Saga, Kira Dan Luna adalah tiga bersaudara yang bisa melihat hantu. satu persatu arwah datang untuk meminta pertolongan. Kematian kedua orang tua yang misteriuspun masih menjadi misteri Dan mereka berusaha mengungkapkan siapa dalang di balik pembunuhan kedua orang tuanya. Dapatkah Saga, Kira Dan Luna mengungkap siapa dalang do balik pembunuhan Itu Dan dapatkan mereka menyelesaikan semua maslah para arwah gentayangan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kirei39, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saudara Kembar Bab 3
Saga pulang hampir tengah malam, dia membawa kunci cadangan dan bisa masuk dengan mudah ke dalam rumah.
Semua lampu memang selalu di matikan jika malam tiba, hanya lampu beranda saja yang selalu menyala. Saga membuka sepatu nya setelah menutup pintu kembali, dia menyalakan lampu ruang depan karena memang sangat gelap di dalam.
Satu ruangan depan menyala, sedikit memeberi cahaya ke arah ruangan lain termasuk dapur.
Saga menjatuhkan dirinya di atas sofa, hari ini begitu melelahkan baginya dan rasanya tubuhnya lelah sekali. Saga menyandarkan kepalanya di sandaran sofa dan memejamkan matanya.
Klotak...
Saga membuka matanya karena terdengar suara orang yang mengambil gelas. Saga menyipitkan matanya melihat ke arah dapur yang cukup gelap.
"Kira? Luna? " panggil Saga.
Tak ada suara sahutan disana. Saga berpikir mungkin hanya salah dengar, dia pun kembali menyandarkan kepalanya.
Klotak..
Tring..
Kembali terdengar suara gelas yang di simpan dan beradu dengan gelas yang lain.
Kali ini Saga tak memanggil siapapun, hanya diam dan memperhatikan ke arah dapur. Saga menyipitkan matanya dan perlahan mendekati dapur.
Saga mengernyitkan alisnya karena dia melihat seseorang sedang berdiri di dekat kulkas. Saga tak melihat dengan jelas siapa itu, namun jika di perhatikan bentuk tubuhnya tak mirip Kira ataupun Luna.
"Siapa disana? " tanya Saga sambil meraba saklar lampu untuk menyalakan lampu.
Tak ada jawaban apapun, namun samar samar telihat asap mengepul dari tubuh orang misterius itu. Saga terkejut karena takut terjadi hal buruk jika dia memang orang dan keluar asap.
Cek lek..
Lampu menyala bersamaan dengan tak ada siapapun berdiri disana. Saga mencari ke setiap sudut dapur, memastikan memang tak ada siapapun disana.
"Kak? " panggilan Luna mengejutkan Saga.
"Kakak baru pulang? Sedang cari apa? " tanya Luna sambil mengucek ngucek matanya.
"Ah, ya. Kaka baru saja pulang. Kau mau ambil apa? " tanya Saga.
"Minum." Luna langsung mengambil gelas dan membuka Kulkas lalu mengambil air.
"Kaka masuk duluan, ya?! " ucap Saga.
Luna mengangguk karena di mulutnya penuh air.
Luna menutup kulkas setelah selesai lalu pergi dari dapur, tak lupa dia mematikan lampu sebelum pergi dan tanpa dia tau, seseorang dengan asap hitam di tubuhnya berdiri di dekat kulkas menatap tajam ke arah Luna.
****
Di rumah Pak Doni.
Pak Doni baru saja sampai kerumah saat dia mendengar seseorang sedang menangis. pak Doni mencari asal suara tersebut dan ternyata dia adalah istrinya yang sedang menangis di kamar anaknya yang sudah meninggal sambil memeluk sebuah Foto.
"Sayang, kau kenapa? " Doni begitu panik melihat istrinya yang menangis sesenggukan.
"Ziyyan." guman Istrinya.
"Kenapa dengan Ziyyan? Kau harus merelakannya. Dia sudah bahagia di atas sana. " Doni mengusap punggung istrinya.
"Aku baru saja bermimpi tentang dia, dan dia meminta tolong padaku. Entah apa maksudnya. " Mira istri Dini kembali menangis setelah menceritakan mimpinya.
"Kemari, " Doni menarik Mira ke dalam pelukannya."itu hanya bunga tidur karena kau terlalu memikirkannya, makanya kau memimpikan dia. " Doni memeluk sambil mengusap kepala Mira.
"Dia anak kita yang paling baik dan penurut. Dia juga pintar dan sangat menyayangiku. " ucap Mira.
"Aku tau, aku tau. " Doni memberikan dukungan.
Terlihat sekaLi jika Mira sangat menyayangi Ziyyan, kehilangan anak yang dia sayangi membuatnya sangat terpukul.
"Tapi kau harus ingat, kita masih punya satu putra lagi yang harus kita perhatikan juga. " kata Doni.
"Dia sama seperti Ziyyan karena dia kembaran Ziyyan. Jadi kita tidak boleh pilih kasih. " Doni memberikan nasehat dengan lembut.
"Tapi... Entah kenapa aku selalu ingat Ziyyan jika aku melihat nya. Makanya aku tidak ingin melihat wajah anak itu karna itu membuat ku sakit. " Mira kembali berkaca kaca.
"Kau tidak boleh berkata seperti itu, bagaimanapun Zayyan juga anak kita. Ini semua bukan salahnya dan kita tidak boleh bersikap tidak adil padanya. " Doni tak setuju dengaN pemikiraN istrinya.
"Aku tau, tidak seharusnya Ku punya persaan seperti ini. Tapi aku tak tau hrus bagaimana lagi. 'Mira kembali memeluk suaminya, menyerahkan segala perasaan dalam pelukan suami tercinta tempat ternyaman baginya.
Di balik dinding kamar, Zayyan yang baru saja pulang ke rumah mendengar apa yang orang tuanya katakan. Dia berdiri mematung dengan ekspresi datar.
****
" Selamat pagi, Kak. " Luna menyapa kakaknya Saga dengan mencium pipi Saga yang sedang menikmati teh nya.
"Semalam darimana? Pulang sampai larut malam. " tanya Luna.
"Aku harus bertemu dengan para editor, karena pembicaraan yang berlanjut mAkan malam, jadi pulang larut malam. " jelas Saga.
"Kau tidak makan, ya? " tanya Saga
"Makan mie saja. " jawab Luna sambil menggigit rotinya.
"Maaf, kakak pikir akan sebentar jadi tak menyiapakan maka malam. " Saga merasa bersalah karena membuat kedua adiknya kelaparan.
Gubrak..
Gedebuk..
"Aw... " Kira yang terburu buru turun dari tangga, terpeleset dan jatuh.
"Ahahaha,,syukurin." Luna tertawa melihat kaKaknya
kesakitan.
"Bukannya ditolong. " Kira mencubit pipi Luna.
"Aduh sakit. "
"Kau ini kenapa buru-buru? " tanya Saga.
"Aku ada kelas Pak Doni. Mati kalau sampai terlambat. " jawab Kira.
"Aku berangkat, Luna berangkat sendiri, ya. " Kira mengambil sepotong roti lalu pergi dengan tergesa gesa.
Saga geleng geleng kepala melihat tingkah adiknya itu. Dia tersenyum lalu kembali menikmati teh dan kue.
Kira menyalakan motornya , lalu pergi memaCu motornya dengan kecepatan cukup tinggi. Saat keluar gerbang rumah, matanya tertuju pada seorang laki laki yang berdiri di seberang jalan.
Dia berdiri mematung dengan tatapan kosong yang terus melihat ke dalam rumah.
Karena sedang terburu buru, Kira pun tak mau ambil pusing dan pergi begitu saja.
Sementara itu Luna yang akan berangkat sendiri terkejut karena! At iba tiba Zayyan datang menjemputnya.
"Zayyan? "
"Kebetulan lewat sini jadi> sekalian kita berangkat sama sama. " jawab Zayyan.
"Tapi darimana kau tau rumahku? " tanya Luna.
"Aku tanya teman teman mu" jawab Zayyan. "Ayo pergi. "
Luna pun berangkat bersama Zayyan, jalan kaki melewati jembatan penyeberangan.
Saga yang melihat lewat jendela,Luna dan Zayyan pergi hanya diam. Entah kenapa diMersa ada sesuTu dengN anak lelaki itu.
Tapi Saga tak ingin berburuk sangka karena dia juga tak kenaL siapa lelaki itu.