NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Ketua OSIS Dingin Dan Si Gadis Bar-bar'

Kisah Cinta Ketua OSIS Dingin Dan Si Gadis Bar-bar'

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / ketos / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:1.6M
Nilai: 5
Nama Author: Rosma Sri Dewi

Arkana Rafandra Pramana, seorang ketua OSIS di sebuah sekolah bonafit. Ia memiliki wajah yang sangat tampan dan banyak diidolakan oleh kaum hawa. Di samping itu, ia adalah putra dari Arsenio Raymond Pramana, pemilik perusahaan nomor satu di Indonesia. Di saat hidupnya merasa damai, tiba-tiba dikacaukan oleh seorang gadis yang sangat bar-bar. Senja ... ya nama wanita itu adalah Senja. Seorang gadis manis yang merupakan adik kelas Arkana. Senja memiliki pribadi yang ceria dan mampu menarik perhatian seorang Arkana. Namun, sayangnya perjalanan cinta mereka tidak bisa mulus, karena Arkana dijodohkan dengan gadis bernama Hanna, putri dari sahabat papa dan mamanya. Arkana dengan sangat terpaksa menerima perjodohan, karena hutang budi, dimana mamanya Hanna pernah menyelamatkan nyawa mamanya Arkana. Arkana benar-benar dilema, terjebak di antara dua pilihan. Antara cintanya atau balas budi.Apakah, Arkana bisa bersatu dengan Senja? ataukah dia memang ditakdirkan berjodoh dengan Hanna?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Sri Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masa senang yang akan berakhir.

"Arka, kenapa kamu tega membuat Hanna di skors dari sekolah?" terdengar suara Hanum yang tinggi dari ujung telepon, sampai-sampai Arkana harus menjauhkan ponselnya dari telinganya.

"Maaf, Tante. Tapi aku melakukannya karena yang Hanna memang pantas mendapatkan hukuman itu. Dia hampir saja mencelakakan orang," sahut Arkana.

"Masih hampir kan? Belum celaka. Lagian Tante rasa, minta maaf saja ke orang itu, sudah cukup, tidak harus sampai kamu laporkan segala. seharusnya kamu bisa menutupi itu dari kepala sekolah," Arkana menggeleng-gelengkan kepalanya, mendengar ucapan wanita yang sudah melahirkan Hanna itu.

"Sekali lagi maaf Tan. Aku di sini berperan sebagai ketua OSIS bukan sebagai putra dari sahabat Tante dan Om Darren. Jadi aku harus profesional. Tidak ada namanya nepotisme bagiku. Aku rasa Tante pasti tahu aku dididik siapa. Aku dididik oleh Papaku yang aku yakin sedikit banyak Tante tahu bagaimana karaktenya," sahut Arkana, santai. Remaja laki-laki itu sama sekali tidak merasa gentar dengan intimidasi Hanum.

"Arghh, pokoknya Tante kecewa dengan kamu. Kami lebih membela gadis yang baru kami kenal itu dibandingkan Hanna,"

"Tante aku kan sudah bilang __"

"Ahhh, sudahlah! Tante gak mau dengar lagi!" panggilan langsung diputuskan oleh sepihak oleh Hanum dari ujung sana. Arkan kini hanya bisa menarik napas dalam dan mengembuskannya sekali hentakan, meminta dirinya sendiri untuk bersabar menghadapi sikap mamanya Hanna.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Sayang, kamu apa-apaan sih? bisa-bisanya kamu menegur Arkan karena masalah Hanna di skors. Apa yang dilakukan Arka itu sudah benar. Hanna memang pantas mendapatkan hukuman itu. Sudahlah, jangan diperpanjang lagi!" Darren yang dari tadi diam saja melihat istrinya marah-marah di telepon, langsung buka suara begitu panggilan terputus.

"Kamu apa-apaan sih? Harusnya kamu mendukungku, bukannya ikut menyalahkanku. Apa salahnya sih diam saja, gak harus pakai lapor? Tidak sulit kan?" Hanum menatap ke arah Daren dengan tatapan sengit.

"Salah! Bagaimanapun tetap salah!" tegas Darren. " Sayang, stop menormalkan sebuah kesalahan yang kamu anggap kecil sebagai masalah yang sepele. Karena sekecil apapun kesalahannya, kesalahan tetap kesalahan. Kesalahan besar itu biasanya diawali dengan kesalahan kecil yang dianggap sepele," lanjut Darren lagi.

Hanum mendengkus. Wanita itu benar-benar kesal karena tidak mendapatkan dukungan dari suaminya. "Masalahnya ini anakmu sampai diskors, Sayang. Kan bisa hanya diminta untuk minta maaf saja. Aku rasa itu sudah cukup daripada harus diskors," nada bicara Hanum terdengar mulai meninggi.

Daren berdecak, kemudian menarik napas dalam, lalu mengembuskannya kembali ke udara.

"Apa kamu belum mengerti apa maksud perkataanku tadi? Stop menormalkan masalah yang kamu anggap kecil itu masalah sepele yang bisa selesai dengan hanya mengucapkan kata maaf," Darren masih berusaha untuk berbicara dengan nada bicara yang lembut.

"Seharusnya kamu menasehati Hanna kalau setiap kesalahan yang dia lakukan itu ada konsekuensinya dan harus dipertanggungjawabkan. Bukannya kamu marah-marah tidak jelas dan membela kesalahan anakmu sendiri. Kalau begitu terus, kapan Hanna bisa mengerti yang namanya tanggung jawab!" lanjut Darren lagi.

"Tapi kan ...."

"Sudahlah, Sayang. Jangan diperpanjang lagi. Sekarang intinya kita terima saja hukuman yang diberikan untuk Hanna. Dan tolong nasehati dia agar tidak melakukan hal-hal licik seperti itu lagi," pungkas Darren sembari berlalu pergi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hari berlalu dengan cepat. Tidak terasa Senja sudah seminggu jadi siswi di SMA Angkasa. Dan Tiga hari ini Senja, merasa nyaman, karena tidak ada Hanna yang mengganggunya. Bahkan dua di antara dua gadis yang biasa bersama dengan Hanna juga tidak ada karena Senja mendengar mereka di skors tiga hari oleh kepala sekolah. Namun, dua gadis yang bernama Chelsea dan Yuni sudah datang padanya dan meminta maaf.

Bagaimana hubungan pertemanannya dengan Adelia? keduanya masih perang dingin dan hanya berbicara seperlunya. Namun walaupun mereka terlihat cuek satu sama lain, tapi anehnya mereka masih saling peduli.

Seminggu berlalu, itu berarti kehidupan Senja, sebentar lagi akan kembali seperti di dalam neraka, karena besok hari Minggu pamannya akan kembali ke Jogja untuk bekerja kembali.

"Emm, besok papa akan kembali ke Jogja, jadi malam ini Papa mau kita makan malam di luar aja," ucap Satrio, membuat mata istri dan anaknya berbinar bahagia.

"Serius, Pa?" sorak Keysa, memastikan.

"Iya serius. Kalian siap-siap saja. Kamu juga, Senja, siap-siap ya!"

Senja melirik ke arah Sukma istri dari pamannya itu. Tampak wanita paruh baya itu menatapnya dengan tatapan mengintimidasi seakan meminta agar dirinya menolak permintaan pamannya.

"Emm, boleh tidak aku di rumah saja, Paman?" Sukma seketika tersenyum tipis mendengar penolakan Senja barusan.

"Lho kenapa?" Satrio mengerenyitkan keningnya.

"Emm, aku sepertinya kurang enak badan, Paman. Mungkin aku kecapean, jadi mau istirahat saja di rumah. Boleh kan Paman?" Senja memasang wajah memelas.

Satrio menarik napas dalam dan menghela napasnya. "Baiklah, kalau memang begitu. Nanti Paman pesan makanan online aja untuk makan malammu,"

"Yahhh, sayang sekali kamu tidak ikut, Sayang. Padahal malam ini kita ingin makan malam keluarga. Jadi gak rame dong kalau nggak ada kamu," Lagi-lagi Sukma berpura-pura memasang wajah sedih di depan suaminya seakan-akan dirinya benar-benar menyayangi Senja.

"Cih, lama-lama muak aku lihat wajah sok baik, wanita lampir ini," umpat Senja di dalam hati.

"Sudahlah, Ma. Mau bagaimana lagi, kalau Senja memang tidak mau. Mungkin dia memang benar-benar butuh istirahat. Sekarang kalian siap-siap aja. Biar kita berangkat lebih cepat untuk menghindari macet. Karena biasanya malam Minggu seperti ini, jalanan akan macet," ucap Satrio.

"Tapi, kamu memang tidak apa-apa sendiri di rumah kan, Nja?" tanya Satrio memastikan.

"Iya, Paman, aku tidak apa-apa sendiri. Paman, Bibi dan Keysa pergi aja,". Senjata melemparkan senyumnya untuk semakin meyakinkan pria paruh baya itu.

"Atau bagaimana kalau kita semua makan malam di rumah aja? Kita pesan makanan saja untuk semuanya," Satrio tiba-tiba memberikan usul, membuat binar di wajahnya ibu dan anak itu meredup seketika.

"Tidak usah, Paman. Paman, Bibi dan Keysa pergi saja. Aku memang benar-benar tidak apa-apa. Kasihan Keysa kalau tidak jadi. Dia tadi sudah sangat excited waktu paman ajak makan malam di luar," dengan cepat Senja menolak permintaan pamannya itu.

"Ya udah deh kalau begitu. Sekarang ayo kita siap-siap!" pungkas Satrio sembari berlalu pergi menuju kamarnya, demikian juga dengan Keysa yang dengan riangnya berlari menuju kamarnya.

"Ternyata tanpa aku kasih tahu, kamu tahu diri juga ya. Baguslah!" ucap Sukma dengan suara yang sangat pelan, takut kalau suaminya mendengar apa yang dia katakan.

Senja sama sekali tidak menjawab. Gadis itu memilih untuk diam saja, karena baginya kalau meladeni Bibinya bicara sama saja menghabiskan energi untuk sesuatu yang tidak berguna sama sekali.

"Senja,kamu kira kamu aku akan biarkan kamu di rumah malam ini. Aku minta kamu manfaatkan waktu untuk mencari pekerjaan selama kami keluar makan malam. Kemungkinan kami juga nanti akan berbelanja di mall. Ingat, besok pamanmu sudah kembali ke Jogja. Itu berarti masa-masa santaimu selama seminggu ini sudah akan selesai. Dan peraturanku, tentang kamu boleh makan, kalau mendapatkan uang, akan kembali berlaku," bisik Sukma dengan senyuman licik di sudut bibirnya.

Tbc

1
Alivaaaa
Aamiin... sama sama Thor 🤲🥰
terimakasih yg sudah menyuguhkan cerita yg sangat menarik Thor 🥰❤❤❤
Alivaaaa
selamat ya 🥰
Alivaaaa
😁😁
Alivaaaa
sepertinya Senja hamidun nih 😁
Alivaaaa
owalaahhh 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤷‍♀️🤷‍♀️
Alivaaaa
akhirnyaaaa 🤭😅
Alivaaaa
syukurlah... semua mendapatkan kebahagiaan masing² 😍😍
Alivaaaa
selamat ya buat Senja & Arkan 😍😍
Alivaaaa
ya ampuun 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Alivaaaa
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Alivaaaa
cie ciee Aldo 😅
Alivaaaa
akhirnyaaa 😍😍
Suci walan dari 99
Kecewa
Suci walan dari 99
Buruk
Alivaaaa
mewek aku 🥺
Alivaaaa
cie cieee Adel 🤭😂😂
Alivaaaa
bagusss papa Daren 👏👏👏👍👍👍😂😂😂
Alivaaaa
baguss Zora 👏
Alivaaaa
owalaaahhh.... ternyata Samudra 🤭😂😂
Alivaaaa
nah loh.... Mampuss kamu Sukma
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!