NovelToon NovelToon
Di Tandai Duda Ganas

Di Tandai Duda Ganas

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda
Popularitas:366.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Yulianti Oktana

Pertemuan pertama di toko roti, membuat hidup Anjani selalu dihantui oleh seorang duda dingin bernama Kendra.
Anjani tak tahu bahwa Kendra adalah atasannya di tempat Anjani bekerja sebagai office girls.
Kendra yang kesal pada Anjani karena mengatainya pria impoten ketika sedang berebut sepotong roti, membuat Kendra bertekad akan balas dendam pada gadis berlesung pipi itu. Apalagi dia tahu bahwa Anjani adalah karyawan di kantornya.
"Akan ku buat kau seperti di neraka, kucing kecil" seringai mematikan dari bibir Kendra.
Akankah Anjani bertahan bekerja di kantor milik Kendra??...
Ataukah akan terjadi bibit cinta antara keduanya???
Baca terus ya novelku..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Kendra langsung mengantarkan Anjani pulang ke rumahnya. Anjani yang belum siap untuk mempertemukan Kendra dengan Rusli. Ia hanya meminta Kendra untuk mengantarkannya ke depan gang rumahnya saja.

"Kenapa aku tidak boleh masuk, sayang?" tanya Kendra heran.

"Belum saatnya Mas tahu keluargaku. Nanti saja ya! please Mas mengerti" Anjani jelas tidak mau jika nantinya Kendra tiba-tiba menjauhi dirinya selepas tahu ia mempunyai seorang bapak yang punya penyakit jiwa.

Padahal sejatinya Kendra sudah menerima apapun kondisi Anjani dan latar belakang keluarganya.

"Ya sudah Mas pulang dulu, jaga kesehatan ya Sayang. Besok Mas tunggu di kantor" balas Kendra.

Anjani pun hanya tersenyum, Ia pun hendak keluar dari dalam mobil. Tangannya terulur ingin membuka pintu, tetapi ditahan oleh Kendra.

"Apa?" Anjani heran.

Kendra lalu menarik tubuh Anjani kedalam pelukannya.

"I love u sayang. Mas sungguh mencintai mu" ungkap Kendra.

"Love u juga Mas. Aku sama mencintaimu" balas Anjani.

Kendra pun tak bisa menutupi kebahagiaannya. Ia langsung melumat bibir Anjani. Anjani yang sudah terbiasa dengan sensasi bibir tebal nan menggoda itu balas melumat bibir Kendra.

Bibir Kendra berpindah ke leher jenjang milik Anjani dan meninggalkan beberapa jejak merah di sana.

"Mas sudah nanti ketahuan orang" Anjani mencoba mencegah agar Kendra tidak membuka kancing bajunya.

"Sttttttttt!!! Nikmati saja ya sayang" bisik Kendra.

Anjani pun pasrah dengan apa yang Kendra lakukan, meski malu karena baru pertama kali memperlihatkan gunung kembarnya pada pria, tetapi rayuan dan bujukan Kendra mampu melumpuhkan rasa malu seorang Anjani.

Kendra langsung menyergap gundukan yang masih sangat kencang itu. Lalu ia hisap titik merah muda seperti bayi yang kehausan dan sebelah tangannya ia gunakan untuk mere*as gunung yang satunya lagi.

"Sayang, sangat pas dalam genggaman tanganku" ucap Kendra di sela-sela kegiatannya.

"Mas kaya bayi.. Oughhh Mas geli" Anjani berusaha mati-marian tidak mend$ah, ia takut di dengar orang dari luar.

Anjani lalu merasakan di dalam celana Kendra ada benda yang bergerak-gerak seperti ular.

"Mas, kok ada yang hidup!" ucap Anjani panik.

"Kamu mau kenalan sayang?" tanya Kendra senang.

"Emang tidak apa Mas?" Anjani berkata dengan polosnya.

"Tentu tidak dong sayang!" jawab Kendra yang langsung membuka resleting celananya dan keluarlah ular bermata satu yang maha perkasa itu.

"Mas......!" Anjani pun melotot melihat sesuatu yang besar, panjang dan berurat manja.

"Coba pegang!" perintah Kendra.

Anjani pun dengan takut-takut memegang milik Kendra hingga yang punya melenguh.

"Sayang maju mundurkan tangannya" perintah Kendra.

Anjani pun menurut saja. Kendra mulai meracau, sungguh rasanya tidak bisa Kendra jabarkan dengan kata-kata.

Puas bermain di gunung kembar milik sang gadis, Kendra pun bersandar di kursi kemudi. Ia menikmati apa yang Anjani lakukan.

"Sayang, mau ya pakai mulutmu!" ucap Kendra.

"Di telan Mas? Tapi milikmu besar sekali!" balas Anjani.

"Coba dulu ya sayang. Anggap saja itu mainan baru kamu" ucap Kendra.

Anjani pun dengan polosnya menuruti ucapan Kendra karena menurutnya bentuk burung Kendra memang lucu dan menggemaskan.

"Mas kepalanya merah banget. Ukh tututu lucunya Mas" ucap Anjani sembari menyentuh ujung kepala si ular bermata satu itu.

Anjani seperti mendapat mainan baru. Ia mulai suka dengan milik Kendra.

Sebaliknya Kendra merasa tersiksa dengan apa yang Anjani lakukan. Ia pun menyuruh Anjani melakukan seperti anak kecil memakan permen, dan Anjani pun melakukannya.

Tak lama Kendra pun mengejang tanda sesuatu akan keluar dari bawah sana.

Ia pun semakin menekan kepala Anjani hingga mulut Anjani penuh dengan cairan kental manis.

"Mas kok asin? Bau pandan pula" ucap Anjani dengan mulut penuh dengan cairan itu.

"Telan sayang!" perintah Kendra.

Di luar mobil, anak-anak yang sedang bermain bola heran karena melihat mobil yang sedari tadi terparkir dan orang yang di dalamnya tidak kunjung keluar.

"Mar, mobil siapa sih bagus banget dari tadi diam mulu di sana" tunjuk bocah laki-laki yang bernama Heru pada temannya yang bernama Damar.

"Kayanya gue pernah lihat tuh mobil" balas Damar sembari mengingat-ingat siapa pemilik mobil itu.

"Gue inget sama tuh mobil. Itu kan pemiliknya yang pernah nanyain alamat Kak Jani waktu itu. Si Om Tampan yang kasih kita duit" Timpal Asrul.

"Ya bener yang loe bilang Srul, gue inget. Mending kita samperin aja si Om Kece itu, siapa tahu dia kasih kita duit lagi" ajak Damar.

Para bocil itu tidak tahu saja apa yang pemilik mobil itu lakukan di dalam.

"Sayang terimakasih ya, Kamu sudah memberikan kenikmatan padaku" ucap Kendra sembari memeluk Anjani dengan sayang.

"Sesudah apa yang kita lakukan, Mas harus janji tidak akan meninggalkan ku!" pinta Anjani dengan sungguh-sungguh.

"Mas janji tidak akan meninggalkanmu dan membuatmu terluka" balas Kendra.

Ia pun kembali mencium bibir Anjani dengan sangat rakusnya.

Mereka tidak menyadari bahwa bocah-bocah sudah mengerubungi mobil Kendra. Beruntung kaca mobil itu gelap jadi mereka tidak mengetahui apa yang Kendra dan Anjani lakukan.

Tokkk!!!!

Tokkkk!!!!

Sebuah ketukan di kaca mobil Kendra menghentikan kegiatan panas mereka berdua.

"Mas, anak-anak ngapain?" Anjani pun panik takut aksinya bersama Kendra di ketahui bocah-bocah.

"Rapihkan bajumu, sayang!" perintah Kendra.

Kendra pun segera membuka kaca mobil itu dan bersikap tenang.

"Tuh kan bener apa yang gue bilang, ini sih si Om yang waktu itu!" ucap Damar.

"Kalian mau apa?" tanya Kendra.

"Kok ada Kak Jani sih?" tanya Ipul, bocah berambut mohawk.

"Hehehe.. Iya nikh kebetulan Kak Jani ikut pulang nebeng bareng Om Ini" balas Anjani.

"Begini Om, kan Om sudah memasuki wilayah teritorial kami nih, jadi Om harus bayar uang keamanan pada kami" ucap Damar.

"Apa sih loe, Mar. Gak boleh kaya gitu. Gak ada palak-palakan ya, nanti Kak Jani aduin ke Mama, loe" Anjani.

"Udah kak Jani diem aja deh,.ini urusan sesama lelaki. Mari Om, kita selesaikan secara jantan" ucap Asrul.

Sebenarnya Kendra sudah ingin tertawa terbahak-bahak dengan para bocah kampung ini.

"Memang Om harus bayar uang keamanan berapa sih, Dek?" tanya Kendra.

"Begini saja Om, biar silaturahmi tidak terputus, coba minta seratus!" jawab Damar.

Kendra pun segera membuka dompetnya dan langsung menyerahkan uang sebesar 200 ribu rupiah pada bocah-bocah itu.

"Kita mintanya seratus, Om!" ucap Asrul yang ingin mengembalikan uang 100 ribu pada Kendra.

"Tak apa, buat kalian saja!" balas Kendra.

"Terimakasih ya Om. Sesudah ini Om gak perlu bayar uang keamanan lagi karena kita sudah jadi besti" ucap Damar lalu pergi bersama bocah lainnya menuju warung.

"Mas maaf ya!" Anjani sungguh tak enak hati.

"Tak usah minta maaf, sayang. Mereka mungkin mau jajan. Kasihan juga. Yasudah Mas pamit pulang dulu ya, jaga kesehatan besok Mas tunggu di kantor!" Sebelum pamit pulang, Kendra langsung mencium kening Anjani.

"Hati-hati, Mas!" ucap Anjani.

Mobil itu pun kini melaju meninggalkan Anjani. Ia pun segera berjalan menuju rumahnya.

1
Bulan Bintang
Kya ank ABG manggil ny loe gue pd hal udh d sebut bpk2, ga cocok sih sbner ny mh hadehh 🤦🙏
Happy Family
tu la tu.... nikah cuma mau sedap anu anu.... mental tak siap komitmen... masih bodoh kawal perasaan... masih dungu soal kepekaan...pokoknya TIDAK DEWASA ... 9AKAL yg diguna pakai 1 nafsu aja.... miris..... jangan beralasan kerana pernah diselingkuhi... tindakan kamu tidak dibenarkan . titik tidak pakai koma. sakit hati aku... hahahahahha
Yulianti Oktana: sabar kak sabar...😂😂
total 1 replies
susi ana
thor, aq ngakak dewe baca nama pesantrennya. hehehehe
Rafilah Ariefiansyah
Luar biasa
Duda Fenta Duda
waduh thor
Ida Miswanti
Lumayan
shadowone
hahahahhahaha
Karil Laviqne
otak mereka berdua pada gresek y....
Karil Laviqne
begini nih anak zaman sekarang pacaran pantas banyak yang hamil duluan
mau smp/sma sama saja
Elly Rasmanawati
Luar biasa
Anie Baelah
Cukup bagus
shadowone
astaga jahatnya...
shadowone
hahahahahhahahaha
shadowone
whahahahahaha
Yulianti Oktana
itu sebagai perumpamaan saja kak
rama
air mata kejantanan?
rama
Luar biasa
rama
/Curse//Curse//Curse/
rama
bab pertama yg bagus, dan penggunaan bahasa sehari-hari yg mudah dicerna
Yulianti Oktana: terimakasih kakak... Sengaja Author tidak menggunakan banyak bahasa yang level tinggi, karena author ingin menciptakan novel yang bahasanya ringan saja....
total 1 replies
rama
bisa aja otor ini
Yulianti Oktana: hehehe.....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!