Masa lalu yang telah Ia lupakan kembali hadir dan mengusik kehidupannya. Seolah takdir mempermainkan mereka.
Mira, wanita cantik yang profesi sebagai seorang dokter telah berhasil keluar dari keterpurukannya dan membahagiakan anaknya seorang diri. Ia mampu melakukan semua itu tanpa adanya sosok Rangga, pria masa lalu yang tiba-tiba hadir dalam hidupnya dan tiba-tiba pergi begitu saja. Menghilang bagai buih.
Disaat Mira tengah bahagia dengan kehidupannya, lagi-lagi pria itu tiba-tiba hadir dalam hidupnya. Takdir kembali mempertemukan mereka sebagai seorang dokter dan pasien.
Akankah Mira berada di sekitaran Rangga sebagai seorang dokter, yang akan menyembuhkannya? Ataukah memutuskan menjadi sosok wanita yang telah dicampakkan, dan membalas rasa sakitnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon m anha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menggapai Cinta Istriku kembali
Rangga pun kembali ke kediamannya, walau dengan hati yang terluka karena penolakan Mira. Namun, ia sadar jika semua itu adalah kesalahannya, ia juga mendengarkan apa yang dikatakan oleh teman-temannya jika sebaiknya ia memulihkan kesehatannya dulu. Jika ia memaksa Mira dalam kondisinya seperti saat ini, ia hanya akan memperburuk suasana. Kini Rangga hanya berharap semoga saja ayah dan teman-temannya bisa menemukan keberadaan putrinya, berharap putrinya akan membawa dampak yang baik untuk rumah tangganya dengan Mira, berharap Mira akan memaafkannya karena ia berhasil menemukan putri mereka yang telah lama hilang. Dalam hati Rangga terus berdoa semoga saja putrinya memang Anisa, ia bisa melihat betapa cantiknya anak itu. Wajahnya sama seperti ibunya. Ada sedikit kelegaan di hatinya dengan mengetahui jika Anisa dirawat dengan baik oleh keluarga Erik. Ia tak bisa membayangkan bagaimana jika Anisa bukanlah putrinya. Namun, putrinya dibesarkan oleh orang lain dan mendapat penyiksaan diluar sana, ia tak akan memaafkan dirinya sendiri jika sampai itu benar-benar terjadi.
Di sisi lain ia juga merasa takut jika sampai keluarga Erik tak mau mengembalikan Anisa jika memang Anisa terbukti adalah putrinya.
Selama seminggu setelah Rangga keluar dari rumah sakit, ia tak pernah sekalipun menemui Mira lagi, ia ingin memberikan waktu Mira untuk memikirkan hubungan mereka. Ia juga terus melakukan beberapa terapi, melakukan usaha terbaik agar setidaknya ia sedikit bisa menggerakkan kakinya. Kondisi kakinya sungguh sangat membatasi ruang geraknya.
Di saat Rangga tengah sibuk untuk memulihkan kondisinya, Wira, Aldi dan juga Bayu sang ayah sibuk mencari bukti keberadaan putri dari Rangga. mereka kini menargetkan Anisa, mencari tahu dari mana keluarga Erik mengadopsi Anisa.
Karena mereka sudah mendapat keterangan jika Anisa adalah anak adopsi keluarga Erik, mereka juga mencari tahu tentang kebakaran rumah sakit tempat di mana Mira melahirkan dulu.
"Bagaimana Ayah?" tanya Rangga begitu melihat ayahnya menghampirinya yang sedang melakukan terapi bersama dokter di kamarnya .
"Lihat ini," ucap Bayu memperlihatkan berkas-berkas yang di bawahnya, semua bukti-bukti mengarah jika Anisa memanglah adalah putrinya. Bahkan Bayu berhasil menemukan CCTV rumah sakit itu saat waktu kecelakaan dan terlihat jelas jika memang bayi Mira diambil oleh pihak rumah sakit di rumah sakit di mana Rangga dulu dirawat, ia juga sudah mencocokkan data-data di rumah sakit di mana ayah Erik mengadopsi Anisa, semua bukti itu cocok. Kini mereka hanya tinggal melakukan tes DNA untuk lebih akurat lagi .
"Syukurlah Ayah, setidaknya kita sudah memiliki titik terang sekarang. Semoga saja Anisa memang anakku," ucap Rangga yang merasa sangat lega.
"Lalu bagaimana dengan pertunanganmu? Apa kamu benar-benar ingin membatalkannya?" tanya Bayu Aji lagi menatap putranya.
"Tentu saja, Ayah. Aku sudah menikah dengan Mira, aku sangat mencintainya kan Ayah tahu sendiri dari pernikahan kami ada dua orang anak, aku tahu mungkin akan berat. Aku akan berusaha meminta maaf pada Mira dan membuat Mira menerima aku. Aku tak akan menikah dengan siapapun kecuali dengan Mira, Yah. Aku akan memperjuangkan Mira sampai kapanpun."
"Baiklah jika memang itu keputusanmu," ucap Bayu kemudian ia pun keluar dari ruangan itu, meninggalkan berkas yang telah didapatkannya. Dengan kekuatan uang, ia dapat menemukan semua bukti-bukti itu hanya dalam satu minggu, Aldi dan juga Wira turut membantu. Mira sendiri sudah dua tahun mencari putrinya, tetapi tak bisa menemukannya.
Sesuai dengan rencana mereka, malam hari Bayu Aji, Prabu dan juga Dewi menyandangi kediaman keluarga Natali.
"Tidak, aku sudah bilang tidak. Aku tak mau membatalkan pertunangan ini, aku akan menunggu jika memang alasannya Rangga tak mengingatku. Bukan kah dokter juga mengatakan jika ini hanya sementara," sanggah Natali saat mendengar maksud kedatangan keluarga Rangga untuk membatalkan pertunangan mereka.
"Tapi, Nak. Rangga ingin melanjutkan pernikahannya dengan Mira dan mereka punya dua anak, memaksa Rangga untuk tetap bertunangan denganmu itu sama saja akan membuatmu tak bahagia dan ibu yakin jika pun nanti ia sudah mengingat kembali ingatan yang dilupakannya dia pasti akan tetap memilih Mira dan anak-anaknya," ucap Dewi sambil menggenggam tangan wanita yang hampir saja menjadi menantunya itu.
"Tidak, Tante. Rangga mencintaiku dan dia pasti akan mempertahankan pertunangan kita. Saat Rangga mengingat semuanya ia akan menikahiku, kamu saling mencintai," ucap Natali tak terima.
"Bagaimana jika saat ingatannya kembali Ia tetap tak mau bertunangan denganmu lagi atau bagaimana jika ia tak akan pernah mengingatmu lagi? Natali, saat ini yang ada di ingatan Rangga hanyalah Mira." Dewi berusaha untuk menjelaskan agar Natali menerima keputusan Rangga, ia tak mau membuat Natali menantikan sesuatu yang tak pasti. Jujur, kini Dawi mendukung anaknya bersama Mira. Terlebih lagi saat ia tahu jika Mira melahirkan bayi kembar.
"Natali, bener apa yang dikatakan oleh kedua orang tua Rangga, Nak. Kamu itu masih muda, kamu tak boleh menyia-nyiakan hidupmu hanya karena menunggu sesuatu yang tak pasti. Apalagi Rangga sudah memiliki anak, pertunangan kalian masih bisa dibatalkan kalian belum menikah." Ibu Natali ikut menimpali.
Natali tak menjawab, ia langsung berdiri dan berlari ke kamarnya. Membuat mereka hanya menatap kepergian Natali.
Akhirnya pembahasan pembatalan pernikahan itu pun mereka bahas tanpa Natali, kedua orang tua Natali juga setuju. Mereka sudah tahu kondisi Rangga, jika dulu Rangga juga mengalami amnesia dan mereka mengerti alasan pembatalan itu karena Rangga sudah memiliki dua orang anak yang bahkan baru diketahuinya setelah ingatannya itu kembali pulih.
"Sekali lagi kami minta maaf karena memutuskan pertunangan ini secara sepihak," ucap Bayu Aji pada keluarga Natali sebelum meninggalkan kediaman tersebut.
Masalah pertunangan Rangga sudah selesai, sekarang mereka akan membantu Rangga agar bisa kembali pada Mira dan juga anak-anaknya. Mereka akan berusaha untuk mencari bukti apakah Anisa memang adalah anak Rangga melalui tes DNA, mereka tak mau mengambil kesimpulan terlalu cepat sebelum semuanya benar-benar terbukti jelas. Mengingat keluarga Erik bukanlah keluarga yang sembarangan.
Dua minggu kemudian kondisi Rangga sudah semakin membaik, ia sudah bisa menggerakkan kakinya. Namun, ia masih harus menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan.
"Kamu yakin akan menemui Mira?" ucap Wira disaat mereka sudah berada di depan kediaman Mira, dua minggu terakhir ini Wira dan juga Aldi ditugaskan untuk mencari tahu keberadaan Mira, mencari tahu apa saja kegiatannya dan masih banyak hal lagi yang Rangga ingin tahu tentang Mira.
"Tentu saja, jika menunggu kakiku benar-benar sembuh aku takut Mira akan semakin marah padaku," ucap Rangga yang sudah turun dari mobil dan berjalan dengan tongkatnya menghampiri rumah tersebut, mereka sudah mencari tahu jika saat ini Mira ada di kediamannya bersama dengan Shaka.
Rangga berjalan sendiri menghampiri pintu utama, mengetuk pintunya beberapa kali sambil sesekali mengintip dari balik jendela, ia bisa melihat Mira berjalan ke arahnya. Ia pun dengan cepat-cepat memperbaiki penampilannya, memastikan rambutnya tetap tertata rapi.
Begitu Mira membuka pintu dan melihatnya, Mira langsung kembali ingin menutup pintu. Namun, dengan cepat Rangga menghalanginya dengan tongkat yang dipakainya.
"Mira, aku mohon mari kita bicara," ucap Rangga.
"Pergi! Tak ada lagi yang harus kita bahas." Mira menendang tongkat itu agar tak menghalanginya menutup pintu.
Mira berhasil menendang tongkat itu. Namun, Rangga malah ikut terjatuh, ia belum mahir menggunakan tongkat.
Rangga bisa melihat wajah kekhawatiran Mira saat melihatnya terjatuh, membuat ia pun memanfaatkan kesempatan itu, ia meringis memegang kakinya.
"Aww, sakit," lirihnya.
"Kamu masih sakit lalu mengapa datang ke sini? Bukannya beristirahat di rumahmu," gerutu Mira yang mau tak mau membuka lebar-lebar pintunya, ia bahkan membantu Rangga untuk mengambil kembali tongkat yang tadi sempat terlempar karena dirinya juga membantu mantan suaminya itu untuk berdiri.
"Ibu, ada apa?" tanya Shaka yang berlari dari dalam saat ibunya tak juga kunjung masuk dan juga mendengar suara ribut-ribut dari luar.
"Halo, Nak. Aku ayahmu," ucap Rangga membuat Mira terkejut, dengan pedenya pria itu memperkenalkan diri sebagai ayah. Rangga mengatakannya dengan santai dan merentangkan tangannya, seperti orang yang sama sekali tak ada rasa bersalah karena selama ini meninggalkan putra mereka.
"Ayah?" tanya Shaka kemudian menatap ke arah ibunya.
"Bukan, dia bukan ayahmu. Ayo masuklah, dia orang gila," ucap Mira kemudian menarik anaknya untuk masuk, tak lupa ia kembali menutup pintunya menguncinya rapat dan menggendong Shaka untuk masuk ke dalam.
Rangga hanya menghela napas mendapat perlakuan itu. Namun, dia takkan menyerah.
Sejak hari itu hampir setiap hari Rangga datang ke kediaman Mira, tetapi tak sekalipun ia berhasil masuk ke rumah itu. Ia tak hanya datang dengan membawa tangan kosong, ada beberapa mainan yang di bawanya berharap mainan itu bisa menarik perhatian Shaka, sang putra.
Mira yang tak tahan dengan kelakuan Rangga yang selalu datang ke rumahnya, semua itu sangat menggangu.
Akhirnya Mira memiliki ide untuk membayar seseorang agar menjadi kekasihnya, agar Rangga tak berharap lagi padanya. Ia benar-benar tak ingin lagi mengenal sosok yang pernah menyakiti hatinya itu. Tak ingin jika ia kembali terluka.
cerita nya baguz