Dendam Salah Arah

"Vanesa hamil"

Ucap Nova cepat ke arah Arldan

"Apa???"

Arldan jelas terkejut mendengar apa yang dikatakan Nova baru saja.

Tunggu, Vanesa hamil? Secepat itu?

"Kalian pernah berhubungan badan?"

Tanya Nova yang kini menatap wajah Arldan dengan serius.

"Itu"

"Pernah, Di jepang, Sebelum pulang ke Indonesia"

Jawab Arldan yang membuang pandangannya ke arah Nova.

Nova yang mendengar jawaban Arldan langsung mengepalkan tangannya, Rasa amarah langsung menyerangnya, Dia benar benar tidak tau jika Arldan dan Vanesa pernah menghabiskan waktu bersama, Terutama di Jepang saat dirinya berada di negara yang sama dengan pria itu.

Nova mencoba mengingat ingat, Kapan Arldan tidak menemuinya, Namun nyatanya pria itu hampir menghabiskan seluruh waktunya di Jepang dengannya. Kecuali hari itu, Saat mereka menyaksikan Vanesa sedang bersama seorang pria.

Hari itu Arldan meninggalkannya, Lalu kembali ke kamar mereka saat subuh.

Nova menatap wajah Arldan beberapa waktu, Dia tidak menyangka jika kekasihnya melewati malam panas saat itu sebelum kembali ke kamar mereka.

"Dari mana kau tau kabar ini?"

Tanya Arldan kemudian.

Dia pikir kenapa Nova lebih dulu mengetahuinya sebelum dirinya.

"Temanku dokter kandungan, Dia yang menangani Vanesa, Dan memberitahu aku jika usia kehamilan istrimu saat ini sudah 3 minggu"

Nova menjawab pertanyaan Arldan dengan cepat.

Sedangkan Arldan yang menyadari ucapan Nova langsung mengerutkan keningnya.

"Berapa usia kehamilan Vanesa?"

Tanya Arldan cepat yang berusaha memastikan pendengarannya.

"3 minggu"

Jawab Nova singkat.

Dan Arldan yang mendengar itu jelas saja langsung tersulut amarah.

Dia pikir bagaimana bisa usia kehamilan Vanesa menginjak 3 Minggu, Sedangkan mereka menghabiskan waktu bersama di malam itu tepat dua bulan yang lalu.

Tapi ini

"Jika kamu tidak pernah menghabiskan malam dengan istrimu setelah kembali dari Jepang, Maka artinya istrimu selingkuh Arldan"

Suara Nova menyadarkan pria itu.

Seketika Arldan mengepalkan tangannya, Rahangnya mengeras dengan matanya yang mulai memerah.

"Itu mustahil"

Tolak Arldan, Dia pikir selama ini Vanesa banyak menghabiskan waktu di rumah. Lalu bagaimana bisa wanita itu hamil dengan pria lain.

"Lihat ini"

Nova memberikan ponselnya, Membuat Arldan seketika merampasnya dan melihat apa yang ada dalam ponsel tersebut.

Dan saat itu matanya melihat sosok Vanesa yang terlihat di gendong dengan seorang pria masuk ke dalam kamar hotel.

Arldan membulatkan matanya melihat hal tersebut, Terlebih dia jelas mengenal pria yang bersama dengan istrinya. Pria itu adalah pria yang sama dengan pria yang Vanesa temui di Jepang.

"Tidak ada yang mustahil bukan? Bahkan kamu dan Vanesa berada di Jepang untuk menghabiskan waktu bersama, Dia masih bisa menemui pria lain, Lalu kenapa dia tidak bisa melakukannya saat kamu yang jelas jelas sibuk dengan perusahaan"

Ucap Nova yang kembali mengambil ponselnya.

Dia menarik senyum tipis di bibirnya, Sangat tipis sehingga Arldan tidak menyadari itu.

"Wanita sialan itu benar benar berani mengkhianati ku"

Teriak Arldan dengan suara menggelegar, Bahkan Nova cukup terkejut melihat kemarahan pria itu. Ini pertama kalinya dia melihat reaksi Alrdan yang mengerikan baginya.

"Akan ku bunuh dia bersama anak dari selingkuhannya itu"

Teriak pria itu kembali dengan wajah yang menggelap

****************

Di sisi lainnya.

"Pak cepat pak"

Bibi Sumi menepuk nepuk pundak tukang ojek di hadapannya.

"Sabar bu, Ini sudah cepat"

Timpal tukang ojek tersebut yang cukup kesal kepada wanita tua itu yang sejak tadi menyuruhnya menambah kecepatan motornya.

"Tolong saya pak, Ini benar benar gawat"

Ucap bibi Sumi yang kini menjatuhkan air matanya, Membuat tukang ojek tersebut terkejut ketika melihat bibi sumi yang menangis dari pantulan kaca spion motornya.

"Jangan nangis atu bu, Nanti orang orang mengira jika saya menculik ibu"

Tukang ojek tersebut tampak resah dia tidak tega melihat wanita tua itu menangis. Seolah melihat ibunya yang di kampung yang menangis karna perbuatannya

"Baiklah baiklah saya akan cepat, Jangan menangis bu"

Dan pada akhirnya tukang ojek tersebut menambah kecepatan motornya.

Bibi Sumi hanya diam, Pikirannya berkelana saat dia tiba di perusahaan majikannya tadi.

Ya wanita tua itu sudah tiba di perusahaan Santoso sejak tadi, Namun saat dia memegang handel pintu dan hendak masuk ke ruangan tuannya. Dia tanpa sengaja mendengar percakapan antara tuan Arldan dengan kekasih gelapnya.

Dimana nonanya di fitnah hamil dengan pria lain, Saat wanita ular itu mengatakan jika usia kehamilan nonanya baru menginjak 3 minggu itu jelas sebuah kebohongan. Sebab yang benar adalah usia kehamilan nona Vanesa nya sudah berusia 2 bulan.

Meski marah dan tidak terima jika nonanya di fitnah, Bibi Sumi memilih diam di tempatnya, Bersuara dan memihak Vanesa di depan ular itu hanya sia sia. Sebab yang akan mendapatkan kepercayaan tuannya adalah wanita ular itu.

Dan pada akhirnya bibi Sumi memilih diam di tempatnya, Kembali mendengar percakapan kedua orang itu.

Dan begitu dia mendengar suara tuan Arldan yang mengatakan akan membunuh nonanya dan bayi dalam kandungannya membuat tubuhnya gemetar takut.

Tanpa menunggu lagi bibi Sumi memilih pergi dari sana, Dalam pikirannya dia harus sampai di rumah lebih dulu sebelum Arldan untuk menyelamatkan Vanesa.

Dan tanpa bibi Sumi sadari kini motor yang dia tumpangi telah berhenti, Mereka sudah tiba di depan rumah keluarga Santoso.

"Ini pak, Lebihnya ambil saja sebagai ucapan terima kasih"

Ucap bibi Sumi yang mengeluarkan uang 50 ribu ke arah tukang ojek tersebut. Tanpa menunggu lagi wanita tua itu berlari masuk ke dalam rumah.

Matanya menatap sekitar, Mencari sosok nonanya saat ini. Dan tepat saat itu dia melihat Vanesa yang berjalan menuruni anak tangga.

"Bibi sudah kembali?"

Tanya Vanesa yang tersenyum melihat wanita tua itu.

Namun bibi Sumi tidak menjawab, Melainkan mendekatinya lalu menarik tangannya ke arah kamar miliknya.

Dia jelas saja tidak mengerti dengan reaksi dari wanita tua tersebut.

"Nona, Cepat pergi dari sini sebelum tuan Arldan datang"

Ucap bibi Sumi ke arah Vanesa setelah menutup pintu kamar wanita itu, Dia tentu saja tidak ingin pelayan lain mendengar perkataan mereka, Sebab mereka tau jika pelayan pelayan itu jelas orang orang Arldan.

Sedangkan Vanesa semakin di buat bingung dengan apa yang dikatakan bibi Sumi kepadanya.

Pergi? Dia akan pergi kemana? Lalu kenapa dia harus pergi sebelum Arldan kembali, Dia benar benar tidak mengerti situasi saat ini.

"Nona bibi akan menjelaskannya dengan singkat, Karna nona tidak punya banyak waktu"

Sahut bibi Sumi kembali dengan gelisah, Dia cukup takut jika Arldan kembali dan nonanya belum pergi dari sini.

"Wanita itu, Nona Nova memfitnah anda hamil pria lain, Mengatakan jika usia kehamilan anda baru menginjak usia 3 minggu, Lalu dia memiliki bukti foto yang saya tidak tau, Tapi saat tuan melihat itu tuan Arldan marah besar"

Jelas bibi Sumi dengan cepat yang membuat tubuh Vanesa menegang