Novel bertema Percintaan Manis
Rina Arumi Yasmin berstatus mahasiswa semester akhir telah menyabet sabuk hitam dalam seni bela diri. Berjumpa dengan laki-laki misterius yang ternyata menurut Rina adalah malaikat pelindungnya. Akankah ia berjodoh dengan malaikat pelindungnya?
Semoga reader senang dan termotivasi setelah membaca novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuk_Rini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cewek Pemicu
“Canda Rina, aku sengaja buat ide seperti ini agar kamu tidak merasa sedih dengan keadaanmu. Aku ingin kamu tahu, bahwa kami berbangga diri ada teman diantara kita yang berani melawan perampok, apalagi ini cewek!” Jelas Ridho mempertanggung jawabkan perbuatannya di hadapan Rina
Di antara kerumunan ada sepasang mata mendamba “Wah ada pimpinan tampan datang, aku harus menyambutnya!” ucapnya dalam hati.
“Alhamdulillah terimakasih Mas Ridho dan teman-teman. Terus terang saya terkejut teman-teman semua, saya sampaikan terimakasih atas perhatiannya. Saya senang dengan semua yang telah dipersiapkan teman-teman. Saya harap yang terjadi dengan saya tidak mengganggu kelancaran kegiatan pelatihan dan pengembangan SDM di kota ini! Nah karena kalian semua sudah mempersiapkan ini semua, mari kita makan lebih dulu. Boleh begitu bapak pimpinan?” Dalam pidato singkatnya Rina menyindir Yuda
“Baik, silahkan. Setelah itu kembali ke ruang pertemuan dan melanjutkan kegiatan yang telah terjadwal” Sahut Yuda
Sepasang mata itu maju mendekati Yuda “Pak Yuda ikut makan dengan kita dong” ucapnya dengan suara merdu bak biduan dangdut dan badan sedikit bergoyang-goyang
Yuda mundur setengah langkah. Wajahnya tampak waspada.
“Silahkan bergabung dengan yang lain, silahkan dinikmati hidangannya” Jawab Yuda bijak
Rina yang masih berdiri di samping Yuda diam tanpa berkata apapun. Sebab ia pun tidak mengenal sosok yang mendekati Yuda.
“Maaf ini sekretaris baruku mas, namanya Lamaila Cristantia panggilannya Lala.” Jelas Fajar
“Iya maaf perkenalkan saya Lala pak Yuda, senang akhirnya bisa bertemu dengan pimpinan pusat secara langsung” Lala mengulurkan tangan kanannya dengan gaya khas tuan putri yang tangannya hendak dicum pangeran.
Tapi apa kenyataannya, Yuda hanya membalas uluran tangan itu sebatas ujung jari, sekejap lagi.
“Saya mohon Pak Yuda berkenan makan bersama dengan kami, tentu kami para pegawai akan sangat berbangga jika bisa berdampingan dengan seorang pimpinan” Rayu Lala.
Yuda berusaha melihat ekspresi Rina. Namun yang dilihat malah buang muka, pura-pura tidak melihat.
“Baik, saya ada waktu sebentar. Ayo kita makan bersama.” Jawab Yuda berikutnya
Lala berjingkrak senang sambil bertepuk tangan “Asyik, terimakasih Pak Yuda. Ayo kita ke meja sana!” mempersilahkan Yuda berjalan kemudian ia mengambil alih berjalan di samping Yuda.
Rina masih berdiri tidak bergeming. Ada perasaan aneh dalam dirinya melihat peristiwa yang terjadi.
Gemuruh di dada seperti ada kepulan asap berasal dari air mendidih kemudian meletup letup.
Meysa melihat perubahan ekspresi Rina seketika mengalihkan perhatian “Gimana lukamu Rin?” Meysa bertanya
“Masih sakit bu Mey, nanti aku minta tolong bantu membersihkan dan mengobati ya bu Mey.” Pinta Rina
“Okey gak masalah, sekarang ayo ikut gabung dengan pak Hendra. Kamu sudah ditunggu Ridho, ia tak sabar menunggu ceritamu memberantas kejahatan!”
“Widih..emangnya aku supermen?”
“Bukan lah kamu Wonder Girl!"
“Hahahaha…Mas Ridho minta di jewer telinganya, bikin huru hara saja!”
Rina berjalan dibantu Meysa mendekati meja teman seruangannya.
Rina duduk tepat menghadap Yuda dengan di sampingnya ada Lala dan samping berikutnya ada Fajar. Rina dengan leluasa bisa melihat bagaimana Lala berusaha mendekatkan tubuhnya pada Yuda.
“Ishh ganjen banget!” Bisiknya lirih
“Heh..kamu ngomong apa Rina?” Tanya Ridho yang kebetulan bersebelahan dengan Rina
“Mas Ridho tahu tentang Lala yang di meja seberang itu?” Tanya Rina
“Dia Janda beranak satu! Gimana, seksi kan?”
“Seksi juga aku Mas Ridho!” Meysa gak mau kalah
“Kalau bu Meysa seksi konsumsi sajalah, hahahahaha…” Ridho tertawa meledek Meysa. Maklum Meysa memang sudah berstatus ibu-ibu yang doyan kuliner an.
“Hahahahaha bener banget Mas Ridho, kapan kapan main ke rumah ya semua, Bunda Meysa akan masak untuk kalian. Kita makan bersama!”
“Dengan senang hati Meysa” Pak Hendra menjawab
Mereka berbincang dengan seru, namun mata Rina sesekali mengawasi gerak gerik Lala dan Yuda. Gemuruh hati semakin menjadi-jadi, seperti mau meledak.
Akhirnya gemuruh itu tak tertahankan, ia memilih meredamnya dengan undur diri dari ruangan itu.
“Bu Meysa maaf mengganggu. Apakah bisa membantu aku masuk kamar, rasanya sakit! Teman- teman dan Pak Hendra mohon maaf saya permisi dulu ya!” ucap Rina
“Iya Rin, kamu istirahat saja. Jangan dipaksakan supaya lukamu segera sembuh!” Ucap Pak Hendra
Meysa memberikan lengannya untuk dijadikan pegangan Rina saat berjalan..
“Maaf ya Bu Meysa, aku akan sangat merepotkan mu ke depannya”
“Iya Rina, tidak apa. Dengan senang hati aku membantumu”
“terimakasih”
Di seberang meja Yuda melihat perubahan wajah Rina. Ia pun tersenyum, namun memilih diam di tempatnya.
Tring…tring…ponsel Yuda berbunyi
“Saya permisi angkat telepon dulu, kalian lanjutkan acaranya” Yuda pamit
Fajar pun menganggukkan kepala.
“Iya Ren, nanti aku kembali ke pusat. Sabar, tunggu aku di sana. Aku yakin kamu bisa menyelesaikannya” Ucap Yuda kepada Rendi melalui ponselnya.
Selanjutnya sambungan telepon itu di akhiri.
Berikutnya ia mencari kontak nama lain.
“Assalamualaikum” Ucap Yuda
Rina yang baru sampai kamar, duduk bersandar di kepala kasur. Ia membuka tas mengambil ponsel yang berdering tanda ada panggilan masuk.
“Waalaikumsalam” salam Yuda di jawab Rina namun terdengar jutek
Yuda memilih tidak membahas perasaan Rina. Yuda pura-pura tidak tahu.
“Aku harus kembali ke pusat di kota M. Kamu nanti dirawat Meysa ya, atau ikut aku kembali ke kota M supaya aku bisa merawatmu langsung?”
“Tidak perlu, aku bisa minta tolong bu Meysa, silahkan kembali ke kota M!” Jawab Rina
“Nanti malam VC ya, assalamualaikum”
“Waalaikumsalam” Rina menjawab
Ponsel setengah di lempar ke kasur. Ia merasa kesal.
“Kenapa Rina?”
“Tidak tahu bu Meysa, aku juga tidak ngerti kenapa aku begini!”
“Boleh tahu apa hubunganmu dengan Pak Yuda?”
“Kami hanya dekat. Ia seperti malaikat bagiku. Kami kenal sejak aku kuliah dulu.”
“Apakah kalian berpacaran?”
“Tidak Bu Meysa”
“Apakah Pak Yuda pernah menyampaikan perasaannya kepadamu?”
“Belum Bu, dia hanya menyampaikan pertanyaan apakah aku tidak ingin dekat atau menjalin hubungan dengannya, tapi ia belum menyatakan perasaannya padaku”
“Lalu apa jawabmu saat kamu ditanya?”
“Jawabku aku tidak berani”
“Apakah pak Yuda adalah orang yang kamu ceritakan dulu di awal kita berkenalan?”
“Iya bu Meysa”
“Kamu merasakan debaran saat dengannya?”
“Iya sampai sekarang”
“apakah hatimu kesal saat melihat Lala tadi mendekati Pak Yuda?”
“Iya bu Mey”
“Fix kamu jatuh cinta dengan Pak Yuda”
“Hah?”
“Heem kamu cinta dengannya, namun kamu tidak menyadarinya, atau kamu sudah sadar namun tak mau mengakuinya” jelas Meysa
.
.
Sementara di tempat lain
“Dek, aku kembali kota M, tolong jaga Rina. Jika butuh bantuan segera hubungi aku!”
“Baik mas, Rina akan ku jaga sampai kami berhasil duduk di pelaminan dan seterusnya!” canda Fajar
Diangkat kerah baju Fajar “ini yang mau kamu terima!” Yuda mengepalkan tangan kanannya.
“Widih serem” Jawab Fajar enteng.
Yuda melepaskan kerah baju Fajar “Aku sedang berjuang mendapatkan hati Rina, jangan kamu kacaukan” Titah Yuda
“Iya mas, aku hanya bercanda. Lagian aku gak mau punya mas yang lebel nya kadarluarsa!”
“Sialan” Jawab Yuda
🥰🥰🥰
apakah readers pnya besti juga? outhor ingatkan yg saling ya
malaikat kah?
yg jelas malaikat yg bs dilihat dg mata, hnya saja bulannya blm dbantu matahari shingga wajahnya tampak samar
smoga d novel ke dua bisa tuntas.
semangatttttt!
readers yg baik, semoga sukaaa😘