NovelToon NovelToon
Uang Kaget Bergetar

Uang Kaget Bergetar

Status: sedang berlangsung
Genre:Matabatin
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: samsuryati

bagaimana rasanya ketika kamu mendapatkan sebuah penawaran uang kaget?

Rara di hina dan di maki selama hidupnya.

Ini semua karena kemiskinan.

Tapi ketika dia merasa sudah menyerah, Dia mendapatkan aplikasi rahasia.

Namanya uang kaget.

Singkatnya habis kan uang, semakin banyak uang yang kau habiskan maka uang yang akan kamu kantongi juga akan semakin banyak.

Tapi hanya ada satu kesempatan dan 5 jam saja.

Saksikan bagaimana Rara menghasilkan uang pertama kali di dalam hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24

Rara memang membayar semua belanjaan Nadia dan dua temannya hari itu. Rencananya dia ingin membuat mereka tidak menganggap remeh dirinya.

Karena itu Rara tidak tahu tentang apa yang terjadi di balik live streaming.

Bukannya gosip mereda tapi malah berujung hinaan dan makian dari teman-teman sekelas.

Chika juga melemparkan beberapa spekulasi buruk tentangnya.

Tentu saja kabar Ini sinkron dengan kabar jika keluarganya di ambang kebangkrutan.

Saat itu Rara tidak aktif di sekolah karena ujian sudah selesai. Tapi dia masih mengurus beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum bekerja meninggalkan Indonesia.

Jadi kisahnya berlanjut setelah satu bulan berselang.

Hari di mana pesta perpisahan sekolah di adakan.

Gedung SMA Internasional Bina Prestasi Global, yang terletak di kawasan elite Jakarta Selatan, hari ini dihiasi sedemikian rupa.

 Panggung besar dengan tirai mewah berwarna biru navy dan emas berdiri megah di tengah lapangan rumput sintetis yang dirawat sempurna. Balon-balon putih dan perak menggantung di langit-langit aula, memantulkan cahaya lampu kristal yang berkilauan seperti permata.

Ini adalah hari perpisahan siswa kelas 12, sebuah momen yang dinanti ,bukan hanya karena kelulusan, tapi karena menjadi ajang unjuk gaya dan status sosial.

Para siswa dan siswi sudah mulai berdatangan, mengenakan gaun indah dan jas yang sebagian besar terlihat seperti keluaran butik internasional. Tas bermerek menggantung di lengan gadis-gadis muda, sepatu kulit mengkilap melangkah dengan percaya diri.

 Para guru berdiri di pinggir aula, menyambut satu per satu siswa sambil tersenyum, meski tak semua senyum itu tulus.

Di antara keramaian itu, nama ,Anindya Zahra putri Mahesa atau yang akrab di sebut sebagai Rara terdengar beberapa kali dibisikkan.

"Eh, Rara datang nggak sih?" bisik salah satu siswi yang mengenakan gaun backless merah marun. "Kayaknya nggak mungkin dia berani muncul, deh... udah tahu keluarganya kayak gimana sekarang."

Apa yang terjadi akibat live streaming benar-benar bisa dilihat hari ini.Cika sang pelaku belum hadir, tapi dengan gosip yang dia lemparkan, karakter Rara langsung dibunuh tanpa ampuh.

"Dia tuh kayak bayangan masa lalu," sahut temannya, tertawa kecil. "Dulu waktu bapaknya masih punya perusahaan, gayanya sih oke. Tapi tetap aja, kelihatan banget kalau dia tuh cuma... numpang doang di sekolah ini."

Beberapa anak laki-laki yang berdiri di dekat panggung tertawa pelan.

"Kasian sih, tapi ya... dia memang nggak cocok di sini. Kita ini sekolah internasional, Bro. Bukan sekolah amal."

"Dari dulu dia juga sudah tidak pantas kan, apalagi sekarang? Eh tapi bodinya lumayanlah, pantas dihargai mahal Hem!"

"Tapi nama baik sekolah mau di kemanain,jika ada yang tau di sekolah ini ada pelacur seperti dia?!"

Seseorang malah menimpali dengan berkata,"Persetan dengan nama baik sekolah,toh kita udah selesai sekarang.Malahan aku juga kepengen sih,apa rasanya legit atau malah melar karena sering di pakai?"

Kata kata itu mengundang gelak tawa dari yang lain.

Rara tidak cantik tapi dia memiliki pesonanya tersendiri. Karena gosip miring itu, para pria beranggapan Rara bisa dibeli.

Jadi mereka mulai membicarakan hal yang cabul padahal mereka masih remaja loh.

Namun gaya pertemanan pemuda kaya memang seperti ini.

Menganggap Remeh orang miskin.

Mereka tidak sadar jika roda kehidupan akan selalu berputar.Kadang di atas dan kadang di bawah.

Seorang guru yang sedang mencatat nama-nama siswa yang hadir sempat menoleh mendengar pembicaraan itu, tapi hanya menghela napas pelan, tidak ingin ikut campur.

Dia juga melihat live streaming kemarin, karena di putar di grup sekolah.Tapi sebagai seorang guru dia jelas melihat keunggulan Rara di sekolah ini. Dibandingkan dengan murid-murid yang berbicara, Rara malah lebih memiliki prestasi dibanding dengan mereka.

Tapi jika uang menjadi patokan maka Rara kalah.

Dia guru tapi tidak lebih terhormat dibandingkan dengan para murid elite di sini.

Jadi guru-guru pun hanya diam saja, mereka takut dengan imbasnya

Tapi dalam hati guru berkata "kasihan Rara,"

Namun kuping ini masih dipasang dengan tajam.

"Eh, tapi lo inget nggak? Dulu dia pernah dapat ranking satu tuh, pas kelas 10," celetuk salah satu siswa, seolah ingin membela."Dia memiliki prestasi bagus, siapa tahu di masa depan dia akan lebih berkembang kan"

"Ya tapi sekarang apa gunanya ranking? Duitnya aja nggak ada," sahut siswi tadi dengan tawa mengejek.

Hahahaha .

Suasana aula yang semarak tak mampu menutupi adanya ketegangan kecil dari beberapa kelompok siswa yang sebenarnya agak skeptis saat nama Rara disebut.Rara memang cerdas.

 Berprestasi.

 Tapi sekarang, dalam pandangan mereka,Rara hanya kisah yang sudah tak relevan.

Jijik aja karena Rara punya sugar Daddy.

Dan sementara lampu sorot menyala, musik perlahan mulai dimainkan, pintu aula belum juga terbuka untuk sosok yang sedang dibicarakan itu.

Karena Rara… belum datang.

Di sisi lain dari aula yang gemerlap, beberapa guru tengah berdiri di dekat meja prasmanan, berbincang santai sambil menyesap minuman ringan. Di antara mereka ada Bu Mirna, guru Bahasa Inggris yang terkenal paling dekat dengan para siswa berprestasi, dan Pak Dimas, guru matematika senior yang tampak sudah kelelahan oleh hiruk pikuk malam itu.

Seorang ibu berpakaian elegan dengan perhiasan mencolok mendekat. Dia adalah Ny. Felicia, wali dari salah satu siswi di kelas Rara.

"Pak Dimas, Bu Mirna, selamat malam," sapanya dengan senyum profesional.

"Selamat malam, Ibu Felicia," balas Bu Mirna sopan, meski nada suaranya datar.

"Ibu tahu," ucap Ny. Felicia sambil melirik kiri kanan, "tahun ini seharusnya Anindya Zahra putri Mahesa masih dapat penghargaan siswa terbaik, ya?"

Karena dorongan lingkungan , Rara selalu ingin tampil bagus. jadi dia belajar keras untuk menjadi yang terbaik di kelasnya.

Karena itu Rara tahun lalu mendapatkan predikat dan tahun ini seharusnya seperti itu juga.

Pak Dimas mengangguk pelan. "Memang begitu, Bu. Prestasinya paling stabil selama tiga tahun terakhir. Meskipun... belakangan, anak itu agak tertutup."

"Tertutup? Atau malu karena latar belakang keluarganya terbongkar?" Ny. Felicia tertawa kecil, mengejek. "Yah, kita semua tahu, sekarang keluarganya sudah... ya begitulah."

Orang tuanya dalam kondisi yang menyedihkan di rumah sakit, perusahaan bangkrut, properti dijual, hutang keliling pinggang. bahkan sampai tiga menjual diri.

Ckckck, siswi semacam itu yang dijadikan pelajar teladan adalah hal yang sangat memalukan.

Ada jeda singkat. Bu Mirna menyipitkan mata, dia tahu keluarga Rara dalam kondisi yang tidak baik saat ini, namun itu bukan alasan untuk menghina orang.

Tapi ibu Mirna tidak berkata apa-apa pada akhirnya.

Ny. Felicia melanjutkan, kali ini suaranya lebih pelan namun penuh tekanan.

"Sebenarnya, saya bisa kok bantu sekolah. Saya bisa sumbangkan dana... cukup besar, untuk renovasi laboratorium. Asalkan, ya, penghargaan itu... dialihkan ke Clara, putri saya. Lagipula, kita harus bangga dengan siswa yang tidak hanya cerdas tapi juga... pantas secara sosial."

Puft...

Pak Dimas hampir tersedak minumannya.

"Maaf, Bu… itu bukan hal yang bisa diputuskan dengan uang."

Pak Dimas dan ibu Mirna masih kata apa-apa.Tapi sejujurnya mereka juga tidak terkejut kok.

Hal ini sudah biasa.

"Tentu, saya tahu," ujar Ny. Felicia tersenyum tipis. "Saya hanya menyampaikan kalau sekolah ini butuh dukungan finansial. Dan orang-orang seperti Rara… yah, anak-anak seperti itu memang berbakat, tapi apa mereka bisa membawa nama baik sekolah ini ke luar negeri?"

Beberapa guru saling bertukar pandang. Sebagian menahan komentar, sebagian memilih mengalihkan pandangan.

Bu Mirna akhirnya membuka suara, suaranya tajam namun tetap terkontrol.

"Bu Felicia, sekolah ini memang sekolah internasional, tapi kami tidak pernah diajarkan untuk menjual harga diri murid kami. Rara mungkin berasal dari keluarga menengah, tapi dia adalah salah satu siswa paling rajin dan mandiri yang pernah saya ajar."

Ny. Felicia tersenyum dingin.

"Kalau begitu, saya harap idealisme itu bisa bertahan... bahkan ketika donasi mulai menurun.Dia ingin lihat,apa yang terjadi selanjutnya.

Jika dia bertemu langsung dengan kepala sekolah, sekolah sekolah pasti akan berlutut di kakinya hanya demi donasi yang akan dia berikan.

CK, guru-guru di sini sangat bodoh.

Dengan itu, dia berbalik meninggalkan para guru yang masih terdiam.

Dan di tengah aula yang gemerlap, pesta masih berlanjut.

Namun nama Rara tetap menjadi topik panas, bukan hanya di antara siswa, tapi juga di kalangan orang dewasa yang merasa uang bisa membeli segalanya.

"Sombong, baru saja menjadi guru sudah sombong. padahal bisa saja Ibu Felicia memberikan donasi puluhan juta kan!"

"Hem, Jika saja kabar Ini didengar oleh kepala sekolah mungkin mereka akan dipecat, tunggu saja"

Setelah ditinggalkan oleh Ny. Felicia, para guru tetap berdiri di dekat meja prasmanan, memandangi sosok angkuh itu menjauh dengan gaun mahalnya yang berkilau.

Adapun pembicaraan diantara para wali murid jelas mereka mendengarnya. Tapi mereka para guru berusaha tutup telinga.

Pak Dimas menarik napas panjang.

"Kadang saya merasa... kita ini cuma pion dalam permainan yang lebih besar," gumamnya lirih.

Bu Mirna menoleh,dia masih tampak kesal.

"Rara itu murid yang luar biasa. Saya tahu betapa keras dia belajar. Bahkan ketika pulang sekolah, dia masih belajar,dia juga ikut kursus tambahan yang sebenarnya tidak dia mampu."

"Ya, tapi ini sekolah swasta Bu Mir. Kita tahu sendiri,kalau tidak ada donatur, tidak ada fasilitas. Dan tanpa fasilitas kita pun tidak akan digaji," sahut guru lain, Pak Beni, dengan suara getir.

Memang seperti itu lah guru guru di sekolah swasta.

Hening sejenak.

"Sungguh menyedihkan… bahwa murid seperti Rara harus dikorbankan hanya karena keluarganya sedang jatuh," lanjut Bu Mirna pelan.

Beberapa guru hanya bisa mengembuskan nafas panjang. Hari ini adalah hari yang baik tapi sebenarnya ternodai dengan pembicaraan-pembicaraan seperti itu.

Sementara itu di pintu utama aula, sesosok gadis berdiri tegak dengan senyum kecil di wajahnya.

Gaunnya sederhana, berwarna lembut, tanpa label mewah atau perhiasan mencolok. Tapi wajahnya berseri, dan rambutnya ia tata rapi dengan pita kecil sebagai hiasan.

Rara melangkah masuk perlahan, menatap sekeliling. Lampu kristal menggantung dari langit-langit, lantai dipenuhi karpet merah. Meja-meja dihiasi dengan bunga segar.

Para siswa tampak seperti bintang di karpet merah,semuanya mengenakan busana rancangan desainer.

Rara menegakkan bahunya.

Dia tahu... tempat ini mungkin tidak lagi menganggapnya bagian dari mereka. Tapi dia tidak datang untuk diterima. Dia datang untuk menutup lembarannya sendiri dengan bermartabat.

Dengan senyum kecil, dia menyapa seorang teman lama,

"Hai, Jess… kamu cantik malam ini."

Jesika namanya , meskipun tidak berteman akrab, tapi mereka juga saling sapa jika bertemu.

Namun saat ini Jess hanya memalingkan wajah, pura-pura sibuk memperbaiki gaunnya.

Rara bingung,kok seperti itu sih

Tapi Rara masih mencoba lagi.

"Fikri, apa kabar? Lama nggak ngobrol." katanya.

Tapi Fikri bahkan tidak menoleh.

 Dia hanya tertawa bersama gengnya dan seolah tak mendengar.

Rara kembali bingung, namun samar samar dia curiga dengan sesuatu.Tapi dia masih tidak mau berburuk sangka.

Satu per satu, dia mendekati beberapa wajah yang dulu pernah tertawa bersamanya,namun yang dia temui hanyalah punggung yang berpaling, tatapan yang enggan dan senyum sinis yang disembunyikan di balik gelas jus.

Lama kelamaan langkah Rara semakin pelan.

Senyum yang tadi begitu teguh perlahan luntur, tapi dia terus berjalan.

Jika mereka berteman karena uang,maka mereka memang tidak layak di jadikan teman.Orang orang seperti itu bisa di sebut kan sebagai sampah.

Sampah yang tidak perlu di pandang dua kali.

Menapaki aula megah itu, Rara seperti berjalan di tengah kerumunan asing yang tak lagi menyambutnya.

Dia terlihat menyedihkan di segala sudut tapi hanya Rara yang tahu jika di hati nya ada sedikit kelegaan tersendiri.

Kadang kesulitan hidup membuat kita tahu siapa yang tulus dan siapa yang tidak.

Tapi yang Rara tidak tahu bahwa di sudut ruangan, Bu Mirna dan beberapa guru memandangi semua itu dengan mata berkaca-kaca.

Kasihan.

Mungkin hanya mungkin,di tengah pesta yang penuh kepura-puraan itu, masih ada beberapa hati yang diam-diam menyayangkan betapa keadilan seringkali dikalahkan oleh kekayaan.

1
Wanita Aries
Duh gemess
Apa mngkin rara menghancurkan bisnis mereka sprt arya lakukan
Wanita Aries
Bagus thor, suka jalan ceritanya
🌻nof🌻
jadi ini target selanjutnya
🌻nof🌻
semoga segera terungkap kalau rara gak punya sugar glider 😂😂😂
Eni Leva
ceritanya bagus saya suka
🌻nof🌻
wah telak banget malunya
Wanita Aries
Awas lhooo kaget dan pingsan 😁
🌻nof🌻
wah pembalasan akan dimulai😂
🌻nof🌻
semoga mama padanya lekas sembuh
Dewiendahsetiowati
semoga dengan kejadian ini membawa Doni menjadi orang yang lebih baik lagi dan bertobat tidak sombong lagi.
🌻nof🌻
pelajaran yang sangat berharga
Dewiendahsetiowati
mampus kamu Doni,makanya jangan kacang lupa kulitnya.waktu susah dibantu giliran yang bantu susah malah dihina.
Disty Aulya Syamlan
dibalas kontan beserta bunganya
🌻nof🌻
bangkrut dalam semalam, mantap
Wanita Aries
Gmn doni rasanya bangkrut? Langsung dbayar kontan yaa
Dewiendahsetiowati
bagus Arya biar mantan temenmu laknat yang bernama Doni segera jadi gembel.
Wanita Aries
Mantap arya..
dasar si doni masa si rara mau dbeli emangnya barang🥴
🌻nof🌻
wih sombongnya
Wanita Aries
Semangat rara selesaikan semua masalah
🌻nof🌻
semoga deposito nya lancar dan bs diandalkan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!