya di mata Dirga. Korelasi yang terjalani anatara hatinya dan Dirga nyatanya tak sesuai dengan ekspektasi yang ada di pikirannya.

Karena itu Qyara akan membebaskan pria itu. Melepaskan adalah jalan terbaik yang dapat ia lakukan.



Start : 26 Mei 2024
End

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heninganmalam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19 - Kebiasaan yang Tak Berubah

Seorang Dirga tak akan pernah lupa dengan kewajiban dan kebiasaannya. Sejak memulai hubungan dengan Qyara, ia tak pernah lupa untuk pamit sebelum pergi dengan cara yang selalu manis. Memeluk dan memberikan kecupan manis pada Qyara selalu ia lakukan, bahkan hingga kini.

Begitu pun dengan pagi ini sebelum Dirga pergi memancing dengan ayah mertua dan anaknya. Pria itu juga berpamitan dengan Qyara dengan cara yang manis. Ia mengelus lembut surai istrinya dan mengecup lama kening wanita itu. Ia bahkan mengatakan mengucapkan selamat pagi sebelum pergi.

Namun wanita itu saja yang tak merasakan sikap manis Dirga karena tertidur dengan sangat lelap. Dan sekarang, wanita itu sendiri yang marah karena tak bisa bangun untuk mengetahui sikap manis suaminya.

Sungguh, Dirga tak bisa berhenti tersenyum setelah mendengarkan ucapan Qyara. Kemarahan Qyara bukankah menjadi pertanda bahwa wanita itu masih menginginkan hal-hal manis dalam pernikahan mereka? Seberapa besar usaha Qyara untuk menutupinya tak akan bisa menyembunyikan rasa itu.

Pria yang masih memeluk istrinya dengan erat itu pun akhirnya mengangguk paham, “Okey, kalau gitu ayo kita ulangi cara aku pamit tadi pagi biar kamu nggak marah lagi,” serunya.

Satu detik kemudian, Dirga pun melonggarkan pelukan itu. Tangannya mencengkram lemah kedua bahu Qyara dan membalikkan tubuh wanita itu hingga menghadapnya. Senyumnya semakin manis hingga menampilkan lesung yang tercetak jelas di kedua pipinya. Tangannya bergerak mengelus surai coklat Qyara dengan lembut.

“Selamat pagi, sayangku, istriku yang paling cantik, pinter dan paling aku sayangi di dunia ini. Ayah ngajak aku mancing jadi aku pergi dulu ya sama anak kita juga,” ucap Dirga dengan nada rendah tanpa menghentikan elusannya pada surai Qyara.

"I'm sure you're having a nice dream so continue your dream. Jangan lupa mimpiin aku juga ya.”

Tepat setelah menyelesaikan kalimatnya, Dirga mengarahkan bibirnya untuk mengecup kening Qyara. Kecupan itu terjadi sangat lama, bersamaan dengan debaran jantung Qyara yang tak kunjung normal. Setelah melepaskan kecupan itu, Dirga malah beralih pada bibir peachy Qyara dan melumatnya lembut.

“Bagian kissingnya aku tambahin. Bonus biar marahnya ilang,” ungkap Dirga setelah menyelesaikan ciumannya.

Dirga memang mengerti cara untuk menghilangkan kemarahan istrinya. Qyara tak bisa membohongi dirinya lagi bahwa pelangi masih terlukis indah di hatinya ketika suaminya bersikap romantis. Namun sekarang ia tak bisa menunjukkan pelangi itu secara langsung karena harga dirinya.

Pada akhirnya Qyara hanya mengangguk singkat dan melepaskan tangan Dirga dengan tenang seolah sikap Dirga adalah suatu hal yang biasa. Sikapnya membuat pria itu mengernyit.

Apakah hati Qyara sudah sebeku itu hingga sikap romantisnya tak mampu meluluhkan es yang terbentuk? Dirga terus bergelut dengan pikirannya sendiri. Apa lagi yang harus ia lakukan agar wanita itu tersenyum manis lagi kepadanya?

Pria itu menghembuskan napasnya lelah, “Elta... bisa nggak kamu ngasih aku senyum kamu sekali aja? Masih pagi, tolong jangan marah terus.”

“Aku nggak marah kan udah dibilang...”

“Aku tau kamu marah. Please... sekarang kenapa susah banget buat dapet senyum kamu? Bisa nggak kamu lupain aja semua masalah kita dan balik kayak dulu? Balik ke pernikahan harmonis kita?”

Melupakan memori yang sudah terlanjur terpatri di hati itu sesuatu hal yang mustahil. Selama Qyara masih bernapas, kenangan buruk yang menghantuinya akan selalu menyertai hidupnya. Karena itu ia tak akan bisa melupakan masalah di antara mereka.

Satu-satunya cara untuk kembali ke pernikahan mereka yang sempurna adalah dengan menyelesaikan masalah mereka. Namun sampai sekarang saja Dirga belum menemukan alasan Qyara meminta berpisah. Ditambah dua wanita yang Qyara lihat bersama Dirga membuat masalah itu kian sulit diselesaikan.

“Udahlah mas, kita masih di rumah ibu. Nggak enak kalau ibu sama ayah denger,” akhir Qyara. Ia tak ingin meneruskan topik menyakitkan ini.

Wanita itu kemudian menghela napasnya dan mengubah topik, “Kata Mbak Adel kamu udah janjian sama Dennis buat jemput dia ke stasiun? Kapan? Kok aku nggak tau?”

Ternyata Qyara memang sudah sesakit itu. Entah dosa apa yang sudah Dirga perbuat hingga istrinya bersikap dingin seperti ini. Ia pun pada akhirnya memilih mengalah dan menghembuskan napasnya.

“Iya, sampainya jam dua siang jadi nanti kita berangkat jam satuan aja. Sekalian nanti kita ke mall nanti abis jemput Dennis. Semalem pas telponan Dennis bilang kalau laptopnya eror jadi aku mau beliin dia laptop yang baru.”

Rencana apa lagi ini? Mengapa Qyara tidak tau apapun? Mengapa suaminya harus membelikan laptop baru untuk adiknya? Mengapa pria itu terus memberikan hal-hal berharga pada keluarganya dan membuatnya semakin sulit?

Dirga memang sosok yang tak perhitungan. Pria itu bahkan sangat baik kepada keluarga Qyara dan bersedia memberikan apapun yang keluarga Qyara butuhkan. Mulai dari membangun rumah keluarga Qyara, membelikan mobil, hingga barang mahal lainnya.

Kehadiran Dirga memang membuat derajat keluarga Qyara meningkat. Hadirnya Dirga juga membuat perekonomian keluarga Qyara yang semula sulit menjadi lebih mudah karena bantuan dari Dirga.

Banyak orang yang mengatakan Qyara materialistis. Tak sedikit juga yang mengatakan bahwa ia hanya memanfaatkan Dirga di awal hubungan mereka. Semua pendapat negatif itu bersumber dari inisiatif Dirga yang berlebihan.

Sering sekali Qyara menolak kebaikan pria itu tetapi Dirga selalu mengatakan bahwa keluarga Qyara adalah keluarganya juga jadi sudah tugasnya untuk membahagiakan keluarganya. Sudah tugasnya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Kebaikan Dirga sekali lagi membuat Qyara terbuai bertahun-tahun. Dengan jalinan hubungan yang sebentar lagi berubah di antara mereka membuat Qyara berpikir untuk segera menghentikan inisiatif suaminya. Ia tak ingin adiknya terus bergantung juga pada pria yang sebentar lagi tak akan menjadi kakak iparnya lagi.

“Nggak usah mas. Laptop Dennis nanti biar aku yang urus. Kamu nggak perlu beliin dia.”

Larangan Qyara membuat Dirga mengernyitkan dahinya, “Kenapa nggak usah? Dennis kan adik aku juga jadi aku juga berhak kan buat ngurusin keperluan dia. Lagian aku udah janji sama Dennis.”

“Nggak mas, nggak usah. Aku nggak mau Dennis keterusan minta-minta ke kamu. Aku nggak mau dia bergantung sama kamu terus.”

Dirga semakin tak mengerti dengan jalan pikiran Qyara. Sebelumnya memang istrinya selalu melarang tetapi tidak pernah sekeras ini. Biasanya wanita itu langsung mengalah begitu ia yakinkan.

Namun sekarang? Wanita itu bahkan mengatakan bahwa Dennis tak boleh lagi bergantung dengannya. Ucapan Qyara seolah menegaskan bahwa Dirga bukan lagi bagian dari keluarga Qyara. Sungguh hal itu terdengar sangat menyakitkan dan membuat Dirga geram.

“Dennis nggak pernah minta-minta ke aku! Kalau kamu cuma mau ngelarang, biar aku sendiri yang jemput Dennis. Kamu nggak perlu ikut gapapa.”

Akhir yang tegas menutup perdebatan itu. Tepat sebelum Qyara kembali membuka mulutnya, Dirga sudah terlebih dahulu keluar kamar. Meninggalkan Qyara dengan bebannya yang kian menumpuk.

Kepergian Dirga membuat kristal bening kembali menetes dari kedua netra Qyara. Wanita itu kembali menangis dalam diam. Hatinya memang sangat rapuh akhir-akhir ini. Sialnya, kerapuhan hati yang berusaha ia tutupi akhirnya terbongkar juga.

Wanita yang berperan sebagai garda terdepan Qyara sebelum datangnya Dirga melihat semua pertengkaran yang baru saja terjadi. Wanita itu memberikan tatapan seriusnya pada Qyara.

“Ara... Bisa cerita ke mbak?”

1
Hikmal Cici
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
putry 01
kapan up lagi kak
Heningan Malam: ditunggu ya, secepatnya akan up
total 1 replies
Heningan Malam
sabar-sabar😇 nanti teka-teki nya pasti kejawab kok
aca
teka teki banyak jd bingung bacanya woy
aca
tukang selingkuh dirga
aca
waduh mulut Dirga jahat amat
ada apa sayang ~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!