My Mysterious Husband

 " Hiks.. apa yang terjadi padanya sekarang ?! "

Tampak Mina yang terisak, kedua tangannya terlihat gemetar. Takut terjadi hal yang tidak diinginkan pada nona nya tersebut. Ia juga merasa sangat bersalah kepada Ailyn, karena sudah lancang memberikan terlebih dahulu arloji nya kepada Jave tanpa sepengetahuan Ailyn.

Semua itu ia lakukan atas desakan dari madam Jane karena akan sangat berbahaya jika Jave terlalu lama di dimensi ini. Terlebih akhir-akhir ini hubungannya dengan Ailyn sudah semakin dekat.

Hal itu akan menjadikan sebuah malapetaka bagi keduanya.Karena tidak ingin melihat nonanya dalam bahaya, dengan berat hati Mina mengikuti saran dari bibi nya tersebut.

" Semoga mereka baik-baik saja "

Mina mengusap kedua matanya, ia mulai beranjak. Karena ini bukan saat nya untuk terus bersedih. Ia harus mengumpulkan banyak bukti untuk menyelidiki siapa dalang dibalik menghilangnya Ailyn hari ini.

...----------------...

Di aula hotel tempat diselengarakannya upacara pernikahan, tampak dipenuhi oleh para tamu undangan. Kebanyakan dari mereka adalah para keluarga konglomerat yang mendiami ibu kota Eastas maupun dari luar kota.

Banyak dari tamu undangan yang hadir, termasuk para calon perjodohan yang Ailyn tolak. Mereka terlihat hadir bersama para keluarga nya. Kebanyakan dari mereka yang datang karena rasa penasaran tentang sosok pria seperti apa yang dipilih Puteri terakhir keluarga Smith untuk dijadikan suaminya.

" Dimana mereka sekarang? acaranya sudah akan dimulai" tegur salah satu panitia acara kepada Mina.

" Bisakah kau mengulur waktunya beberapa jam lagi? aku sedang berusaha mencarinya " ujar Mina sembari melihat ponselnya.

" Aduh, sebenarnya pergi kemana mereka? para tamu sudah menunggu " tutur panitia mulai gelisah.

" Tunggu sebentar .. "

Mina berjalan menjauhi para panitia acara, kini ia terlihat sibuk menelpon seseorang, berharap orang itu langsung menjawab panggilan dari nya.

" Halo "

Terdengar suara yang sudah tidak asing lagi dari balik telepon

" Halo tuan, bagaimana? apa nona sudah ketemu?" tanya Mina cemas

" Hhhh.. ya, aku sudah menemukannya, dia selamat hhh.. " suara Jave terdengar lelah.

" Berikan lokasi tempat kalian berada, saya akan segera mengirimkan bantuan"

" Hhh..sebaiknya, kau cepat datang"

" Baik tuan, segera !"

Tuuutt !

°°°

Di dasar jurang perbukitan yang terjal, terlihat Jave yang bersandar di bebatuan yang cukup besar. Dengan calon mempelai wanita yang terbaring di atas pangkuannya. Ia masih menunggu reaksi dari heal energi yang telah di tansfernya ke dalam tubuh Ailyn.

" Hhhh.. !"

Beberapa saat kemudian, Ailyn kembali bernafas, ia menghirup udara dalam-dalam. Mata grey yang indah itu mulai terbuka perlahan. Sekujur tubuhnya yang dipenuhi luka, mulai berangsur pulih. Bahkan luka serius akibat benturan dibagian kepalanya sudah menghilang. Hanya menyisakan bekas darah yang mengering.

" Hh.. syukurlah " ujar Jave terengah, sorot matanya yang mulai sayu menatap gadis jelita dalam pangkuannya tersebut.

Ailyn yang sudah merasa lebih baik mencoba bangkit dari tempat baring nya. Ia langsung memeluk pria yang sudah beberapa kali ini menyelamatkan nyawanya. Tubuhnya gemetaran karena dilanda rasa takut yang teramat dalam.

Namun hati nya sangat merasa lega, karena pria yang ia harapkan datang, kini sudah berada dipelukannya. Jave yang ikut merasa lega karena heal energi nya berhasil, balas memeluknya dengan erat.

" J.. Jave, aku mencintaimu " ungkap Ailyn masih memeluk Jave yang kian melemah.

Pria tampan itu sudah tak sanggup membalas ungkapan yang Ailyn berikan padanya. Ia hanya mengangguk lemah, berusaha mengontrol dirinya agar tidak tertidur.

" Mengapa diam saja? aku ingin jawaban" Ailyn meregangkan pelukannya.

Ia menatap wajah Jave yang semakin memucat, dengan mata yang semakin sayu.

" Ada apa dengan mu?"

Gadis jelita itu terlihat panik, ia mencoba mengecek dahi, serta tangan Jave yang terasa begitu dingin. Ia membuka Jas milik Jave, berusaha membuatnya tetap hangat.

Ditengah kepanikannya, ia mulai mengingat sesuatu. Hal ini pernah terjadi sebelumnya. Saat ini yang bisa mengembalikan Jave seperti semula hanya bunga. Matanya mengedar ke sekeliling, hanya ada bebatuan dan rumput liar, tidak ada bunga apapun yang bisa diambilnya.

" Hiks.. " Ailyn mulai terisak, ia merasa sangat kebingungan ditempat yang mulai gelap ini.

Drrttt.. Drrrtt.. Drrttt..

Getar ponsel milik Jave mengejutkannya. Dengan cepat ia menerima panggilan dari ponsel tersebut yang tertera nama (Asisten Ailyn) didalamnya.

" Halo Mina ! ini aku, tolong bawakan ekstrak bunga apapun yang ada, sebanyak banyaknya, cepatlah ! "

Setelah menutup panggilan, ia mencoba mengirim lokasinya saat ini kepada Mina. Memintanya kemari dengan helikopter, agar cepat sampai.

Sudah sekitar tiga puluh menit lamanya, Ailyn masih menunggu kedatangan Mina. Ia terlihat gelisah, terlebih saat melihat kondisi Jave yang semakin memucat.

" Jave, bertahanlah sedikit lagi ya, kau akan baik-baik saja" Ailyn menggenggam kedua tangan Jave yang sudah sedingin es itu.

" Nooona !!!!"

" Nona Ailyn !!!"

" Dimana kalian ?!"

Sayup2 terdengar suara beberapa orang bersahut- sahutan memanggil namanya. Ailyn mengamati area sekitarnya. Tampak beberapa sorot cahaya senter berkelap kelip dari atas bukit.

Tidak ingin hilang kesempatan, dengan cepat Ailyn menekan mode flashlight pada ponsel Jave. Ia menggoyang-goyangkan ponsel itu sambil berteriak dengan kencang untuk meminta bantuan.

Mereka yang melihat cahaya dari dasar jurang pun segera bergegas menuju cahaya tersebut.

°°°

Kembali ke hotel mewah milik Ailyn, para kerabat dari keluarga besar Smith mulai berdatangan memenuhi Aula. Tak ketinggalan nyonya Lamia beserta cucu, anak dan menantunya turut serta menghadiri acara tersebut.

" Ibu, ayo kita temui Ailyn " ujar Asha kepada ibunya.

" Kau duluan saja, ibu sedang sibuk berbincang" jawab nyonya Lamia kembali berbincang dengan para kerabatnya.

' Heh.. Untuk apa begitu repot menemuinya, dia kan sudah mati ' batin nyonya Lamia.

Asha yang sudah penasaran dengan riasan Ailyn pun pergi meninggalkan nyonya Lamia, ia bergegas menuju ruangan kamar, tempat Ailyn dirias.

Dengan sedikit bertanya kepada resepsionis hotel, ia langsung mengetahui dimana ruangan adik bungsunya itu. Hingga beberapa menit kemudian, ia sudah berada didekat pintu ruangan yang sudah dipenuhi oleh banyak staff di depannya.

" Maaf nona Asha, anda tidak boleh masuk, ini perintah dari pelayan Mina" ujar salah satu staff hotel menghalangi Asha yang hendak memasuki ruangan di hadapannya itu.

" Aku kakaknya, tidak ada alasan untuk ku mendengarkan kalian"

Asha tetap melangkah maju , ia menepis tangan para staff yang mencoba menghalanginya.

 BRAK ! ( suara pintu terbuka paksa)

Asha menghentikan aksinya, kini wanita berparas manis itu terlihat shock dengan apa yang dilihatnya saat ini. Situasi kamar yang berantakan, dengan tulisan ancaman pada cermin rias, membuatnya gemetar ketakutan.

" Dimana Ailyn ?! cepat jawab dimana adikku sekarang?! "

Para staff yang melihat Asha murka pun menceritakan sedikit kronologi yang menimpa puteri terakhir keluarga Smith tersebut.

Asha yang sudah kepalang panik, segera berlari menuju aula hotel, untuk memberitahu apa yang baru didengarnya kepada sang ibu.

Wa.. Wa.. Wa.. Wa.. (suara gemuruh para tamu )

Namun belum sempat ia berkata apapun, para tamu yang tadinya berbincang santai, seketika heboh. Pandangan mata mereka dengan serentak tertuju pada tiga orang yang memasuki aula hotel mewah tersebut.