YOU & ME IN NOVEMBER

“Ya ampun please ... gue capek banget sama orang kayak gini dari kemarin,” ucap Livia dalam hati.

...Dirinya serasa mau berteriak keras-keras tetapi hanya dapat menahan suara itu di dalam karena kondisi tidak mendukung....

“Ini anak dari kemarin loh. Sebenarnya isi otaknya apa sih diam begitu terus? Ga tahu sudah capek gue capek!” ucap Livia.

...Kemudian gadis itu menepuk jidatnya dengan menutup mata sambil menghela napas panjang. Lalu gadis itu diam sebentar untuk menenangkan diri lalu menggeleng-geleng kepalanya. Tapi Daris masih bertanya pada Livia soal tugas itu....

“Beneran ga ada kan?” tanya Daris dengan wajah berharap.

...Gadis itu sampai pasrah melihat lelaki itu....

...Gadis itu heran dengan seisi kelasnya mengapa semuanya tidak bisa menyelesaikan tugas terlebih dahulu baru tenang kemudian dan bermain-main dengan teman setelah itu. Sepertinya mereka suka mencari sensasi dan tantangan hidup agar terasa lebih seru jika di kejar oleh waktu maupun guru. Tampaknya lebih seru di kejar waktu daripada di kejar hantu dari wajah sepele mereka....

...Tapi setelah pertanyaan itu baru saja di tanya oleh Daris dengan wajah Livia yang menatap dengan jelek seperti itu, Daris pun hanya diam dan mencoba membuka buku-bukunya untuk melihat tugas yang perlu di kerjakan. Tapi setelah membolak-balik halaman buku dan mencari dimana-mana sedangkan Livia hanya dengan wajah pasrah melihat dirinya yang panik....

“Tugas sejarah loh Daris ...” ucap gadis itu dengan sabar.

...Lalu lelaki itu hanya tertawa kecil saja melihat bukunya dan berkata,...

"hehe."

...Masih sempat untuk Daris mengerjakannya sebelum les guru pelajaran sejarah....

...Lalu saat Daris akan mengerjakan maka ia akan mengeluarkan jurus andalannya dengan cara malu-malu sebelumnya untuk meminta di karenakan ponsel tidak boleh di gunakan selama pelajaran. Tapi gadis itu sudah menyodorkan bukunya terlebih dahulu dan tidak banyak berharap apa-apa dengan dirinya yang tidak berdaya yang hanya mengandalkan jawaban yang jatuh dari langit....

...Betul juga sepertinya definisi jawaban jatuh dari langit, karena seisi kelasnya saat ada tugas sudah mepet di kerjakan maka mereka akan berharap Livia datang ke kelas dan gadis itulah yang akan di sebut sebagai karunia yang di jatuhkan dari langit....

...Maka pelajaran berlangsung seperti biasa dan gadis itu fokus untuk mendengarkan dan Daris sibuk menulis. Jika tiba untuk menulis materi maka Daris juga akan memberikan bukunya untuk Livia dan membuat gadis itu terharu bahkan Daris sudah merasa seperti menjadi tugasnya untuk memberikan bukunya untuk dilihat setelah selesai menulis....

...Livia merasa senang di perlakukan seperti itu tetapi perlakuan cuek dan dinginnya juga tidak kalah saing sehingga gadis itu merasa untuk tidak cepat baper dengan dirinya yang baru duduk sebangku kurang dari dua minggu. Kemudian setelah selesai mencatat, Livia termenung melihat Daris yang sedang menulis dan sambil berpikir untuk bertanya sesuatu tentang dirinya....

“Daris itu kenapa diam banget ya?” ujar Livia dengan senyuman.

Daris hanya berkata “Karena malu saja.” dengan tatapan lurus seperti biasa.

“Lah? Malu kenapa? Banyak bicara dong hihi,” ujar Livia sambil tertawa.

...Daris hanya mengangguk saja dan tetap menulis. Topik terputus kembali dan sudah di anggap biasa oleh Livia dan kemudian Livia hanya diam saja memikirkan hal lain tentang lelaki itu....

...Ia juga beranggapan bahwa seandainya Daris berkata ia sangat pemalu bahkan tidak berani berbicara itu dapat di katakan bahwa status sosialnya seharusnya masih belum ada....

“Artinya masih single dong ini?” pikir Livia sambil melihat Daris dengan tatapan mendalam.

...Tapi kebenaran status sosial Daris masih belum bisa di pastikan begitu saja. Ia harus banyak bergaul dengan teman Daris dan banyak menggali informasi dari temannya secara langsung. Kemudian Livia sedikit bosan karena pelajaran telah selesai dan guru pun sedang santai maka Livia menoleh ke belakang untuk mengobrol dengan laki-laki di belakang....

...Seperti yang gadis itu ketahui, seharusnya jika Farhan adalah tetangga dengan Daris maka ia pasti tahu sedikit mengenai informasi si lelaki cuek itu. Tapi tidak mungkin juga Livia langsung menanyakan hal itu, lalu ia hanya akan berbicara santai sambil menunggu waktu yang tepat untuk di bicarakan....

...Kebetulan tidak lama kemudian Daris sudah selesai menulis dan membalikkan buku Livia. Daris juga ikut menoleh ke belakang untuk melihat perbincangan yang asyik di belakang. Hal yang seperti biasa juga terjadi saat berbincang-bincang, ketika gantian Daris yang menjawab, jawabannya terdengar serius dan kaku....

...Matanya dan ekspresinya juga menggambarkan wajah yang serius dan tidak banyak basa-basi maupun bercanda. Asal lelaki itu berbicara pasti Livia, Farhan dan teman lainnya akan terdiam sebentar karena mereka hanya asal membicarakannya dan di anggap serius oleh Daris....

...Memang jawaban lelaki cuek itu cenderung selalu benar, tetapi tidak ada irama bercandanya maupun suasana yang santai dan asyik. Tiba pembicaraan beralih soal motor, Livia pun hanya diam mendengar mereka berbicara sedangkan Daris terlihat tertarik saat membahasnya dari matanya meski semua yang ia jawab tetap dengan wajah yang serius....

...Livia yang tidak tahu apa-apa soal barang motor itu pun hanya memilih diam dan membalikkan tubuhnya lagi yang sedikit menyamping menjadi lurus kedepan kembali. Percuma saja jika ia mendengar dan hanya membuat kepalanya pusing. Tampaknya Livia tidak jadi untuk menanyakan status sosial Daris secara halus....

...Tapi di saat Livia duduk lurus beberapa menit kemudian, Livia mendengar suara Farhan yang menanyakan sesuatu dengan Daris....

“Lu suka Livia kah?” ucap Farhan yang terdengar oleh Livia dan gadis itu hanya menoleh sebentar ke belakang dan pura-pura tidak tahu.

...Tidak gadis itu tahu apa yang terjadi di belakang terutama jawaban Daris. Saat pertanyaan itu Livia hanya melihat sekilas dan tidak tahu apakah Daris mengangguk atau tidak....

“Ga salah kah? Ga mungkin juga si gunung es bisa suka sama aku,” pikir Livia di benaknya.

...Ia juga tidak mau membohongi dirinya sendiri dengan ekspetasi yang tidak-tidak....

...Mungkin itu hanyalah pertanyaan iseng dan gadis itu tidak mau melibatkan perasaannya. Tapi anehnya pembicaraan laki-laki di belakang itu selalu saja ada mengungkit nama Livia. Terkadang Livia bingung dan hanya menoleh sebentar tetapi tampaknya para lelaki itu biasa saja dan tidak ada reaksinya....

...Livia juga belum sepenuhnya menaruh perasaan pada Daris dan mungkin hanya tahap berteman tetapi sedikit tertarik sehingga ia tidak berharap banyak dari jawaban Daris....

...Karena Livia bukanlah sosok yang hidupnya mengejar cinta saja sehingga gadis itu tampak lebih cerdas di kelas dan cuek dengan percintaan....