Mengandung Benih Bos

Derasnya hujan, dan dinginnya malam, membuat dua insan yang saling berpelukan mencari kehangatan, tak mau melepas pelukan mereka hingga pagi tiba. Bahkan tebalnya selimut yang mereka pakai, tak mampu menghilangkan rasa dingin yang mendera.

Ayumi membuka mata lebih dulu, hal pertama yang ia lihat adalah, wajah tampan Arga. Tangan Ayumi terangkat, menyentuh setiap inci wajah sang suami.

" Andai saja, kamu bisa menerimaku sebagi istri, bukan hanya sebagai Ibu dari anakmu, pasti aku akan jadi wanita paling bahagia di dunia ini. Bisa mendapatkan suami se-sempurna kamu. Heh, tapi semua itu tidak akan mungkin terjadi. Karena hatimu telah sepenuhnya jadi milik wanita yang bernama Tara, itu." gumam Ayumi pelan.

Ya, Ayumi tahu siapa itu Tara. Tara adalah kekasih, sekaligus cinta pertama Arga. Namun sayangnya, karena kecelakaan tragis yang menimpanya, menyebabkan dia koma selama bertahun-tahun lamanya. Ayumi pernah menemukan sebuah buku di dalam lemari Arga. Buku yang bertuliskan, " Tara my love."

Disana tertulis harapan-harapan Arga, doa-doa Arga, bahkan rencana Arga untuk menyiapkan pernikahan yang mewah dan megah bersama Tara. Di setiap kalimat yang tertulis, Arga selalu menumpahkan rasa rindu dan cinta yang teramat besar pada Tara. Bahkan, disana juga tertulis kalau Tara kelak akan jadi Ibu untuk Kenzia. Yang dimana artinya, Arga akan menggantikan Ayumi dengan kehadiran Tara.

" Jika boleh aku egois, aku ingin Tara tidak usah tersadar selamanya. Aku ingin kamu dan Kenzia hanya jadi milikku. Walaupun hatimu tak bisa aku gapai, setidaknya ragamu bisa aku peluk dan aku miliki." lirih Ayumi. Dan sedetik kemudian air matanya mengalir begitu saja.

Ayumi menutupi mulutnya, agar tak mengeluarkan isakan. " Sakit sekali rasanya, mencintai orang yang masih mencintai wanita lain." batin Ayumi.

Arga bergerak pelan, dan Ayumi segera membalik tubuhnya membelakangi Arga. Sebuah tangan melingkar sempurna di perut Ayumi. Dan saat Ayumi hendak memindahkannya, Arga semakin erat memeluk Ayumi.

" Ra..." gumam Arga.

Air mata Ayumi semakin mengalir deras. Dadanya terasa begitu sesak. Setelah sekian lama menutup hati untuk laki-laki, dan sekarang disaat ia kembali membuka hati, dan mencintai seseorang, tapi malah rasa sakit yang ia dapatkan.

Disaat terasa pelukan Arga tak terlalu kuat, Ayumi langsung memindahkan tangan Arga. Dan ia berlari kekamar mandi.

Ayumi menangis sejadi-jadinya, sampai rasa suaranya akan habis untuk menangis. " Kenapa harus rasa sakit yang aku dapatkan?! Kenapa hati ini malah berlabuh pada seseorang yang mencintai orang lain?! Kenapa?! Kenapa?! Argh!" Ayumi berteriak mengeluarkan seluruh unek-uneknya.

Tubuh Ayumi bersandar di pintu, dan perlahan merosot kebawah. Ayumi terduduk dilantai, ia memeluk kedua lutut, dan menyembunyikan wajahnya disana.

...----------------...

Pukul 8 pagi, Ayumi dan Arga baru sampai di rumah. Setelah membersihkan diri, Arga langsung berangkat kekantor. Dan sementara Ayumi, ia tengah bersama Twins Kenzia.

" Semalam kalian tidak nakal kan, bersama Oma?" tanya Ayumi pada Kenzia. " Awas ya, kalau sampai Mama tau kalian nakal bersama Oma. Mama akan hukum kalian!" ancam Ayumi.

Bukannya takut, Twins Kenzia malah tertawa.

" Eh, apa kalian fikir Mama sedang bercanda, hah. Mama sedang bicara serius pada kalian berdua." ujar Ayumi.

Twins Kenzia semakin mengencangkan tawanya. Membuat hati Ayumi menghangat.

Terdengar suara deringan ponsel. Ayumi memeriksa ponselnya, namun suara itu bukan berasal dari sana. Ayumi menajamkan pendengarannya. Dan suara itu berasal dari atas meja dekat sofa. Itu adalah suara dari ponsel Arga.

Ting.

Sebuah pesan masuk, Ayumi membuka password ponsel Arga. Untung pernah tanpa sengaja, Ayumi melihat Arga saat membuka password ponselnya. Dan passwordnya adalah tanggal kelahiran Twins Kenzia.

..." Kondisi Tara semakin membaik, bahkan jarinya sudah mulai bergerak-gerak. Saya harap kamu bisa datang kemari. Dan saya yakin, dengan kedatangan kamu, Tara pasti akan cepat sadar."...

Deg.

Tubuh Ayumi menegang membaca pesan tersebut. Kakinya terasa lemas, bahkan rasanya tak mampu menahan bobot tubuhnya.

" A-apa yang harus aku lakukan?" lirih Ayumi.

Tiba-tiba, perhatiannya teralihkan oleh suara Twins Kenzia. " Tidak! Aku tidak boleh menyerah begitu saja! Aku harus mempertahankan pernikahanku!" tekad Ayumi.

Ayumi kembali meraih ponsel Arga, dan membuka password. Hal yang ia lakukan adalah menghapus pesan tersebut. " Maaf Tara. Tapi sekarang keadaannya sudah berbeda. Dulu kamu memang kekasih Arga, tapi sekarang Arga adalah suamiku." gumam Ayumi.

Tak terasa malam tiba, Arga baru sampai di rumah. Ia langsung menuju kamarnya. Dan sesampainya dikamar, Arga tercengang. Ia sampai menjatuhkan jas yang ia pegang sejak tadi.

" Anda sudah pulang, Tuan?" ujar Ayumi.

Ayumi mendekati Arga, dan mengambil jas Arga yang terjatuh. " Tunggu sebentar ya, saya akan siapkan air hangat untuk anda mandi." ujar Ayumi. Lalu beranjak kekamar mandi.

 Arga masih mematung di tempatnya. " Apakah, yang tadi adalah Ayumi? Kenapa dia terlihat sangat berbeda? Lebih cantik, dan hot." gumam Arga.

Ayumi merubah penampilannya, menjadi lebih terlihat sexy. Dan wajah yang biasanya polos sekarang ia polesi sedikit dengan make up.

" Saya sudah siapkan airnya, sekarang anda bisa mandi." ujar Ayumi, datang.

" Hm,"

Arga langsung menuju kamar mandi. Ia menutup pintunya rapat, bahkan sampai mengunci. " Kalau dia berpakaian seperti itu terus, bisa-bisa Twins akan segera punya adik." gumam Arga.

Tak memerlukan waktu lama, Arga telah menyelesaikan acar mandinya. Ia keluar dari kamar mandi, dengan berpakaian santai. Di perhatikannya Ayumi, yang sedang menidurkan baby Ken di boxnya.

Posisi Ayumi membelakangi Arga, dan saat Ayumi menundukkan tubuhnya, Arga dengan jelas melihat bokong Ayumi yang tercetak jelas di celana ketatnya.

" Sial!"

" Eh, Tuan sudah selesai mandi rupanya. Ayo saya temani malam malamnya. Atau mungkin, mau diambilkan saja?" tanya Ayumi.

" Tidak, saya sudah makan di luar tadi." tolak Arga. " Saya akan ke ruang kerja." ujar Arga.

" Iya, nanti akan saya susul kesana." ujar Ayumi.

Arga duduk di kursinya, ia memijat pelipis yang terasa berdenyut. " Astaga! Sekali tau rasanya, rupanya kamu ketagihan, ya?! Tidak, tidak boleh seperti ini!" ujar Arga sambil menatap ke bawah perutnya.

" Apa yang tidak boleh Tuan?"

Ayumi tiba-tiba datang, dan hal itu membuat Arga semakin tersiksa. Karena baju yang dikenakan Ayumi agak sedikit turun di bagian dada.

" Ti-tidak ada. Saya hanya sedang fokus pada pekerjaan." sahut Arga mencari alibi.

Ayumi mendekati Arga, dan berdiri tepat di belakang Arga. Ia meletakkan kedua tangannya, di kedua bahu Arga. Dan memberi pijatan.

" A-apa yang kamu lakukan Ayumi?" tanya Arga dengan suara seraknya.

" Saya ingin membantu menghilangkan pegal anda, Tuan." sahut Ayumi. " Apakah pijatannya sudah pas?" sambung Ayumi, bertanya tepat di telinga Arga.

" I-iya, tapi..."

Arga tak dapat fokus lagi, hasrat yang selama ini ia pendam muncul begitu saja. Sebagai laki-laki normal, tentu ia akan sangat terangsang dengan perlakuan Ayumi.

Dug.

Arga menarik Ayumi hingga terduduk di pangkuannya. Dan Arga dengan rakus mencium bibir Ayumi.

Ayumi tersenyum puas, memang inilah yang ia inginkan sejak tadi. Tak apa jika dirinya terlihat seperti wanita murahan di depan sang suami. Tapi asalkan suaminya tak mencari kehangatan di luar. " Aku akan membuatmu tergantung padaku. Aku tidak akan membiarkan kamu pergi dariku. Kamu adalah milikku, bahkan aku sanggup melawan dunia untuk tetap bisa mempertahankanmu." batin Ayumi.