NovelToon NovelToon
Nalaya: Antara Cinta Dan Sepi

Nalaya: Antara Cinta Dan Sepi

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Playboy / Diam-Diam Cinta / Harem / Angst / Bad Boy
Popularitas:15.2k
Nilai: 5
Nama Author: mooty moo

"Kak Akesh, bisa nggak pura-pura aja nggak tahu? Biar kita bisa bersikap kaya biasanya."
"Nggak bisa. Gua jijik sama lo. Ngejauh lo, dasar kelainan!" Aku didorong hingga tersungkur ke tanah.
Duniaku, Nalaya seakan runtuh. Orang yang begitu aku cintai, yang selama ini menjadi tempat ‘terangku’ dari gelapnya dunia, kini menjauh. Mungkin menghilang.
Akesh Pranadipa, kenapa mencintaimu begitu sakit? Apakah karena kita kakak adik meski tak ada ikatan darah? Aku tak bisa menjauh.
Bagaimana bisa ada luka yang semakin membuatmu sakit malah membuatmu mabuk? Kak Akesh, mulai sekarang aku akan menimpa luka dengan luka lainnya. Aku pun ingin tahu sampai mana batasku. Siapa tahu dalam proses perjalanan ini, hatimu goyah. Ya, siapa tahu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mooty moo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 - Cemburu

Orang yang paling bisa menyenangkan dan menyakiti Kalaya adalah Akesh. Sialnya, sepertinya Akesh hampir menyadari hal itu. Dia menjadikan hal ini untuk berbuat sesuka hatinya. Berusaha mengendalikan wanita itu agar bertindak sesuai dengan kehendaknya.

Suara penyatuan dua bibir terdengar penuh decakan, perpaduan antara saliva dan lidah. Apalagi di balkon itu, hanya ada mereka berdua.

Angin sedikit kencang di malam hari, apalagi kalau sedang musim kemarau seperti ini. Cuaca cukup dingin. Sayangnya hal itu tak menghentikan perbuatan panas keduanya.

Lidah Akesh terus melesak di dalam mulut Kalaya. Membelit lidahnya. Benda kenyal itu menjelajah ke setiap

giginya. Napas keduanya pun menderu.

Jika Kalaya kehabisan napas, Akesh beralih menyesap bibir bawah Kalaya, kemudian bagian atas. Begitu seterusnya.

Saat ini ia sedang menghukum kucing kecilnya. Kalaya yang sudah tidak sanggup, memukul-mukul dada Akesh. Sampai akhirnya singa lapar itu memberinya ruang bernapas.

Jemarinya mengusap-usap bibirnya yang basah oleh saliva itu. Melihat hal ini, Akesh justru menjilat bibir Kalaya. Awalnya ia menjilat bibir bawahnya, kemudian naik ke atas sampai ke hidung.

Alhasil, jantung Kalaya kembali berdetak sangat kencang setelah sempat mereda sebelumnya.

"Kakak kenapa sih?"

Orang yang diprotes masih tersenyum nakal. Sampai ia menatap baju yang dikenakan Kalaya. Iya, hoodie polos warna sage. Ia pun tersenyum dingin saat mengingat kembali jika kucing kecilnya itu terlalu banyak berinteraksi dengan si ketua BEM.

“Sejak kapan lo sebegitu akrabnya dengan bocah nggak tahu malu itu?”

Akesh berbicara tepat di telinga sang wanita, dengan suara rendah yang sangat seduktif. Kuping Kalaya memerah merasakan napas hangat Akesh. Matanya mengerjab beberapa saat.

“Maksud Kakak, Marvin?”

Ia masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi di sini. Setelah beberapa saat, ia mencapai kesimpulan yang ia rasa tidak masuk akal. Mungkinkah karena itu? Memikirkan hal ini tanpa disadari membuatnya mengulum senyum. Mungkin Akesh melihatnya mengobrol dengan Marvin di supermarket atau kampus.

“Kenapa senyum-senyum?”

Sorot mata itu masih dingin, membuat si wanita kewalahan dan memalingkan muka. Bulunya meremang. Kini wajahnya juga memanas.

Melihat pemandangan ini, Akesh terkekeh pelan. Tapi kini matanya tertuju pada ceruk leher putih wanita itu. Sejurus kemudian ia menempelkan hidungnya yang bangir di sana, menghirupnya pelan-pelan.

Kalaya tercekat. Ia menelan ludah perlahan.

"Kenapa? Tegang ya?"

“A-aku nggak ada hubungan apa-apa kok sama dia.”

Entah pada awalnya tidak yakin, namun akhirnya hanya kalimat itu yang ia harapkan bisa meloloskannya dari lubang buaya ini.

Akesh pun mengangkat satu alisnya kemudian meraih kedua tangan Kalaya dan menguncinya di atas kepalanya. Ia mengecup lembut kening Kalaya. Kalaya pun menjadi lebih tenang karena lelaki itu sudah tidak mengungkit hal ini lagi. Pergerakan Akesh pun melembut.

Selanjutnya Akesh kembali mengecup-ngecup ringan leher Kalaya. Setelah puas ia memeluknya erat, cukup lama.

"Kak, ayo kembali ke kamar... Kasihan Caca nunggu lama. Kita udah terlalu lama di luar."

Akesh pun langsung menurut. “Jangan deket-deket bocah itu lagi, dia punya niat buruk ke lo.”

Kalaya mengangguk pelan sambil tersenyum. Gigi gerahamnya nampak sedikit. Ia pun selamat.

***

Seminggu telah berlalu setelah kejadian itu. Pikiran Nalaya sedikit teralihkan karena tugas kuliahnya menumpuk. Begitu pula dengan Akesh. Bahkan ia juga belum bisa berkencan dengan Rachel lagi.

Tak seperti Akesh yang gampang bersosialisasi dan merasa jenuh jika sendirian di kamar, dunia Nalaya cukup lempeng dan monoton.

Selain Akesh dan gengnya, Nalaya hanya menghabiskan dengan teman satu-satunya: Agas. Apalagi akhir-akhir ini mereka yang berada di satu kelompok sedang mempersiapkan pentas drama.

Satu kelompok terdiri atas lima orang. Agas kebagian tugas membuat naskah, sementara Kalaya harus menyiapkan

dekorasi.

Kelompok ini sepakat mereka akan membawakan drama dari luar, yakni Romeo dan Juliet. Mereka sepakat tak masalah jika drama yang mereka pilih klise. Justru di situlah tantangannya. Mereka ditantang untuk mencari "pembeda" di pentas kali ini.

Meski bukan acara besar, tapi pentas drama ini akan ditonton oleh seluruh mahasiswa di Fakultas Ilmu Budaya.

Tugas mata kuliah berkedok pentas ini sudah menjadi budaya bagi mahasiswa Sastra Indonesia. Acara tahunan yang cukup dinantikan mahasiswa yang mencari hiburan dengan tiket kantong pelajar.

"Kalau aja pikiran gue nggak lagi puyeng mikirin calon pacar gue yang ternyata udah punya pacar, naskah ini pasti langsung kelar."

Nalaya yang jengah dengan sahabatnya, yang sudah berhari-hari mengeluhkan hal yang sama, pura-pura tak dengar. Ia masih asik menyapukan pensil di kertas sketsanya. Menggambar dekorasi untuk pentas kelompoknya.

Saat ini mereka sedang berada di taman fakultas. Agas tiduran di atas rerumputan. Tangan kanannya memegang naskah. Sementara yang satu menunjuk-nunjuk ke langit.

"Gue doain budeg beneran."

Agas menengadahkan kedua tangannya sembari menatap ke atas. Seperti orang berdoa.

"Kaya punya agama aja. Percaya Tuhan aja enggak lo."

"Eh, bener juga."

Agas hanya cengar-cengir. Ia masih memikirkan ending yang tepat untuk naskahnya. Kelompok sudah berdiskusi agar naskah yang akan disajikan sedikit berbeda dengan cerita aslinya.

Sayangnya pikirannya terpecah karena memikirkan Bina. Padahal Kalaya sudah bilang kalau ia belum pernah melihat Bina berkencan atau memperkenalkan pacarnya.

Tapi hal ini tak cukup membuat hatinya tenang. Tampaknya Bina sudah memantikkan api di dadanya dan sekarang pikirannya berasap karena si jago merah makin membara.

Frustrasi, ia melempar naskahnya ke samping kemudian meraih ponsel dari sakunya. Ia membuka WhatsApp, namun orang yang dinanti tak kunjung membalas pesannya.

"Kira-kira Kak Bina sekarang lagi dimana ya La? Udah lama gue nggak lihat doi di kampus."

"Ya mana gue tahu?"

Perempuan 19 tahun itu masih acuh tak acuh. Sketsanya sudah selesai. Kali ini ia membuat lukisan tempo dulu yang bergaya Eropa. Itu cukup sederhana, hanya sekeranjang buah-buahan yang akan di pajang di ruang tamu nanti. Ia pun memfotonya kemudian mengunggahnya ke Instagram.

"Kak Bina kan sepaket sama Kak Akesh. Emang lo nggak tahu dia di mana sekarang?"

Oho, kata kunci dimasukkan. Keacuhan Kalaya otomatis terhenti. Ia meletakkan sketsa dan ponselnya di samping. Akhirnya ia menoleh ke arah Agas.

"Mereka lagi sibuk nyiapin presentasi. Proposalnya tuh bakal jadi tugas di akhir semester nanti. Jadi ya gitu, tiap minggu ada aja yang direvisi. Sumbernya juga susah dicari."

"Kasihan calon pacar gue. Kira-kira gue bisa bantu apa ya?"

Mendengar Agas, Kalaya menjentikkan jari di keningnya. Si korban pun sedikit kesakitan. Ia memegang keningnya dan mendramatisasi sakit yang tak seberapa itu.

"Itu mah lo bukannya mau ngebantu, tapi modus."

"Serah deh, pokoknya sebelum kelulusan, gue kudu bisa pacaran sama doi."

Kalaya hanya menggeleng-gelengkan kepala. Meski ia bosan mendengar antusias sahabatnya, tapi diam-diam ia iri.

Benar, ia iri dengan Agas yang berani menyuarakan isi hatinya dengan lantang di hadapan sahabatnya. Seolah-olah itu adalah hal yang wajar. Ia pun berpikir seandainya mereka tidak terjebak dalam hubungan kakak adik sialan ini, mungkin saja ceritanya berbeda. Namun membayangkan masa kecilnya tanpa Akesh membuat badannya merinding. Itu terlalu mengerikan.

Sebenarnya Nalaya sangat ingin bercerita kepada Agas kalau dirinya naksir Akesh. Namun ia takut diketawai dan dikatai. Bukankah mereka juga berpikir kalau Akesh hanya menganggapnya sebagai saudara selama ini?

Sebenarnya banyak ketakutan lainnya yang selalu ia tepis dengan berpikir bahwa kini hubungannya dengan Akesh ada sedikit peningkatan. Meski masih bertepuk sebelah tangan karena Akesh belum memakai hatinya. Mungkin saat situasinya menjadi lebih baik, ia bisa jujur kepada sahabatnya itu.

Lamunan ini membuatnya sedih meski ia saat ini tersenyum tipis. Senyum kecil itu seakan berusaha menutupi badai besar yang sedang berkecamuk di dalam.

Melihat Kalaya bengong, Agas menepuk-nepuk punggungnya dan bertanya apa yang sedang dipikirkannya. Tentu wanita itu berbohong. Bilang bahwa ja tak memikirkan apa-apa. Maka Agas hanya bisa menghela napas dan menggelengkan kepalanya.

"Oke gue ke perpustakaan dulu ya. Siapa tahu ketemu calon pacar."

Kalaya kembali larut dalam pikirannya.

1
Durrotun Nasihah
/Grin//Grin//Grin/
Bilqies
lucu kali kah Nala ini

menggemaskan
Syiffitria
❤❤❤❤
Bilqies
lanjut thor
piyo lika pelicia
mampir yuk ke serigala ☺️
piyo lika pelicia
ciee perhatian ☺️
piyo lika pelicia
Nala aku faham kenapa kau sangat membenci mereka
piyo lika pelicia
"Gue juga kaget
piyo lika pelicia
jangan Nala 😭
Bilqies
semangat terus Thor menulisnya 💪
mooty moo: makasih kak😍
total 1 replies
Syiffitria
kasian pak ferry/Scowl/
mooty moo: udah risiko yang harus dia derita 🥲
total 1 replies
Syiffitria
nalaaa, plis, lo juga tidur sama akesh sebelum nikah. Gimana kalo ada benih dia tumbuh di rahim lo? /Sob/
Syiffitria: jangan ya thorrr/Sob/ biarkan nala mengerti perasaan ibunya dengan jaln lainn/Sob/
mooty moo: semoga dia ga ngalamin, nanti Ratya sakitnya dua kali dong 😭
total 3 replies
Syiffitria
kok sad banget gini/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
Syiffitria
AKHIRNYAAAAAAAA/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
mooty moo: jadiannnn
total 1 replies
Syiffitria
thor, akesh suruh ke dunia nyata dong. /Sob/
Syiffitria: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
mooty moo: iya lagi war tiket kak, sabar ya
total 2 replies
Syiffitria
hwaaaaaa meleleh/Hey//Hey//Hey/
piyo lika pelicia
iklan untuk kamu
jangan lupa mampir
piyo lika pelicia
huum kasihan kamu Nala
piyo lika pelicia
woh mauuu
mooty moo: asikkk pacaran
total 1 replies
Durrotun Nasihah
so sweet/Drool//Drool/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!